.

.

.

###

THE CODE

Main Casts : Park Chanyeol (Richard) & Byun Baekhyun

Support Casts : Tiffany Hwang (SNSD)

Genre : Science-Fiction, Romance

Rate : T

Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy

###

.

.

.

Baekhyun adalah nama depan seorang pria kelahiran London, tanggal 23 Juni 1912. Ia bukanlah tipikal keturunan asli Inggris. Manik hazel adalah warisan dari gen Ayahnya yang berdarah Inggris, sementara surai ebony-nya didapatkan dari Ibunya yang berdarah Korea. Otaknya yang cemerlang menjadikan Baekhyun seorang matematikawan jenius. Ia bahkan memiliki pekerjaan yang tak semua orang bisa miliki, yakni pemecah kode enkripsi dari mesin Nazi (Enigma) di Government Code and Chyper School (GCCS), Bletchley Park. Sebagai catatan, ini adalah program rahasia.

Enigma adalah sebuah mesin yang menyediakan data intelijen penting bagi sekutu. Inggris menggunakan mesin yang diselundupkan Intelijen Polandia dari Berlin itu untuk mengetahui detail dari semua serangan tiba-tiba, semua konvoi rahasia, dan semua kapal selam Jerman di Samudera Atlantik yang berniat menyerang Inggris. Cara kerja Enigma itu sendiri sangatlah rumit. Untuk memecahkan kode rahasia Jerman, pengaturan mesinnya harus diketahui. Bagian terburuknya adalah ada lebih dari seratus lima puluh juta kemungkinan pengaturan, mengingat Jerman selalu mengubah pengaturannya setiap hari saat tengah malam.

Kebanyakan orang―termasuk Intelijen Inggris―menganggap Enigma sebagai 'sebuah kemustahilan', namun Baekhyun justru menganggapnya sebagai 'kode terbaik sepanjang sejarah'. Bertujuan membongkar kode rahasia para tentara Nazi melalui Enigma, Kris Wu―agen MI6―tentunya mengharapkan sebuah kerja sama antara Baekhyun dengan beberapa ahli yang ia pekerjakan, tapi sepertinya itu lebih sulit dari perkiraannya. Cara kerja Baekhyun yang individual dan cenderung keras kepala, membuatnya tak begitu disukai rekan-rekan kerjanya―termasuk Richard Hanks.

Richard tak jarang berdebat dengan Baekhyun mengenai dirinya yang lebih suka menghabiskan sebagian besar waktunya merancang sebuah mesin yang―dipikirnya―dapat memecahkan kode rahasia Jerman secara instan, daripada bekerja sama dengan rekan-rekannya. Emosi Richard-pun mencapai batasnya tatkala Kris memberikan posisinya sebagai penanggung jawab pada Baekhyun, tepat setelah pria mungil itu mengajukan ide tentang mesin ciptaannya yang―menurut Richard―belum bisa dipastikan keberhasilannya. Membuang-buang waktu dan uang―pikir Richard.

Setahun berlalu, dan mesin Baekhyun tak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pria mungil itu tersadar bahwa ia tak'kan bisa menang melawan Enigma jika ia bekerja sendiri. Ia harus mengesampingkan ego-nya karena ia tak sedang berperang dengan Jerman, melainkan dengan waktu. Semakin banyak waktu yang ia habiskan, semakin banyak pula warga Inggris yang terancam oleh kebengisan Hitler. Maka dari itu, Baekhyun mulai belajar bersosialisasi dengan rekan-rekannya, membangun kerja sama di antara mereka. Dimulai dari Thomas, Stephen, Alexander, kemudian Richard.

Terasa aneh bagi Baekhyun pada awalnya, tapi rencananya berhasil. Mereka berteman.

"Kau mau?" Richard menawarkan sepotong roti isi pada Baekhyun yang tengah sibuk membaca buku.

"Tidak, terima kasih."

"Kau tahu?" Richard duduk di sebelah Baekhyun seraya mengunyah roti isinya. "Kau harus makan sesuatu jika tak ingin otakmu panas."

Baekhyun mendengus. "Itu pemikiran konyol."

Richard tersenyum tipis. Pria tinggi itu merogoh sesuatu dari saku celananya, lalu memberikannya pada yang lebih pendek. "Coba lihat ini." Baekhyun menoleh dua detik kemudian. "Jika kau susun kabel secara diagonal pada matriks panel, itu akan mengurangi posisi rotor lima ratus kali lebih cepat."

"Ini.." Baekhyun memerhatikan tulisan Richard dengan saksama. "Ini sepertinya bukan ide yang buruk."

Richard geleng-geleng kepala―agak kesal dengan respon menyebalkan Baekhyun. "Astaga, Baekhyun, sesulit itukah mengatakan 'terima kasih'?"

Baekhyun terdiam. Tepat saat Richard bangkit dari posisi duduknya, pria mungil itu menahan tangan yang lebih tinggi, kemudian berkata, "Terima kasih."

Untuk sesaat, Richard merasa terkejut, namun setelahnya ia merasa geli sendiri. Ia penasaran, bagaimana bisa Baekhyun terlihat begitu polos seperti anak SD saat mengucapkan 'terima kasih'?

"Sama-sama." Richard tersenyum begitu lebar, kemudian mendudukkan dirinya kembali di samping Baekhyun. Sejenak, tak ada percakapan di antara dua jenius itu. Baekhyun sibuk menganalisa temuan Richard, sampai tak sadar bahwa pria bersurai dark brown di sebelahnya tengah memerhatikan parasnya terlampau intens. "Aku selalu penasaran apa arti namamu, Baekhyun."

Baekhyun melirik Richard sekilas, lalu menjawab, "Artinya bijak dan berbudi luhur."

"Begitukah?" Richard berpikir lagi, mulai berandai-andai. "Jika aku orang Korea, kira-kira nama apa yang cocok untukku?"

Baekhyun mengubah haluan atensinya ke kanan, memandang paras tampan Richard seraya memikirkan nama yang cocok untuk pria bertelinga lebar itu. "Chanyeol."

"Chanyeol? Apa artinya?"

"Asal mula buah kesuksesan."

Mendengarnya, Richard tersenyum puas. Tangannya secara refleks mengacak surai ebony Baekhyun dengan gemas. "Chanyeol. Aku suka~"

Semenjak masih duduk di bangku sekolah, Baekhyun sadar bahwa dirinya berbeda. Tidak hanya mengenai otak jeniusnya, tapi juga orientasi seksualnya. Tentu saja tak ada yang mengetahuinya, dan tak akan pernah ada. Bahkan ketika jantungnya berdebar begitu cepat saat Richard tersenyum padanya, tak seorangpun boleh mengetahuinya.

Karena kala itu, homoseksual adalah tindakan ilegal.

###

Waktupun berlalu, Inggris mencapai kejayaannya satu tahun setelah Enigma berhasil ditaklukkan Baekhyun dan rekan-rekannya. Tentu saja itu semua adalah rahasia, Jerman tak pernah tahu hal itu. Baekhyun mengatakan bahwa jika hal ini sampai ke telinga pihak Jerman, mereka mungkin saja akan menghentikan komunikasi radio yang setiap hari Inggris sadap, kemudian mengubah desain Enigma yang telah susah payah dipecahkan selama dua tahun ini. Terlalu riskan―Baekhyun menyebutnya.

Maka dari itu, Baekhyun dan Richard meminta langsung bantuan Kris untuk merahasiakan hal ini dari siapapun―termasuk Angkatan Laut, Angkatan Darat, juga Angkatan Udara. Sebagai gantinya, mereka akan membantu menentukan jumlah minimun aksi yang harus dilakukan untuk memenangkan perang melalui analisa statistik, sementara MI6 akan menyebarkan berita bohong pada orang-orang―termasuk pihak Jerman dan militer Inggris―tanpa melibatkan Enigma di dalamnya. Sebanyak mungkin yang bisa mereka lakukan sebelum pihak Jerman curiga.

Bagi Baekhyun sendiri, itu bukanlah bagian tersulit, bahkan saat Kris memerintahkan untuk membakar semua penemuan yang berbau Enigma begitu perang selesai. Justru hal tersulit yang harus Baekhyun lakukan adalah berpisah dengan Richard. Walaubagaimanapun, program rahasia di Bletchley Park telah berakhir, yang artinya mereka harus kembali ke tempat kerja masing-masing, menganggap semua hal yang telah mereka kerjakan selama ini tak pernah ada.

"Jadi, kurasa ini adalah perpisahan." ucap Richard pada Baekhyun, tepat saat kereta api yang ditunggunya tiba. Pria tinggi itu tersenyum tipis mendapati pria mungil yang mengantar kepergiannya hanya terdiam dengan kepala menunduk. "Kau tak'kan mengucapkan 'selamat tinggal' pada sahabatmu ini?"

Tetap tidak ada respon. Baekhyun justru semakin tak bisa menatap Richard karena ia tak yakin airmata yang sedari tadi mati-matian ditahannya tak'kan jatuh jika manik mereka bertemu. Maka, pria mungil itupun memilih untuk tak mendongak.

"Dasar Tuan Keras Kepala."

Baekhyun tak bisa untuk tak terkesiap saat Richard tiba-tiba memeluknya. Namun tidak seperti sindiran yang dikatakannya barusan, pelukan Richard justru terasa begitu erat juga hangat, membuat lelehan bening di pelupuk mata Baekhyun jatuh begitu saja. Dadanya semakin terasa sesak tatkala suara husky Richard mengucapkan kalimat yang tak pernah Baekhyun bayangkan akan diucapkan pria tinggi itu kepadanya.

"Aku akan merindukanmu, Baekhyun.."

Baekhyun sungguh tak mampu melakukan yang lebih baik selain membalas pelukan Richard, melampiaskan segala emosi yang dirasakannya melalui remasan di mantel yang lebih tinggi. Tanpa Richard ketahui, Baekhyun ternyata membalas ucapannya. Sebuah kalimat 'aku juga akan merindukanmu, Richard' terucap tanpa suara.

###

Sepuluh tahun kemudian..

"Hey, blushing bride~" Richard tersenyum manis pada Tiffany dari balik pintu, tepat setelah wanita yang lebih muda lima tahun darinya itu memperbolehkannya masuk ke dalam ruang ganti pengantin wanita.

"Richard, kau kemana saja?! Kenapa baru datang?! Aku sudah sedikit ini untuk menyimpulkan kau tidak akan datang ke pernikahanku, kau tahu?!" Tiffany mengomel tanpa henti. Tapi bukannya merasa bersalah, Richard justru terkekeh melihat kekesalan sahabat sejak kecilnya itu.

"Maaf, maaf, tadi ada sedikit krisis di tempat kerja, jadi–"

"Ugh, lagi-lagi pekerjaanmu!" Tiffany menyela dengan intonasi jengah. "Berapa kali aku harus memberitahumu, Richard, kau harus berhenti menjadi workaholic! Usiamu hampir empat puluh tahun, dan kau bahkan masih belum menikah!"

Sudut bibir Richard menyunggingkan sebuah senyuman yang terkesan dipaksakan. Well, ini bukan pertama kalinya Tiffany merecoki hidup Richard yang berubah menjadi workaholic semenjak pria itu kembali dari Bletchley Park.

"Well, maaf, aku tak bisa, Tiff. Kau juga tahu kenapa."

Tiffany terdiam setelahnya. Ia tak'kan menyangkal ucapan sahabatnya, karena―ya, ia tahu pasti alasan Richard belum menikah sampai detik ini. Tapi tetap saja ia khawatir, lihat saja pipi Richard yang semakin tirus dari terakhir kali mereka bertemu. Pria tinggi itu pasti mencoba menyibukkan dirinya lagi.

"Rich, sampai kapan kau terus begini? Serius, aku mengkhawatirkanmu."

Richard tersenyum tulus kali ini, ibu jarinya mengelus lembut pipi Tiffany. "Aku tahu. Dan aku tak bisa lebih beruntung memilikimu sebagai sahabatku, Tiff."

Itu sama sekali tak menjawab pertanyaan Tiffany ataupun mengurangi kekhawatirannya. Meski begitu, ia tahu benar akan sia-sia saja mengomeli Richard karena sebenarnya inti permasalahan pria tinggi itu adalah–

"Jadi, kapan kau akan benar-benar melupakannya?"

Selama beberapa detik, pria bersurai dark brown itu temenung dengan netra balas menatap obsidian Tiffany yang menuntut jawaban pasti darinya. Selama itu pula, benaknya melayang pada sosok yang sudah sepuluh tahun ini tak ditemuinya. Sosok yang diam-diam ia cintai, sosok yang tak bisa ia miliki karena tak diizinkan hukum negara.

"Setelah dia menikah."

Sosok dengan nama Baekhyun.

THE END

Ada yang gak nyangka FF ini buatan saya?

Saya baca review kalian di FF Game CIC, dan asli ngakak guling-guling. Entah kenapa FF saya sering dikira karya Silvi (SilvieVieonoy96) dan saya dikira yang bikin FF Otong (JongTakGu88). Mungkin karena genre atau kehadiran Tiffany? Saya-pun gak tahu. Tapi yang pasti, bukan keinginan saya buat dapet genre sci-fi. Asli―semua genre itu dikocok, dan hanya Ai Eonnie (RedApplee) yang gak keluar dari genre sendiri.

Jadi..ya, ini adalah FF genre sci-fi pertama saya, dan gak terlalu puas karena terbatasnya words (seumur-umur, baru sekarang bikin FF one-shot sependek ini). BTW, ada seorang reader yang mengatakan bahwa FF ini mirip film The Imitation Game. Yup, FF ini adalah adaptasi film kece itu (wajib nonton buat yang jurusan TIK), tapi adegan romansanya tetep ide saya.

Mengenai ending, kami (author kwek-kwek) gak janjian kok. Kirain saya dan Otong aja (karena dia dapet genre angst) yang endingnya non-happy-ending, eh ternyata banyak toh. Last but not least, terima kasih buat yang udah ikutan game kami, juga selamat untuk dua pemenang. Semoga bakal ada game gini lagi suatu saat, karena―jujur―baca review kalian yang kebingungan itu suatu hiburan tersendiri /plakk

PS. Yang masih penasaran itu FF karya siapa aja, bisa cek langsung di akun masing-masing author. Kami semua re-publish FF Game ini.

Anyhoo, review?