3 tahun yang lalu...
DUAR!!
"Hei, Hei. Ada apa ini? Barusan suara apa?"
"Saya akan mengecek generator di basement, berhubung listriknya ikutan mati."
"Ya, tolonglah."
KRIEETT...
"Fugaku-sama, ini saya. Boleh masuk?"
"Masuk saja--UGH!"
"Fufufu... Tidak kuduga akan semudah ini, Fugaku-sama..."
"Kau... Kenapa..."
"Sampai bertemu lagi... Di dunia sana."
XxXxXxX
"Yang benar saja!"
Teriakan seorang lelaki di dalam ruangan yang tertutup agak rapat membahana sampai keluar ruangan tersebut. Orang-orang yang lewat di depan ruangan itu berhenti sebentar dan memandangi pintu yang bertuliskan "Direktur" di atasnya. Kemudian mereka mengedikkan bahu, dan melanjutkan aktivitas mereka.
"Apa kau gila?" Tanya lelaki itu.
"Sama sekali tidak." jawab pria yang berada di belakang meja direktur sambil memainkan pulpen ditangannya.
"Ayolah aniki, kau tahu kan... Dia itu wanita paling berisik di perusahaan ini. Bisa-bisanya Kau menyuruhnya untuk menjadi sekretaris sementaraku?" protesnya lagi. Pria di belakang meja direktur itu hanya menghela napas.
"Memangnya kenapa?" tanyanya.
"Arrgh... Aniki, dia itu dari bagian pemasaran. PE-MA-SAR-AN. Bisa-bisanya dia--"
"Hanya 6 bulan, Sasuke. 6 bulan. Lagipula kau harus maklum. Kurenai itu sedang hamil, mana bisa dia bekerja dengan beban dirahimnya itu?" kata orang yang dipanggil aniki oleh Sasuke.
"Tapi kalau dia yang menjadi pengganti Kurenai--"
"Apa kau mau salah satu fansmu yang menjadi sekretarismu? Itu terserah kau."
"Kalau ada dia disampingku, bisa-bisa otakku meledak mendengar celotehannya. Aniki tahu kan kalau dia itu SANGAT berisik?"
Tiba-tiba pintu ruang direktur itu diketuk.
"Masuk."
Seorang lelaki yang memakai setelan jas kelabu masuk. Rambutnya yang berwarna silver disisir dengan rapi ke belakang. Di lehernya tergantung sebuah kalung panjang dengan liontin yang berbentuk lingkaran dan segitiga di dalamnya. Dia membawa nampan yang di atasnya terdapat sebuah cangkir berwarna coklat muda yang berisi cairan kental berwarna hitam.
"Kopi luwak pesanan anda, Itachi-sama." katanya sopan sambil meletakkan cangkir berisi kopi ke atas meja.
"Ah, terima kasih, Hidan." Itachi langsung mengambil dan menyeruput kopi itu.
"Masalah calon sekretaris pengganti Kurenai-san, ya?" tanya Hidan. "Suara anda kedengaran sampai keluar lho, Sasuke-sama." Wajah Sasuke memerah sedikit. Itachi hanya menahan tawanya sambil menyeruput kopinya.
"Bagaimana menurutmu, Hidan?" tanya Sasuke. "Apa menurutmu dia itu cocok jadi sekretarisku?" Dari nada bicaranya dapat disimpulkan kalau Sasuke merasa kesal.
"Yah, saya rasa sih cocok. Siapa tahu dengan dia sebagai sekretaris anda, dia bisa membuat kepala batu anda ini menjadi sedikit lebih lunak." jawab Hidan sambil terkekeh. Itachi hanya tersenyum melihat tingkah adiknya yang -sepertinya- sedang mengumpat-umpat Hidan di dalam hatinya.
"Dasar, sekretaris dan direktur sama saja." gumam Sasuke.
xoxoxox
Seorang karyawati terlihat berlari-lari kecil menuju ruang direktur. Dia memakai blazer hitam dengan blus berwarna krem, lengkap dengan rok span hitam selutut. Stiletto hitam mengkilat berhak 5 senti tak lupa dipakainya hari itu. Dia merapikan rambut pirangnya yang dikuncir dua, ingin terlihat rapi di depan atasannya tersebut. Dia pun menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu ruang direktur di depannya.
"Masuk."
Karyawati itu membuka pintu sedikit dan melongokan kepalanya. "Anda memanggil saya, Itachi-sama?"
"Ya. Masuklah, Naruto." jawab Itachi sambil merapikan berkas-berkas yang berserakan di mejanya. Karyawati yang bernama Naruto itu masuk dan duduk di kursi yang ada di depan meja direktur. Jantungnya berdebar keras. Duh, kenapa sore-sore begini dipanggil ke sini sih?! Aku kan tidak melakukan kesalahan apa-apa... Kecuali saat aku menjatuhkan isi lemari yang berupa berkas-berkas pemasaran kurang ajar yang menimpaku saat aku mau merapikannya tadi pagi. Lalu tadi siang menumpahkan teh milik Sasori-senpai di kantin. Tapi masa cuma karena hal sepele begitu aku dipanggil??
"Uzumaki Naruto."
"Eh, ya, Itachi-sama! Ada apa?" tanya Naruto gugup.
"Mulai besok, kau akan menggantikan posisi Yuuhi Kurenai sebagai sekretaris Sasuke. Sekarang pindahkan barang-barangmu yang ada di pemasaran ke ruang sekretaris." kata Itachi sambil merapikan dasi merahnya.
Naruto bengong. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya, bahkan sampai jawsdrop. Itachi melambaikan tangannya di depan wajahnya. "Hei, kau dengar aku atau tidak?"
Naruto terkesiap. Dia menutup mulutnya, memandang bosnya dengan tatapan ini-tak-mungkin-terjadi. "Anda serius, Itachi-sama?" tanyanya setengah tak percaya. Itachi mengangguk. "Ya, dan Hidan akan membantumu beres-beres." katanya sambil menunjuk ke belakang Naruto. Dia menoleh ke belakang. Rupanya ada Hidan berdiri di sana. Naruto sedikit terlonjak dari kursinya. Kapan dia masuk ke sini? Aku sama sekali tak mendengar langkah kakinya!
"Tu... Tunggu sebentar, Itachi-sama!" ujar Naruto sambil memandang Itachi lagi. "Ini... Beneran nih? Aku pengganti Kurenai-san?"
Itachi mengangguk mantap. Naruto membuka mulutnya untuk protes, namun dipotong oleh sang direktur berambut panjang itu. "Aku sudah mantap dengan keputusanku, Naruto. Lebih baik kau tidak membuang waktu lagi untuk memindahkan barang-barangmu. Aku sudah memberitahu Sasuke tentang ini."
Naruto menelan ludahnya, bingung ingin berkata apa kepada direktur perusahaan tempatnya berkerja itu. Akhirnya dia menerima keputusan Itachi, walau dalam hatinya dia ingin protes habis-habisan. Siapa yang mau menjadi sekretaris seorang wakil direktur yang dingin dan keras kepalanya minta ampun begitu? Bisa-bisa pita suaranya putus hanya dengan berdebat dengan atasannya itu.
"Baiklah... Saya permisi dulu." Naruto beranjak dari kursinya, buru-buru keluar diikuti Hidan di belakangnya. Sebelum keluar, Itachi sempat berkata, "Semoga kau bisa bekerja sama dengan adikku."
xoxoxox
Sasuke mencuci tangannya di wastafel dan mengeringkannya dengan handdryer di samping cermin. Dia segera keluar dari toilet, berjalan menuju ruangannya. Setelah ini melanjutkan memeriksa proposal pengajuan sponsor, lalu rapat membahas produk baru, kemudian bla bla bla... Untuk saat ini otak Sasuke Terisi dengan kegiatannya yang cukup padat. Sampai akhirnya dia melihat wanita berambut pirang dan sekretaris kakaknya itu di meja sekretarisnya sedang berbenah ria. Karyawati pirang itu melihatnya dan tersenyum dengan terpaksa.
"Selamat sore, Sasuke-sama." sapa Naruto tidak rela. Sasuke hanya mendengus kesal dan terus berjalan masuk ke ruangannya. Naruto manyun. Udah bagus mau kusapa juga!
"Aku heran." kata Naruto memulai pembicaraan sambil meletakkan setumpuk map di bawah meja. "Kenapa Kurenai-san tahan dengan sikapnya itu ya? Dari cara berjalannya saja sudah kelihatan kalau wakil direktur satu itu congak, pake banget malah."
Hidan hanya tertawa kecil melihat Naruto protes seperti itu. "Yah, bagaimana lagi, Kurenai-san itu kan dulunya sekretaris dari direktur terdahulu yang merupakan ayah dari Itachi-sama dan Sasuke-sama. Jadi wajar kalau dia sudah terbiasa dengan sikap keras kepala seperti itu." jelas Hidan. Naruto manggut-manggut.
"Pantas saja. Rupanya sifat ayah menurun ke anaknya." ujar Naruto sambil merapikan barang-barang lain di bawah mejanya.
"Tapi aku beruntung karena sifat keras kepala ayah tidak menurun padaku."
Naruto kaget setengah mati mendengar suara yang tak asing lagi baginya. Sampai-sampai dia terlonjak dan kepalanya membentur meja. "Adudududuh... Itachi-sama, anda mengagetkanku!" jeritnya sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit. Itachi hanya tersenyum.
"Mana Sasuke?" tanyanya. Hidan hanya menunjuk ke arah ruangan yang agak gelap. Itachi mendekati pintu ruangan dan menggedornya.
"Hei, Sas! Setidaknya bantu calon sekretarismu ini beres-beres dong!" katanya sambil terus menggedor pintu ruangan Sasuke. Pintu itu terbuka. Sasuke muncul dari dalam membawa 3 jilid proposal di tangannya.
"Aniki, kebetulan." Sasuke menyerahkan proposal-proposal tersebut pada Itachi. "Nih, tinggal ditandatangani. Rapat jam 5 kan?" Itachi mengangguk. Sasuke melihat jam tangannya. "Masih jam setengah lima. Aku ingin istirahat dulu." katanya sambil masuk ke ruangannya.
"Oh, dan kau, Uzumaki Naruto." Sasuke keluar lagi. "Selama aku istirahat, jangan buat keributan." Wakil direktur yang masih muda itu masuk dan menutup rapat-rapat pintu ruang kerjanya. Naruto yang sedang meletakkan alat-alat tulisnya di pinggir meja langsung berbalik.
"Hei, siapa yang akan--GYAA!!"
BRUGH
Naruto dengan sukses tersandung kaki meja saat membalikkan badannya dan terjatuh. Malangnya, alat-alat tulis yang baru saja diletakkannya jatuh menimpa kepalanya. Hidan berusaha membantunya berdiri. Sementara Itachi cuma bisa geleng-geleng kepala melihat calon sekretaris adiknya itu, kemudian berjalan kembali ke ruangannya.
Sepertinya 6 bulan ke depan bakal ramai.
XxXxXxX
TBC…
Review plz?
