Unexpected
.
.
Pair: Yoonmin, others
BANGTAN BOYS AND OTHER CASTS AREN'T MINE
.
.
IPS selalu menjadi waktu tidur siang di sekolah, apalagi kelasku. Apalagi kalau yang mengajar Pak Kim. Kenapa sih dia harus ikut-ikutan naik ke kelas 8? Menyebalkan.
Anyway, namaku Park Jimin, aku siswa kelas 8 SMP Sonyeondan. Aku pindah kesini saat tahun ajaran paling baru dimulai (maksudku kelas 7). Waktu itu aku masih polos, serius polos, jangan cuma melihat wajahku yang terlihat mesum. Aku jauh dari kata mesum, yah, sebelum masuk ke kelas 7 sih. Sekarang kalian tidak akan bisa mengatakan hal-hal tersembunyi dengan istilah-istilah aneh tanpa aku terkikik sendiri. Aku memang selalu menggandakan apa yang orang-orang katakan. Maksudku, aku ambigu.
Dan yang membuatku jadi seperti ini tentu saja percakapan Byun Baekhyun itu dengan teman-temannya waktu itu. Jujur awalnya aku bingung apa yang mereka bicarakan, lalu aku bertanya ke Kyungsoo (salah satu anak lama dari Sonyeondan, dan yang pertama kali mengajakku bicara, dan satu jemputan denganku) apa yang mereka bicarakan. Mata Kyungsoo yang memang sudah besar semakin besar saat aku bertanya.
"Kau tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, Park Jimin?!" teriaknya tidak percaya waktu itu. "Kukira kau sama seperti mereka, hahaha."
"Please, Kyung. Don't judge a book by its cover. Aku polos." jawabku sambil memutar bola mata.
Kyungsoo mengangkat bahunya tidak peduli, lalu berlalu begitu saja ke kamar mandi, tapi aku sempat mendengar gumamannya, "mana ada orang polos yang mengatakan diri sendiri polos."
Waktu itu kubiarkan saja dia.
xxx
.
Masa-masa kehidupan kelas 7 habis sudah. Banyak yang kulewati saat kelas 7, disamping aku yang sudah tidak polos lagi karena Baekhyun dan Jongin, aku mendapatkan dua teman yang baik, Jung Hoseok dan Jeon Jungkook. Dan, Sehun yang dijauhi karena Tao memfitnahnya 'nikung', padahal aku tahu Sehun berniat baik dan hanya ingin membantu memperbaiki hubungan Tao dengan Sooyoung noona. Aku sendiri tidak mengerti masalah percintaan karena aku belum pernah berpacaran sebelumnya. Setiap aku merasa suka pada seseorang biasanya hanya akan bertahan sekitar seminggu, atau paling lama dua bulan. Aku benar-benar tipe yang gampang bosan.
Anyway, aku sudah kelas 8, untung naik, melihat nilai Matematikaku yang seperti gunung ke lembah. Dan di kelas ini aku sama sekali tidak mempunyai teman akrab. Mungkin ada satu atau dua anak yang bisa kudekati, seperti Seokjin misalnya.
Kelas 7, Seokjin sekelas dengan Kris, dan menurut apa yang kudengar dari Kris, Seokjin itu lumayan genit untuk ukuran laki-laki. Dari rumor sih, dia itu pecinta pink, jago masak, dan segala hal yang mengandung kefemininan. Tapi, setelah aku mengenalnya, Seokjin hanyalah siswa biasa yang menyukai warna pink. Dia tidak terobsesi pada pink, hanya karena dia mempunyai adik perempuan yang harus dia besarkan sendirian, jadi dia terpaksa memakai barang-barang seperti itu, dan ini juga menjelaskan kenapa Seokjin jago masak.
Berteman dengan Jin (lebih enak memanggilnya Jin, lebih pendek), berarti berteman dengan teman-temannya. Aku diperkenalkan ke teman lama Jin, Kim Namjoon.
Anak itu baik walaupun terkadang suka mengataiku gendut atau jelek. Dan ternyata, Namjoon sekelas dengan Hoseok, dan ini membuat kami semakin dekat.
Dan Jungkook, di kelasnya, dialah yang benar-benar tidak mempunyai teman, tapi dia sekelas dengan Kris, Tao, Sehun dan Jongdae (atau Chen). Mungkin Jungkook tetap akan bersama dengan Sehun di dalam kelas, secara Sehun sekelas dengan Tao. Walaupun masalahnya sudah selesai (Tao putus dengan Sooyoung noona akhirnya), tetap saja atmosfer diantara keduanya tetap dingin.
Dan waktu pun berlalu. Seiring berjalannya waktu itu, aku merasa Jungkook menjauh dari kami. Aku tahu kalau Jungkook sudah mendapatkan setidaknya satu teman dekat dengan selera humor (aneh) yang sama, namanya Kim Taehyung. Tidak kusangka, Kim Tehyung adalah (mantan) teman Hoseok. Mereka berada di satu sekolah, tapi entah karena apa, pertemanan mereka mulai merenggang.
Dan aku juga tidak menyangka kalau Sehun akhirnya akan berteman akrab dengan Tao, Kris dan Chen. Hal yang kubayangkan saja tidak bisa.
Dan ternyata benar kata Kyungsoo dulu. Sehun tidak mempunyai pendirian.
Lihat dia sekarang, berteman dengan mereka, dan bahkan tidak menyapaku dan yang lainnya (aku, Hoseok, Jungkook dan Sehun dulu sekelas). Dia pikir siapa yang tetap berteman dengannya saat dia dikata-katai?
Aku juga tahu sebenarnya kalau Kris temanku dari SD lah yang mempengaruhi mereka untuk menjauhiku dan yang lain. Aku sendiri juga mulai malas untuk menanggapinya. Sekarang dia benar-benar berubah.
Ngomong-ngomong soal berubah, aku juga sudah berubah, sih. Aku jadi lebih berani, ya, anehnya bukan ke perempuan. Aku sering menggoda laki-laki, bahkan Jin.
Jin sering mengatakan kalau kemungkinan besar aku itu gay. Yang kupikirkan pertama kali saat Jin mendeklarasikan hal itu adalah; kalau aku gay, siapa laki-laki paling hot di kelas? Jawabannya tentu langsung kutemui. Siapa lagi kalau bukan Min Yoongi? Tapi, jujur saja, Yoongi sama sekali bukan levelku. Dia terlalu jauh untuk dijangkau olehku yang hanya sebotol selai.
Walaupun pertanyaan Jin suatu hari membuatku memuncratkan minumanku,
"Bagaimana kalau Yoongi menyukaimu juga, Chim?"
Setelah menghapus sisa air ditubuhku, aku langsung menatap Jin bingung, "hey, Jin, pikir realis saja ya.. mana mungkin orang seperti Yoongi menyukaiku? Dia itu bagaikan bintang kejora yang bersinar dengan terang benderang. Sedangkan aku? Hanya sebotol selai yang tidak mempunyai selai." Aku menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "lagipula, kurasa aku bukan suka yang seperti cinta. Perasaanku pada Yoongi mungkin saja hanya suka sebagai teman, atau karena bakatnya di bidang olahraga. Lagipula belum tentu aku g-g-gay."
Jin itu terkadang memang sering membuat orang kege-eran. Entah dia ingin memberikanku harapan palsu atau memang dia mengetahuinya karena sering menguping pembicaraan Yoongi dan Chanyeol sahabat Yoongi.
Tapi, aku yakin yang Jin bicarakan itu hanya harapan palsu karena setelah beberapa minggu aku yang duduk persis di depan Chanyeol dengan Yoongi duduk disebelahnya mendengar kalau Yoongi belum move on. Pacar Yoongi yang terakhir kutahu adalah Yoonmin.
Aku sudah pernah bertemu Yoonmin, dia perempuan yang cantik dan aktif. Walaupun tampangnya agak judes dan tiap kali melihatku tatapannya seperti melihat kecoa terbang, dan jujur itu membuatku terintimidasi dan kesal.
"Hey, Jimin-ah."
Aku menengok dan melihat Jin berjalan ke arahku, "apa?" jawabku agak judes, secara tadi aku baru saja membayangkan kenangan buruk karena dia.
"Setelah ini kita akan olahraga, kau tidak mau ganti baju?"
"Ah.. benar, ayo temani aku, Jin."
"Apa? Memang kau anak kecil? Di kamar mandi masih ada beberapa anak, kok. Tenang saja. Tidak akan ada hantu yang muncul."
Aku menatap Jin kesal. Semenjak tahu kalau aku takut hantu, dia mulai sering menggangguku.
Aku berjalan kearah kamar mandi agak terburu-buru. Aku tidak mau dimarahi Pak Choi hanya karena telat beberapa detik untuk pemanasan, aku masih sayang pantatku.
Sampai di depan kamar mandi, aku pasti akan selalu berhenti di depan pintu untuk mengintip ke dalam. Ini kebiasaanku sejak kecil semenjak Hyunjeong menakut-nakutiku tentang hantu yang tidak suka diganggu saat sedang menambah populasi hantu. Katanya hal seperti itu pasti asyik. Tapi bagiku, hal seperti itu pasti menyeramkan.
Hyunjeong juga bilang kalau ada suara aneh dari dalam kamar mandi jangan pernah masuk. Nanti aku akan mengganggu kegiatan 'mengasyikan' mereka. Dan aku mendengar sesuatu dari dalam.
"Su-suga.. hentikan.. ak-aku tidak kuat.. ah!"
"Tenanglah, Chan. Hal seperti ini sudah sering kita lakukan, kan? Ini win-win untuk kita. Kau puas, aku puas."
Hey, sepertinya aku mengenali suara itu.
"Ye-yeah? Lalu kapan kau akan mendapatkan incaranmu, hah? Apakah sesulit itu mendapatkan lelaki polos itu? Dia bahkan tidak tahu apa arti hand-job!"
"Aku hanya menunggu waktu yang paling tepat untuk mendapatkannya, Chan. Kau tahu, aku sudah minta tolong Kim Seokjin dan merendahkan harga diriku untuk sengaja bilang hal seperti itu padanya. Tapi dia malah menyangkal kalau dia tertarik padaku. Aku tidak pernah ditolak kau tahu?"
Tunggu.. kenapa mereka menyebutkan nama Jin dengan nada seperti itu? Dan siapa pula yang tidak mengerti hand-job? Astaga, aku merasa kasihan dengan anak itu walaupun dulu aku juga seperti itu, setidaknya sekarang pengetahuanku sudah lebih luas.
"Nah, Chan, ayo kita kembali. Aku tidak mau si gorilla itu mengukum kita. Kau tidak mau bertambah lelah kan?"
"Cih, terserah kau Yoongi."
Yoongi? Jadi yang dipanggil Suga itu Yoongi. Apa yang mereka lakukan di dalam? Kenapa mereka bisa keringatan begitu. Astaga. Tunggu, darimana aku tahu mereka ke
"Oh.. lihat, siapa pengunjung kita, Yoongi."
Aku bisa melihat kepala hijau Yoongi menyembul dari belakang Chanyeol.
"Biarkan saja, Chan. Dia hanya mau ganti baju. Benar kan, Jimin?" tanya Yoongi dengan senyum manisnya.
"A-ah.. iya, eh, aku permisi ganti baju." dengan begitu, aku pun melewati mereka berdua dan masuk ke dalam kamar mandi yang entah mengapa baunya agak aneh.
Aku bisa mendengar suara-suara Yoongi dan Chanyeol menjauh. Dan entah sejak kapan aku baru menyadari kalau aku bisa bernafas dengan lebih bebas lagi. Walaupun masih tercium baunya.
.
.
SPIN-OFF
"Hey, apa ini? Apa Yoongi dan Chanyeol pipis di lantai?"
.
.
[Aphie's Note]
Haloo, satu lagi ff absurd karya gue, haha. Acc lama gue jeshicchi, btw.
Sebenernya, ini ff request temen, awas kalo lu ga baca Chi.
Mohon bantu Aph buat nentuin support pairnya ya :). Maka dari itu, review sangat membantu kemunculan pair lainnya di ff ini.
Annyeong~
