"Luhannie, jangan lupa memakai pakaian tebal, syal, serta topi hangatmu okay? Berhati-hatilah, atau Jack Frost akan menggigit hidung mungilmu."

"Baik, umma."

.

.

.

Wu Xinlian

presents

My Boyfriend is Jack Frost

.

Sehun & Luhan belongs to SM Entertainment

.

Aku tidak pernah percaya pada Santa Claus, Peri Gigi, Kelinci Paskah, apalagi Jack Frost

.

Warning: Rated M, typos, Gender switch

.

Copyright belongs to me. Don't plagiarize, don't like don't read.

.

.

.

Tubuh langsing gadis itu sedikit menggigil dikarenakan angin musim dingin yang berhembus dan menyentuh paha mulusnya yang hanya tertutupi stocking hitam. Tangan kurusnya saling bergesekkan untuk menciptakan sedikit percikan hangat bagi tubuhnya. Gadis itu membenarkan bra merah dengan bulu-bulu putih di pinggir-pinggirnya agar dapat menutupi perutnya yang ter-ekspos, dia tidak terlalu peduli akan belahan payudaranya yang semakin kentara dikarenakan bra merahnya yang diturunkan. Bertanya-tanya mengapa gadis ini berpakaian minim sekali di musim dingin? Well salahkan lah bar yang mempekerjakannya di malam yang dingin ini. Tugas gadis ini adalah penggoda para pejalan kaki agar mau masuk ke bar, karena itulah dia berpakaian minim seperti ini.

Gadis itu kini berdiri tepat di samping pintu bar yang tertutup rapat, seolah tidak mengijinkan satu hembusan angin pun untuk masuk ke dalam bar. Dunia ini sungguh sangat keras.

"Luhan! Apa yang kau lakukan?! Cepat goda para pejalan kaki dan tariklah banyak orang untuk datang!" seorang pria yang mengenakan beanie hitam untuk menutupi kepala botaknya berteriak kencang dari belakangnya, membuat Luhan tersentak dan segera menolehkan kepalanya ke arah pria itu.

Luhan menganggukkan kepalanya sebelum mengambil beberapa langkah menjauhi pintu bar. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya.

Yak Luhan, kau pasti bisa!

Maka dengan keyakinan dan semangat yang cukup tinggi - terutama semangat setelah memikirkan jumlah uang yang akan dia terima setelah ini - Luhan berjalan ala model yang sedang berjalan di catwalk dan memamerkan tubuh indahnya yang memang hanya terbalut bra serta rok mini merah dengan bulu-bulu putih di sekitarnya. Layaknya gadis sinterklas yang sexy. Kaki jenjangnya terbalut stocking hitam dan boots merah mengkilap se-lutut dengan hak yang mungkin setinggi 7cm. Luhan berjalan mendekati seorang lelaki ber-rambut hitam yang sepertinya baru saja pulang bekerja, dilihat dari jas hitamnya serta dasi dan celana cino hitam yang melengkapinya, membuat Luhan yakin bahwa lelaki itu memang sehabis pulang bekerja.

"Hai tampan~" godanya sambil memeluk lengan lelaki itu dan mengapitnya di antara kedua bongkah payudara sintal nya. Terlihat dengan jelas rona merah pada kedua pipi lelaki ber-kulit tan itu. Namun kemudian, lelaki itu menyeringai nakal.

"Hai, sayang. Apa yang kau lakukan dengan kostum itu hmm?" tanyanya sebelum meremas bokong padat milik Luhan.

Luhan melenguh pelan sambil menatap lelaki itu intens.

"Tuan tidak bisa melakukan itu sebelum masuk ke bar kami~" bisiknya pelan di telinga lelaki itu, membuat lelaki itu terkekeh.

"Apa aku akan mendapatkan service darimu?"

"Oh, shift-ku bukan malam ini tuan" jawab Luhan dengan senyum sok polosnya namun dia terus menggerakkan dadanya untuk menenggelam-munculkan lengan kekar lelaki itu.

"Kapan kau bertugas manis?" tanya lelaki itu lagi sambil menarik dagu Luhan dan menghembuskan nafas berbau rokoknya di wajah Luhan.

Luhan mengeluarkan senyum yang dipaksakan.

Aku benci perokok

"Besok tuan~ eotte?" rayunya dengan kedipan mata yang menggemaskan.

Lelaki itu tertawa renyah lalu menampar bokong Luhan,

"Kalau begitu sampai bertemu besok, manis!" ucapnya sebelum mengecup pipi Luhan sekilas. "Dan jangan lupa berikan service terbaikmu."

Lalu hal selanjutnya yang terlihat adalah Luhan yang tersenyum kecut melihat lelaki itu masuk ke dalam bis dan meninggalkannya di sana. Bisa dibilang dia ketakutan. Ketakutan akan omelan bos nya dikarenakan dirinya yang kurang berhasil membawa orang-orang untuk datang ke bar malam ini.

Lagipula bos juga bodoh! Dua hari lagi kan malam natal, pasti orang-orang sedang mempersiapkan hiasan natal dan semacamnya.

Luhan terus menggerutu sampai mata rusa nya menangkap sesosok lelaki tampan yang berjalan ke arahnya. Lelaki itu ber-rambut putih platina dan mengenakan hoodie biru dengan motif bercak salju di sekeliling kerahnya dan dipadukan dengan celana skinny berwarna coklat. Kakinya dibalut dengan sepatu converse ber-warna biru senada dengan hoodie nya. Tangannya membawa sebuah jaket tebal ber-warna merah yang entah mengapa tidak dikenakan olehnya. Terpesona pada penampilan lelaki itu, Luhan pun segera menghampirinya dan melakukan hal yang sama seperti yang tadi dia lakukan pada lelaki ber-kulit tan yang baru pulang kerja itu.

"Hai, tampan~" godanya sambil lagi-lagi mengapit lengan lelaki itu di antara payudara besarnya dan meremasnya pelan.

"Mau masuk ke dalam dan bermain?"

Lelaki itu tertegun dan berkedip bingung. Lalu, matanya menerawang dan memperhatikan tubuh Luhan dari atas sampai bawah, lalu pandangannya kembali ke arah payudara besar dan kenyal milik gadis itu.

"Hai." sapanya sebelum tersenyum hangat. "Mengapa kau berpakaian seperti itu?"

Kini gantian Luhan yang berkedip bingung. Biasanya para lelaki akan termakan godaannya dan menatapnya penuh nafsu atau semangat. Tak jarang juga pria-pria hidung belang yang mimisan melihat penampilannya. Namun kenapa lelaki ini tidak tergoda samasekali dan menanyainya seperti itu?

"E-eh? Maaf...?" tanyanya bingung.

"Mengapa kau berpakaian seperti ini di malam yang dingin seperti ini? Sebentar lagi salju akan turun dan kau akan bertambah kedinginan. Terlebih lagi, kau tidak mau digoda oleh Jack Frost kan?" goda lelaki itu sambil mencubit hidung Luhan dengan lembut. Namun hidung gadis bermata rusa itu tetap saja memerah.

"A-aku sedang bekerja, tuan..." jawab Luhan pelan. Kini kepercayaan dirinya menciut setelah dinasihati oleh orang yang digodanya.

Lelaki itu melirik ke arah bar yang lampu-lampunya menyala terang dan berwarna-warni, menghidupkan kesan heboh dan ramai pada bar itu.

"Glue Bar. Kau bekerja di sana?" tanya lelaki itu lagi yang dibalas oleh anggukan kepala dari Luhan.

Lelaki itu melihat ke arah jam tangannya dan tertegun. Mata tajamnya menatap Luhan lagi sebelum akhirnya menatap ke arah bar lagi.

"Tunggu di sini, aku akan segera kembali."

Lelaki bertubuh jangkung itu segera melepaskan lengannya dari pelukan lemah Luhan dan berlari masuk ke dalam bar. Mata besar Luhan berkedip bingung. Apakah dia berhasil? Apakah dia telah membawa seorang pengunjung ke bar mereka? Tapi lelaki itu tidak terlihat tergoda.

Tidak beberapa lama kemudian, lelaki itu keluar dari bar dan berlari ke arah Luhan yang tengah melamun, dan tampaknya tidak menyadari keadaan tubuhnya sendiri yang tengah menggigil.

"Kau sudah boleh pulang. Pulang lah, seorang gadis sepertimu tidak sepantasnya bekerja di malam dingin seperti ini dengan pakaian minim seperti itu." nasihat lelaki itu lagi sambil mengelus surai coklat panjang milik Luhan dengan lembut. Lalu, hal selanjutnya yang terjadi adalah lelaki itu memakaikan jaket tebal ber-warna merah yang sejak tadi ditentengnya kepada Luhan.

"Rupanya kau orangnya..." gumam lelaki itu pelan. "Gadis yang tak pernah percaya pada Jack Frost."

Mata rusa Luhan berkedip bingung sebelum menatap mata lelaki itu lekat-lekat. Lama-lama, gadis itu seakan terhanyut ke dalam indahnya iris biru lelaki itu.

"Besok jangan bekerja seperti ini lagi, okay? Atau Jack Frost akan mengganggumu."

Kalimat terakhir dari lelaki itu menyadarkan Luhan dari lamunannya akan mata indah lelaki itu dan Luhan baru sadar, lelaki itu telah menghilang dari pandangannya.

Nuguya?

DOR! Jangan terlalu serius woy bacanya /pede/

Tadaaa! New ff nih! Paling cuma 2-shot ato 3-shot, karakter juga disini kebanyakan cuma Sehun Luhan sih, jadi yaa don't request for any other charas/couples yo. Ini ide muncul gara2 gue liat foto Sehun yang di-post Suho kemarin. anjir, itu Sehun mirip bang Jack Frost banget-_-

Buat The Wolf and The Deer, next chapter lagi dalem proses pengerjaan yo. Sori belum update, something's happened, di sono aja ntargue curcolnya/? kwkwkw

Prolog dulu ye ini, chapternya taun depan/? kaga lah, secepetnya kok:) gue bukan tipe writer yang nunggu banyak review dari readers dulu buat nge-post new chap. bukan berarti gue gamau, cuman ga terlalu ngarep, soalnya karya gue juga masih jelek. tapi terserah kalian aja, gue minta se-ikhlasnya aja/?

Mind to RnR and give opinions?