Chapter 1
Pairing : Luna Haibara x Kim Jongin
Sehun x Luna Haibara
Chanyeol x Baekhyun
Sehun x Akio Luhan
Luna Haibara 19 Tahun
Kim Jongin 23 tahun
Chanyeol 20 tahun
Baekhyun 20 tahun
Sehun 19 tahun
Akio 15 tahun
Note : sorry karakter ceweknya aku bikin sendiri ga pake nama artis. Keep smile... dan untuk ceritanya ffnya aku masih belajaran. Ga biasa bikin ff jadi yang mo baca ya baca aja. Kalo ga yang jangan ngamuk khekhe~~(ketawa ala rasta)
Happy Fleur
Luna Pov
Setelah kematian ayah, pengacara keluarga kami Mr. Smith dia datang untuk membacakan surat wasiat Ayah kepada kami. Ya kami aku dan seorang laki-laki mungkin seumuranku yang Mr. Smith bilang anak dari ayahku dengan wanita lain. Aku muak melihatnya, sungguh menyebalkan gayanya yang seperti berandalan, tidak sopan. Dia duduk di sebelahku di depan meja kerja Ayahku yang kusinya diduduki Mr. Smith.
Oke aq memang dari keluarga terpandang kedua orang tuaku pemilik perusahaan besar di korea. Dan aku cukup punya sopan santun dari pada bocah aneh berpakaian serba hitam, dan tak menangis saat kematian ayah. Padahal ayahku kan juga ayahnya. Emosi sungguh aku ingin melepar orang di sebelahku ini dengan vas bunga di meja ayahku.
"baiklah nona luna... dan tuan Kim aq akan membacakan wasiatnya seluruh kekayaan yang ada akan di wariskan pada Tuan Kim jongin "
" apa...?!" aku langsung berdiri dari tempatku, menatap nyalang tidak percaya. Apa-apan ini kalian bercanda kan tanpa sadar tanganku terkepal di kedua sisi tubuhku sampai rasa perih di telapak tanganku membuat ku tak terlalu meremas tanganku sendiri.
"dengarkan dulu pengacara Smith..."ucap kai menjawab pertanyaan Luna yang kini sudah berdiri dengan suaranya yang tenang, wajahnya tak menunjukan ekspresi apapun, dia begitu datar.
"Tuan jongin berhak atas segala aset dari mulai rumah hingga perusahaan. Dan untuk nona Kim Luna akan tetap memiliki apa yang dimilikinya sekarang dan sebuah rumah di Busan. Dan terakhir Tuan Kai akan tinggal di mansion yang di tempat nona Luna dan akan menjaga nona Luna." ucapnya sambil membaca surat wasiat di tanganya.
"aku tak mau dia tinggal di sini " kataku tegas. Sungguh membiarkan orang lain dalam rumahmu bagaikan mengundang serigala kerumahmu dan mengganggumu.
Luna pov end
"ingat aku pemilik mansion ini sekarang, kau bukan siapa-siapa. Kau harus menuruti perintahku, kau akan tinggal disini denganku dan aku akan menjagamu sesuai perintah ayah. "ucapnya dengan sangat jelas.
Dengan menatap tajam. Luna sesungguhnya tak ambil pusing dengan beralihnya kekayaan ayahnya ke tangan kai karna dia juga anak ayahnya walau dengan wanita lain. Benar –benar gadis berhati lapang. Tapi yang di bencinya sekarang kenapa kai seolah ingin mengatur hidupnya, tapi kata katanya yang ingin menjaganya membuat jantungnya berdesir lembut.
"kalau kau menyayangi ayahmu seharusnya kau mengikuti wasiatnya." ucapnya sekali lagi lebih tenang. Luna menghela nafasnya berat.
"Mr. smith apa aku masih bisa mengurus sekolahku." tanya Luna lemas
" ya nona sekolah itu atas namamu.. disini semua yang atas namamu akan tetap jadi milikmu."
"sekolah apa...?" tanya kai
"sekolahku, itu milikku. Kau tak boleh mengambilnya, apa kau tak dengar kata Mr. smith. Sekolah itu atas namaku. Aku mencintai sekolah itu. Kalau kau mengambilnya aku akan membunuhmu, aku tak peduli." Luna benar-benar kebakaran jenggot. dia mencintai sekolah itu benar. Sekolah itu didirikan ayahnya untuknya, untuk mengenang sepupunya yang autis dan harus meninggal karna bunuh diri karna orang tuanya tak menyayanginya. Padahal Luna sangat menyayanginya. Maka sekolah itu pun dibuat saat Luna masih junior high school.
"wah wah apa aku mengganggu hartamu satu-satunya." kai mulai mengejeknya.
"apa maksudmu... kau tau setelah ayah meninggal aq baru tau aq seperti anak tiri h... hiks..." airmata lolos dari matanya begitu mudahnya. Kai bingung melihat airmata Luna apa lagi di depan Mr. Smith
"hei sudah jangan menangis" kai beranjak dari duduknya dan berdiri di depan Luna dan menghapus airmata yang mulai menganak sungai di pipinya. Lalu mesejajarkan wajahnya dengan Luna menatapnya lembut, berbeda dengan tatapanya tadi.
"maafkan aku..." ucapnya lembut.
"sepertinya kalian akan jadi adik kakak yang akur... kai aq sebagai sahabat ayah kalian. Tolong jaga Luna karna kau kakaknya."
"hah memang berapa umurmu..." seketika tangis Luna berhenti dan memiringkan kepalanya bingung menatap kai. Kai hanya tersenyum melihat betapa imutnya adik seayahnya ini.
"umurku 23 tahun"
"hah... kupikir umurmu 19 tahun sama denganku..." kaget Luna menutup mulutnya.
"aku memang awet muda.." ucapnya percaya diri sekali dengan senyum tengilnya.
"huuuhff." Luna mempoutkan bibirnya. Astaga Kai yang melihatnya sungguh ingin mencium bibir pink yang kissable itu apalagi saat mulutnya di poutkan. Tapi dia harus menahanya sekuat tenaga hahaha.
"baiklah aq pergi. Kalian harus akur." kata pengacara berusia 50 an itu.
Happy Fleur
Keesokan harinya hari minggu. Dengan piyamanya Luna duduk di kursi makannya dan melamun dengan segelas susu plain segar.
"nona tuan kai sudah datang" kata lee ahjumma.
"mm..." Luna menoleh kebelakang sambil setengah ngantuk dia melihat Kai yang juga sedang memandangnya di balik kacamata hitamnya.
Luna POV
Astaga dia keren sekali seperti artis apalagi kulit tan-nya benar benar seksi.
"terpesona eoh? Dengan ketampananku" katanya narsis.
"aniya~~..." jawabku geleng-geleng dan kembali menatap susu di meja makan dan meminumnya.
"hei kau harus menunjukan kamarku..."katanya memandangi rumah kami. Ya kami akan tinggal bersama.
"ahjumma...lee tolong antarkan dia ke kamar kosong diatas" menunjuk dengan dagunya
"hei aku ini kakakmu... sopanlah sedikit" kata kai sewot
" selama kau tak sopan aq juga takkan sopan" jawabku meyakinkan. Tapi dia malah mengacak rambutku lembut sambil tersenyum. Senyum yang membuatku meleleh dan aneh disaat yang bersamaan. Dasar orang aneh.
"iya iya..." kataku lalu mengambil kunci dari tangan ahjumma lee dan menaiki tangga dia mengikutiku di belakang sambil menanteng kopernya lalu kubuka pintu kamar itu itu adalah kamar yang luas dan besar ada kamar mandi di dalamnya sama seperti kamarku lalu segera aq menuju jendela dan membuka gorden dan juga pintu balkonnya yang cukup luas dan menampilkan pemandangan kota seoul yang indah di pagi hari, maklum rumahku ada di atas bukit.
"ahhh segarnya " kataku merenggangkan kedua tangan ku ke atas memandang matahari yang bersinar dengan hangatnya.
"wah pemandangan yang bagus" katanya berdiri disampingku, dia terlihat tampan dengan matahari menyinari wajahnya. Dan wajahnya entahlah menurutku tak mirip ayah kecuali tinggi tubuhnya mungkin sekitar 180-an.
" puas menelitiku eoh?" tanyanya menatapku dengan tatapan yang membuat jantungku berdesir. Apa ini.. dia kakakku. Kok dia tau isi otakku. Huhhh dasar aneh.
"kau pendek yah memang cocok jadi adik" katanya sambil mensejajarkan puncak kepalaku dengan bahunya. Kuakui puncak kepalaku hanya sampai pundaknya. Tapi aku kembali mengingat ayah ibuku mereka tinggi tidak sepertiku.
"kau ini cerewet untuk ukuran laki laki" ucapku sekenanya sambil sok cool.
"ini menurun dari ayahku.. ayahmu juga.." katanya PD. Entah kenapa hatiku sakit mendengar kata ayah kami sama. Aku menghela nafasku untuk menghilangkan rasa sakit di jantungku ini.
Luna POV end
Kai POV
Lagi dia menunjukan tatapan kosongnya saat aku menyebut ayah kami. Dia pasti tidak terima dengan keberadaanku di rumahnya. Harta pria yang sudah menelantarkan aq dan ibu kini ada di tanganku bukan di tangan gadis di sampingku ini. Jawabanya jelas dia bukan anak pria itu. Dia di adopsi karna istri pria itu tak bisa memiliki anak. Tak ada darah orang itu di darahnya. Dia hanya orang asing yang belum tau tentang dirinya sendiri. Pria itu memberi tahu aq kalau gadis ini bukan putrinya.
Kini aq yang memiliki hartanya bahkan perusahaannya ya tanpa sepengetahuannya aq dibiayai kuliah di manajement dan aq sudah ada di kantor itu sejak 5 bulan lalu setelah kelulusanku. Aq sudah bisa menjalankan sedikit demi sedikit.
"kalau butuh sesuatu tanyakan saja pada ahjumma lee. " ucapnya setelah diam.
"kau mau kemana..." tanyaku.
"ke sekolah.."
" ini kan hari libur" kataku lagi. Kenapa aku jadi penasaran.
"ada yang harus ku urus..." katanya lalu keluar dari kamarku. Aq tau dia akan ke sekolah yang didirikan ayahnya untuknya.
Aq lihat Luna sedang di halaman dengan sebuah sepeda dengan keranjang di depanya. Dia menaruh banyak sekali bawaan.
"mau ku antar..."
"tidak usah... sekolahnya dekat" katanya sambil mengetuk-ngetuk sepatunya. Dia terlihat masih sibuk merapihkan barang di keranjang depanya. Dia tak terlihat gadis kaya raya, penampilanya sedikit tomboy dengan celana jeans biru dan kemeja pink juga sepatu sneakers. Dia menaiki sepedanya. Kakinya ramping dan panjang dia tak terlihat pendek, kakinya sampai di tanah tanpa menggantung.
"terpesona eoh?" katanya... lalu terkekeh pelan. Kali ini dia mencoba membalasku.
"yah..aku terpesona. Setidaknya aq jujur...tidak sepertimu" aku tersenyum jahil, kulihat pipinya menggembung dia marah tapi ada rona tipis dipipinya.
"aq berangkat dasar item" ucapnya seraya mengayuh sepedanya sambil menjulurkan lidahnya meledekku.
"apa kau bilang! Yakkkk... aq ini exotis" kataku tak kalah membalasnya. Tapi dia sudah berlalu dengan cepat keluar dari gerbang rumah. Hmm.. sepertinya aq akan melalui hari yang menyenangkan denganya.
Kai pov end
Happy Fleur
Sesampainya di sekolah itu Luna segera ke ruanganya dan menaruh barang bawaanya ke meja di depan meja kerjanya. Dia tak pernah bosan bersepeda. Dengan bersepeda dia bisa melihat banyak sekali pemandangan dan perbukitan hijau yang asri dengan menikmati udara yanga sangat segar.
" Luna... aku turut berduka cita." kata seorang temanya dan langsung memeluknya.
"Baeki ... terima kasih." lirihnya. Baekhyun adalah teman kuliahnya yang juga ikut membantu sebagai staff di sekolah yang didirikan Luna. Dia baru 5 bulan lalu bekerja di sana hitung hitung praktek kerja di bidang management.
" kenapa kau kemari ini hari libur." tanya baeki yang mulai mendudukan dirinya di sofa. Begitupun Luna.
"mm.. aku hanya malas dirumah. Oh ya aq buat puding tadi malam. Aq simpan di kulkas jadi rasanya segar. " senyumnya meski masih terlihat kesedihanya. Luna pun membuka bawaanya dan mulai memotong-motong pudingnya.
"mmm... enak manis seperti aq.." Baekhyun narsis.
"iyah kau memang manis makanya chayeol si playboy itu terjerat pada kemanisanmu." goda Luna
"yah... aku ini namja... kau ingin aku tak mempunyai keturunan eoh" sewotnya.
"iya namja manis." ledek Luna. " kalau begitu kau harus menghindarinya kalau kau tak menyukainya."
" setiap hari aq menjauhinya. Dan bagaimana denganmu. Kau jadi seorang CEO... itu keren." Baekyun mengangkat 2 jempolnya. Dan expresi Luna langsung murung.
"sebenarnya kemarin aq baru tahu. Aq punya saudara tiri... ayahku memiliki hubungan dengan wanita lain sebelum menikah dengan ibuku." ucapnya lirih.
" apa ... Luna ini pasti sulit." Baeki pria manis 20 tahun itu memeluk luna dengan erat dan membuat luna terisak pelan, sungguh dia butuh tempat untuk menumpahkan kesedihanya yang bisa menenangkannya. Baeki pun mengelus elus lembut punggung Luna.
" aq berusaha untuk tak memikirkannya tapi hiks... aq teringat ibu... sebelum ibu meninggal 2 tahun lalu aq sering melihat ayah dan ibu bertengkar. Hingga ibu akhirnya bunuh diri. Apa karena ini... apa ayah memberitahu ibu soal ini. Aq juga hiks.. tidak tahu... dan sekarang laki laki anak ayah itu memiliki 100% warisan ayahku. "
" lunaa~... bersabarlah.."
"aku bukan orang yang gila harta. Tapi entah kenapa ayah seperti mengkhianati aq sebagai putrinya. Apa karna pertengkaran dengan ibuku. Aku tak habis pikir. Kupikir ayahku menyayangiku... aku putrinya satu-satunya. Aku harus bagaimana Baeki~ hiks...hikss..."
"Luna.."
"hikss hikss.." tangisnya. Meluap begitu saja. BaekHyun pun menatapnya dalam menghapus airmata dipipinya yang mulai menganak sungai. Dan Luna kembali menghambur di pelukanya menyerukkan wajahnya di dadanya , baeki mengecup puncak kepalanya. Mereka memang baru berkenalan tepatnya setahun lalu saat keduanya masuk universitas seoul. Karna kelelahan menangis Luna pun tertidur di dada Baekhyun, baekhyun pun membaringkan Luna di sofa. Dan menyelimutinya dengan pashmina yang ada di kursi kerjanya. Sejenak Baekhyun memandangnya mengelus surai yang menutupi mata Luna.
"yah...aq tau rasanya di khianati orang tua kita sendiri. Tapi aq masih punya ibuku." ucapnya pelan tak ingin menambah runyam suasana hati Luna. Lau Baekhyun kembali ke meja kerjanya dan membantu tugas luna sebagai pemilik sekolah ini. Baekhyun memang be
Sementara itu di mansion keluarga seorang kim jongin bolak-balik menatap jam di tangannya sejak sejam lalu dia menunggu adik tirinya yang tak kunjung pulang padahal ini sudah jam 8 malam. Mukanya kembali di tekuk saat pintu masuk rumahnya tak kunjung terbuka. Oke kenapa dia tiba-tiba tidak tenang, tiba-tiba peduli dengan adik tirinya. Sungguh kai masih sedikit memiliki hati bagaimana perasaan Luna sekarang harusnya dia bisa membuat hati adiknya tenang saat orang tuanya meninggal apalagi kai tau adiknya masih dalam umur yang bisa dibilang labil. Kai takut Luna melakukan hal yang tidak tidak karna kesedihanya.
" malam... " ucap Luna pelan. Dan kai terbangun dari lamunannya.
"hei.. kau tak membunyikan bel atau mengetuk pintu... dan langsung masuk begitu saja!" dengan nada yang tinggi ,oh jangan lupakan matanya yang melotot di hiasi kulit tan-nya yang seperti preman yang sedang marah-marah.
" pintunya tidak terkunci. Lagi pula aq sudah menyapamu 'malam' apa kau tak dengar"
"ya-yah! Kau ini tidak sopan panggil aku oppa... aku ini kakakmu." ucapnya kali ini berkacak pinggang
"shireo~~" malasnya Luna langsung menuju tangga hendak kekamarnya mandi lalu tidur.
"yah! Kau ini... ini sudah malam kau dari mana saja." tanyanya. Dan membuat Luna menghentikan langkahnya di bawah tangga, dia terlihat berfikir membuat kai pun membaca raut wajahnya yang berubah menjadi pokerface sejak kepulanganya, berbeda dengan tadi pagi.
"dengar kai mungkin kita harus membuat kesepakatan."
"yah kenapa kau masih tak sopan dengan memanggilku dengan namaku saja." kai mulai berteriak lagi
" oke kalau begitu peraturan pertama aku akan memanggilmu oppa dengan terpaksa, tapi aq juga punya peraturan untukmu. Dan itu peraturan yang kedua yaitu jangan ikut campur dengan urusanku, urusanku kau tau sendiri aq hanya mahasiswa dan pengelola sekolah itu. Kau cukup tau. Kalau terjadi apa-apa denganku itu hanya urusan kampus dan sekolah kau tak perlu khawatir atau berusaha menjadi kakak yang peduli dengan masalah-masalahku oppa~~."
Luna kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Tapi langkahnya terhenti saat kai mengatakan sesuatu.
" aku juga tidak tahu kenapa. Ayah kita memberikan hartanya padaku sepenuhnya. Aq tau kau pasti merasa di khianati oleh ayahmu sendiri saat orang sepertiku datang untuk mendapatkan harta yang harusnya milikmu." ucap kai menatap tajam mata Luna dengan wajah yang sulit diartikan. Luna kembali menuruni tangganya
PLAKK! Luna menampar wajah pria yang baru saja menjadi kakak tirinya itu
"DENGAR KIM JONGIN AKU TAK PERNAH PEDULI DENGAN HARTA SIALAN INI! KALAU KAU MAU MENGAMBILNYA AKU TIDAK PEDULI. Haah hhh... a-aku...h.." Luna memegangi dadanya sedikit meremas bajunya. Badannya terbungkuk menahan sakit di dadanya yang tiba-tiba menyerangnya.
"Luna kau baik baik saja " Kai menatapnya horor, dia nampak khawatir. Luna menatap sengit Kim Jongin meski rautnya terpancar kesakitan yang berusaha dia tahan.
BRUKK
"NONAA/LUNAA!" teriak keduanya bersamaan.
Sementara itu di jepang seorang bocah SMP nan imut bernama Akio Luhan sedang memandang horor lemari loker di sekolahnya. Dan sedetik kemudian.
"AAAAAAARGKKKKKKK" teriaknya kencang sambil menjejak-jejakkan kakinya seperti anak kecil yang merengek menangis minta dibelikan eskrim. Betapa tidak lokernya yang tadi niatnya untuk menaruh baju olahraga untuk jam pelajaran kedua. Loker yang jadi tujuan utamanya setelah melewati gerbang sekolah pagi di penuhi dengan surat sampai luber keluar seperti air khekheee (tawa thor). Hal ini sudah tidak terjadi sejak sebulan lalu tapi hal ini terulang lagi.
" KALIAN PIKIR LOKERKU ITU KOTAK POS APA?!" sontak membuat siapapun yang lewat langsung memandang bocah imut berambut almond yang terlihat lembut dan bergoyang seiring gerakannya. Dengan kasar Akio mengeluarkan seluruh surat dengan amplop warna-warni itu dengan kedua tanganya. Lihatlah tampang seorang Akio Luhan yang terlihat seperti rumah yang mengamuk dengan membawa efek hitam kelam dan menyeramkan kepada teman- temanya yang merasa memasukan surat ke dalam Lokernya.
Surat apa itu ?
Kalian pasti bertanya surat macam apa yang membuat Akio Luhan marah. Yaps SURAT PERNYATAAN CINTA (SPT).
Flashback
Penerimaan siswa baru Tokyo junior high school 3 tahun yang lalu. Ada seorang namja cantik yang berlari karena telat masuk ke acara penyambutan siswa baru. Sekolah khusus cowo paling ternama di jepang ini memang di pilih ibu dan ayah Akio Luhan. Dengan alasan teman akio sejak di bangku TK dan SD selalu yeoja, mereka tidak ingin anak mereka jadi kecewek-cewekan. Hahaha... asalnya Akio yang memang manis kadang di jadikan model percobaan make-up dan kostum-kostum anime oleh temanya. Mereka tidak membulinya mereka justru sangat menyayanginya. Dan parahnya Akio memang suka jadi costplay. Walaupun orang tuanya kadang memergokinya saat ada festival anim dan dia memakai costum megu vocaloid bersama sahabat sahabatnya yang juga suka dengan cost play.
Alhasih jadilah Akio di sekolahkan di sekolah khusus cowo. Berharap sang anak jado cowo banget. Tapi apa yang terjadi saat Akio masuk keruang aula dengan kelelahan karna berlari-lari agar tidak terlambat dan wajah yang bersemu merah disertai keringat berkilau di wajahnya yang imut.(author lebay).
"maaf saya terlambat... gomen" katanya membungkuk dalam lalu bagai gerakan slow motion Akio menampakan wajahnya pada seluruh teman barunya, dan para guru juga kepala sekolah di Aula tersebut.
Kedip... kedip... kedip... " woooooooowwwww" seru semuanya kayak orang kehilangan kesadarannya. Semua mata tersedot oleh paras imut nan manis Akio Luhan. Luhan segera berlari menuju kumpulan cowok-cowok cupu yang sepertinya kumpulan anak baru. Karna mereka masih memakai seragam SD mereka masing-masing.
"apa aku terlambat lama?" tanya Akio pada teman baru yang bertubuh gembul disampingnya.
" tidak baru 15 menit kok. Eh ini kan sekolah cowok kenapa kau masuk kesini?" katanya tanpa dosa lalu diangguki oleh beberapa teman di samping dan belakangnya. Akio mengepalkan tanganya erat sambil menahan amarahnya yang membuncah.
"apa aku harus membuka bajuku agar kalian lihat siapa sebenarnya aku?" katanya absurb.
" yappss.." seru teman barunya ga tahu malu dan tanpa dosa.
"YAKKKK KALIAN INI AKU INI LAKI-LAKI!" dan teriakan megapower ala Akio pun menggetarkan seluruh aula. Setelah sebulan bersekolah Akio pun mengikuti klub drama alasannya adalah dia kalah taruhan bermain basket dengan cowok bernama Kris. Kris Wu cowo blesteran kanada china ini sebenarnya ikut klub basket. Tapi karna Akio yang terkadang sombong gara-gara peristiwa jus tomat yang tumpah di wajah ganteng kris membuat kris marah. Akio sebenarnya sudah minta maaf tapi kris yang kelewat sewot mengatai Akio Banci. Akio pun menantang kris adu basket. Dan pemenangnya tentu saja Kris karna jauh lebih tinggi dan cekatan.
Disinilah sekarang Akio Luhan berperan sebagai cinderella di panggung drama dengan pakaian yeoja dan wig pirang yang indah dan riasan pink tipis membuatnya terlihat seperti yeoja sungguhan. Apalagi akting Akio yang terlihat natural saat menangis membuat para seme merasa mereka harus melindungi uke manis yang satu ini. Dan sejak saat itu seorang Akio Luhan mulai di gilai cowok satu sekolah.
Flash back end
"akan kubunuh siapapun yang mengotori lokerku lagi!" ucap luna tegas menatap para cowok di depannya.
" tidakkah kau menghargai surat mereka sebelum perpisahan sekolah 2 bulan lagi kita akan ujian akhir dan kurang dari sebulan kita akan berpisah." ucap Pria yang tiba-tiba muncul di depan Akio.
"k-kris..."
...2BEECONTEANU...
HAPPY FLEUR
review plisss
