Hari cerah itu di lalui seorang pemuda baru lulus Kuliah di perguruan tinggi di Jepang dengan surai baby blue yang tengah duduk di sebuah kantor sebuah perusahaan yang tengah berkembang saat ini. Perusahaan tanaman hias anggek yang tengah berkembang dengan pesat.

"Kuroko-kun hari ini aku gak bisa pergi ke seponsor, jadi bisakah kau menggantikanku?" Ucap Hyuga junpei dengan suara beratnya.

"Eh memang kenapa bukan Hyuga senpai saja?"

"Aku harus bertemu dengan orang tua Riko yang tiba-tiba datang ke rumah" Ucap Hyuga dengan switch mode onnnnnnnn

"Huft ba-baiklah oiya perusahaan yang akan bekerja sama dengan kita itu perusahaan?"

"Ahh berkasnya ada di sini (meletakkan map penuh) Akashi Corp milik keluarga Akashi. Kau akan bertemu dengan Akashi Seijuuro kalau gak salah usianya tak jauh dari mu"

"EH?" tiba tiba waktu Kuroko seakan berhenti.

.

.

.

Langkah berat Kuroko Tetsuya berjalan di lobi perusahaan super mewah dan besar Akashi Corporation sampai ia berada di depan kantor dan mengetuk, ruang meeting.

Tok tok tok

"Masuk" Suara bariton merdu yang ia rindukan sedari 4 tahun lalu, hingga ia terpaku beberapa detik di depan pintu, lalu membukanya.

Lalu Kuroko pun membuka pintu perlahan memperlihatkan surai baby blue yang kini telah memanjang sejak pertama kali Kuroko bertemu dengan Akashi Seijuuro dahulu saat SMP.

"Sela-" Belum selesai Kuroko bicara, Akashi yang telah duduk di ujung meja rapat menatap Kilat dengan aura hitam sangat ketara.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI!?" Ucap Akashi dengan suara baritonnya.

"Saya adalah perwakilan dari Flora Corp, yang-"

"Ahh perusahaan anggrek itu? Hmp"

"Benar, saya da-"

"Kalau begitu, keluar sekarang!"

"Eh?"

"Apa kau tuli, ku bilang aku membatalkan kontrak dengan perusahaan kalian"

Kuroko hanya bisa menatap Akashi dengan mata membulat sempurna, sosok di depannya seperti bukan Akashi yang dahulu ia kenal.

"A-kashi-kun?" Mendengar namanya di panggil , ia pun turun dari kursinya dan mulai mendekati Kuroko. Sedang Kuroko masih mematung di depan pintu yang terbuka.

BRUKKK!

Pukulan cukup keras tepat mengenai tubuh kecil Kuroko dan terjatuh beberapa meter ke belakang meringkuk kesakitan dan terkejut bukan main.

"Jangan sebut namaku!" Ucap Akashi menatap tajam dengan mata heterokromnya.

.

.

.

Setelah itu Kuroko kembali ke kantor dan mengabari bahwa kontrak kali ini gagal, sambil memikirkan perlakukan Akashi padanya dahulu sangat berbeda dengan 4 tahun lalu di saat mereka masih bersama dalam suatu hubungan.

Pukul 10 malam Kuroko baru pulang dari kantor ia belum makan sejak pagi tadi berangkat kerja dan perutnya semakin sakit setelah terkena pukulan Akashi tadi pagi.

Ia berjalan perlahan menuju apartemennya, setelah lulus dari SMA Seirin ia langsung pergi ke luar negeri melanjutkan kuliah dan kini ia tinggal dengan kakak sepupunya Mayuzumi Chihiro .

.

.

.

"Chihiro-nii tadai-"Belum selesai Kuroko berucap ia di sambut oleh pemandangan dua sejoli yang tengah memadu kasih, di mana Chihiro yang tengah berciuman mesra dengan Nijimura Shuzo, pemilik Nijimura Corp sekarang.

"Ni-niji hmpp Nijimura-san!" Ucap Chihiro dengan susah payah menghindari ciuman dari sang pacar.

"Hah, ada apa?"

"Kurasa Kuroko sudah pu-"Ucap Chihiro melihat ke arah pintu namun tidak ada siapa siapa.

"Tidak ada siapa-siapa pun" Ucap sang pacar.

"Are?"

"Kau itu ada saja alasan, ayo kita lanjutkan di kamar saja" Ucap Nijimura shuzo tersenyum dan Chihiro hanya bisa memerah padam.

.

.

.

Bila waktu seperti ini dia akan pergi ke taman di samping danau yang luas, tempat favorit nya Akashi dan Kuroko dahulu, perutnya yang sedari tadi sakit kini semakin sakit iapun meringkuk di bangku taman yang dingin itu seorang diri, lalu sampai pada polisi yang tengah berpatroli melihat Kuroko dan mendekat.

"Apa tuan biak baik saja" namun belum sampai Kuroko menjawab Kuroko sudah jatuh pingsan.

.

.

.

Begitu tersadar ia sudah berada di ruang sebuah rumah sakit. Tercium aroma khas anti septik menyeruak tajam, dan begitu ia terbangun ia langsung mencopot infus dan pergi ke wasafel yang ada di ruangan, memuntahkan seluruh isi perutnya yang tak di isi kemarin.

"Kuroko?" Ucap Chihiro dengan wajah sangat khawatir, Chihiro adalah dokter di rumah sakit kecil ini, mendekat mencoba membantu menopang tubuh kecil Kuroko yang tengah lemas ini.

"Chihiro-nii?"

"Kuroko apa kau gak pulang karena semalam ada Nijimura-san di rumah?" Ucap sang kakak lembut, namun Kuroko tidak menjawab.

"Lain kali aku tak akan mengulanginya lagi, jadi kalau pulang langsunglah pulang ya?" Ucap Chihiro melembut.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu di ketuk namun belum sempat Chihiro membuka pintu Kuroko kembali pingsan dengan memegangi perutnya.

"KUROKO!" Teriak Chihiro membuat yang ada di balik pintu membuka cepat dan memasuki ruangan.

"Ada apa?" Ucap Nijimura dan sesosok pria lebih pendek dengan surai chirmson membara menatap lurus kearah pemuda bersurai baby blue yang sudah tak sadarkan diri, setahunya pemuda yang dahulu menjadi kekasihnya itu memang lemah tapi tak di sangka akan serapuh ini.

"Shuzo apa maksudmu membawa ku ke mari?!" suara bariton mengintimidasi setelah Kuroko berhasil di bawa ke atas kasur dan memasang kembali infusnya.

"Bukankah kau mencari kuroko kemana mana?" Ucap Nijimura ringan.

"Aku sudah tak ada hubungan apapun lagi dengannya, kalau kau mau tanya Kuroko bertanyalah pada pria yang tinggal serumah dengannya!" Sindir Akashi menatap tajam Chihiro yang tengah merawat Kuroko.

"Eh? Pacarku? Kenapa?" Ucap Shuzo jadi tak mengerti?

"Pa-Pacar?! Apa maksudnya?"Ucap Akashi dengan mata heterokromnya mengkilat.

"Mayuzumi Chihiro sepupu dari Kuroko Tetsuya dan Chihiro itu pacarku" Ucap Shuzo sangat ringan.

.

.

.

"A-apa yang telah ku lakukan!Sialll!" Ucap Akashi mulai terduduk lemas dengan meremas kepalanya keras, baru kali ini ia melihat Akashi seperti ini setelah dahulu Akashi kehilangan Kuroko.

"Apa maksudmu Sei?"

"Dulu setelah Tetsuya (ahh akhirnya ia menyebutkan nama yang di rindukannya itu) menghilang aku meminta Reo, dan Shintaro mencari informasi kemana perginya namun tak juga di temukan. Sekalinya setelah 3 tahun berlalu tak sengaja Ryota melihat Tesuya di sebuah apartemen, dia langsung memberitahuku dan begitu aku mendatangi apartemen itu dan meminta kuncinya dari pemilik apartemen itu, adalah salah satu teman rekan kerjaku. aku masuk mau memberi kejutan tapi yang ku temui ku lihat Tetsuya tengah terlelap dalam pelukan pria itu!" Sinis Akashi memandang tajam.

"Ah, itu. saat Kuroko tengah berlibur ia terkena demam, agar suhunya turun bajunya harus di lebas biar suhu tubuhnya keluar dan suhu ruangan masuk" Ucap Chihiro menjelaskan seperti layaknya dokter pada umumnya.

"A-Apa?" Ucap Akashi semakin lemas, mengingat kekonyolan yang telah dia lakukan.

"Jadi kau kira Kuroko selingkuh?dengan pacarku?" Ucap Nijimura dengan nada bercanda.

"Siapa yang tidak berfikir begitu! saat kau tahu dia menghilang selama 3 tahun dan tiba tiba muncul dalam satu kasur dengan pria lain!" Ucap Akashi lirih.

"Menghilang? Kuroko bilang dia sudah meminta ijin padamu sebelum berangkat kuliah beasiswa di luar negeri?" Ucap Chihiro menatap Akashi heran.

"Saat dia bangun aku akan bertanya padanya secara langsung" Ucap Akashi meninggalkan ruangan.

"Sei, kau mau kemana?" Ucap Shuzo.

"Kembali ke kantor" Ucap nya singkat menghilang di balik pintu.

Setelah itu banyak yang menjenguk Kuroko, baik teman kerjanya maupun tetangga samping apartemennya, namun sayang Kuroko belum juga siuman.

.

.

.

Pagi itu Kuroko tersadar dari tidurnya yang panjang, menoleh ke kanan dan ke kiri hanya tepantul sosok bayang seseorang yang sangat ia kenal.

"O-giwara-kun?"

"Yo Kuroko, gimana keadaanmu?" Ucapnya santai pria berambut jingga dengan senyum khas yang sangat polos.

"Higks" Bukannya berbicara Kuroko mulai tersendat karena air mata yang tiba-tiba jatuh mencoba mengingat pertemuan pertamanya dengan Akashi beberapa waktu yang lalu.

Lalu Ogiwarapun mendekat hendak memberikan bahunya untuk Kuroko menangis sepuasnya, namun-

"Kau cukup sampai di situ!" Ucap seorang dengan suara bariton membuka pintu cepat, dengan air mata kuroko melihat siapa yang datang dan sudah pasti dia mengetahuinya.

"O-ogiwara-kun, bisakah ogiwara-kun pulang dulu" Ucap Kuroko sedikit panik.

"A, ah baiklah kalau begitu, cepatlah sehat" Ucap Ogiwara mengelus surai Kuroko lembut dan Kuroko hanya menjawab dengan menundukkan kepalanya.

"Emp"

.

.

.

"Jadi kau selama ini 4 tahun belakangan ini kuliah di luar negeri?" Ucap angkuh Akashi.

"Emp"

"Mayuzumi bilang, kau sudah meminta ijin dariku. Kapan?" Ucap Akashi semakin dingin.

"Tanggal 24 Desember 4 tahun lalu, di restoran Majiba. Saat itu Akashi-kun sedang sibuk mengerjakan laporan OSIS dan menu latihan basket, saat itu aku tanya bila aku meneruskan sekolah di luar negeri bagaimana pendapat Akashi-kun? Lalu Akashi-kun bilang

'Kenapa enggak, mimpi kalau bukan diri sendiri yang mewujudkan lalu siapa lagi?' Sambil mengetik.

'Apa Akashi-kun akan menungguku sampai aku kembali?' Tanyaku lagi.

'Emp tentu saja Tetsuya, aku akan menunggumu sampai kau kembali' Ucap Akashi-kun lembut padaku saat itu.

.

.

.

Tapi kenyataannya setelah 4 tahun aku kembali, aku mencoba menghubungi Akashi-kun tidak bisa. Aku datang ke Mansion Akashi-kun dan aku bertemu dengan ayah Akashi-kun.

'Jangan temui Seijuuro lagi, dia akan segera bertunangan' ucap Akashi Masaomi jii-san saat itu, Akashi-kun tak tahu bagaimana perasaanku saat mendengar kabar Akashi-kun sudah mengingkari janji sendiri.

Kemarin waktu aku ke kantor Akashi Corp pun aku masih bimbang

aku tak mengerti lagi harus bagaimana!

Aku berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan setiap tingkatan hanya dalam satu tahun melalui kelas aselerasi.

Tapi setelah lulus Akashi-kun pasti akan meneruskan perusahaan Akashi Corp bukan, dan aku hanya lulusan SMA saja. Aku merasa aku harus memantaskan diriku agar bisa berada di sisi Akashi-kun. Tapi setelah aku mendapatkan gelar master, semua sudah terlambat, Akashi-kun sudah menjadi milik yang lain, Akashi-kun sudah tak bisa ku gapai lagi, akashi-kun kini berada di tempat yang bahkan semakin jauh dari sebelumnya" Ucap Kuroko mulai menutup wajahnya dengan menekukan kaki .

"Kurasa ini akhirnya kah~" Ucap Akashi mulai melembut. Menatap lurus ke bawah.

"A-kashi-kun?"

"Aku minta maaf karena kemarin memukulmu, pasti sangat sakit" Ucap Akashi mulai melangkah pergi meninggalkan ruangan dan Kuroko masih terduduk menangisi kepergian Akashi, untuk yang ke dua kalinya.

.

.

.

"Reo ini aku, cari rekaman CCTV 4 tahun lalu tanggal 24 desember waktu 24 jam, aku ingin rekaman itu sudah ada di mejaku saat pagi aku masuk ruangan"

"Baik Sei-chan" Ucap Mabuchi Reo sekertaris kedua setelah Momoi Satsuki adik sepupu dari Aomine Daiki.

"Tetsuya" Suara lirih menyebut namanya, tangan bergetar ingin memeluk tubuh pemuda yang di rindukan nya selama ini namun belum saatnya untuk dirinya kembali mendekap sang bayangan dari Kiseki no Sedai itu.

.

.

.

TBC


A/n

Sudah lama gak posting fanfik lagi X"D