Title : Nappeun Hoobae
Main Cast : Byun Baekhyun. Park Chanyeol.
Other Cast : EXO's Members and other
Main Pair : ChanBaek
Genre : School Life, Romance, Drama, Friendship, Yaoi
Rating : T
Length & Type : Chapter
.
.
.
WARNING! BOY X BOY! YAOI! TYPO!
.
.
.
DON'T BASH
DON'T PLAGIAT
.
.
.
SUMMARY
Basket adalah impian Baekhyun sejak kecil. Lewat basket, ia menemukan teman dan sahabat. Lewat basket ia menemukan kasih sayang. Dan lewat basket pula ia menemukan seseorang yang berarti baginya.
Baekhyun itu kapten basket yang angkuh dan serampangan, berbanding terbalik dengan Park Chanyeol sang ketua OSIS yang sangat dikagumi. Lalu apa alasan Baekhyun menolak pesona Park Chanyeol? Apa karena mereka berdua sesama jenis?
.
.
.
Chapter 1
Sports Olympiad
.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring dari speaker di setiap sudut kelas membuat para penghuninya bersorak-sorai bak mendengar lonceng surga.
Semua segera membereskan barang mereka dan bergegas pulang terkecuali beberapa orang yang ada di organisasi OSIS.
Sang ketua OSIS pun kelihatan baru keluar dari kelasnya sambil menggendong tas dan segera menuju ruang OSIS.
Dinginnya udara di tengah terik matahari pun tak ia hiraukan. Musim dingin mulai datang dan ia harus menyiapkan sesuatu untuk itu.
Ia terus melangkahkan kaki panjangnya menuju ruang OSIS yang berada di gedung barat sekolahnya yang luar biasa luas ini.
Lalu tiba-tiba seseorang datang dari belakang dan merangkul pundaknya dengan tingkah (sok) akrab.
"Hilangkan kebiasaanmu, Oh Sehun" tegur namja berparas tampan itu sambil tetap menatap ke depan.
"Tck! Sensi sekali" balas namja bername tag 오세훈 (Oh Se Hun) itu dengan malas, "jadi, apa yang kau rencanakan untuk tahun ini?" Tanya Sehun dengan mata berbinar.
"Kau dengarkan saja nanti dirapat" jawab sang ketua OSIS itu dengan santai membuat Sehun mendengus.
Tak lama kemudian mereka sampai didepan ruang OSIS dan segera masuk kedalamnya dan ternyata yang lain juga sudah ada disana.
"Maaf terlambat" ujarnya sambil menyimpan tas di bawah kursi kebesarannya.
Sehun pun duduk di sebelah kanannya sedangkan di sebelah kiri terdapat seorang namja berwajah lembut yang sudah siap dengan segala alat tulisnya.
Mereka duduk di sebuah bangku yang lebih mirip meja hakim di pengadilan hanya saja bedanya di depan meja tersebut terdapat papan kecil yang bertuliskan mulai dari kanan ; 'Wakil Ketua Osis' - 'Ketua Osis' - 'Sekretaris'
"Baik, kita langsung saja ke intinya" ujar si ketua Osis itu to the point, "seperti biasa, Hiri Senior High School selalu mengadakan acara penutupan tahun di musim dingin setiap tahunnya dengan acara yang beragam dari tahun ke tahun dengan penggunaan piala bergilir. Seperti yang kita tahu, tahun lalu sekolah kita mengadakan lomba karya ilmiah yang melibatkan berbagai Senior High School serta Junior High School di Seoul. Jadi, apa yang akan kita selenggarakan pada tahun ini intuk mengisi acara tahunan? Tentunya harus lebih menarik dari tahun kemarin, bukan?" Tutur ketua Osis tampan itu panjang lebar di akhiri dengan permintaan pendapat pada rekan-rekan sejawatnya.
"Maaf Chanyeol sunbae! Bagaimana kalau kita mengadakan olahraga berkuda!" Usul seorang namja yang duduk di barisan kedua dari depan, Kim Myung Soo.
Sang ketua Osis yang kita ketahui bernama Park Chanyeol itu terlihat mempertimbangkan usul dari Myungsoo yang menjabat sebagai salah satu tim inti di Osis.
"Maaf, tapi menurut ku jika olahraga berkuda hanya akan memerlukan sekurangnya 2 hari. Hari pertama kualifikasi dan di hari kedua final. Itu terlalu singkat" sangkal yeoja cantik yang duduk di barisan paling belakang, Son Naeun.
"Jika boleh mengusulkan, bagaimana jika sama seperti tahun kemarin?" Koar Lee Hyung Sik.
"Peraturannya ; tak boleh menyalin ide tahun sebelumnya" celetuk namja berkacamata yang bukannya terlihat culun justru terlihat menawan, Kim Jong Dae.
Ruang rapat pun kian menjadi ricuh gara-gara celetukan namja berkacamata itu membuat Chanyeol malah memijat pangkal hidungnya.
"CUKUP!" Gertak Chanyeol kesal. Ia sudah cukup pusing dengan pelajaran hari ini ditambah lagi suara berisik anak buahnya yang tak bisa diam. Ia bukan seorang penyabar, okay?
"Chanyeol-ah, bagaimana jika kita mengadakan olimpade olahraga saja? Kita bisa mengadakan olahraga basket, volley ball, tenis, panahan, bowling, atau golf sekalipun dan tentunya berkuda juga masuk kesana" usul Suho yang bernama asli Kim Joon Myeon yang menjabat sebagai sekretaris di Osis.
Chanyeol kembali memasang wajah berfikir untuk mempetimbangkan usulan Suho barusan dan dirasanya usulan itu bagus juga.
"Sports Olympiad ya?" Gumam Chanyeol sambil mengelus dagunya dengan wajah cool membuat para yeoja anggota Osis merona melihat betapa tampannya wajah ketua Osis nya itu.
.
.
.
Park Chanyeol benar-benar gila!
Itulah yang di fikirkan hampir 95% anggota Osis.
Bagaimana tidak? Ketua Osis yang sialnya tampan itu menyuruh semua anak buahnya untuk menyiapkan semua persiapan untuk Sports Olympiad nanti dalam kurun waktu kurang dari 1 minggu. Tch! Sialan! Memangnya segampang itu? Untung saja dia tampan, kalau tidak, sudah habis ia jadi sasaran demo anggotanya.
Hell No! Dia fikir semudah membalikan telapak tangan, huh? Mereka bahkan belum membuat proposal untuk kepala sekolah. Seharusnya kan proposal dibuat beberapa bulan sebelum acara. Mendapat tanda tangan kepala sekolah itu susah! Yea.. mungkin tidak sesulit itu jika Chanyeol yang memintanya, toh sekolah ini miliknya.
Lalu masalah sponsor? Baiklah, mungkin tanpa sponsor juga acara mereka akan tetap berlangsung karena dana sekolah tak akan pernah habis. Tapi tetap saja sponsor di butuhkan.
"Shit! Kenapa dia begitu seenak jidatnya!" gerutu Kris dengan wajah muram.
Matanya sudah terasa perih ketika dipaksa harus tetap terbuka menatapi layar komputer di depannya. Sial sekali ia harus membuat proposal dalam satu hari. Sialan juga Suho malah menyerahkan tugas membuat proposal ini pada mereka, padahal kan yang sekretaris adalah Suho. Aish! Pria itu malah beralasann bahwa dirinya sibuk membuat surat undangan untuk di sebar. Kenapa tidak menyerahkan tugas itu pada Kris saja dan dia sendiri yang mengerjakan proposal. Dasar!
"Gēgē aku tidak sanggup! Mataku sudah perih" rengek namja bermata panda dengan bentuk bibir yang so damn sexy, Huang Zi Tao.
"Kau pikir mataku tidak perih? Aku juga merasakannya, Tao-ya. Tapi ini tidak bisa ditunda. Proposal ini harus selesai besok" jawab Kris pada Tao yang duduk di sebelahnya.
"Chanyeol gē tega sekali sih! Kenapa mendadak seperti ini" umpat Tao tanpa menyadari jika orang yang tengah di umpatnya sekarang sudah berada di belakangnya.
"Jangan banyak mengeluh, Tao sayang. Kerjakan saja" ujar Chanyeol nyaris berbisik di antara telinga Tao dan Kris membuat keduanya kaget dan langsung menoleh ke belakang.
"C-Chanyeol / Gēgē? " Ucap keduanya gugup.
"K-kenapa kau belum pulang?" Tanya Kris terbata.
"Hanya ingin mengawasi kinerja anak buahku. Lagipula aku masih punya tanggung jawab dengan tidak meninggalkan anak buahku yang masih bekerja" jawabnya santai kemudian memberikan dua cup coffee di depan Kris dan Tao.
Kris dan Tao menatap dua cup coffee hangat itu dengan tatapan -kenapa-dia-memberikan-ini-?-
"Agar mata kalian terjaga" tutur Chanyeol dengan ekspresi yang menyebalkan kemudian menepuk kedua bahu temannya itu seakan menyalurkan semangat lalu pergi meninggalkan mereka di laboratorium komputer untuk kembali menyusun proposal.
Setelah mengecek kedua namja China itu, uri Chanyeol langsung pergi ke lapangan indoor dimana beberapa staf Osis ia suruh untuk menyulap tempat itu agar nyaman dan meriah.
Lapangan indoor sekolah Hiri itu sangat luas sekali karena setiap bidang olahraga punya part nya masing-masing. Tidak seperti di sekolah lain yang biasanya lapangan indoor itu dipakai menjadi lapangan serba guna yang menyatu.
Ada juga gedung untuk panahan dan beladiri. Kolam renang nya juga sangat besar. Untuk itu lah yang bersekolah di Hiri itu pasti hanya orang-orang berada karena uang pembangunannya sangat mahal.
Dan apa yang Chanyeol lihat ketika ia memasuki lapangan indoor sungguh membuat ia ingin mencekik Kim Jong Dae alias Chen yang sudah membuat lapangan indoor nya seperti menjadi tempat untuk ulang tahun anak TK.
"KIM JONG DAE!" Teriaknya dengan suara bass yang menggema didalam gedung berisi 4 lapangan luas itu.
Chen yang tengah memeriksa kerja anak buahnya pun lantas kaget dan menoleh pada sosok ketua Osis nya yang luar biasa tampan itu.
"Ya?" Sahutnya polos sedangkan anak buahnya yang lain sudah meneguk ludah gugup.
Sejak awal mereka itu tak setuju jika Chen menyulap lapangan ini menjadi seperti di pesta ulang tahun anak-anak tapi apa daya Chen itu ketua bidang seksi acara jadi mereka harus menurut saja.
Yang membuat Chanyeol berang itu adalah balon-balon berwarna menjijikan yang dipasang di setiap sudut ruangan tepat di langit-langit.
"Kemari kau!" Titah Chanyeol kesal dan Chen langsung menghampiri Chanyeol dengan wajah innocent nya.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" Tanya Chen polos.
"'Apa ada yang salah' katamu? Kau fikir ini acara apa, Chen! Yang benar saja! Oke, aku masih terima untuk pita-pita dan spanduk yang entah kapan kau buat itu, tapi tidak untuk balon dengan warna-warna yang menggelikan itu Chen!" Omel Chanyeol sambil mengusap wajahnya kasar.
"Eum.. kufikir konsepnya bagus. Fresh dan enak di pandang" jawab Chen sambil melihat 'hasil karya' nya.
"Turunkan balon-balon itu. Aku tidak mau tahu!" Desis Chanyeol dengan urat-urat kasat mata di kening seksi nya kemudian meninggalkan lapangan indoor yang kini dipenuhi teriakan panik dari staf Osis selain Chen dan mereka mulai sibuk menurunkan balon-balon konyol itu.
"Astaga. Padahal aku memesan balonnya khusus" desah Chen kecewa.
.
.
.
Beberapa hari kemudian pihak Hiri sudah mampu mengirim surat undangan pada pihak sekolah lain untuk mengikuti sports olympiad itu.
Termasuk ke Seoha Junior High School, ㅡsekolah swasta terfavorit dan terelit di distrik Gangnam bahkan di Seoul.
DUK
DUK
DUK
Suara bola yang di dribble serta suara decitan sepatu anak club basket kini memenuhi semua sudut gedung gymnasium.
Di tengah lapangan, 4 orang remaja pria tengah bermain basket dengan seragam yang sama serta keringat yang sudah bercucuran.
Di bangku cadangan, ada 2 orang cadangan yang hanya memperhatikan mereka atau bahkan sekali-kali mereka diminta masuk dan menggantikan salah satu dari pemain utama.
Di dekat kedua pemain cadangan itu juga ada seorang namja yang tengah memegang clip board sambil sesekali menulis sesuatu di kertas yang terselip di papan itu ketika mengamati pergerakan anak club basket yang tengah bermain.
Seharusnya mereka yang tengah bermain itu ada 5 orang namunㅡ
"Ada yang tahu kemana pergi nya si kapten kita itu?" Tanya namja yang memegang clip board dengan tatapan jengah dan sedikit penekanan saat bicara.
Permainan langsung terhenti dan mereka serempak menoleh pada sang manager yang kelihatan kesal dan jengah.
"Kami bahkan tak melihatnya sejak bubar sekolah" jawab namja bernomor punggung 06, Ten.
"Tck. Semuanya berkumpul disini!" Perintahnya yang langsung membuat anak club basket yang merupakan tim inti ini merapat kepada sang manager.
"Ada hal penting, hyung? " Tanya namja bernomor pungguh 05, Mark Lee.
"Senin depan kita akan mengikuti olimpiade basket di Hiri Senior High School. Acara ini cukup bergengsi jadi kita harus serius berlatih. Event ini merupakan event tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Hiri. Kita wajib mengikutinya. Dan ini adalah tahun terakhir bagi kapten kita untuk mewakili Seoha dan tahun terakhir juga bagiku bisa mengurus kalian karena tahun depan aku dan dia masuk SHS" jelas sang manager dengan wajah serius.
"Dan kita wajib memenangkannya kan hyung?" Sambung Mark dengan wajah berseri-seri.
"Ya tapi kita bermain bersih. Aku tidak ingin kalian menghalalkan segala cara untuk menang. Ingat! Aku tidak pernah mengajarkan kalian untuk itu" peringatnya membuat anak-anak tim inti itu mengangguk mengerti.
"Lalu bagaimana dengan Baekhyun hyung? " Tanya si nomor punggung 09, Lee Jaehyun.
"Dia urusan ku. Kalian lanjutkan berlatih, aku akan mencarinya. Lagipula aku yakin meski tidak berlatih, kemampuannya akan tetap sama bahkan cenderung bertambah kuat" jawabnya yakin kemudian berlalu begitu saja sedangkan mereka kembali melanjutkan acara main basket nya. Kali ini semuanya bermain, tidak ada yang duduk di kursi cadangan.
.
.
.
Semua tempat di Seoha sudah ia datangi untuk mencari keberadaan Baekhyun dan ia benar-benar tak menyangka jika ternyata Baekhyun berada di taman belakang sekolah dengan keadaan tidur di bawah pohon. Seperti anak SD saja.
"Baekhyun" panggilnya sambil menghampiri sosok kapten tim basket yang ia urus.
"Byun Baekhyun!" Panggilnya lagi ketika Baekhyun masih tak menyahut.
Ia pun mengguncang bahu Baekhyun kesal membuat namja bermata sipit itu perlahan membuka matanya.
"Kyungsoo.." ujarnya pelan sambil menguap lebar.
Kyungsoo menepuk dahinya sendiri dengan kesal, "Byun Baekhyun! Kau tahu kan ini jadwal latihan! Kenapa kau malah tidur, bodoh!" Maki Kyungsoo kelewat kesal.
Baekhyun masih menguap kemudian menatap Kyungsoo dengan tatapan datar sedatar-datarnya, "apa? Kau mau apa? Aku malas" jawab Baekhyun seenak mulutnya dan kejadian selanjutnya benar-benar membuat Baekhyun langsung membuka matanya secara full.
Kyungsoo menjewer telinganya dan memaksanya untuk berdiri.
"HYAAAAA~ LEPASKAN KYUNGSOO! SHIT! INI SAKIT!" Teriak Baekhyun sambil berusaha melepas tangan Kyungsoo namun namja bermata bulat itu tetap tak melepas jewerannya.
"Hey, Byun Baekhyun! Ayo ke ruang latihan!" Kyungsoo akhirnya menyeret Baekhyun dengan cara menjewernya sampai ke gedung barat tempat dimana gymnasium nya berada.
Untung saja ini sudah jam pulang dan sekolah sudah sepi jadi Baekhyun tak perlu menanggung malu karena ulah Kyungsoo padanya.
Anak-anak tim inti club basket melongok ketika melihat Baekhyun datang dengan diseret oleh Kyungsoo, parahnya lagi Kyungsoo menjewer telinga nya.
"YAA! SAKIT!" Pekik Baekhyun membuat gedung barat bergetar akibat teriakan membahana nya.
"Itu akibat karena kau membolos saat jam latihan!" Maki Kyungsoo setelah melepas jewerannya.
"WOOOOAAAH! Kyungsoo hyung jjang!" Teriak Mark histeris layaknya seorang fan girl.
Baekhyun mendengus tak terima terhadap kelakuan Mark, "Dasar! Kau memihakku atau memihaknya sih?" Tanya Baekhyun tak terima dan Mark hanya memamerkan cengiran tanpa dosa nya. Itu hanya sebuah gertakan, mana tega Baekhyun benar-benar marah pada anak blasteran itu.
"Baekhyun, kita akan mengikuti olimpiade di Hiri hari senin depan. Jadi, berlatih lah, kapten!" Ucap Kyungsoo dengan menekankan kata 'kapten' nya.
"Oh.. oh.. oh Kyungsoo sayang, aku tak perlu berlatih untuk itu" balas Baekhyun sambil mengibaskan tangannya santai.
Tiba-tiba saja bola melayang dari arah belakang Baekhyun tapi seolah mengetahui, Baekhyun langsung berbalik dan menangkap bola itu.
"Wah, refleks Baekhyun hyung bagus juga" cengir si nomor pungguh 03 ㅡLee Taeyongㅡ sambil tersenyum tanpa dosa.
"Dasar kau!" Amuk Baekhyun yang lantas melemparkan bola basket yang ia pegang kembali ke arah Taeyong.
.
.
.
Hari olimpiade pun datang dan tim basket dari Seoha sukses masuk ke babak semi final. Semua tim juga merasa risih akan kehadiran tim Seoha yang ternyata begitu tangguh.
Banyak juga yang merasa terpesona akan kecantikan dari sang kapten tim juga dari sang manager.
Kadang para namja penyuka sesama jenis atau yang sekedar iseng saja akan bersiul ketika Baekhyun dan Kyungsoo lewat bersama tim mereka dan saat itu Baekhyun akan bilang "cih! Menjijikan!"
"Baek, kau bisa berkuda kan?" Tanya seorang namja yang tiba-tiba berlari ke arah mereka dengan wajah penuh peluh dan panik.
"Huh? Bicara apa kau?" Tanya Baekhyun dengan gaya serampangannya.
"Kumohon.. Winwin cidera. Dia jatuh dari kuda nya barusan dan kita tak punya cadangan. Kita hanya punya kau!" Ujarnya panik.
"Apa? Kau ingin membuat kapten kami cidera juga, huh? Tidak! Baekhyun hyung kemari untuk main basket! Bukan ikut lomba berkuda!" Tentang Ten marah.
Namja di hadapannya itu langsung ciut dan hanya menatap Baekhyun dengan tatapan memohon.
Yang lain juga saat ini tengah sibuk mengikuti lomba lain.
Seoha JHS juga mengirimkan perwakilan di semua bidang. Kalau Baekhyun tidak salah, olimpiade olahraga ini terdiri dari olahraga basket, volley ball, tenis, tenis meja, berenang, bulu tangkis, futsal, berkuda, panahan dan wall climbing.
"Baiklah, aku akan menggantikan Winwin" jawab Baekhyun membuat semua anggota tim termasuk sang manager menganga tak percaya.
"Baek, tapiㅡ"
"Jangan khawatirkan aku!" Potong Baekhyun cepat kemudian melangkah mengikuti namja yang tadi memintanya menggantikan Winwin tanpa menghiraukan anggota tim basket nya. Ia sungguh tak keberatan jika harus ikut lomba berkuda. Lagipula pertandingan tim basketnya yang selanjutnya masih cukup lama.
"Astaga! Bagaimana jika dia juga terluka!" Gerutu Kyungsoo yang sudah risih.
"Baekhyun hyung pasti akan baik-baik saja" ujar Jaehyun tenang.
"Kalian pergi lah ke lapangan tempat bertanding dan perhatikan cara main lawan. Aku harus menyusul Baekhyun" ujar Kyungsoo sambil merapatkan mantelnya kemudian berlari kecil ke arah Baekhyun pergi tadi.
Musim dingin terasa semakin dingin maka dari itu pihak Hiri mengadakan pertandingan di lapangan indoor karena tak mungkin mereka mengadakan pertandingan di lapangan outdoor dengan resiko para pemain akan menderita hipotermia akibat cuaca yang sangat dingin.
Kyungsoo sangat khawatir pada Baekhyun saat ini. Kenapa Baekhyun itu seenaknya sendiri sih?
.
.
.
"Tidak Chanyeol! Kau diam saja! Kau tinggal memantau saja! Tak perlu turun tangan juga!" Cegah Kai ketika Chanyeol memaksa ingin jadi panitia pertandingan basket.
"Kau berisik sekali! Kubilang aku ingin jadi panitia" keukeuh Chanyeol yang sudah bersiap menarik Jinhwan, Jinhwan hari ini bertugas sebagai salah satu diantara 3 panitia yang menilai tentang pertandingan basket di lapangan indoor.
"Tapi kau ketua Osis, Chan! Jangan konyol! Lagipul kau pasti sibuk"
"Apa masalahmu, huh? Kalau kubilang ingin maka harus!"
Kai pun menghela nafas tanda menyerah membuat Chanyeol sontak mengembangkan senyum penuh kemenangan nya.
"Dasar kau keras kepala!" Gerutu Kai yang duduk di sebelah Chanyeol sebagai panitia juga.
Chanyeol tak menaggapi ucapan Kai barusan dan kini malah sibuk memperhatikan permainan basket tingkat SHS yang tengah berlangsung di lapangan.
"Chanyeol" panggil Kris dari arah belakang yang tengah berlari kecil ke arahnya.
"Hm?" Balas Chanyeol tanpa melepas pandangannya dari permainan basket.
"Kepala sekolah mencari ketua Osis." Ujar Kris serius dan Chanyeol hanya menanggapinya enteng.
"Suruh saja Sehun." Jawabnya datar membuat Kris berdecak kesal.
"Yang dia cari itu kau Chanyeol! Apa susahnya sih kau pergi temui dia" omel Kris dengan tampang kesal.
Chanyeol menghela nafas sebal kemudian bangkit dari kursi panitia dengan sedikit kasar membuat Kai dan Yixing yang menjadi panitia serta Kris yang berdiri di belakangnya menatap Chanyeol heran.
"Tak usah marah-marah, Yeol" tegur Yixing ㅡLayㅡ dengan nada suara lembut namun dasar Chanyeol sedang kesal, ia pun mengabaikannya dan memilih pergi.
BRUK
Chanyeol bertabrakan dengan seseorang yang akan masuk kedalam lapangan indoor ketika dia akan keluar.
"Mianhamnida sunbaenim" ucap seseorang yang barusan bertabrakan dengan Chanyeol sambil membungkuk dalam.
"Gwaenchanha" balas Chanyeol kemudian terburu-buru pergi karena ingin segera menemui kepala sekolah. Lebih cepat urusannya selesai akan lebih baik.
"Kau tak apa Taeil-ah?" Tanya Mark dengan raut khawatir.
"Tidak apa-apa" jawab Taeil sambil tersenyum lembut.
"Eh.. eh.. yang barusan itu ketua Osis Hiri kan?" Tanya Ten sambil melihat ke arah belakang dimana tadi disana Chanyeol berdiri.
"Benarkah?" Sahut Jaehyun terdengar kaget.
"Hm, aku melihat di tanda pengenalnya. Namanya Park Chanyeol kalau aku tidak salah lihat"
Mereka pun menggedikan bahu kurang peduli kemudian berjalan menuju tribun penonton untuk melihat pertandingan sambil menunggu giliran main.
.
.
.
"Terimakasih Baekhyun-ah. Berkat kau sekolah kita juara" ujar Zico yang merupakan ketua club berkuda Seoha.
"Tch. Lagipula piala-piala itu untuk dipersembahkan pada ayahku" decak Baekhyun sambil memasang wajah angkuh kemudian melepas perlengkapan berkuda yang melekat di tubuhnya, baru setelah itu dia melengos pergi bersama Kyungsoo tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia bahkan tadi memakai seragam basket nya untuk berkuda. Aneh.
"Aku tak tahu jika kau sangat berbakat mengendalikan kuda" ujar Kyungsoo yang lebih terdengar seperti sebuah sindiran.
"Tentu saja! Aku ini multitalenta tahu!" Balas Baekhyun seraya menyombongkan diri.
Kyungsoo mendecih kemudian menggeplak pantat Baekhyun membuat empunya kaget, "multitalenta pantatmu!"
"HYAAAA! Jangan menyentuh salah satu barang berharga ku bodoh!" Amuk Baekhyun kesal namun Kyungsoo hanya menggedikan bahu nya tak peduli.
Mereka pun pergi ke lapangan indoor untuk bergabung dengan yang lainnya.
.
.
.
"HYUNG!" Teriak Mark sambil melambai cepat ke arah Baekhyun yang tengah memegang bola di area lawan dengan 2 orang bertubuh tinggi yang mem-block jalannya.
Karena sudah terdesak, Baekhyun pun mengover bola nya pada Mark namun sayang lemparan bola nya terlalu rendah sehingga lawan dapat menangkapnya.
"Shit!" Umpat Baekhyun sambil berusaha merebut bola dari lawan yang tubuhnya sedikit lebih tinggi darinya.
Saat ada kesempatan, Baekhyun pun merebut bola nya dan kembali menguasai lapangan seakan lapangan adalah miliknya sendiri.
Dia menggiring bola hingga sampai ke depan ring lawan dan melempar nya dengan telak hingga mencetak angka yang membuat tim basket Seoha unggul dari tim lawan.
Wasit pertandingan pun meniup peluit dan tangannya menunjukan gesture huruf 'T' dan pertandingan pun di jeda untuk beberapa menit.
"Baek, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Kyungsoo khawatir mengingat jika tadi seseorang dari tim lawan menyenggol dengan sengaja bagian tulang rusuk Baekhyun.
"Kau seperti baru mengenalku saja" jawab Baekhyun dengan nada ketus seperti biasanya.
"Hehh" desah Kyungsoo dengan bola mata yang berputar jengah.
"Aku ingin kita melakukan pergantian posisi" ujar Baekhyun sarat akan perintah.
"Baekㅡ"
"Aku tak suka di bantah Kyungsoo!" Potong Baekhyun dengan mata mengintimidasi.
"Tapi kau harus fikirkan yang lain"
"Kalian keberatan?"
Krik
Krik
Krik
Lalu mereka serempak tersenyum bodoh yang menandakan mereka menurut saja. Sebenarnya cukup repot juga jika posisi mereka dalam permainan di random karena mereka sudah punya tugas masing-masing namun karena itu adalah keinginan Baekhyun maka itu adalah perintah mutlak bagi mereka.
Peluit kembali berbunyi nyaring menandakan permainan sudah kembali dimulai.
Tim Seoha pun kembali lagi ke lapangan dan memulai pergantian posisi seperti apa yang di inginkan Byun Baekhyun, kapten mereka yang sangat keras kepala dan tak suka di bantah.
Baekhyun melakukan teknik dribble crossover melalui celah kakinya untuk mengelabui lawan main kemudian melakukan bounce pass ke belakang dimana Taeyong berdiri disana.
Taeyong menerimanya dengan baik kemudian mengembalikan bola pada jangkauan Baekhyun karena ia mengerti jika barusan hanya umpan saja agar lawan menjauh dari nya dan terfokus pada Taeyong.
Sejauh ini permainan masih si kuasai oleh kapten tim basket Seoha hingga pada saat Baekhyun akan melakukan slam dunk dan ia bersiap moloncat tapi tiba-tiba saja seseorang dari tim lawan menabrak tubuhnya membuat Baekhyun terjatuh dengan posisi kaki yang tidak seimbang.
"ARRRGGHHH!" Teriak Baekhyun kesakitan ketika ia merasakan kaki kanannya terkilir dan permainan pun dihentikan sejenak.
Anak-anak dari tim Seoha termasuk sang manager pun jadi panik melihat keadaan Baekhyun yang seluruh wajahnya sudah memerah ditambah erangan sakit sambil memegangi pergelangan kaki nya.
Tidak hanya itu, para panitia pun ikut panik dan mengerubuni Baekhyun.
Petugas kesehatan dari Hiri pun datang membawa blankar dan menaikkan Baekhyun kesana.
Kyungsoo baru saja akan mengikuti petugas yang membawa Baekhyun pergi namun seseorang menahan lengannya.
"Biar aku saja. Aku penanggung jawab disini" ia menunjukkan kartu panitia nya tapi itu tetap tak dapat mengurungkan niat Kyungsoo untuk mendampingi Baekhyun.
"Tapi akuㅡ"
"Tetap lanjutkan permainan!" Teriaknya pada wasit kemudian menatap Kyungsoo datar, "aku akan menjaganya" ujarnya kemudian berlari mengikuti para petugas kesehatan yang membawa Baekhyun ke ruang UKS Hiri.
Setelah sampai di UKS, Baekhyun di pindahkan ke ranjang UKS dan dokter yang bertugas disana langsung memeriksa keadaan Baekhyun.
Wajah Baekhyun mengeluarkan keringat sebesar biji jagung, matanya terpejam dan ekspresi nya seperti menahan sakit, rintihan pilu terdengar lirih dari celah bibir tipisnya.
"Apa yang terjadi, Chanyeol-ah?" Tanya si dokter cantik itu sambil memeriksa pergelangan kaki kanan Baekhyun yang sudah membengkak dan tulangnya sedikit agak menonjol, sepertinya tulang pergelangan kaki Baekhyun sedikit bergeser.
"Dia terjatuh saat bermain basket" jawab Chanyeol tanpa melepas pandangannya dari wajah Baekhyun.
"Lebih baik dia dibawa ke rumah sakit untuk melakukan X Ray. Aku takut pergelangan kakinya dalam kondisi lebih parah dari yang aku bayangkan" ujar sang dokter membuat Chanyeol mengerutkan keningnya.
"Apa cidera nya parah?" Tanya Chanyeol dan sang dokter hanya menggeleng lemah.
"Sepertinya begitu. Kita harus memastikannya. Tulang pergelangan kakinya sepertinya agak bergeser dan mungkin juga ada yang patah."
"Astaga" gumam Chanyeol dengan raut wajah kaget.
Ia baru tahu jika jatuh saat bermain basket dapat mengakibatkan patah tulang.
"Tolong bawa dia ke ambulance Chanyeol-ah"
Chanyeol mengangguk kemudian mendorong ranjang yang di tempati Baekhyun hingga ke luar UKS.
Orang-orang baik itu siswa SHS atau JHS menatap penuh keingin tahuan ketika ranjang blankar Baekhyun di dorong hingga memasuki ambulance.
Chanyeol pun ikut masuk kedalam mobil ambulance dan mobil itu kini melaju cepat ke rumah sakit Seoul.
.
.
.
Baekhyun merasa kepalanya benar-benar pusing dan seluruh tubuhnya terasa pegal dan nyeri apalagi di pergelangan kaki kanannya.
Samar-samar ia dapat mendengar obrolan 2 orang yang berada di ruangannya ketika dia berusaha untuk membuka mata sipitnya.
"Jadi dia benar-benar cidera parah?"
"Bisa dibilang begitu, dokter bilang dia perlu istirahat untuk satu minggu penuh. Dan untuk pemulihan cideranya sebaiknya dia tidak melakukan aktivitas yang akan membuat kakinya sakit kembali seperti basket untuk 4 bulan kedepan"
"Astaga! Dia tak mungkin dapat melakukannya. Dia..."
"Eungh.." lenguh Baekhyun yang membuat obrolan kedua namja dengan perbedaan tinggi yang cukup mencolok itu terhenti.
"Baekhyun" panggil si namja bermata bulat dengan wajah cemas.
"Kyung.." panggil Baekhyun dengan suara yang agak serak, "dimana aku?" Tanya Baekhyun khawatir.
"Kau di rumah sakit Baek"
"Rumah sakit?" Tanya Baekhyun yang masih agak linglung kemudian ia teringat jika sebelum ia pingsan, ia terjatuh di lapangan dan kakinya terasa benar-benar sakit lalu ia dibawa ke UKS dan entah apa yang terjadi tiba-tiba dia kembali dibawa oleh ambulance, setelah itu tak ada lagi yang ia ingat, "bagaimana dengan pertandingannya?" Tanya Baekhyun langsung berubah panik seakan tak menunjukan bahwa dia baru saja bangun dari pingsan nya.
"Jangan khawatir, kita menang. Juara 1" jawab Kyungsoo setenang mungkin.
Biasanya ia akan bersikap cerewet dan berlaku sebagai manager galak nan judes namun ketika Baekhyun terbaring di ranjang rumah sakit seperti ini tentu saja membuat dirinya khawatir.
Sejahat-jahatnya dia pada Baekhyun, ia tetap menyayangi Baekhyun karena Baekhyun adalah temannya sejak mereka masih balita. Dimulai dari saat mereka masih suka berebut mobil-mobilan dan ingusan sampai sekarang mereka remaja beranjak dewasa.
Baekhyun membuang muka kemudian menoleh pada sosok lain yang berdiri di belakang Kyungsoo.
Kyungsoo mengikuti arah pandang Baekhyun kemudian berdehem sesaat, "dia ketua Osis Hiri. Park Chanyeol sunbaenim"
"Aku tidak bertanya" balas Baekhyun ketus sambil memasang wajah angkuh andalannya sedangkan Kyungsoo meringis gemas lalu berbalik pada Chanyeol dan membungkuk untuk minta maaf.
"Maafkan dia sunbaenim. Dia memang begitu" ujar Kyungsoo sambil tersenyum tak enak dan hanya dibalas senyum maklum dari Chanyeol.
"Tidak apa" jawab Chanyeol membuat Baekhyun berdecih keras.
Chanyeol menatap Baekhyun dengan tatapan yang sulit di artikan. Mungkin Chanyeol merasa heran pada Baekhyun, baru pertama kali ini dia menemukan anak kecil 'yang seperti' Baekhyun.
'neon bulgongpyeonghae. igijeogin geoni (geumanhae) neoui nun neoui ko neoui ibeun bwado bwado gyesok yeppeul geoniㅡ'
Kyungsoo langsung mengambil ponselnya didalam saku jaketnya kemudian mengangkat telepon dari ibu nya.
"Ne eomma?"
"..."
"Mwo? A-aku akan segera kesana"
Kyungsoo langsung menutup sambungan teleponnya dengan wajah panik.
"Sunbaenim, maaf aku titip Baekhyun. Dah Baek~" lalu Kyungsoo pergi begitu saja membuat Baekhyun rasanya ingin meneriaki Chanyeol yang kini berada di ruang rawatnya.
Demi 1000 biji berlian milik ayahnya! Kenapa Kyungsoo meninggalkan dia dan menitipkannya pada namja yang bahkan tak ia kenal ㅡdan tak ingin ia kenal.
Tak lama setelah kepergian Kyungsoo, tuan Choi datang dengan setelan jas formalnya. Sepertinya ia langsung pergi kemari dari kantor ketika mendengar putra sulung dari atasannya masuk rumah sakit.
"Tuan muda, anda tidak apa-apa?" Tanya tuan Choi yang membuat Baekhyun mendengus geli.
"'Tidak apa-apa' apanya? Kalau aku baik-baik saja maka sekarang aku tak akan berada disini!" Jawab Baekhyun dengan nada ketus nan sinis yang membuat tuan Choi terdiam kemudian matanya menangkap kaki Baekhyun yang di gips menandakan jika kaki itu tidak baik-baik saja. Yahh, seharusnya dia tidak bertanya seperti itu pada si sulung keras kepala ini karena sudah jelas anak itu selalu dapat membalikan perkataan orang lain dengan sinis.
Choi muda itu menghela nafas kemudian menatap tuan muda nya prihatin. Lalu ia menoleh pada sosok Chanyeol yang tak ia kenal.
"Maaf. Anda siapa?" Tanya tuan Choi sopan.
"Aku ketua panitia Hiri SHS, aku merasa bertanggung jawab makanya aku mengantarnya kemari" jawab Chanyeol sambil membungkuk singkat.
Tuan Choi yang sudah tahu jika Baekhyun mengikuti olimpiade basket di Hiri pun mengangguk mengerti.
"Terimakasih sudah mau repot-repot mengantar doryeonim" ujar tuan Choi sambil tersenyum manis membuat lesung pipi nya terlihat jelas.
"Apa dia tak akan datang?" Tanya Baekhyun sambil memalingkan muka nya ke arah lain dan menatap lurus tembok rumah sakit itu dengan gurat sedih seakan sudah tahu jawaban apa yang akan keluar dari mulut si Choi itu.. Tatapannya kosong dan mengerikan namun jika dilihat lebih seksama maka kau akan melihat binar yang redup di mata sipit nan indah milik Baekhyun.
"Mianhamnida Doryeonim, tuan besar bilang beliauㅡ"
"Aku tak mau dengar alasannya lagi" potong Baekhyun cepat dan dingin.
Namja berparas tampan yang memiliki nama Choi Siwon itu menghela nafas kemudian menatap tuan muda nya dengan lekat.
Ia juga prihatin pada nasib kedua tuan muda nya, khususnya pada si sulung Baekhyun karena dilihatnya si bungsu ㅡRenjunㅡ tidak terlalu mempedulikan soal perhatian ayahnya.
Ia sudah sering menjadi wali Baekhyun sejak Baekhyun masih SD hingga sampai saat ini. Tak pernah sekalipun tuan Byun mendatangi rapat orang tua dan sebagainya yang bersangkutan dengan sekolah dengan alasan sibuk dan dialah yang harus turun tangan untuk itu.
"Tuan besarㅡ"
"Sudah kubilang aku tidak mau dengar alasannya Choi Siwon!" Bantah Baekhyun dengan amarah yang sudah meledak-ledak.
Chanyeol yang hanya menjadi penonton pun hanya dapat menatap keduanya bingung. Jadi, apa yang sedang mereka bicarakan? Tuan muda? Tuan besar? Maksudnya ayah Baekhyun? Tuan besar ya? Itu artinya Baekhyun itu anak orang kaya? Ah.. mungkin saja.
"Pergi kalian! Aku ingin istirahat" usir Baekhyun sambil merapatkan selimut nya namun kedua namja tampan itu tak kunjung pergi barang seinci pun.
"KUBILANG PERGI!" Amuk Baekhyun yang membuat keduanya langsung keluar dari kamar rawat Baekhyun.
"Maafkan kelakuan doryeonim" ujar Siwon saat mereka sudah berada di luar kamar rawat milik Baekhyun.
"Tidak apa. Dia hanya anak JHS yang labil" balas Chanyeol tersenyum memaklumi.
"Terimakasih telah memaklumi tuan muda"
.
.
.
"Huh? Ke Hiri? Kenapa kau tidak mau?" Tanya Kyungsoo sambil menyeruput ice hazelnut nya.
"Aku ingin sekolah ke sekolah olahraga. Tentu saja!" Jawab Baekhyun dengan wajah muram.
"Kau tahu betul ayahmu tak akan mengijinkannya" balas Kyungsoo acuh.
"Tapi kanㅡ Aishh! Aku pokoknya tidak mau" bantah Baekhyun sambil menggeram marah.
"Kau juga tahu jika kehendak ayahmu itu tak dapat dibantah" lagi-lagi Kyungsoo membuat darah Baekhyun mendidih.
"Kau itu kenapa sih tak pernah memihakku?" Tanya Baekhyun berungut-sungut.
"aku hanya mengutarakan kenyataan" jawab Kyungsoo dengan tampang (sok) polos, "lagipula aku mau masuk ke Hiri" lanjutnya tanpa dosa membuat Baekhyun semakin berang.
"Dasar kau ini!" Baekhyun marah lalu bangkit dari kursi cafe itu dan pergi begitu saja sedangkan Kyungsoo hanya menatap Baekhyun datar. Ini sudah biasa terjadi dimana Baekhyun marah padanya. Sudah bukan hal aneh. Paling-paling besok juga anak itu menempel lagi padanya. Dasar berandal imut menggemaskan nan menyebalkan! Ingatkan Kyungsoo untuk tidak mencubiti pipi imut Baekhyun hingga melar.
"Yaa! Byun Baekhyun! Kau belum membayar minuman mu!" Teriak Kyungsoo namun Baekhyun sudah terlanjur keluar dari cafe dan mengendarai motor sport nya. Haahh... Sepertinya ia lagi yang harus membayar minuman Baekhyun.
Kadang Kyungsoo berfikir. Bagaimana badan sekecil dan sekerempeng Baekhyun dapat menguasai berat motor sport tersebut dengan baik.
Oh ya, ngomong-ngomong Baekhyun baru pulang dari rumah sakit kemarin sore. Dia dirawat di rumah sakit selama 1 minggu dan dia bisa pulang karena dia memaksa pada sang dokter. Padahal Kyungsoo kemarin mendengar jika Baekhyun berjanji tidak akan melakukan aktivitas berat yang membuat kakinya kembali terancam sakit tapi hari ini dia sudah kembali menaiki motor sport nya. Beban yang di tanggung saat menaiki motor sport kan 'lumayan'. Dasar anak itu!
.
.
.
Setelah liburan musim dingin berlalu, tahun ajaran baru pun di mulai dan Hiri mengadakan masa orientasi bagi siswa baru. Hari ini adalah hari pertama orientasi tersebut dimana Kyungsoo juga akan mengikuti masa orientasi di Hiri.
Tin
Tin
Kyungsoo menoleh ke belakang dan mengernyit bingung ketika sebuah mobil sport berwarna merah mencolok berhenti disana. Itu mobil sport keluaran Ferrari, Kyungsoo tahu dari lambang kuda jingkrak yang terpampang jelas di pintu mobilnya.
Pintu mobil terbuka dengan gaya slow motion dan hebatnya pintu mobil itu terbuka ke atas, bukan ke pinggir seperti mobil biasanya, pintu mobilnya terbuka seperti sayap, betapa elegannya. Lalu seseorang turun dari mobil dengan gaya (sok) cool nya membuat Kyungsoo terperangah.
"Baekhyun?" Panggil Kyungsoo dengan wajah bodoh nya.
Baekhyun menutup pintu mobilnya kemudian berjalan menghampiri Kyungsoo dengan mengusap rambut bewarna perak nya.
Heeee?
Warna perak?
Sejak kapan rambut Baekhyun yang hitam berubah jadi warna perak? Apa anak itu sudah gila?
"Byun Baek" panggil Kyungsoo dengan pandangan kosong.
"Ya?" Sahut Baekhyun sambil merapikan poni nya.
"Apa kau gila?" Tanya Kyungsoo masih dengan tatapan kosong.
"Huh?" Baekhyun menatap Kyungsoo dengan sorot mata aneh.
"Kenapa kau mengubah warna rambutmu saat akan orientasi Byun Baekhyun babo?!" Amuk Kyungsoo dengan wajah panik nan marah.
"Wae? Apa masalahmu penguin?" Balas Baekhyun kesal.
PLETAK
"YA! Itu sakit Do penguin Kyungsoo!" Protes Baekhyun ketika Kyungsoo melayangkan jitakan 'kasih sayang' padanya.
"Kau ini bodoh atau apa, huh? Kau bisa kena hukuman gara-gara warna rambutmu!"
"Hey! Anak sekolah di Seoul itu sudah tidak aneh mewarnai rambutnya! Kyungsoo, tolong deh jangan kolot" dengus Baekhyun sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Tapi kita akan sekolah di Hiri Senior High School Byun! Jangan lupakan jika peraturan disana itu ketat"
Kyungsoo benar-benar tak habis fikir dengan otak Baekhyun. Terbuat dari apa sih isi kepala anak itu? Kenapa begitu cuek dan keras kepala?
Kyungsoo hanya khawatir saja pada Baekhyun, khawatir jika anak itu nanti dihukum gara-gara warna rambutnya. Dan apa-apaan itu? Membawa mobil sport ke sekolah saat masa orientasi? Apa otak Byun Baekhyun sudah bergeser dari tempatnya? Ah.. Kyungsoo rasa tidak, Baekhyun itu memang 'agak' tidak waras sejak Kyungsoo mengenalnya.
"Lalu apa maksudmu membawa mobil? Mobil sport pula! Bawa mobil itu dilarang saat masa orientasi! Apalagi mobil sport, Baekhyun. Kau mau pergi ke sekolah atau mau pergi balapan, huh? Lalu kau dapat mobil itu dari mana? Aku tidak percaya jika ayahmu memberikan mobil itu dengan cuma-cuma" omel Kyungsoo dengan wajah berang. Baekhyun memang berasal dari keluarga kaya, sangat kaya malah. Mungkin jika mereka memberi makan seluruh warga Korea Selatan juga kekayaan mereka tak akan habis. Keluarga Byun itu dari dulu memang terkenal sangat sangat sangat sangat sangat kaya raya. Maka bukan hal aneh meskipun Baekhyun bergonta-ganti mobil mewah tiap hari. Hanya saja Kyungsoo juga tahu bahwa tuan Byun ㅡayah Baekhyunㅡ tak akan memberikan mobil sport pada putra sulungnya itu dengan cuma-cuma. Bukan karena sayang uang, tapi karena Baekhyun terlalu di kekang. Jadi wajar sekarang Kyungsoo bertanya dari mana Baekhyun dapat mobil itu, lagi pula Kyungsoo yakin sebelumnya Baekhyun tak punya mobil itu di garasi nya. Setahunya, hanya ada 2 mobil Lamborghini, 1 mobil Maybach dan 4 mobil Ferrari disana, sisanya adalah 3 mobil yang biasa dipakai tuan Byun pergi bekerja dan 1 mobil yang dipakai untuk mengantar-jemput Baekhyun atau Renjun, sebut saja mobil umum keluarga Byun.
"Sebenarnya mobil itu aku dapatkan dari balapan tadi malam. Itu mobilnya Song Mino. Bodoh sekali dia menjadikan mobil cantik ini sebagai taruhannya" jawab Baekhyun santai seraya mengelus bagian depan mobil baru nya yang masih sangat mulus itu.
"Astaga, Byun! Sudah ku katakan berulang kali jangan ikuti balapan liar itu lagi! Kau baru 16 tahun, bocah! Aigoo~ aku yakin mobil itu akan di sita sunbaenim nanti selama masa orientasi"
"Ah kau ribet sekali! Aku, Byun Baekhyun, tidak pernah takut pada senior-senior bodoh panitia orientasi itu! Lagi pula aku tak pernah punya niat sekolah di Hiri jika bukan karena tua bangka itu" Sangkal Baekhyun dengan menekankan namanya sendiri.
"Ish! Terserah kau saja lah! Jangan bawa-bawa aku ya jika kau kena masalah nanti."
.
.
.
Tuh kan!
Prediksi Kyungsoo benar.
Dia dan Baekhyun baru saja sampai di sekolah baru mereka dengan menaiki mobil sport baru Baekhyun. Kyungsoo ikut menaiki mobil mewah itu karena paksaan dari si culas Byun Baekhyun itu. Jadi terpaksa lah ia naik mobil Baekhyun.
Dan hasilnya? Mereka berdua kena hukuman dan kunci mobil Baekhyun di sita oleh senior mereka dan mereka bilang jika Baekhyun ingin mengambilnya maka ia harus menebusnya. Yeah.. menebus disini adalah dalam arti kata lain. Maksudnya, dalam tanda kutip.
Saat mereka datang ke sekolah, mereka memang otomatis jadi pusat perhatian. Siapa yang tidak melongok saat melihat mobil mewah berharga selangit itu lewat didepan mereka? Tapi aturan tetaplah aturan hingga kunci mobil Baekhyun di sita membuat empunya mobil menggerutu tidak terima.
Belum lagi masalah rambut Baekhyun yang 'lain dari yang lain'. Seniornya yang tadi juga bilang jika masalah rambutnya nanti akan di urus oleh ketua Osis secara langsung. Sedangkan Kyungsoo? Ia di bebaskan karena sudah jelas yang punya mobil adalah si Byun itu, dia tak punya masalah apa-apa, termasuk dengan penampilannya, ia fine fine saja. Berbanding terbalik dengan Baekhyun. Hanya saja yaaaahh... tadi dia di hukum jalan jongkok dari area parkir sampai lapangan tempat orientasi karena ikut menaiki mobil sport temannya itu. Perlu di ketahui bahwa jalan jongkok itu sangat mengerikan baginya
Dan karena insiden ini, nama Byun Baekhyun langsung menjadi buah bibir baik itu oleh para panitia orientasi maupun oleh peserta orientasi. Selain karena berasal dari keluarga yang bergelimangan harta, wajahnya juga sangat memikat banyak orang. Banyak perempuan yang mulai membicarakannya dengan nada memuja, banyak juga lelaki gay yang mengincarnya. Baekhyun itu menawan sekaligus cantik, right? Sepertinya mulai sekarang dia akan jadi selebritis di Hiri.
"Tunggu saja nanti. Mungkin ketua akan mencukur semua rambutmu" begitu kata seniornya tadi.
Padahal wajah seniornya tadi sangat tampan tapi ternyata sifatnya benar-benar tega.
"Kan sudah kubilang, Baek. Kau akan dapat masalah" bisik Kyungsoo ketika mereka sudah di bariskan di tengah lapangan bersama peserta orientasi lainnya.
"Aku tidak takut tuan Do!" Balas Baekhyun santai dan Kyungsoo hanya mendengus. Baekhyun benar-benar keterlaluan santai nya!
Disisi lain di atas panggung terlihat para senior panitia orientasi tengah berkumpul. Sebagian memberi arahan pada peserta orientasi, sebagian tengah merundingkan sesuatu dan sebagian lagi tengah mengobrol termasuk si mata panda dengan si ketua Osis.
"Hyung, mau kau apakan namja berambut perak itu?" Tanya si mata panda Huang Zi Tao.
"Entahlah" jawab Chanyeol sambil menatap lekat Baekhyun yang berada di antara peserta orientasi dengan rambut yang paling mencolok.
Dia tentu masih ingat Baekhyun. Ia ingat jika Baekhyun adalah namja pemain basket yang ia bawa ke rumah sakit saat olimpiade olahraga musim dingin beberapa bulan lalu.
"Dia benar-benar fantastis, kan? Anak itu sungguh nekat. Aku jadi bertanya-tanya, seberapa kaya keluarganya itu? Kudengar dia punya mobil sport lebih dari 5 di garasi nya" ujar Chen sambil memperhatikan Baekhyun dari atas panggung lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, takjub.
"Dia tak lebih dari anak broken home" gumam Chanyeol yang tak dapat terdengar oleh Chen maupun Tao yang berada di dekatnya saking pelannya ia bicara.
"Hm, boleh jika aku yang ambil alih?" Tanya Tao dengan alis yang naik turun.
Chanyeol menatap Tao sejenak dengan tatapan curiga, "apa yang akan kau lakukan?"
'Hm, aneh' fikir Tao yang melihat gelagat Chanyeol.
Biasanya Chanyeol itu tegas, disiplin dan bijaksana. Ia juga tak pernah berfikir lama. Selalu berfikir cepat tapi akurat. Itulah yang ia tahu dari sosok ketua Osis nya itu. Tapi sekarang Chanyeol terlihat aneh. Apalagi tadi Tao sempat melihat Chanyeol memandang anak berambut perak itu dengan tatapan cemas. Heh? Memangnya siapa anak itu? Tao jadi penasaran dibuatnya.
"Tenang saja. Aku tak akan berbuat kasar. Hanya sedikit hiburan" jawab Tao dengan wink nya.
"Terserah kau saja" pada akhirnya Chanyeol menyerahkan urusan si rambut perak pada Tao.
"Gomapseumnida, hyung" ujar Tao dengan penuh semangat kemudian bergabung dengan panitia lain yang tengah memberikan wejangan-wejangan membosankan pada peserta Orientasi.
Tao berbisik pada Xiumin yang tengah memegang microphone kemudian Xiumin pun menyerahkan microphone nya pada Tao.
"Ehm.. halo adik-adik sekalian. Perkenalkan, namaku Huang Zi Tao. Hmm.. kalian pasti merasa bosan kan dengan kegiatan ini. Jadi, bagaimana jika kita mengadakan sebuah game?" Ucap Tao riang dengan nada khas pembawa acara di televisi yang disahuti teriakan heboh dari para peserta orientasi.
"Okay, hey kau yang berambut perak!" Panggil Tao sambil menunjuk Baekhyun membuat semua orang ㅡkecuali Baekhyun sendiriㅡ menoleh pada Baekhyun, "Ya! Kau! Cepat naik ke panggung!"
"B-baek, kau disuruh naik ke panggung" ujar Kyungsoo dengan suara terbata sedangkan empunya sendiri justru hanya menatap orang yang tengah berbicara di panggung sana dengan tatapan datar.
"Untuk apa?"
Eh? Byun Baekhyun benar-benar sudah tidak waras.
"Baek! Cepat! Nanti kau kena hukuman!" Desak Kyungsoo yang membuat Baekhyun kesal dan pada akhirnya ia naik ke panggung dengan langkah ogah-ogahan membuat orang-orang berdecak tidak percaya dengan tingkah Baekhyun. Meski begitu, mereka tetap memuja sosok manis itu.
"Kenapa rambutmu berwarna perak, huh?" Tanya Tao sok galak setelah Baekhyun sampai di atas panggung.
Baekhyun menggedikan bahu nya acuh, "hanya ingin"
Tao, panitia lain serta para peserta orientasi langsung menatap Baekhyun tak percaya. Apa-apaan?
"Kau tahu aturan di Hiri kan? Tidak boleh ada yang mengecat rambutnya!"
"Aku tidak tahu" jawab Baekhyun cuek.
Tao menggeram marah. Ternyata anak didepannya ini sangat keterlaluan. Wajahnya saja yang cantik, kelakuannya tidak. Untung manis, kalau tidak sudah Tao tendang anak ini.
Tao menarik nafas panjang kemudian menghembuskan nafasnya lelah, mencoba untuk bersabar.
"Aku akan berikan kau hukuman" ujar Tao serius namun tak kunjung membuat Baekhyun takut.
Lalu Tao mengajak Baekhyun ke belakang panggung dan berbicara 4 mata dengan si hoobae cantik jelita itu.
Setelah 5 menit berdiskusi di belakang, Baekhyun dan Tao kembali datang dengan setangkai mawar merah di tangan Baekhyun.
Wajah Baekhyun sudah ditekuk sedemikian rupa sehingga kini wajahnya terlihat masam dan tak enak di pandang.
'Cih! Awas saja kau! Akan kubalas kau Huang Zi Tao!' Teriak Baekhyun dalam hati.
Andai saja Tao tak mengancamnya, maka ia tak akan mau melakukan hal memalukan ini. Sebenarnya ia tak akan takut oleh ancaman, namun ancaman yang di berikan Tao itu terlalu konyol dan menyebalkan menurut Baekhyun sehingga dia berfikir dua kali, seperti ini...
"Aku akan turut menghukum semua anggota regu mu jika kau menolak, dan jika itu terjadi maka mereka akan mengikuti masa orientasi 2 hari lebih lama"
What the hell?
Sebrengsek-brengsek nya dia, dia itu cowok manly yang tidak akan mengorbankan orang lain demi keuntungan pribadi nya.
Dengan langkah terseret, ia pun menghampiri Chanyeol yang tengah duduk di kursi yang berada di tengah panggung kemudian berjongkok manly didepan Chanyeol dengan gerakan kaku bak robot.
Baekhyun tak mau menatap wajah Chanyeol. Tidak, ia tidak takut. Hanya muak saja. Baekhyun bahkan tak menyadari jika Chanyeol adalah namja yang mengantarnya ke rumah sakit saat kakinya cidera beberapa bulan lalu.
Lagipula jika ia ingat, ia juga tak akan peduli. Apa pedulinya tentang orang yang sudah sok pahlawan membawanya ke rumah sakit?
Semua peserta orientasi sudah menatap Baekhyun dengan tatapan ingin tahu. Sebagian sudah berbisik-bisik tentang apa yang akan Baekhyun lakukan. Sepertinya sebagian dari mereka sudah dapat menebak apa yang akan dilakukan anak berambut perak itu.
"Ekhm" Baekhyun berdehem keras membuat suasana tiba-tiba jadi hening dan tidak enak, "hey sunbae, aku menyukaimu" ucap Baekhyun dengan nada ogah-ogahan sambil menengadah dan menatap wajah Chanyeol dengan tatapan nyalang nya.
Hal itu kontan saja membuat seluruh peserta orientasi dan panitianya ber-sweatdrop ria. Adakah yang lebih gila selain ekspresi datar Baekhyun juga mulut pedasnya?
"Ya! Apa-apaan itu!" Teriak salah satu yeoja anggota Osis ber-name tag 'Son Naeun' sambil mendekat ke arah Baekhyun yang masih berjongkok di hadapan Chanyeol kemudian berkacak pinggang.
Baekhyun menyeringai kecil kemudian berdiri di hadapan Naeun dengan ekspresi congkak khas tokoh antagonis di anime Jepang. Ekspresinya sangat menunjukkan jika dirinya meremehkan senior yeoja di hadapannya itu.
"Kau! Kau benar-benar tak punya sopan santun! Lari 10 keliling di lapangan!"
Baekhyun menatap senior yeoja nya itu dengan tatapan tajam sebelum akhirnya menurut dan mulai berlari mengelilingi lapangan yang dipakai untuk membariskan peserta orientasi. Andai saja tadi itu bukan yeoja, Baekhyun sudah pasti melayangkan kepalan tangannya pada mulut menyebalkan itu, sayangnya tadi itu yeoja. Ia bukanlah pria yang akan menyakiti seorang perempuan. Baginya seorang pria yang suka menyakiti perempuan itu adalah lelaki yang patut dilempar ke neraka. Ia sangat menghormati perempuan karena ibu nya juga seorang perempuan, tentu saja.
Lari 10 keliling di lapangan yang luas dan panas bukanlah suatu kesulitan untuknya. Bahkan si manager bermata bulatnya itu suka menyuruh dia dan anggota tim basketnya waktu di JHS berlari di lapangan sebanyak 100 keliling tanpa ampun.
Lain halnya Naeun yang tersenyum puas, Kyungsoo justru terlihat cemas. Bagaimanapun juga kaki Baekhyun belum sembuh total. Bahkan ini belum 4 bulan sejak cidera nya waktu itu, ia masih ingat jika dokternya bilang jika Baekhyun paling tidak harus berhenti melakukan aktivitas berat selama 4 bulan. Kyungsoo bersumpah dalam hatinya akan menuntut pertanggung jawaban senior yeoja nya itu jika saja Baekhyun kenapa-napa.
Bruk
Kyungsoo melebarkan matanya selebar-lebarnya ketika melihat Baekhyun tersungkur di lapangan dengan tangan yang memegangi pergelangan kaki kanan nya.
Tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi padanya, Kyungsoo berlari ke arah Baekhyun dan memekik keras menatap sahabatnya itu khawatir. Dan bertepatan dengan itu, si ketua Osis tampan itu juga menghampiri Baekhyun dengan wajah yang sama khawatirnya.
"Baekhyun-ah.." panggil Kyungsoo lirih.
Matanya sudah berkaca-kaca ketika melihat ekspresi Baekhyun yang menakan kesakitannya.
"Aku akan bawa dia ke UKS" ucap Chanyeol yang langsung menyelipkan kedua tangannya di perpotongan leher serta kaki Baekhyun lalu menggendong Baekhyun ala bridal style.
"Sunbae!" Panggil Kyungsoo bergetar membuat Chanyeol berbalik padanya, "tolong... jaga Baekhyun" pintanya dengan air mata yang sudah bercucuran.
Chanyeol mengangguk singkat kemudian berlari menuju UKS, menghiraukan berbagai tatapan dari seluruh siswa.
"Sial! Turunkan aku, bodoh!" Baekhyun berusaha bicara seketus mungkin pada Chanyeol dengan suaranya yang teramat pelan karena menahan rasa sakit. Begini-begini juga ia masih punya harga diri setinggi gunung Everest.
"Diam dan jangan protes, bocah" balas Chanyeol tanpa melirik Baekhyun dan tetap fokus untuk membawa anak berambut perak itu ke ruang kesehatan.
"Argh! Kau menghancurkan harga diriku!" Amuk Baekhyun ketika Chanyeol sudah menurunkan dirinya di ranjang ruang kesehatan.
"Jangan membicarakan harga diri saat dirimu masih butuh pertolongan orang lain" jawab Chanyeol sambil bersedekap dan menatap Baekhyun dengan tatapan datar yang terkesan dingin dan menusuk, khas ketua Osis Hiri.
"Aku tidak butuh bantuan mu!" Sangkal Baekhyun dengan pelototan matanya pada Chanyeol. Bukannya terlihat menakutkan justru malah terlihat lucu.
"Kalau begitu buktikan!" Tantang Chanyeol dengan senyum meremehkan di bibir tebalnya.
Baekhyun yang merasa Chanyeol menginjak harga dirinya pun kemudian merasa tertantang dan mencoba untuk berdiri di hadapan Chanyeol dengan tegap namun ketika kaki kanannya menginjak lantai, ia langsung kembali terjatuh dengan tangan yang memegangi pinggiran ranjang.
"Lihat, bahkan berdiri saja kau tidak mampu, Byun Baekhyun hoobae-nim" ledek Chanyeol dengan penekanan kata 'hoobae' nya seolah menegaskan bahwa seharusnya Baekhyun tidak menentang dia yang notabene nya adalah senior nya apalagi Baekhyun masih berada di masa orientasi. Apa anak itu sudah tidak memikirkan nyawanya?
"Aku bisa berdiri! Jangan menghinaku, brengsek!" Balas Baekhyun dengan nada geram sambil berusaha kembali berdiri tegap dengan keadaan kaki yang sudah terasa sangat sakit dan ngilu di pergelangan kakinya.
"Aku tidak menghinamu, aku hanya menegaskan apa yang memang terjadi. Keadaanmu sedang buruk, hoobae! Jadi jangan menyangkal apa yang dibilang sunbae mu ini dengan kata-kata yang tidak pantas terucap dari mulut anak sekolah!" Tegas Chanyeol dengan tatapan menusuk pada Baekhyun yang entah kenapa merasa terpojok hanya karena tatapan mengerikan itu.
"Urus saja urusanmu sendiri! Jangan ikut campur dengan urusanku! Kesehatanku bukanlah urusanmu" Baekhyun kembali menyalang.
"Dan kesehatamu dibawah tanggung jawabku selama kau masih menjadi peserta orientasi disini!" Tekan Chanyeol sambil menunjuk-nunjuk arah bawah dengan jari telunjuknya juga dengan ekspresi kerasnya.
"Cihh.. kalau begitu aku keluar"
Chanyeol memicingkan matanya pada Baekhyun yang dengan seenak jidatnya mengatakan jika ia keluar dari masa orientasi yang itu artinya juga ia keluar dari Hiri.
"Kau tak bisa keluar begitu saja, bocah. Kau pikir sekolah itu main-main?" Tanya Chanyeol dengan nada sinis.
Baekhyun mendelik tajam pada Chanyeol, "berhenti memanggilku bocah, Yoda! Dan asal kau tahu saja, sejak awal aku tak pernah berniat masuk sekolah ini!"
"Jadi itu alasanmu mengecat rambutmu, huh? Agar kau dapat masalah dan dapat pindah sekolah, begitu?" Tanya Chanyeol dengan nada yang masih sinis, kentara sekali jika ia tidak suka dengan gaya bicara Baekhyun yang urakan seperti preman.
"Bukan urusanmu! Pergi dari hadapanku! Aku muak melihatmu" ucap Baekhyun pedas kemudian kembali menaiki ranjang ruang kesehatan dan berbaring membelakangi Chanyeol seakan menegaskan jika ia memang tidak ingin bertatap muka lagi dengan Chanyeol.
Chanyeol mengepalkan tangannya menahan kesal kemudian berbalik pergi meninggalkan bocah keras kepala itu sendirian di ruang kesehatan.
Tak sengaja di jalan ia bertemu dengan salah satu anggota nya yang bernama Park Hyungsik dan Hyungsik pun menghentikan langkahnya ketika berpapasan dengan Chanyeol.
"Kau mau kemana?" Tanya Chanyeol yang otomatis juga berhenti melangkahkan kaki panjangnya di koridor sekolah.
"Aku mau melihat anak yang kau bawa ke ruang kesehatan itu. Seharusnya ini tugasku, Chanyeol. Maaf sudah membuatmu turun tangan" ujar Hyungsik sambil mengusap tengkuknya canggung.
"Tidak apa. Kau jaga saja dia supaya tidak kabur, dia keras kepala dan bermulut tajam. Berhati-hatilah" Chanyeol menepuk bahu Hyungsik akrab kemudian melangkah pergi melewati Hyungsik dengan santai sedangkan Hyungsik memasang wajah tidak mengertinya.
.
.
.
Kyungsoo tidak bohong tentang janjinya tadi. Dia benar-benar melakukannya dan sekarang dia tengah berkoar-koar pada senior bernama Son Naeun itu karena telah membuat Baekhyun-NYA cedera lagi. Bahkan ia sama sekali tak memikirkan tentang konsekuensi apa yang akan ia dapat karena kelakuan nya saat ini.
"Kau seharusnya tidak melakukan itu, sunbae! Dia baru saja mengalami cedera parah! Bagaimana kalau temanku mengalami hal buruk? Apa kau akan bertanggung jawab, huh?!" Tanya Kyungsoo dari bawah panggung dengan mata yang berkilat penuh kemarahan namun tak urung membuat yeoja cantik yang menjadi sasaran kemarahannya itu takut. Ia justru malah bersedekap dan menatap remeh pada namja bermata bulat itu.
"Dia pantas mendapatkan itu karena telah bersikap bodoh pada ketua" jawab Naeun dengan senyum remehnya yang membuat Kyungsoo semakin berang dan ingin merobek mulut yeoja menyebalkan itu. Cantik-cantik kok menyebalkan? Fikirknya.
"Ketua-MU itu saja tidak marah! Kenapa kau yang nyolot?" Tanya Kyungsoo dengan penuh penakanan dan sukses membuat Naeun sepertinya tersinggung dengan ucapannya.
"Kau disini hanya junior, Do Kyung Soo. Jangan bertingkah tidak sopan!" Balas Naeun sambil membaca name tag Kyungsoo.
Mereka tak peduli jika saat ini mereka sudah jadi pusat perhatian seluruh panitia dan peserta orientasi, mereka terus saja beradu mulut seakan di dunia ini hanya ada mereka berdua saja.
"Hentikan kelakuan kekanakan kalian"
.
.
.
To Be Continued
.
.
.
Author bawa ff chanbaek lagi nihh..
Ada yang minat gak?
Kalau ada tolong tinggalkan review ya. Author butuh dukungan kalian buat lanjutin ff ini loh.. jadi kalau yg tertarik dan pengen ff ini terus update tolong kasih review kalian setelah baca ini.
Semoga aja kalian suka sama ff ini dan semoga tema nya gak garing.
BTW, ff author yang sebelumnya, First Person, bakal di hentiin update nya soalnya kalau diliat ternyata peminatnya cuma sedikit.
Author nulis ff disini buat jadi sarana hiburan untuk audience, jadi ff ini akan bernasib sama kaya ff First Person kalau sedikit peminatnya. Maaf kalau author nuntut kalian HARUS kasih review di sini karena author butuh dukungan para pembaca.
Sekian aja.
KEEP REVIEWS GUYS!
