Kagebunshinojutsu..
Blaamm !..
Sakura-chan !
Narutoooo ... !
Sraaaaakkkkkkkk ...
Blusshhh ..
..
"Sakura-chan?" Naruto berlari menghampiri Sakura yang tengah terkulai lemas karena bantingan dari dari Kisame.
Sakura mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan, emerlardnya mulai bisa melihat Naruto yang kini tengah mencemaskan keadaannya.
"Naruto" ujarnya lirih.
"Sakura-chan, syukurlah kau telah sadar."
Sakura mencoba untuk bangun menjadi posisi duduk, emerlardnya terbelalak saat di lihatnya kini di sekitarnya tampak berdiri bangunan bangunan tinggi raksasa.
"Naruto, dimana ini?"
"Eh?" Naruto membalikan badannya, dan,-
"Kyaaaaaaa..."
Dengan cepat Naruto dan Sakura terhempas ke samping karena baru saja mesin beroda empat hampir saja menabrak keduanya.
"Benda apakah itu? Apa itu kutchiyose Akatsuki?" Naruto memasang pose bingung,
"Naruto, sepertinya kita berada dalam genjutsu Itachi." Sakura menimpali.
"Apa? Genjutsu? Tch.. Bagaimana kita keluar dan terlepas dari genjutsu ini Sakura."
"Kita harus mencari jalan keluarnya Naruto."
Naruto mengangguk, keduanya akhirnya berjalan untuk mencari sebuah jalan keluar.
Hallo Mina-san, bertemu lagi dengan saya.. kali ini merupakan penggabungan dua dunia shinobi dan juga masa kini, jika di cerita fict saya yang The world exchanges, Sasuke yang terjebak di jaman dulu, sedangkan di cerita ini Sakura dan Naruto yang terlempar ke masa depan ketika keduanya melawan Itachi dan Kisame.
Hinata disini sangat OOC sekali, saya mengambil dari karakter the movie 6, penasaran dengan ceritanya? Mari kita simak kelanjutan ceritanya di TKP.
Selamat Membaca
~Lavenderviiolletta~
"ILUSION"
.
by: Lavenderviolletta
Naruto by : Masashi Kishimoto
.
[Hinata H. x Sasuke U. ]
.
[Sakura H. x Naruto N. ]
.
Romance
.
.
.
WARNING
(OOC, Miss TYPO)
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Tiiiddd...tiiidddd ...
.
Seperti biasa , Sasuke setiap paginya menjemput Hinata untuk pergi ke kampus bersama, Setelannya yang notabene fashionable, membuat Sasuke semakin terlihat lebih perfeksionis, dia mengenakan celana jins berwarna biru tua, T-shirt berwarna hitam dan di pandu dengan Jaket Nike berwarna putih dengan sepatu sport berwarnakan sama dengan jaketnya, ia melepaskan handsfree yang melekat di telinganya ketika wanita seksi di hadapannya datang menghampirinya, yah.. Hinata Hyuuga, wanita bersurai indigo itu selalu tampak seksi di keseharian hidupnya, pagi ini Hinata mengenakan rok mini sependek 15 cm diatas lutut, dengan balutan tangtop berwarna ungu ketat dan jaket jins berwarna biru tua senada dengan warna rok mini jins nya, rambutnya tergerai sepinggang, pulasan blush on di pipi nya yang putih, dan lipstik berwarna merah tampak mencolok, hal itu menjadikannya glamour, namun tetap cocok dan terlihat semakin cantik.
"Semakin hari rok mu semakin pendek." Sasuke berkomentar.
"Diam lah, dan jalankan saja mobilnya dengan benar."
"Hinata, kau terlalu mengobral pahamu yang putih dan mulus itu, sungguh sangat di sayangkan" Kembali Sasuke beragrumentasi.
"Tch. Apa maksudmu? Belum menjadi pacarku saja kau sudah sangat cerewet sekali Sasuke."
"Lalu, kapan kau bisa menerimaku menjadi kekasihmu? Sudah cukup lama aku menunggumu Hinata."
Hinata menguap mendengar Sasuke selalu dan selalu menanyakan hal yang sama.
"Topik pembicaraanmu selalu membosankan."
Sasuke hanya bisa diam, dia selalu mengalah pada Hinata, yah jika tidak, Hinata selalu meledak ledak dan mengamuk, dan hal itu paling di takuti oleh Sasuke, dia takut, Hinata marah padanya, sangat tak menginginkan hal itu terjadi.
..
...
"Kyaaaaaa...!"
Hinata menjerit saat Sasuke hampir saja menabrak dua manusia berkostum aneh.
"Tch.. Sial." Sasuke segera berlari untuk melihat korban yang nyaris di tabraknya.
"Eh?" Sasuke membulatkan matanya saat ia melihat dua manusia berkostum ninja yang menurutnya aneh tengah berjongkok di depan mobil ferrari mewahnya.
"Sasuke-kun." Sakura terbelalak. Matanya berbinar, ia tak percaya bisa bertemu dengan Sasuke di dunia yang menurutnya aneh ini.
"Ahhh temeee.. Akhirnya, kau tau kita berada dalam genjutsu Itachi, kita harus keluar dari sini teme."
Naruto terlihat senang, saking senangnya ia tak mengontrol perkataannya dan terus menyerocos ria.
"Sasuke, mereka tidak terluka kan? Aku tak ingin masuk penjara Sasuke, jika mereka mati kau saja yang di penjara, aku tak mau tau." Hinata yang tiba-tiba datang membuat Naruto dan juga Sakura kembali membelalakan matanya.
"Hinata-chan." Ucap Sakura dan Naruto bersamaan.
Hinata memandang keduanya aneh. "Apa? Kau dengar Sasuke, dua orang aneh ini baru saja menyebutkan namaku."
"Hn, ku rasa mereka mengalami gangguan jiwa."
"Kau benar, kostumnya bahkan terlihat sangat aneh." Hinata melipat kedua tangannya di dada.
"Tapi anehnya, mereka mengenali kita, dan lagi baru saja manusia berambut pirang itu menyebutkan nama Itachi."
Naruto dan Sakura tampak kebingungan melihat Hinata dan juga Sasuke saling berbisik dan menatap mereka dengan tatapan aneh.
"Hei,, Hinata, Sasuke apa yang kalian lakukan? Dan kenapa kalian berpakaian aneh seperti ini? Dan ohh Sasuke, kau mempunyai kutchiyose baru yah? Ajari aku untuk mempunyai kutchiyose seperti ini." Naruto memperhatikan mobil Sasuke dengan gerakan-gerakan anehnya, membuat Hinata dan Sasuke memandang keduanya bingung.
"Sasuke-kun, Naruto benar, kita harus segera keluar dari genjutsu Itachi."
Kembali Sakura mengeluarkan suaranya.
"Bagaimana kalian bisa mengenal kita, sedangkan kita tak mengenali kalian sama sekali, manusia aneh."
"Ehh? Sakura tercekat.
"Heii temee .. Bicara apa kau? Kau tidak mengenali kami?"
"Hn."
"Hinata-chan, apa yang terjadi padamu dan Sasuke."
Hinata mengamati Naruto dari ujung kaki hingga ujung rambut, "kau tampan juga, siapa namamu?"
"Ehh? Naruto membulatkan matanya, "apaa? Kau tak mengenaliku?"
"Apa yang kau bicarakan Hinata? Mengajak berkenalan pada orang aneh dan bahkan bodoh seperti dia.
"Diamlah Sasuke."
"Hinata-chan, kau tak mengenali kami juga?" Sakura membuka mulutnya. Dan hanya gelengan kepala yang di dapat Sakura sebagai jawaban dari Hinata.
"Kita sudah sangat terlambat Hime." Sasuke menarik tangan Hinata, mengajaknya menaiki mobilnya kembali.
"Ehh?" Sakura dan Naruto kembali membulatkan matanya saat mendengar Sasuke memanggil Hinata dengan sebutan Hime dan juga dengan Sasuke yang memegang tangan Hinata erat.
"Sasuke, kita tidak bisa membiarkan mereka disini, tidak kah kau merasa kasian pada mereka.?" Hinata memajang wajah puppy eyes nya, mencoba meluluhkan hati Sasuke, Sasuke tau Hinata menginginkan sesuatu, "apa yang kau inginkan?" To the point Sasuke langsung menanyakan apa motif Hinata untuk menolong mereka, yang padahal Sasuke sangat tahu sifat Hinata yang tak mau repot dan enggan menolong.
"Kita harus membawa mereka bersama kita Sasuke-kun."
Sasuke berdecih, akhirnya ia tahu apa motif di balik bujuk rayuan Hinata dan juga err,- tumben sekali wanita judes bersurai indigo ini memanggilnya dengan embel-embel "Kun?" Sudah jelas, Hinata menginginkan sesuatu.
"Kau gila Hinata, lupakan saja ide bodohmu itu, kita sudah sangat terlambat, kau tau aku ada presentasi hari ini."
"Sasuke-kun, ayolaahh.. Bolos kuliah satu hari ini tidak apa kan?
Wtf? Sasuke benar-benar tidak habis fikir dengan Hinata, bagaimana mungkin dia menyuruhnya untuk tidak masuk kuliah disaat ia harus presentasi untuk kelulusan mata shiitt.. Ini semua gara-gara dua mahluk aneh yang ada di hadapannya sekarang. Gerutunya dalam hati.
"Tidak bisa Hinata, apa kau sudah gila."
"Sasuke, kau keras kepala sekali sih? Universitas itu adalah milik keluargamu, kau bisa lulus tanpa harus mengikuti presentasi, dan lagi kejeniusan otakmu mampu mendapat nilai sempurna tanpa presentasi bodoh itu kan."
Sasuke mengacak rambutnya gusar, dan lagi bagaimana bisa Hinata mengatakan presentasi penting itu adalah presentasi bodoh? Hah .. Sasuke benar-benar kesal ..
Melihat Sasuke dan Hinata bertengkar, Naruto mulai mengerti duduk permasalahannya, segera ia mengeluarkan bunshin untuk menjadi Sasuke.
Kutchiyosenojutsu..
Blamm ,..
"Ehh?" Hinata dan Sasuke terbelalak,
"Sas- Sasuke kau ada dua." Hinata menganga kaget.
"Bagaimana bisa kau,-"
"Nah, sekarang sudah bisa diatasi kan?"
"Tidak .. Tidak .. Kau bodoh, bagaimana bisa kau menjadi cloninganku dengan otakmu yang bodoh, kau hanya akan merusak presentasiku, tidak .." Sasuke menolak mentah-mentah, membuat Naruto menghilangkan kembali cloningannya.
Hinata menggigit jarinya, dia berfikir bagaimana agar Sasuke mau menuruti perkataannya, "Sasuke, jika kau mau menolong mereka, kita akan berkencan." Hinata berbisik di telinga Sasuke, memberikan penawaran.
"Tidak mau." Sasuke menjawab ketus, membuat Hinata mengembungkan pipinya kesal. "Kecuali, jika kau berani menciumku di depan mereka." Sasuke menyeringai evil. "Kau mesum." Hinata blushing, membuat Sasuke terkekeh. "Itu terserah padamu, Hinata." Hinata tampak berfikir, tak ada cara lain, mungkin untuk kali ini ia harus mengalah, perlahan Hinata melingkarkan tangannya di leher Sasuke dan menciumnya lembut, Sasuke menyeringai dalam ciumannya, ia membalas ciuman Hinata, dan memeluk pinggang Hinata erat, memperdalam ciuman keduanya.
Naruto dan Sakura terbelalak melihat adegan hot Hinata dan juga Sasuke yang tengah berpagutan mesra, Sakura membuang muka, ia meneteskan air matanya, hatinya sangat sakit,, setelah kepergian Sasuke dari konoha beberapa taun lalu, dan kini ia bertemu dengan Sasuke di dunia aneh yang menurutnya adalah genjutsu dari Itachi, dan harus melihat Hinata berpagutan mesra dengan pria yang sangat di cintainya. Naruto melirik Sakura, dia dapat melihat Sakura yang tengah terisak.
"Sakura-chan, kenapa menangis? ini hanya genjutsu, jika kau seperti ini, kita akan menjadi lemah."
Sakura menghentikan tangisannya, ada benarnya juga perkataan Naruto, bukankah ini semua hanya ilusi? Lalu kenapa ia menangis?
..
...
"Lalu? Apa rencanamu?" Tanya Sasuke pada Hinata di tengah-tengah kemudinya. Hinata melirik Naruto dan juga Sakura yang duduk di belakang. "Kita harus membelikan mereka pakaian Sasuke, tidak mungkin kita membiarkan mereka memakai pakaian seperti itu kan?" Sasuke mengangguk, ia melajukan mobilnya menuju sebuah mall besar yang ada di kota Tokyo.
..
...
"Waahh.. Tempat apa ini? Apakah ini sebuah genjutsu juga?" Naruto tampak bingung, begitu juga dengan Sakura, keduanya tampak celingukan di belakang Hinata dan Sasuke.
"Harusnya kita membiarkan mereka menunggu di mobil saja." Ucap Sasuke ketus.
"Tapi kita tidak tau ukuran baju mereka kan? Berhentilah mengeluh, sebaiknya kau bantu aku memilihkan baju untuk mereka."
Sasuke memilih milih baju untuk Naruto, mencoba untuk menuruti perkataan Hinata.
"Sakura-chan, kemarilah."
Sakura mendekati Hinata, ia tampak bingung dengan drees berwarna merah muda yang di berikan Hinata padanya.
"Kau ingin aku memakai ini?"
Hinata mengangguk, "cobalah disana Sakura-chan, aku akan menunggumu disini." Hinata menyuruh Sakura untuk mencoba baju yang di pilihkannya, Sakura mengangguk, ia memasuki fitting room dan mencobanya disana.
..
Di fashion cowok, Sasuke tampak kesal dengan Naruto yang cerewet dan susah di atur.
"Aku tidak mau pakai yang ini teme."
"Kalau begitu coba yang ini."
"Apa ini terlalu gelap? Kulitku gelap tak sepucat kau."
"Warna kulitmu tan, bukan gelap, baka !"
Naruto mencoba memilih milih bajunya sendiri, "Hei teme, ku rasa ini cocok untuk ku." Naruto tersenyum senang, ia memasuki ruang fitting room untuk mencobanya.
..
"Waahh kau cantik Sakura-chan." Hinata memuji Sakura, rona merah menjalar di pipi putihnya saat Hinata memujinya.
"Hinata-chan, tapi ini terlalu pendek dan terlalu terbuka." Sakura mencoba menarik narik roknya yang pendek 5cm diatas lutut, membuat Hinata terkikik melihatnya.
"Sakura-chan, kau lihat? Rok miliku lebih pendek 10cm dari rok yang kau pakai, tapi aku santai saja, kau hanya belum terbiasa."
"Tapi,-"
Hinata memutarkan tubuh Sakura hingga menghadap cermin.
"Kau lihat? Cantik kan?"
Sakura mengangguk, "Arigatou Hinata-chan."
"Hei ini belum selesai, mhh .. Rambutmu tampak kusut, kita harus ke salon untuk merapihkannya."
"Salon? Apa itu?"
"Aahh .. Kau akan tau setelah berada di sana, sekarang ayo kita temui Sasuke dan juga Naruto-kun."
...
"Bagaimana Temee?" Naruto berkacak pinggang dengan senyum mataharinya memamerkan T-shirt berwarna kuning cerah yang di pakainya.
"Kau terlihat mencolok." Balas Sasuke datar.
"Kau tampan Naruto-kun, warnanya sangat cocok untukmu." Hinata menimpali, membuat Sasuke berdecih sebal.
"Arigatou Hinata-chan, wah Sakura-chan, kau cantik sekali."
Sakura tersenyum sipu, dia melirik Sasuke namun Sasuke tak melihatnya, pria berambut raven itu lebih asik bermain dengan ponsel berukuran 5x8 inci itu. Membuat Sakura kecewa, padahal Sakura sangat berharap Sasuke memujinya sama halnya dengan Naruto, namun sepertinya sia-sia, jangankan untuk memuji, meliriknya saja tidak. Sakura menundukan kepalanya, dia tersenyum miris.
"Naruto-kun, kau harus melepas ikat kepalamu." Hinata mendekati Naruto mencoba untuk melepaskan ikat kepala, namun dengan cepat Naruto menangkisnya, "Gomene Hinata-chan, aku tak bisa melepasnya, ini melambangkan Shinobi Konoha, jika aku melepasnya, berarti aku telah berkhianat pada konoha." Perkataan Naruto membuat Hinata memiringkan kepalanya bingung.
"Kau harus bisa menyesuaikan kau sedang berada dimana sekarang, kalau kau terus memakainya, jangan salahkan kita jika polisi menangkapmu karena di sangka orang gila."
"Apa se menyeramkan itu kah!?" Sakura melepaskan ikat kepalanya, "Sakura-chan." Naruto terdiam melihat Sakura tersenyum.
"Tidak apa-apa Naruto-kun, Tsunade-sama pasti akan memaklumi keadaan kita saat ini." Ujar Sakura, membuat Naruto melepaskan ikat kepalanya juga.
Sasuke berdiri, ia mendekati Hinata seraya berbisik di telinganya, "Sekarang apa lagi rencanamu? Ku harap kau tak melakukan hal bodoh." Hinata mendorong tubuh Sasuke yang menghimpitnya. "Sudah waktunya makan siang, kau tau tempat yang enak untuk lunch di sekitar sini?" Sasuke berdecih, "baiklah." Ucapnya .. Hinata tersenyum mendapati Sasuke berjalan meninggalkannya.
..
...
"Kau ingin makan apa?" Sasuke bertanya seraya menatap lurus kedepan, Hinata berbalik, melihat Naruto dan juga Sakura di kursi belakang yang tengah melihat-lihat melalui jendela.
"Naruto-kun, Sakura-chan, kalian suka makan apa?"
"Rameenn .. Aku sangat lapar Hinata-chan."
Hinata tersenyum, "Sakura-chan, bagaimana denganmu?"
"Aku mengikuti Naruto saja." Ucapnya malu-malu.
"Sasuke, kita mencari resto ramen yah, ku dengar di persimpangan depan ada resto ramen yang terkenal, kita ke sana saja bagaimana?"
"Terserah kau saja."
..
...
.
Ferrari merah Sasuke terparkir indah di depan restoran ramen di kota Tokyo, mereka ber empat segera memasuki restoran itu untuk mengisi perut mereka yang lapar, Sakura duduk di samping Hinata, Naruto dan Sasuke duduk bersebrangan dengan mereka dengan posisi Sasuke yang berada di depan Hinata dan Naruto yang berada di depan Sakura.
"Baiklah, kalian mau minum apa?"
"Coffee late." Sasuke menjawab cepat.
"Sasuke, apa tidak aneh rasanya setelah makan ramen kau minum kopi?"
Sasuke menatap Hinata datar, "terserah kau saja." Lagi Sasuke menuruti perkataan Hinata, membuat Hinata terkikik geli. "Ahh baiklah, bagaimana dengan jus tomat saja, pilihanku baguskan Sasuke?" Hinata mengedipkan sebelah matanya centil, membuat Sasuke tersenyum tipis, "aku senang kau tau kesukaanku."
...
"Itadakimas.." Naruto segera melahap ramen jumbo yang di pesannya, "Hinata-chan, aku boleh nambah lagi kan? Kalau aku masih lapar?"
"Tentu saja, pesanlah sepuasnya."
"Waahh,, arigatou Hinata-chan, ramennya lebih enak dari ramen Ichiraku yah."
"Hm, Sakura-chan, boleh aku bertanya sesuatu." Hinata memulai topik pembicaraan yang serius.
"yah, tentu saja Hinata-chan."
"Sakura, sebenarnya kau dan Naruto berasal dari mana?"
"Hinata-chan, kenapa bertanya seperti itu? Bukankah kita berasal dari Konoha? Kau benar-benar tidak ingat?"
"Ku rasa kita berbeda dunia, mungkin kalian berasal dari masa lalu, dan ini adalah masa depan."
"Eh?" Naruto, Hinata, dan juga Sakura bersamaan.
"Sasuke, bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?." Hinata menatap Sasuke heran.
"Mereka mengatakan bahwa mereka adalah Shinobi, dan lagi, mereka berkata bahwa kita ada di dunia mereka, itu artinya, saat ini adalah masa depan untuk mereka, dan kita yang di kenal mereka adalah masa lalu kita yang sekarang berengkarnasi di masa depan."
"Rengkarnasi?" Sakura mengulang perkataan Sasuke.
"Hn."
"Jadii kalian,-"
"Yah, aku dan Hinata sekarang, bukanlah Sasuke dan Hinata yang kalian kenal di jaman dulu, mungkin rengkarnasi kalian juga ada di jaman ini." Ucap Sasuke sambil menyedot jus tomatnya.
"Sakura, jika kau berasal dari masa lalu, dan mengetahui kehidupanku seperti apa di jaman itu, bisakah kau ceritakan seperti apa aku di masa lalu?"
"Uhuk.. Uhuk.." Sakura tersendat mendengar pertanyaan Hinata, dia meminum jus nya untuk menenangkan tenggorokannya.
"Gomene, Hinata-chan, kau sangat berbeda dengan kau di masa lalu."
"Eh? Benarkah? Seperti apakah itu?"
"Kau sangat pemalu, sangat anggun dan lemah lembut, kau juga sangat baik, suka menolong dan pemaaf. Dan lagi merupakan putri bangsawan dari klan Hyuuga, apakah namamu Hinata Hyuuga?"
Hinata mengangguk, "kau benar, margaku adalah Hyuuga dan ayahku adalah Hiashi."
"Gomene, Hinata di masa lalu selalu mengenakan pakaian yang tertutup dan berdandan polos."
Glek.. Hinata menelan ludah.
Sasuke tertawa mentah, ia sangat puas dengan perkataan Sakura.
"Diam Sasuke !" Hinata menggebrak meja kesal, membuat Sasuke menghentikan tawanya.
"Kau harusnya malu pada masa lalu mu." Sasuke kembali terkekeh.
"Kau pikir masa lalu mu bagus ehh?"
"Sakura, bagaimana dengan masa lalu ku?"
Sakura tertunduk, ia meremas drees nya kuat, seolah berat menceritakan kehidupan Sasuke yang merupakan orang yang sangat di sayanginya.
"Sasuke-kun,-" Sakura terdiam, tak mampu melanjutkan kata-katanya.
"Kenapa dengan kehidupanku di masa lalu Sakura?"
"Kau itu menyebalkan teme, sifatmu di masa lalu dan sekarang sama saja, tak ada yang berubah." Naruto menjawab ketus.
"Tch, bukankah itu bagus." Sasuke terkekeh.
"Sasuke-kun, kau meninggalkan desa dan menjadi penghianat, kau melupakan teman-temanmu untuk mencari kekuatan, berguru pada Orochimaru agar mendapatkan kekuatan lebih, semua orang mengejarmu, tapi kau terus berlari semakin jauh, semakin sulit untuk di temukan, hingga kau menjadi jahat dan masuk ke dalam akatsuki."
"Kau dengar, kau bahkan mempunyai masa lalu yang buruk." Balas Hinata ketus.
Sasuke terdiam, "seperti itu kah masa lalu ku?" Dan hanya di balas anggukan oleh Sakura.
OoooO
"Kau ingin aku mengantarkanmu ke manshion Hyuuga, atau ke apartemenmu?"
"Ke apartemen saja, aku akan membawa Sakura bersamaku, jika aku membawanya ke rumahku, aku takut semua orang terlalu banyak bertanya, dan itu sangat merepotkan."
"Hn."
"Sasuke, kau bawa Naruto bersamamu yah?"
Ckiiittt... Sasuke mengehentikan mobilnya mendadak.
"Apa?"
"Yahh, membawa Naruto tinggal bersamamu? Ada yang salah?" Hinata menatap Sasuke heran.
"Heii, hal gila apa lagi sekarang? Kau ingin aku membawa orang bodoh ini bersamaku dan mengacau di rumahku begitu?"
"Lalu? Apa Naruto-kun harus tinggal di apartement bersamaku? Baiklah jika memang itu maumu, aku akan membawa keduanya bersamaku."
Sasuke mencerna perkataan Hinata, "apa tadi katanya? Naruto akan tinggal satu atap dengan Hinata? Hinata akan menyimpan pria di apartementnya? Sasuke berdecih sebal, mau tak mau ia harus membawa Naruto tinggal bersamanya, mungkin ini hal buruk, namun akan lebih buruk lagi jika Hinata satu atap dengan Naruto, di tambah lagi keseharian Hinata yang selalu mengumbar aurat dengan pakaian-pakaian seksinya, No..no.. Sasuke tak ingin itu terjadi, dia sangat tidak rela Naruto menonton keindahan tubuh Hinata setiap hari.
"Baiklah, Naruto akan tinggal bersamaku." Jawab Sasuke pasrah,
.
..
.
#Apartemen Hinata
Hinata terkikik geli saat Sakura memandang takjub bangunan mewah yang ada di hadapannya saat ini, emerlard Sakura mengabsen setiap orang yang berlalu lalang di loby, "Hinata-chan, kenapa bisa ada disini? Bukankah tadi kita di bawah? Apa ini semacam teleportase?" Hinata menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Sakura, ini namanya lift." Dan Sakura hanya bisa membulatkan mulutnya mendengar penuturan singkat Hinata, Sakura kembali memiringkan kepalanya tak mengerti saat Hinata mengeluarkan sebuah card dan di masukannya ke dalam sebuah lubang pintu apartement sehingga menjadikan pintunya terbuka, "Ayo Sakura-chan." Sakura kembali di landa takjub dengan ruangan yang ada di apartemen mewah ini, dia tengah asik mengamati ruangan, "Sakura-chan, disini hanya ada satu kamar dan satu tempat tidur, kau tidak keberatan jika harus tidur denganku kan?" Hinata berkata seraya membuka buka kan tirai apartement nya sehingga membuat cahaya matahari masuk ke dalam ruangan melalui jendela.
"Tentu saja Hinata-chan, gomene merepotkanmu."
..
.
.
#Manshion Uchiha
"Waaahh temee... rumah mu besar sekali."
"Ku harap kau bisa menjaga sikapmu selama berada di sini, jika tidak, aku akan menendangmu ke jalanan."
"Tenang saja teme.. aku bisa membantumu membereskan rumahmu yang besar ini dengan bunshinku."
"Tch.. Baka." Apakah mahluk kuning ini tak melihat adanya banyak maid di istana Uchiha ini? Pikirnya.
"Aku serius, aku juga tidak mau menumpang gratis padamu."
"Baguslah jika kau sadar."
Naruto terus membuntuti Sasuke, mengikuti kemana Sasuke pergi membawanya, kediaman Uchiha sangat mewah dan besar, jika tak membuntuti Sasuke alhasil dia pun akan tersesat sendiri. "Otouto." Suara berat Itachi membuat Naruto dan juga Sasuke menghentikan langkah keduanya. Naruto membulatkan matanya saat dia melihat Itachi tengah berdiri angkuh di lantai dua dengan tangan yang di lipat di dada, Itachi mengenakan blezer panjang selutut berwarna hitam, dan celana jins berwarnakan sama dengan blezernya. Itachi memandang Naruto dan juga Sasuke yang ada di bawahnya dengan pandangan datar dengan memakai kontak lens berwarna merah darah.
"Tch.. Itachi brengsek !"
Buugghhhhh... !
"Eh?"
"Tch."
Naruto dengan cepat melompat dengan teleportasenya dan meninju Itachi yang tengah berdiri di atas hingga Itachi tersyngkur, Sasuke yang melihat aksi Naruto yang melompat dengan cepat hanya bisa membukatkan matanya takjub, benar-benar shinobi pikirnya. sedangkan Itachi dia hanya bisa berdecih kesal sambil mengelap tetesan darah yang keluar di ujung bibirnya yang tipis.
"Keluarkan kita dari genjutsumu brengsekk !"
Buuuuggghhhhhhh !
Praaanngggggg !
Kembali Naruto meninju Itachi kasar, Itachi kembali tersungkur, tubuhnya menubruk lemari kaca hingga ia ambruk dan terbatuk batuk. Sasuke berlari cepat menaiki tangga, menghentikan hal bodoh yang dilakukan Naruto.
"Rasengaaaaannnnnnnn !"
"Hentikan Naruto... !" Sasuke berlari tepat di hadapan Itachi, bermaksud melindunginya. Melihat Sasuke berada di hadapannya Naruto segera menghilangkan rasengannya.
Buugghhhhhh... !
"Teme !"
"Sudah ku bilang jangan lakukan hal bodoh, apa kau masih tak mengerti hah ?!" Sasuke memukul Naruto dengan tinjunya kasar, Naruto berdiri dari jatuhnya akibat pukulan Sasuke, ia hanya memandang Sasuke heran saat Sasuke membantu Itachi berdiri.
"Teme, kau harus hati-hati dia akan mengaktifkan mangekyu dengan sharingannya."
Itachi berdiri perlahan di bantu oleh Sasuke, Sasuke yang mendengar penuturan Naruto yang menurutnya bodoh hanya bisa menggerutu kesal, jika bukan karena Hinata, sudah ditendangnya manusia bermata Shappire pembuat onar ini.
"Baka Otouto, siapa dia uhuk.. uhuk.." Itachi terbatuk kembali,
"Dia temanku."
"Kenapa dia memukulku?"
"Apa? Kau bilang kenapa? Itu karena kau membuatku terjebak dalam genjutsumu hingga aku dan Sakura berada di dunia yang aneh ini, Sasuke.. kau menjauh darinya, tidak kah kau lihat? Dia tengah mengaktifkan Sharingan."
"Apa maksudmu dengan sharingan? Dan berhenti mengoceh atau kau akan ku tendang ke jalanan."
"Sasuke? kau tidak lihat matanya? Apa kau benar-benar bodoh hah ! menyingkir Sasuke, dia akan mencelakaimu."
"Argghhhh..." Sasuke mengacak rambutnya kesal, kenapa harus bertemu dengan mahluk ini, dan kenapa juga Hinata menyuruhnya untuk tinggal di rumahnya, Sasuke benar-benar prustasi, dia tau Hinata tak pedulian, apalagi pada orang yang tak di kenalnya, tapi kenapa, pada Sakura dan Naruto Hinata justru baik sekali, Sasuke menggeram kesal. Ingin dia melempar Naruto dari rumahnya saat ini juga, tapi bagaimana dengan Hinata.
Itachi melepaskan kontak lens nya, "Maksudmu ini?" ujarnya pada Naruto.
"Eh? Kau mencopot matamu sendiri?" Naruto menganga kaget, Itachi di sini lebih berbahaya, dia bahkan bisa melepas matanya sendiri pikirnya, benar-benar mengerikan.
"Baka Otouto, ku rasa temanmu ini gila."
Tak menjawab pertanyaan Itachi, Sasuke hanya memandang Itachi datar.
"Jadi karena ini, dia memukulku tiba-tiba, tch.. dia berada pada zaman apa hingga tak mengetahui kontak lens." Itachi terkekeh.
"Aku tau kau punya rencana busuk brengsek ! aku tau kau dan Akatsuki mempunyai sebuah rencana untuk menghancurkan desa kan?"
Sasuke menupuk jidatnya, dan lagi sepertinya Naruto benar-benar membuatnya prustasi.
Itachi kembali terkekeh mendengar perkataan Naruto yang menurutnya aneh, "Karena temanmu ini gila, aku memakluminya dia telah memukulku, dan Sasuke, ku harap kau segera membawanya ke rumah sakit jiwa sebelum gangguan jiwanya lebih fatal." Itachi menepuk pundak Sasuke dan meninggalkan keduanya.
TBC
Silahkan tinggalkan kesan dan pesan anda di kotak review...
See you the next chap.. Arigatou Minna...
Lavenderviolletta
