:: TWINS ::

~Prolog~

Pair: KyuWook

Slight :

SiChul

Ahra

Member of Super Junior

dll

Genre: Angst/Hurt/Comfort

Rate: M

Disclaimer: All cast is belong to them self, this fict is belong to me!

Waning: YAOI, INCEST, M-PREG, A little bit violance, Typo everywhere, GeJe. Boleh ngeBash cerita tapi dilarang keras NgeBash Cast! DON'T LIKE = DON'T READ

:: TWINS ::

Hal yang paling aku benci di dunia ini adalah mengakui bahwa kita sama. Tanggal lahir kita sama, nama marga kita sama, dan kita terlahir dari rahim yang sama. Tapi kemudian, aku juga sangat besyukur karena kau adalah setengah dari aku. Dan aku yakin kau adalah pemilik tulang rusukku, begitu pula sebaliknya. Saranghae, Choi Ryeowook. –Choi Kyuhyun

Ketika aku menanggung dosa ini, aku bersumpah dihadapan Tuhan bahwa aku mencintaimu. Saranghae, Choi Kyuhyun. –Choi Ryeowook

:: TWINS ::

Seorang anak kecil berusia sekitar 6 tahun tampak sedang bermain pasir di halaman salah satu taman kanak-kanakterkenal dan termahal di kota Seoul. Sementara seorang lagi tengah duduk di ayunan tak jauh dari anak sebelumnya. Tangan kecilnya sibuk menekan tombol-tombol dari benda berbentuk persegi panjang dan berwarna hitam. Taman kanak-kanakitu terlihat sudah lengang mengingat jam sudah menunjukkan waktu pulang. Hanya ada beberapa murid yang menunggu jemputan dari orang tua atau sopir pribadi mereka. Sementara para songsaenim sedang melakukan rapat harian untuk mengevaluasi kerja mereka hari itu.

"Kyu, tidak mau membantu Wookie?" tanya anak yang sedang bermain pasir.

"Mwo ga?" tanya anak lainnya singkat, cenderung dingin.

"Wookie sedang membuat istana kita, ayo bantu Wookie." rengek anak yang memiliki tubuh lebih kecil itu.

"Shiro. Nanti tanganku kotor."

"Kyu menyebalkan!" anak itu mengerucutkan bibirnya lucu. Lalu kembali asik dengan istana pasirnya, sedangkan anak lainnya kembali sibuk dengan super mahalnya.

"Kyuuu..." cicit anak itu setelah beberapa lama tidak ada suara di antara keduanya.

"Wae tto?" tanya anak yag duduk di ayunan merasa terganggu.

Anak kecil yang bernama Wookie itu kembali memanyunkan bibirnya. "Aku haus, tolong belikan ice cleam, ne?" pinta Wookie memelas.

Anak yang dipanggil Kyu itu mendesah kesal. "Haish... kenapa nenek sihir itu lama sekali menjemput kita? Pasti dia sibuk berdandan sampai lupa waktu." gerutunya.

"Kyu... Kyu tidak boleh memanggil..." Wookie tidak sempat meneruskan perkataannya karena Kyu terlanjur memotong ucapannya.

" Arasseo, arasseo..." kata Kyu jengah. "Tunggu di sini. Aku akan membelikan ice cream." lanjutnya.

"Yeaayy... Salanghae Kyu..." teriak Wookie ceria.

.

.

.

Kyu datang dengan membawa sebuah ice cream di tangan kanannya. Memandang tak suka pada anak yang memintanya membelikan ice cream itu kini tengah tertawa dengan anak lain. Kyu segera menghampiri mereka.

"Kyunie, wasseo?" sambut Wookie.

"Nugu?" tanya Kyu, lagi-lagi suaranya dingin. Terkadang orang dewasa pun akan terkejut melihat dinginnya sikap Kyuhyun.

"Ah, ini Oh Song-ie. Teman sekelas kita." jawab Wookie.

"Oh Song imnida.." kata anak satunya sambil mengulurkan tangan.

Kyuhyun hanya menatap sekilas padanya tak berniat membalas uluran tangan anak itu. "Igeo." Kyuhyun mengarahkan ice cream kepada Wookie.

"Tanganku kotol, Kyu." kata Wookie sambil menunjukkan kedua telapak tangannya yang di selimuti pasir.

"Geureasseo?"

"Aaaa..." Wookie membuka mulutnya lebar-lebar. Kyu yang mengerti maksud Wookie dengan kesal menyendok sesendok penuh ice cream lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Tangan kanannya kemudian meraih dagu Wookie lalu menyalurkan ice cream yang berada di mulutnya ke dalam mulut Wookie. Begitu seterusnya sampai ice cream itu habis.

Kyu kecil mengusap noda ice cream di ujung mulut Wookie. "Gomapta Kyunie." ucap Wookie gembira.

"Hn." balas Kyu.

"Ya! A-apa yang baru saja kalian lakukan?" tanya Oh Song.

"Kau tidak lihat aku menyuapinya ice cream?" kata Kyu.

"Ta- tapi..."

"Oh Song-ie, istananya tinggal sedikit lagi. Kajja, kita selesaikan." ajak Wookie. Dia tidak menyadari bahwa hal yang dilakukannya dengan Kyu tadi sangat tabu di mata Oh Song. Dan mungkin bagi orang lain.

Sementara Wookie dan Oh Song menyelesaikan istana pasir mereka, Kyu kembali duduk di ayunan. Matanya terus memantau Wookie dan Oh Song yang terus bercanda. Kyu membelalakkan matanya saat tiba-tiba Oh Song mencium pipi Wookie. Wajah Kyu memerah menahan marah, sedangkan Wookie matanya memerah menahan tangis.

"Oh Song-ie, kenapa kau menciumku? Hiks.. Kata Appa, cuma kelualgaku saja yang boleh menciumku." tanya Wookie sedikit terisak. Dia takut akan dihukum Appanya karena dicium oleh anak lain. Sungguh bocah yang masih polos.

"Neon neomu kiyeowo." jawab Oh Song sambil tersenyum.

"YA! MWOANEN GOYA?!" teriak Kyu.

"Ppo Ppo" kata Oh Song.

Bbuag.. Kyuhyun meninju perut Oh Song keras. Perkelahian pun tak bisa dihindari. Beberapa kali Oh Song mencoba membalas, namun Kyu kecil yang marah jauh lebih kuat dari pada Oh Song. Kyu terus menendang tubuh Oh Song yang tersungkur di tanah dengan kaki kecilnya. Bahkan Wookie tidak berani berbuat apa-apa. Dalam sekejap, perkelahian Kyu dan Oh Song menarik perhatian anak-anak lain yang sedang menunggu jemputan.

"Huweee... Umma... Umma..." tangis Oh Song.

Kyu seperti tidak mendengar apapun, mata besarnya berkeliling dan menemukan sebuah batu di dekat istana yang dibuat Wookie. Kyu mengambil batu yang sebesar genggaman tangannya, lalu berjalan menghampiri tubuh Oh Song yang sudah lemah.

Kyu mengangkat tangannya, hendak memukulkan batu itu ke tubuh Oh Song. Namun kemudian, Greeepp...

"Kyunie, geumanhae... Wookie tidak apa-apa. Wookie baik-baik saja." kata Wookie memeluk Kyu dari depan. Tinggi Wookie yang memang lebih rendah dibandingkan Kyu membuat kepalanya berada di dada Kyu. Wookie dapat mendengar jantung Kyu yang berdetak begitu keras. Tangan mungilnya mengusap dada Kyu hingga membuat anak itu tenang dan menjatuhkan batu dalam genggamannya.

"Gwaenchana Kyu, Wookie hanya menyayangi Kyu."

:: TWINS ::

Sebuah mobilhitam dengan model terbaru yang hanya bisa dimiliki oleh artis papan atas atau para chaebol, berjalan mulus di jalanan kota Seoul yang tidak begitu padat. Pengendaranya tampak begitu memesona dengan setelan blazer informal berharga selangit yang berwarna abu-abu tua dan dalaman berwarna abu-abu muda. Rambutnya yang sepanjang bahu diikat seadanya ke arah atas. Namun alih-alih terlihat berantakan, orang itu malah terlihat anggun dan elegan, belum lagi poni yang membingkai wajah cantiknya.

Sempurna.

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa tidak ada yang sempurna di dunia. Namun sepertinya hanya kata itu yang bisa mendeskripsikan namja itu. Namja? Ya, dia namja tetapi kecantikannya sungguh dapat membuat wanita manapun yang melihatnya pasti akan iri dan merasa gagal menjadi wanita... kkk... Bahkan, banyak lelaki yang tertarik padanya padahal tahu bahwa dia sudah menikah dan memiliki tiga orang anak.

Namja itu menjalankan mobilnya dengan sesekali bersiul-siul kecil. Sampai suara handphone menginterupsi siulannya. Dengan segera dia menjawab panggilan setelah memasang earphone.

"Ne, Jung Soo-ya. aku sudah berada di jalan, apa ada masalah?"

"..."

"Mwo? Ne, arraseo. Sebentar lagi saya sampai. Ne, gomawo Jung Soo-ya." kata namja itu mengakhiri percakapannya. Wajahnya tampak khawatir. Dia menginjak pedal gas mobilnya dalam-dalam agar dapat cepat sampai ke tempat tujuannya.

Hanya butuh waktu 10 menit bagi namja itu untuk mencapai tempat yang ia tuju. Setelah memarkirkan mobilnya, namja itu berlari ke arah ruangan yang tak asing baginya. "Jung Soo-ya, apa yang terjadi?" tanyanya terengah-engah. Matanya liar menginvasi seluruh ruangan demi menemukan seorang anak kecil yang duduk di dekat sahabatnya.

"Heechul-sshi, Anda sudah datang?" tanya Jung Soo.

"Ne, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya namja itu lagi.

"Tanyakan semuanya pada putra kesayanganmu itu, Heechul-sshi." kata seorang perempuan ketus.

"Oh Ji Hyo-sshi..." panggil Heechul.

"Lihat ini Heechul-sshi, Kyuhyun membuat anakku yang tampan menjadi babak belur seperti ini." kata Ji Hyo sambil menunjukkan luka-luka di tubuh anaknya.

Heechul menatap prihatin pada Oh Song, lalu ia berjalan menghampiri anak bungsunya. "Kyuhyun-ah, apa itu benar?" tanya Heechul lembut.

"Ne." jawab Kyuhyun singkat. Heechul dapat mendengar Ji Hyo berdecih meremehkan.

"Waeyo?" tanya Heechul lagi.

"Tadi anak itu membuat Wookie menangis karena dia mencium Wookie." adu Kyu. Heechul menatap Oh Ji Hyo intens.

Merasa ditatap seperti itu, Ji Hyo merasa sedikit tersudutkan. "Mwo?" teriaknya.

"Kita sudah mendengar alasan Kyuhyun. Dia hanya ingin melindungi Wookie. Apa kita tidak bisa berdamai saja?" tawar Heechul.

"Apa itu masuk akal Heechul-sshi? Hanya karena anakku mencium Wookie lalu dia bisa seenaknya memukuli anakku? Ini kekerasan namanya." kata Ji Hyo.

"Apa maksudmu mencium orang sembarangan itu bisa dibenarkan, Oh Ji Hyo-sshi? Begitukah caramu mendidik anakmu?" tanya Heechul dengan nada mengintimidasi. Kesabarannnya mulai habis, karena sebenarnya memang Heechul bukan orang yang lemah lembut. Namun ini demi putranya, dia akan melakukan apapun demi anak-anaknya.

"Mereka hanya anak kecil. Bukankah hal biasa jika seorang anak kecil mencium temannya yang lain? Pokoknya, aku akan melaporkan ini ke kantor polisi." Ji Hyo kukuh dengan pendapatnya.

"Oh Ji Hyo-sshi, mian hajiman... Apakah tidak berlebihan melaporkan hal ini ke kantor polisi? Seperti yang Anda katakan tadi, mereka hanya anak kecil. Hal yang biasa bagi mereka untuk bertengkar atau berkelahi. Beberapa hari lagi, mereka pasti juga akur kembali. Lagi pula Kyu melakukan itu hanya untuk membela saudara kembarnya. Itu saja." kata Jung Soo menengahi.

"Hal yang biasa? Lihat Oh Song, sonsaengnim! Dia babak belur. Dan lihat Kyuhyun, dia tidak terluka sama sekali. Bahkan aku dengar Kyuhyun sempat akan memukulkan batu kepada Oh Song. Aku tidak tau dari mana datangnya iblis itu."

PLLAAAKKK...

"Heechul-ah.." pekik Jung Soo.

"Cukup Ji Hyo-sshi. Aku sudah muak dengan semua ucapanmu. Kau ingin melaporkan kasus ini ke polisi? Geurae.. Lakukan saja... Aku tidak takut." kata Heechul. "Kyuhyun-ah, ayo kita pulang." ajak Heechul sambil meraih tangan Kyuhyun.

Saat melewati Oh Ji Hyo yang sedang memegangi pipi merahnya, Heechul berhenti sejenak. "Ah, sampaikan salamku pada suamimu. Aku dengar suamimu akan melakukan kontrak dengan Choi Enterprises, tapi sepertinya hal itu tidak akan pernah terjadi. Katakan padanya, aku sangat menyesal akan hal itu." kata Heechul misterius.

"A.. Apa maksudmu?" tanya Ji Hyo terbata.

Heechul memasang smirk andalannya, "Sepertinya kau lupa apa marga dari anak-anakku, Ji Hyo-sshi." jawab Heechul sambil berlalu. Meninggalkan Oh Ji Hyo yang memucat.

..

..

Sepanjang koridor, Kyuhyun tertawa riang sambil terus memainkan tangan yang sekarang menggenggam tangannya. "Eomma, eomma neeoommuuu moshisoyo! You're cool!" pekiknya.

Heechul menghentikan langkahnya lalu menyejajarkan tingginya dengan Kyuhyun. "Geuromyo... Umma siapa dulu?"

"Uri eomma..." teriak Kyuhyun lalu memeluk ummanya erat. Heechul membalas pelukan anaknya. Di usapnya punggung anaknya itu. "Kyuhyun-ah, kau tidak boleh melakukan hal itu lagi, arachi?" tanya Heechul.

"Arraseo arasseo..." Heechul tersenyum melihat anaknya yang terlihat bosan. "Wookie dimana Kyu?" tanya Heechul. Kyu melihat sekeliling sebentar, lalu menunjuk ke arah belakang Heechul. "Itu.."

Heechul berbalik –dengan masih jongkok- dan melihat putranya yang pertama berlari dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Heechul merentangkan tangannya lebar-lebar, menunggu pelukan anaknya yang sifat, wajah, dan suaranya mirip seorang malaikat. Namun sepertinya ia harus menunda keinginannya itu karena sang putra lebih memilih menubruk kembarannya dan memeluknya erat.

"Hiks.. Mianhae Kyunie... Jeongmal mianhae... hiks hiks..." isak Wookie. Kyu masih diam saja. "Kyu... Apa Kyu marah pada Wookie? Hiks hiks... Huweee..." Heechul dan Kyu terkejut melihat Wookie menangis.

"Ya! Kenapa kau menangis? Diam.." perintah Kyu.

Wookie kecil berusaha menghentikan tangisnya, "Tapi... Kyu.. masih marah pada Wookie.."

Kyu bersedekap, "Kau suka dicium si Oh Song itu."

"A-ani.. hiks.. Mian.. Jalmotaeseo Kyu... Maafkan Wookie.. Hiks..." Wookie meraih lengan Kyu.

"Neon... nekko! Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku, arasseo?" ancam Kyu.

Wookie menganggukkan kepalanya cepat. Kyu menghapus air mata Wookie lalu menggenggam tangannya, "Kajja kita pulang. Eomma, ayo pulang." Kata Kyu.

:: TWINS ::

"Kang In-sshi, kenapa Kyu bisa seperti itu? Kenapa dia senang sekali berkelahi sampai membabi buta seperti itu?" tanya Siwon kepada uisanim spesialis anak-anak kenalannya.

Kang In uisanim melepas kacamatanya, lalu menghela napas sebentar. "Ada yang ingin saya tunjukkan kepada Anda berdua, Siwon-sshi, Heechul-sshi." kata Kang In uisa sambil mengajak kedua tamunya untuk menuju taman bermain anak-anak yang ada di rumah sakit itu.

Mereka bertiga berhenti di tempat yang tak jauh dari taman. Dari tempat itu, mereka dapat melihat Kyu yang duduk memainkan game board-nya, sementara Wookie bermain bersama anak-anak lain. Mereka juga dapat melihat bahwa sesekali Kyuhyun memandang ke aah Wookie dan mendengus sebal.

"Saya sungguh menyesal, Siwon-sshi. Tapi sepertinya Kyu menderita bipolar disorder. Pada saat dia bahagia, maka dia akan senang yang berlebihan, begitu juga saat dia sedih atau marah. Dia akan melakukan apa pun untuk menyalurkan kemarahannya. Namun uniknya, dia bisa mengendalikan rasa senangnya tapi tidak dengan rasa kesalnya." ujar Kang In uisa.

Siwon dan Heechul tampak sangat terkejut. "A-apa tidak ada cara untuk menyembuhkannya, Kang In-sshi?" tanya Heechul terbata.

Kang In menggeleng lemah, "Pengobatan yang bisa dilakukan hanyalah dengan pemberian obat untuk menyeimbangkan zat-zat di otaknya, tapi itu pun tidak dapat membantu penuh. Namun kita bisa mengendalikannya dengan memberikan kasih sayang yg melimpah dan hal-hal lain yg berhubungan dengan rohaninya." jelas Kang In panjang.

Siwon dan Heechul benar-benar terpukul mendengar penjelasan Kang In. Heechul yang biasanya susah untuk menitikkan air mata, kali ini hanya bisa menangis di dekapan suaminya.

"Aku tidak tahu ini bisa sedikit menenangkan kalian atau tidak, tapi dari hasil pemeriksaan dan beberapa tes, sepertinya Kyu akan menjadi seorang yg jenius karena nilai IQ-nya yang sangat tinggi. Dan aku rasa kalian tidak perlu terlalu khawatir tentang penyakit Kyu, karena Wookie bisa jadi salah satu obat bagi Kyu. Ikatan batin mereka sangat kuat. Beberapa kali aku lihat, Wookie bisa menenangkan Kyu saat Kyu sedang marah hanya dengan mengusap dada Kyu."

:: TWINS ::

Wookie berlari kecil menghampiri ummanya. "Umma Umma, menikah itu apa sih?" tanyanya.

Heechul mengerutkan dahinya. "Menikah itu saat orang yang saling menyayangi dan mencintai memutuskan hidup bersama." terang Heechul mencoba menggunakan kata-kata yag mudah dipahami oleh anak seusia Wookie. "Kenapa tiba-tiba Wookie bertanya begitu?" tanya Heechul.

"Tadi di sekolah, ada salah satu songsaenim yang menikah. Makanya tadi Wookie sama Kyu bisa pulang cepat." jawab Wookie imut.

"Geurae..."

"Umma Umma, kalau begitu nanti Wookie mau menikah dengan Appa, Umma, Kyu, Ahla noona, Jung Soo songsaenim, Kang In uisanim, Nari ahjumma, lalu..."

"Pabo, kau hanya boleh menikah dengan satu orang." sela Kyu yang tiba-tiba datang dari arah belakang Wookie.

"Eh? Apa benal begitu, Umma?" tanya Wookie sambil mengerjap-kerjapkan matanya.

"Ne, Kyu benar. Tapi kalau Wookie mau menikah dengan dua orang juga boleh, Umma mendukungmu. Hahahaha..." tawa Heechul.

"Haish... Tapi Appa akan membunuhmu, Wookie." kata Kyu memandang rendah pada ummanya yang masih tertawa terbahak-bahak.

Wookie lalu menggembungkan pipinya sambil mengetuk-ketukkan jarinya di dagunya. Menbuat pose berpikir yang sangat imut dan membuat author kalap ingin menculiknya. #plaakk#

"Emm... kalau begitu, Wookie akan menikah saja dengan Kyu. Kyu mau kan menikahi Wookie?" Heechul langsung terdiam, sementara Kyu tersenyum puas lalu mengangguk.

"Yeaayyy.." Wookie melompat-lompat girang melihat respon Kyu. Dia lalu melingkarkan tangannya di lengan Kyu yang berjalan masuk rumah.

Heechul masih terpaku di tempatnya, "YA! APPA AKAN MEMBUNUH KALIAN..." teriaknya.

:: TWINS ::

10 years later...

"Ack.. Ack... Kyu.. Appo... Ack..." teriak Wookie setiap kali Kyuhyun mengeluar-masukkan juniornya ke dalam lubang sempit Wookie.

"Neon nekko, Wookie-ah. Beraninya kau menghianatiku dengan Park Hyung Shik sialan itu, huh?" tanya Kyuhyun degan suara yang sangat menakutkan di telinga Ryeowook.

"Dia.. hanya dongsaeng.. Ack.. Kyu.. jebal... Geuman... Ack... Appo..." kata Wookie terbata-bata. Air mata mengalir deras membasahi seluruh wajahnya. Darah segar pun mengalir dari lubang anus Wookie yang terus-terusan dibobol oleh junior Kyuhyun yang ukurannya tidak dapat dibilang 'junior' itu.

"Gotjimal, Hhh.. Kau harus dihukum, Wookie." Geram Kyuhyun. Dia sudah beberapa kali sampai, namun dia masih enggan menghentikan siksaannya pada Wookie. Dia masih terus menghentak-hentakkan miliknya di dalam tubuh Wookie.

Ryeowook berusaha menggerakkan tangannya untuk menyentuh dada Kyuhyun, dia tau hanya itu lah satu-satunya cara menredakan emosi Kyuhyun. Namun kedua tangannya terlanjur diikat dengan ikat pinggang sekolah Kyuhyun dan Kyuhyun menekan tangannya kuat-kuat di atas kepala Ryeowook hingga Ryeowook benar-benar tidak dapat memindahkan tangannya.

Wookie menyerah, tenaganya sudah habis. "Kyuhyun-ah, saranghae..." bisiknya lemah. Perlahan-lahan matanya menutup. Dunianya benar-benar gelap tepat saat Kyuhyun menyemburkan spermanya (untuk kesekian kalinya) kedalam tubuh Wookie.

Nafas Kyuhyun terengah-engah. Keringat menyelimuti seluruh tubuhnya. Tatapannya berubah menjadi panik saat menyadari Wookie tidak bergerak. "Ryeowook-ah.. Ryeowook-ah..." panggilnya sambil menepuk-nepuk pelan pipi Ryeowook.

Kyuhyun memeluk erat tubuh pingsan Ryeowook, "Ryeowook-ah, ireonna.. Mianhae Ryeowook-ah, mianhae..."

TBC / END ?

Gag mau banyak bicara. Review juseyo...