"Ya hallo?" jawab wanita cantik itu menjawab telpon yang baru saja masuk.

"Sakura pulang lah nak ibu sangat merindukan mu begitu juga ayahmu."

"Aku masih sibuk bu."

"Sudah lama sekali kamu tak pulang nak."

"Huuh~ baiklah bu nanti aku pikirkan dulu."

"Ya sudah ibu masih ada perkerjaan nanti ibu telpon lagi."

"Iya bu bye."

Setelah menutup telpon wanita yang memiliki warna rambut seperti bunga Sakura itu diam berdiri ditempatnya dan menghela nafas lelah lalu berjalan maju menuju jendela apartemennya dan melihat puluhan kelap-kelip lampu kota yang bersinar menghiasi jalanan dan gedung-gedung tinggi pencakar langit.

"Aku tak mungkin membawa Sarada dan tak mungkin meminta Ino untuk pulang dari liburannya untuk menjaga Sarada." katanya.

"Mama." gadis kecil berusia enam tahun berjalan medekati ibunya sambil membawa boneka beruang berwarna putih.

Apa aku harus menitip Sarada kepada Sasuke? pikirnya.

Wanita itu berjongkok untuk menyamai tinggi putrinya sambil tersenyum lembut lalu membelai kepala putrinya itu, "Sarada-chan mau ketemu sama papa?" ucapnya dan menyelipkan rambut hitam Sarada ditelinga.

"Mau ma aku mau ketemu sama papa!" timpal Sarada dengan penuh semangat. Gadis kecil itu menimpali perkataan mamanya dengan sangat antusias oh apakah impiannya ingin bertemu dengan papa akan terkabul?

"Baiklah sekarang kamu tidur ya."

"Iya ma tapi janji ya ma aku mau ketemu sama papa."

"Iya sayang." wanita itu tersenyum kaku dan membawa putrinya itu ketempat tidur.

Wanita itu menidurkan putrinya dengan mengelus punggung kecil putrinya sambil menyanyikan nina bobo. Entahlah ia tak tau harus berbuat apa biasanya ia akan pulang ke Paris tiga kali dalam satu tahun dan menitipkan Sarada kepada Ino sahabatnya tapi saat ini temanya itu sedang liburan bersama anak dan suaminya dan ia tak enak hati meminta Ino terus menerus menjaga Sarada.

Disaat ia pulang ke Paris dan tak mungkin pula ia membawa Sarada ke Paris bisa-bisa ayahnya kena srtuk karena tau putrinya memiliki anak diluar nikah apalagi ayahnya itu kini sudah menginap penyakit jantung dan ia tak ingin memperburuk keadaan ayahnya itu tapi ayah biologis Sarada tidak mengetahui bahwa dia punya anak dan ini semua karena kejadian tujuh yang lalu.

Sakura ingin meminta pertanggung jawaban dari Sasuke tapi mengingat bahwa Sasuke selalu cuek, dingin, dan sangat arogan membuat nyalinya menciut dan ia tak mau dibilang sebagai wanita murahan yang mengaku dihamili Sasuke dan bisa-bisa imagenya turun drastis apalagi saat itu ia sedang sukses sebagai seorang dokter muda bagaimana tidak di usia 20 tahun ia sudah berhasil menjadi dokter dengan predikat terbaik saat kelulusan. Dan ia juga tak mungkin mengugurkan Sarada karena anak itu tidak bersalah toh apa salahnya jika ada malaikat kecil sedang ada didalam tubuh mu dan engkau mau membunuh malaikat itu? Kejam dan perbuatan itu akan dihujat oleh dewa.

Sakura Haruno, namanya. Wanita itu mengehela nafasnya ia takut saat menitipkan Sarada nanti malah Sasuke mengusir Sarada tapi ia tau Sarada anak yang jenius seperti papa dan mama nya. Tapi Sarada selalu bertanya soal papanya dan Sakura hanya diam dan berulang kali Sarada meminta bertemu dengan ayahnya dan Sakura akhirnya marah-marah dan Sarada mengurun diri dikamar.

"Baiklah." ujar Sakura lalu bangkit dari tidurnya dan turun dari tempat tidur dengan pelan agar tidak menganggu tidur Sarada.

Sakura mengambil koper berwarna pink dari dalam lemari dan memasukkan beberapa helai pakaian Sarada dari kaos, celana, gaun, rok, piyama tidur, jaket, lalu satu sepatu kets, dan dua buah flat shoes. Setelah selesai ia juga memasukkan peralatan mandi seperti sikat gigi, shampoo, sabun, lalu bedak, parfum, sisir yang memang khusus untuk anak berusia 1 sampai sepuluh tahun.

Sakura menaruh koper itu disampin meja kerjanya lalu mengambil secarik kertas dari dalam buku yang ia sobek kemudian duduk dengan nyaman dikursi sambil memikirkan rangkaian kata yang akan ia tulis.

.

.

.

.

.

Malaikat KecilKu

Chapters 1

T

Uchiha Sasuke . Uchiha Sarada . Haruno Sakura

By Mitsuki HimeChan

Baturaja, 03 Januari 2016

Sumatra Selatan

.

.

.

.

Uchiha Sasuke, siapa yang tak kenal dengan nama itu. Pembisnis muda dengan begitu banyak pesona dan kharisma itu menjadi pujaan banyak wanita bahkan puluhan wanita diluar sana yang mengantri untuk menjadi istrinya namun diusianya yang tak lagi muda ini masih saja melajang tapi tidak terlalu tua mengingat usianya masih 27 tahun bahkan wajahnya masih sangat tampan seperti berusia 20 tahun.

Sasuke menatap gedung-gedung pencakar langit yang bersebelahan dengan gedung tempat ia berpijak saat ini. Dari balik jendela besar ini pula Sasuke melihat birunya langit dan putihnya awan disaat cuaca cerah dan hitam disaat mendung.

Sasuke mendengus kesal. bagaimana tidak ayah dan ibunya berulang kali mencoba menjodohkannya dengan banyak gadis kenalan mereka. Semuanya cantik tapi Sasuke tidak berminat dan seperti saat ini ia kembali dijodohkan dengan gadis bernama Shion dan telah berulang kali pula gadis itu datang menemuinya baik itu di kantor atau apartemen dan akhirnya ia pindah ke apartemennya yang lain yang pernah ia tinggali sekitar delapan tahun yang lalu. Dan Shion sangat agresif menurutnya.

Sasuke melirik jam tangan mewah yang melingkar ditangan kirinya dan menghela nafas dengan berat dan sudah kesekian kalinya ia menghela nafas lalu mendudukkan pantatnya dengan kasar ke kursi kebesaranya.

Sasuke kembali teringat dengan sosok seorang gadis cantik dengan warna rambut merah muda yang dulu pernah mengisi ruang yang ada dihatinya. Ia tak dekat dengan gadis itu tapi mereka sering bertemu meski tak pernah mengobrol atau saling menyapa tapi saat pesta itu pesta kelulusan sahabatnya Rei Gaara berhasil sukses menjadi seorang dokter diusia 20 tahun begitu juga dengan gadis merah muda itu. dan untuk pertama kalinya Sasuke menyapa gadis itu karena Gaara mencomblangkan mereka berdua dan itu hanya lelucon awalnya dan dimalam itu mereka mabuk dan berakhir diranjang. Setelah kejadian malam itu Sakura menghilang dan tidak lagi muncul dihadapan Sasuke dan Sasuke berulang kali mencari Sakura tapi nihil bahkan Gaara sahabat baik Sakura tidak mengetahui keberadaan Sakura. Sasuke menyerah. Dan kini Gaara berada di Korea dan menjadi dokter ahli beda yang sangat handal.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Sasuke tersadar dari lamunanya karena mendengar suara ketukan di pintu dan mempersilahkan orang diluar masuk.

"Maaf Sasuke-sama diluar ada Shion-san." ujar Ayame seketaris pribadi Sasuke.

"Katakan aku sedang sibuk." timpal Sasuke.

"Tapi tuan dia-"

"Aku akan meminta security untuk mengusirnya dan kau kembali kerja sana." kata Sasuke dingin dan melanjutkan kerjanya yang tertunda.

Ayame membungkukkan badannya lalu keluar dari ruangan Sasuke dan benar saja tiga menit setelah ia keluar terlihat dua orang security datang dan menyeret Shion untuk keluar. Ayame menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan kembali tugasnya.

.

.

.

.

Sudah lima jam Sarada duduk diatas koper pinknya didepan sebuah pintu apartemen mewah itu bahkan sesekali ia berdiri, berjalan, atau bermain untuk menghilangkan rasa bosannya dan kini jam mungil berwarna putih yang melingkar ditangan kirinya telah menunjukkan pukul sembilan malam dan beberapa kali petugas yang lewat menegurnya dan ia menajawab sebisa mungkin.

Sarada bosan namun rasa bosanya hilang saat melihat seorang pria dengan berpakaian stelan jas itu datang dan mengahampirinya dengan raut wajah yang tak jelas.

"Hei gadis kecil menyingkirlah." ucapnya dingin tapi bukan Sarada namanya jika ia tak berani bicara dengan pria itu.

"Apa nama mu Uchiha Sasuke?" tanya Sarada dan berdiri didepan Sasuke sambil mendongakkan kepalanya demi bisa melihat wajah tampan milik pria itu.

"Hn." jawab Sasuke ambigu.

"Nani?" Sarada melihat Sasuke dengan bingung, jawaban macam apa itu?

"Ya aku Uchiha Sasuke jadi apa mau mu hn?" kata Sasuke jengah melihat gadis kecil itu.

Sarada tersenyum senang lalu mengeluarkan sebuar kertas yang dilipat dari saku jaketnya dan memberikan itu kepada Sasuke. Sasuke mengangkat sebelah alisnya aneh dan menerima kertas itu lalu membacanya secara cermat.

Sasuke, aku tau ini mengejutkan untuk mu. Kau tau setelah kejadian malam itu aku sangat kesal dan marah pada diriku sendiri dan kepadamu dan aku memutuskan untuk menjauh dari mu dan beberapa minggu setelah malam itu, aku hamil dan aku ingin memberitahu mu tapi aku takut jika kau meminta ku untuk menggugurkannya jadi aku tak berani.

Saat ini aku harus pergi kesuatu tempat dan tak mungkin mengajak Sarada, anakmu. Aku ingin menitipkanya pada sahabat ku tapi saat ini ia tak ada di Jepang. Sasuke aku titip Sarada sebentar ya dan maaf merepotkan mu dan tolong jangan telantarkan dia karena dia putri mu dan namanya Sarada.

Haruno Sakura

Sasuke menahan nafasnya sebentar dan menghembuskannya dengan kasar lalu meremuk kertas itu dan membuangnya ketempat sampah yang tak jauh dari pintu apartemennya.

"Papa, kamu papa ku kan?" tanya Sarada dengan hati-hati.

Sasuke memperhatikan gadis kecil itu dari bawah keatas. Ia tak bisa mempercayai isi surat itu karena mungkin saja gadis ini bukan putrinya tapi mengingat sosok Sakura yang ia kenal tak mungkin jika wanita itu berbohong dan melihat fisik dari gadis bernama Sarada itu memang mirip dengannya dari mata, mulut, hidung bentuk wajah, warna rambut dan juga warna kulit tapi bedanya adalah gadis itu sangat cantik seperti ibunya.

"Kau tau gadis kecil saat ini aku sangat lelah dan aku tak mungkin membiarkan mu berkeliaran diluar sana jadi ikut aku masuk kedalam." kata Sasuke pasrah lalu membuka pintu apartemen miliknya dan mempersilahkan gadis itu masuk dan ia menyeret koper pink milik Sarada.

"Disini hanya ada satu kamar, kau bisa tidur dikamar ku dan aku tidur di sofa." Sasuke membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampu. Sebuah kamar minimalis dengan satu tempat tidur ukuran king size dengan bad cover berwarna abu-abu dan cat kamar berwarna putih polos dan jendela kamar pun tertutupi oleh gorden berwarna abu-abu.

"Papa?" Sarada menatap Sasuke lekat-lekat.

Sasuke menggaruk kepalanya yang tak gatal dan ia sedikit canggung dengan panggilan yang diucapkan oleh Sarada tapi disisi lain hatinya terasa berdesir aneh.

"Ya?" sahutnya kaku.

"Aku lapar." kata Sarada dengan wajah memelas. Sasuke menghela nafas.

"Disana ada kamar mandi kamu mandi dan aku akan menyiapkan makan malam, kamu bisa mandi sendiri?" Sarada menggelengkan kepalanya, "Biasanya mama mandiin aku." jawabnya jujur.

"Mulai sekarang kamu mandi sendiri oke? karena kamu harus belajar mandiri." kata Sasuke lembut namun terkesan tegas. Sarada mengangguk mengerti.

Sasuke pergi meninggalkan kamarnya menuju dapur dan membuat nasi goreng untuk makan malam Sarada dan untuk Sasuke ia tak terbiasa makan malam karena walaupun dia laki-laki dia juga diet soal makanan dan biasanya kalau malam ia cuma makan tomat.

Sasuke duduk diam dikursinya sambil melahap tomat dan Sarada duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan Sasuke.

"Papa punya tomat lagi?" tanya Sarada.

"Iya kenapa?" sahut Sasuke.

"Aku juga mau makan tomat soalnya aku juga suka makan tomat." katanya malu-malu.

Sasuke tersenyum tipis.

"Habiskan makan malam mu nanti aku kasih." kata Sasuke dan Sarada menuruti perkataan Sasuke.

.

.

.

.

Beberapa menit yang lalu Sasuke menemani Sarada makan dan ternyata Sarada juga suka tomat dan saat Sasuke tanya dia suka makan manis seperti kue, coklat, permen dan sebagainya maka jawaban Sarada adalah dia tidak terlalu suka manis.

Sasuke tidur disofa didepan tv. ia bingung. Kemudian dia mendapat sebuah ide ia akan melakukan tes DNA. Sasuke ingat tes DNA tak mesti harus darah karena menggunakan rambut juga bisa karena tak mungkin jika ia meminta Sarada untuk tes DNA karena itu akan menyakiti hati gadis kecil itu.

Diam-diam bak seorang pencuri Sasuke masuk kedalam kamarnya dan melihat koper Sarada sudah terbuka dan sedikit berantakkan. Sasuke membuka koper itu dan merapikan baju-baju milik Sarada dan menyusunnya dengan rapi lalu memasukkan baju itu ke dalam lemari bajunya. perlengkapan mandi Sarada ia taruh didekat perlengkapan mandi miliknya di kamar mandi dan bedak, sisir dan parfum ia taruh dimeja rias namun meja riasnya tidak banyak barang seperti meja rias perempuan hanya ada parfum khas laki-laki, minyak rambut, dan pelembab wajah khusus laki-laki lalu sisir.

Dilihatnya ada beberapa helaian rambut Sarada menempel pada sisir berwarna pink. Sasuke mengambilnya dan menyimpang rambut itu didalam kertas yang ia sobek dari buku catatan kecil miliknya.

Sasuke melihat album foto milik Sarada dan ia mengambilnya dan melihat disana semua foto Sarada. ada foto Sarada yang baru saja lahir hingga ia dewasa dan tak banyak pula ia lihat ada foto selfie Sakura bersama Sarada. Ia tersenyum tipis nan tulus.

.

.

.

.

Pagi telah tiba dan Sasuke telah siap untuk berangkat kerja sedangkan Sarada. Gadis kecil itu tampak lahap memakan sarapannya yang berupa roti tawar dengan selai kacang.

Tadi malam Sasuke telah memutuskan untuk menitipkan Sarada ditempat penitipan anak yang tak jauh dari tempat berkerja dan Sarada setujuh mengenai keputusan papanya itu.

"Ayo kita berangkat." kata Sasuke setelah menghabiskan kopi pahitnya. Sarada baru saja selesai menghabiskan susunya dan mengikuti langkah kaki papanya dari belakang. Sasuke melihat penampilan Sarada hari ini kawaii itulah kata yang ia pikirkan saat ini. Sarada mengenakan jeans berwarna pink dan kaos putih dipadu dengan jaket berwarna pink pula dengan sedikit bulu-bulu putih disekitar leher jaket dan jangan lupa bando berbentuk pita dikepala Sarada.

"Ayo." Sasuke menggandeng tangan Sarada takut jika gadis kecil itu hilang jika tidak ia gandeng.

#

Sasuke baru saja memasuki ruang kerjanya dan meminta Naruto, shabat karibnya untuk datang.

"Ohayou time wah tumben kau meminta ku datang." seru Naruto yaang baru saja masuk kedalam ruangannya.

"Hn." sahut Sasuke. Naruto mendengus.

"Bisakah kau minta kepada Hinata untuk mengetes rambut ini apakah DNA nya sama." ujar Sasuke lalu menyodorkan dua plastik yang memiliki rambut yang berbeda.

"Bisa kau jelaskan untuk apa?" kata Naruto dan Sasuke pun menjelaskan semuanya karena baginya tidak ada gunanya membunyikan hal ini dari Naruto karena ia juga butuh info cara mengurus anak mengingat sahabat rubahnya ini telah memiliki dua orang anak.

Naruto melongo mendengar penjelasan Sasuke bahkan gagap Hinata menular padanya.

"Ja-ja-jadi ka-kau pu-pu-nya anak?" tanya Naruto gagap.

"Hn." Sasuke mengangguk.

"Oke besok aku bawa hasilnya dan besok malam aku bakal ke apartemen mu." kata Naruto.

"Hn terima kasih." ucap Sasuke.

Naruto menyimpan rambut yang diberikan Sasuke.

"Yosh aku harus kerja kau tau kan aku sangat sibuk kau tau aku ada syuting untuk menu terbaruku.." kata Naruto dengan senyum lebarnya.

"Hn." Sasuke mengangguk. Naruto dongkol menedengar jawaban ambigu Sasuke dan ingin rasanya ia menjtak kepala ayam milik Sasuke. Ia menghela nafas lalu beranjak keluar dari ruang kerja Sasuke lagi pula ia memiliki perkerjaan sebagai seorang Chef.

Sasuke melanjutkan perkerjaannya hingga malam.

#

Sarada menunggu Sasuke diruang tunggu kini tinggal ia sendirian ditemani seorang wanita paruh baya yang setia menungguinya sampai papanya itu menjemputnya.

Ini sudah jam delapan malam sedangkan teman-temanya sudah pulang pukul enam sore dan jam tujuh tadi dijemput oleh orang tua mereka.

Pelangi Home memang tempat penitipan anak-anak khusus yang orang tua mereka seorang pengusaha atau bisa disebut orang-orang yang sibuk jadi wajar anak-anak itu dijemput saat sore atau malam.

"Papa mana ya." ucap Sarada.

Sebuah mobil buggati berhenti didepan Pelangi Home dan sesosok Sasuke keluar dan segera masuk kedalam. Sarada tersenyum senang melihat papanya datang ia pun segera pamit dengan wanita paruh baya yang tadi menemaninya dan Sasuke meminta maaf karena telat menjemput Sarada.

"Papa lama sekali menjemput ku." ucap Sarada.

"Gomen ne tadi papa sedang ada rapat." sahut Sasuke datar.

"Ya udah gak apa." Sarada tersenyum. Sepasang iris kelam milik Sasuke melihat toko yang menjual perlengkapan khusus anak-anak masih buka, Sasuke segera membelokkan mobilnya menuju toko dengan lebel Chilldren Cute.

Sasuke membawa Sarada memasuki toko yang didominasi dengar warna-warna terang seperti pink, kuning, hijau muda dan biru muda yang memang warna lembut kesukaan anak-anak.

Sasuke melihat-lihat pakaian mana yang cocok untuk Sarada.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya pelayan toko dengan wajah merona, ia terpesona dengan penampilan Sasuke saat ini. Sasuke menanggalkan jas hitam miliknya dan menyisahkan kemeja biru dongker yang lengannya digulung keatas sampai siku dan dua kancing atas kemejanya dibiarkan terbuka memperlihatkan warna kulitnya yang berwarna putih cerah.

"Aku ingin mencari pakaian anak-anak seusia putriku." sahut Sasuke datar.

Mendengar suara Sasuke yang err... sexy dan terdengar cool. Pelayan cantik itu hampir pingsan namun ia buru-buru menggelengkan kepalanya. Sasuke menatap pelayan itu datar tanpa ekspresi.

"Baiklah ikut saya." ujar pelayan itu dan ia terus berusaha menenangkan degup jantungnya. Dia sudah punya anak Mia oh ayolah tapi dia sangat awww... pikir pelayan toko itu.

Sasuke mengikuti langkah kaki pelayan itu hingga berhenti tepat di tempat pakaian khusus anak-anak usia enam sampai tujuh tahun.

Sasuke melihat-lihat dan berapa kali ia meminta pendapat pelayan toko mengenai pakaian yang akan ia beli untuk Sarada sedangkan Sarada sendiri terlihat mengantuk dan kepalanya berapa kali menunduk.

Sasuke membelikan lima setel gaun dan tiga baju berlengan panjang dua buah rok panjang, tiga buah rok pendek, jeans tiga buah, dua mantel dengan warna berbeda dan dua buah jaket lalu ada tiga flat shoes, dua sepatu sporti, dua boots dan dua buah sandal rumahan. Banyak memang dan entah mengapa ia sangat ingin melihat Sarada mengenakan pakaian yang uia belikan.

Pelayan toko itu membawa semua bawaan Sasuke ke meja kasir. Melihat Sarada yang sudah mengantuk, Sasuke pun menggendong Sarada lalu ia tak sengaja melihat boneka beruang berwarna golden yang cukup besar bahkan lebih besar dari tubuh Sarada.

Sasuke juga membelinya.

#

Disinilah Sasuke saat ini. Ia berjalan menuju apartemennya dengan menggendong Sarada dan barang bawaannya dibawa oleh petugas penjaga apartemen. Setelah sampai kedua petugas itu menaruh semua barang belanjaan Sasuke diruang tamu. Sasuke memberi mereka uang tip dan mereka membungkuk memberi hormat lalu berjalan keluar.

Sasuke berjalan menuju kamarnya dan membaringkan tubuh Sarada.

Sasuke menarik selimut dan menutupi tubuh Sarada dari dinginnya udara AC yang ada dikamarnya.

Ia singkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Sarada lalu mencium kening lebar milik putrinya itu. Sasuke menaruh boneka beruang di atas sofa lalu ia membereskan semua barang belanjaannya dan menyusunnya rapi didalam lemari.

Selesai. Sasuke telah selesai dengan semua tugasnya dan ia merasa lelah. Membereskan barang-barang sudah, mandi sudah, waktunya tidur.

Sasuke membaringkan tubuhnya disamping Sarada dan rasa kantuk mulai menyerangnya.

"Hm aku akan mendapatkan mu Sakura." gumamnya sebelum ia benar-benar hilang kesadaran.

Bersambung~