Author's Note:
Fanfic ini sudah saya ketik di hari yang sama dengan saat mengetik ch. 3 TWaBW, tapi tidak langsung saya post karena saya tahu ini gaje. Ancur.
Dan… ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya sejak saya mengupdate fanfic itu beberapa hari lalu. Boleh dijawab, boleh tidak. Terserah.
'…if someday I stopped writing S.N, N.S, nor fanfics with any pair in this fandom… I mean, kalau saya tetap menulis fanfic tapi berhenti dari genre romance dengan pair yang kalian sukai itu, would you still reading my fanfics?'
…OK. Ini cuma pertanyaan gaje dari cewek sok emo yang lagi-lagi tenggelam dalam rasa tidak percaya diri. Abaikan saja.
BTW, dattebayo itu kurang lebih bisa diartikan sebagai, 'believe it!'. Silahkan koreksi kalau salah.
Disclaimer:
I do not own Naruto, nor making any money from this fic.
Naruto is respectively belongs to Kishimoto Masashi-sensei.
A Naruto Fanfiction,
Dattebayo!
By: Ange la Nuit
"Oi, Naruto, tugasmu sudah selesai?"
"Tentu saja sudah, ttebayo!"
"Hn. Lalu, kau sudah mengumpulkannya belum?"
"Kenapa, teme? Aku jamin kau mau mencontek padaku, ttebayo!"
"...bukan, hanya ingin menjamin kau dapat nilai merah nanti."
"Gah, berisik, teba!"
"Jawab yang baik, bodoh. 'Dattebayo'-mu itu tidak nyambung dan mengganggu, tahu."
"Berisik! Terserah aku, TTEBA!"
"…Huh."
"Naruto?"
"Ya, tteba?"
"Berhenti ber-dattebayo denganku, bodoh."
"Tapi, tteba—"
"Aku bosan mendengarnya."
"Ini balas dendam untuk hn-mu waktu itu, ttebayo!"
"...hah?"
"Dattebayo!"
"Itu bukan jawaban yang baik, idiot. Memangnya kau tidak bosan?"
"Tentu saja tidak, tteba! Ini khusus untukmu, ttebayo!"
"...ck."
"Naruto."
"Ya, tteba?"
"Naruto."
"Ya, tteba?"
"Naruto."
"Ya, tte—"
"OI, IDIOT!"
"APA, BRENGSEK?"
"...Ini jauh lebih baik."
"GAH! Kau brengsek, ttebayo!"
"...cih."
"Hei, idiot."
"Apa, tteba?"
"Idiot."
"Apa, tteba?"
"Oi, utsuratonkachi!"
"Apa, brengsek?"
"Ha, idiot."
"Gah! Apa, brengsek—ugh, tteba?"
"Tidak nyambung, idiot."
"Biar saja, tteba."
"...Ck. Idiot."
"Apa, sih, tteba?"
"Sakura bilang kau tampan sekali hari ini."
"Gah! Aku tak mungkin terjerat tipuan itu! 'Kan aku yang membuatnya duluan, tte—!"
"Jelas saja itu bohong. Itu kata-kataku, idiot."
"—ba..."
"Hmph, dasar bodoh. Tidak perlu mengatakannya terus-terusan. Aku percaya padamu, tahu..."
"A-aku benci padamu, ttebayo!"
"…tch. Kali ini aku tak akan percaya."
"D-dattebayo!"
-
Fin
-
