"Hm? Belum buka?" tanya Luhan pada dirinya sendiri ketika ia mendapati tulisan close masih terpampang di pintu masuk.
Dahi gadis cantik itu semakin berkerut manakala ia tidak melihat sepotong kue pun yang harusnya menghiasi etalase toko. Kemana saja para pemiliknya? Rasa penasaran membawanya menuju pintu samping toko yang ternyata sudah tidak terkunci.
Pintu tersebut langsung mengarah pada dapur toko. Dua orang perempuan tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan saling membelakangi. Luhan masuk begitu saja dan duduk di salah satu kursi.
"Kalian tumben belum buka," kata Luhan.
"Ah, Eonnie," kata Kyungsoo mendongak dari coklat batangan yang baru ia keluarkan di cetakan. "Kapan datang?"
Luhan melongo. "Kau sama sekali tidak sadar aku masuk?" Kyungsoo menggeleng. "Ya ampun… untung saja aku yang masuk. Bagaimana kalau penjahat yang mau mencuri atau menculik kalian?" tanyanya hiperbola.
Yixing yang sedaritadi mendengarkan ocehan Luhan, memutar matanya. "Kau berlebihan, Jie." Ia mengaduk-aduk adonan kue di baskomnya. "Oh ya, Jie. Hari ini free, kan? Bisa tolong bantu menjaga toko? Kami punya banyak pesanan hari ini."
"Iya… iya…" Luhan meletakkan tas dan jaketnya di salah satu meja. "Yang mana yang harus kuletakkan di depan?" tanyanya ketika melihat banyak kue-kue coklat menggiurkan berjejer di meja.
"Semuanya," jawab Yixing sedikit berteriak karena jarak mereka cukup jauh.
Lagi-lagi Luhan melongo. Kue yang dibuat YiXing dan Kyungsoo hari ini tiga kali lipat lebih banyak dari biasanya. Pantas saja Kris sering mengomel tidak jelas pada orang-orang di sekelilingnya–termasuk Luhan–karena adik sematawayangnya ini pasti sering lembur mengerjakan pesanan.
"Biar kubantu, Eonnie," kata Kyungsoo. Gadis bermata bulat itu sudah membawa salah satu loyang keluar dari dapur. Luhan segera mengikuti tindakan Kyungsoo.
.
.
.
Kazuma House Production proudly
Present…
.
.
.
My Valentine
® 2013
.
.
.
Kehadiran Luhan sangat membantu sekali bagi toko kue dan coklat milik YiXing dan Kyungsoo. Popularitasnya sebagai salah satu member dari sebuah grup trio membuat pengunjung semakin banyak datang. Selain itu juga membuat pekerjaan YiXing tambah banyak.
Sejak pagi tadi, gadis kuturunan China itu sama sekali tidak keluar dari dapur. Ia terus-terusan bergelut dengan adonan-adonan kue yang hampir semuanya mengandung unsur coklat. Valentine tahun ini memang membawa berkah tersendiri baginya. Tambahan kehadiran Baekhyun–teman segrup Luhan–yang tiba-tiba saja membantu, membuat pengunjung semakin histeris dan memenuhi toko dalam waktu sekejap.
Yixing tidak terlalu peduli betapa letihnya ia hari ini. Ia senang bisa melihat wajah-wajah bahagia yang menikmati kudapan buatannya dan Kyungsoo. Melihat hal itu saja, ia seperti mendapat energi baru.
Toko memang sudah tutup sejak jam setengah sebelas malam tadi. Tapi bukan berarti Luhan, Baekhyun, Kyungsoo, dan YiXing sudah pulang. Mereka masih harus membereskan kekacauan yang terjadi. Lantai harus dipel agar besok pagi sudah siap. Begitu pula dengan nampan-nampan dan perabotan lainnya.
"Jiejie!" panggil sebuah suara cempreng. Seorang gadis tinggi berambut hitam legam memasuki toko dengan boneka panda besar ia peluk. Saking besarnya boneka itu, bahkan sampai menurutpi wajahnya.
"Kau dari mana, Tao?" tanya Luhan, "ini kan sudah larut!"
Gadis bernama Tao itu meletakkan pandanya di meja kasir. "Aku dari kampus. Kris Gege menyuruhku ke sini."
"Kau mengambil jam malam? Memangnya pagi-pagi kamu mau ngapain?" tanya Baekhyun penasaran. Ia baru saja kembali setelah tadi menaruh pel ke gudang.
"Aku mau mencoba cari kerja," jawabnya. "Jie, kau punya pekerjaan untukku, tidak?" Baekhyun menggeleng.
"Kau bisa menjadi maid di dorm kami kalau kau mau, Baby Panda. Kris juga pasti tidak akan melarangmu," celetuk seorang namja berkulit hitam yang memasukki toko, diikuti dengan lima namja dan seorang gadis di belakang. "Wah… tiga baby sedang berkumpul, ya?"
Baekhyun manyun. "Berhenti menyebut kami baby, Kkamjong!"
Kkamjong, atau yang lebih dikenal publik sebagai Kai, memang member boyband EXO yang paling sering meledek Luhan, Baekhyun, dan Tao di segala kondisi dan situasi apapun. Luhan ia sebut Baby Deer, Tao disebut Baby Panda–mereka semua memang sering memanggilnya begitu, terakhir Baekhyun disebut Baby Smurft.
"Abaikan saja dia, Noona," kata Sehun sambil memeluk Luhan dari belakang. "Happy Valentine's day, My Deer."
Luhan membiarkan Sehun bermanja-manja pada dirinya. Sudah menjadi rahasia umum bila Luhan dan Sehun memang dekat. Mereka disebut sebagai HunHan. Tapi yang tidak diketahui publik adalah HunHan is real. "Setelah dua puluh tiga jam kau baru mengatakannya, Sehunnie? Kemana saja kau?"
Sehun hanya menggumam dan semakin mengencangkan pelukannya. Ia mengistirahatkan kepalanya di pundak Luhan. Gadis itu hanya bisa menghela napas. Kekasihnya tampak lelah. Pasti karena persiapan comeback EXO beberapa bulan lagi. Ia pun memainkan rambut pirang pucat Sehun.
"Manisnya yang sedang lovey-dovey…" sindir Baekhyun.
"Kau iri? Kalau kau mau juga, ayo lakukan bersamaku," kata Chanyeol sambil merentangkan tangannya, siap memeluk Baekhyun.
"Kalau aku tidak mau?" goda Baekhyun.
Di antara mereka semua, yang hubungannya paling complicated ya Chanyeol dan Baekhyun. Dibilang pacaran, mereka selalu mengelak. Dibilang sahabat, perhatian yang mereka berikan lebih dari teman. Seperti tadi contohnya. Hubungan mereka semakin complicated kalau sudah bertengkar.
"Tadi ramai sekali, ya? Maaf tidak bisa membantu. Shooting kali ini lebih lama dari biasanya," kata Xiumin yang berdiri di samping Chen. " Si Duizhang melakukan banyak sekali kesalahan. Kami harus retake sampai tujuh kali untuk adegan yang sama."
"Ya! Kenapa kau malah menyalahkanku begitu, Minseok-ah?" tanya Kris tidak terima.
Tao tertawa. "Tidak apa-apa kok, Eonnie. Aku juga tidak membantu toko hari ini." Tao nyengir. "Naga ini pasti merepotkan sekali tadi."
"Kenapa kau juga ikut-ikutan, Baby?" tanya Kris sambil mencubit kedua pipi Tao gemas. Gadis itu manyun sambil meringis, membiarkan kekasihnya memperlakukan dia seperti anak kecil.
"Kyungsoo Noona mana?" tanya Kai yang daritadi tidak melihat sosok kekasihnya yang bertubuh mungil, berkulit putih, dan bermata besar.
"Ada apa, Kai?" tanya Kyungsoo yang baru muncul dari dapur. Ia membawa sepiring muffin yang kelihatannya masih hangat, lalu meletakkan di meja depan Tao. "Ini muffin baru buatan kami. Silahkan dicoba. Kalian orang pertama yang memakannya sebelum dijual lusa, lho."
Muffin berwarna kuning terang tersebut langsung ludes, habis tak tersisa, dalam sekali waktu. Rasa manis yang pekat menyerang lidah mereka, namun di tengah-tengah muffin tersebut, mereka bisa merasakan adanya selai berasa asam yang mengimbangi manisnya muffin.
"Aku punya isi strawberry. Kau mau mencobanya, Baekkie?" tanya Chanyeol sambil menyodorkan muffin yang sudah tinggal setengah. Berhubung Baekhyun mendapat yang berisi selai lemon, akhirnya ia memakan punya Chanyeol.
Bukannya itu ciuman tidak langsung? Entahlah. Mereka sudah biasa begitu.
"Yixing mana?" tanya Kris yang daritadi belum melihat batang hidung adiknya.
"Masih di dapur," jawab Kyungsoo. "Kau harus membujuknya untuk berhenti bekerja. Sejak pagi ia terus-terusan membuat kue dan coklat. Aku khawatir kalau nanti dia sakit."
"Biar aku ke sana," kata Junmyen lalu memasuki dapur.
.
.
.
.
.
"Kau itu memang workaholic, ya. Setipe dengan Kris," ucap Junmyeon kala ia melihat Yixing masih berkutat dengan icing sugar membentuk satu figur.
Yixing menoleh, mendapati wajah angelic Junmyeon sedang memandanginya. Ia tersenyum. "Kan aku adiknya. Lagipula ini tinggal sendikit lagi jadi, kok." Yixing kembali melanjutkan pekerjaannya. "Kapan sampai?"
"Belum lama," jawab Junmyeon. "Muffin-nya enak. Kenapa tidak dijual hari ini? Pasti yang beli banyak."
"Sebenarnya itu produk gagal. Aku terlalu banyak memasukkan gula di adonannya. Lalu Kyungsoo menyarankan untuk memberikan rasa asam di tengah muffin supaya tidak terlalu manis. Ya… coba-coba berhadiah," canda Yixing. Ia menempelkan hangul dari icing sugar pada kuenya lalu berseru, "Jadi!"
Raut puas terpancar di wajahnya. Ia segera memasukkan kue itu ke dalam kulkas. Lalu kembali ke hadapan Junmyeon dengan jelly berwarna biru laut di tangannya. "Menu baru lagi?" tanya Junmyeon.
Yixing tertawa. "Bukan. Ini hanya modifikasi dari jelly strawberry yang kemarin. Yang ini rasa peppermint. Not for sale." Ia menyendokkan jelly itu dan menyuapkannya pada Junmyeon yang sudah membuka mulutnya minta disuapi.
"Lama-lama kau terlihat seperti ilmuan yang senang coba-coba." Junmyeon bisa merasakan rasa manis yang segar di mulutnya. "Dan aku terlihat seperti kelinci percobaanmu."
"Ya sudah kalau tidak mau tidak apa-apa." Dengan sendok yang sama Yixing memakan jelly tersebut. Wajah Junmyeon seketika merona.
"Aku mau! Aku belum makan malam ini," kata Junmyeon sedikit mengadu.
"Sama. Aku juga belum," kata Yixing. Ia menghabiskan jelly yang memang sedikit itu. "Ayo cari makan. Yang lain juga pasti sedang sibuk dengan urusan masing-masing."
Yixing memakai jaketnya. Ia dan Junmyeon berjalan melalui pintu samping toko tanpa memberi tahu yang lain. Dengan memberanikan diri, Junmyeon menggandeng tangan Yixing dengan menyelipkan jemarinya di jemari Yixing. Gadis itu tampak tidak keberatan. Ia juga membalas gandengan tangan Junmyeon.
"Kau mau makan apa?" tanya Junmyeon.
"Ramyeon saja. Aku sudah lapar," jawab Yixing karena kebetulan tempat makan terdekat dengan mereka saat ini adalah kedai ramyeon tersebut.
Kedai tersebut sudah hampir tutup ketika mereka datang. Mereka duduk dekat pintu keluar dan memesan dua ramen jumbo. Meski badannya kecil, Yixing punya nafsu makan yang begitu besar.
Junmyeon terkikik melihat Yixing makan dengan lahap. "Kau seperti tidak makan selama setahun, tahu."
"Jadwal makanku hari ini benar-benar kacau. Siang tadi aku hanya makan sepotong cake dan harus kembali membuat kue sambil mengawasi kue yang baru masuk oven," kata Yixing setelah menelan makanannya.
Junmyeon menghentikan acara makannya, lalu menyodorkan mangkuknya ke depan samping Yixing. "Buatmu saja. Kau terlihat sangat kacau."
"Kau juga. Pipimu itu makin kurus dari hari ke hari. Kamu ngapain aja, sih? Latihan militer? Pipimu bahkan lebih tirus dari pipi Sehun," komentar Yixing. Namun Junmyeon tidak mengambil lagi mangkuknya dan malam memperhatikan Yixing makan.
Yixing berinisiatif untuk menyuapi Junmyeon lagi. Dan laki-laki itu benar-benar memakan mie tersebut. "Kau ini senang sekali ya kusuapi?"
"Kalau iya, kenapa?" tanya Junmyeon sambil menerima suapan lagi dari Yixing.
Yixing menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak apa-apa. Tapi kau terlihat seperti bocah, bahkan lebih kekanakan daripada Yoogeun, anak tetanggaku."
Dalam waktu singkat, mangkuk Junmyeon sudah kosong. Yixing lalu mulai memakan bagiannya sendiri. Sebenarnya Junmyeon sudah mau menyuapi Yixing, tapi gadis itu menolaknya.
Junmyeon dan Yixing adalah dua manusia yang benar-benar bertolak belakang. Junmyeon akan istirahat ketika ia tahu ia sampai pada batasnya. Sedangkan Yixing akan terus bekerja sampai semuanya tuntas meski ia kelelahan. Junmyeon tipe yang romantis. Sedangkan Yixing cuek, cenderung datar.
Tapi perbedaan yang melengkapi mereka, kan?
.
.
.
.
.
"Kalian dari mana?" tanya Tao polos.
Junmyeon dan Yixing yang baru kembali langsung bergabung dengan yang lain. "Habis makan."
"Hyung, kenapa kau tidak mengajakku? Aku kan juga lapar," kata Chen yang sama seperti Junmyeon, malam ini belum makan. Makanya tadi ia memakan muffin-nya dengan lahap. Xiumin yang kasihan, sampai memberikan muffin bagiannya.
Junmyeon merangkul Yixing. "Takkan kubiarkan kau menghancurkan kencanku," ledek Junmyeon. Yixing memutar matanya sambil menepis tangan Junmyeon.
"Aku mau pulang. Sudah hampir tengah malam," kata Kyungsoo sambil menunjuk jam dinding. "Kalian juga sebaiknya kembali ke dorm. Besok kalian pasti latihan lagi, kan?" Perkataan Kyungsoo diangguki oleh yang lainnya.
"Sehunnie, bangun." Luhan menepuk-nepuk pipi Sehun pelan. Namja itu telah tertidur sejak tadi. Dia pasti benar-benar lelah.
"Noona, mau kubantu bangunkan si Maknae?" tanya Kai dengan senyum evil di wajahnya. Meski sudah merasa tidak enak dengan senyum Kai, Luhan mengangguk saja. Kai lalu menoleh pada Chanyeol yang sedaritadi memang sudah cengar-cengir. "Hyung, bantu aku."
Chanyeol mendekat. Ia berdiri di belakang Sehun. "Hana, dul, set!"
Jemari Chanyeol dan Kai langsung menyerang leher dan pinggang Sehun, daerah paling sensitif maknae mereka. Sehun langsung bangun sambil berteriak-teriak seperti orang kesetanan.
"Ya! Kenapa kalian senang sekali mengerjaiku, hah?" omel Sehun.
"Sudah, sudah. Yixing, aku pulang duluan, ya. Aku pulang, semua!" kata Kyungsoo sambil melambaikan tangannya dan berjalan keluar.
Kai mengikuti dari belakang. "Noona! Tunggu aku! Biar kuantar pulang!"
"Kau juga, Ge. Antarkan Tao pulang. Jangan sampai Heechul Ahjumma tidak merestuimu karena putrinya kau biarkan pulang tengah malam sendirian," kata Yixing. Kadang Kris berpikir, Yixing jauh lebih menyayangi Tao daripada dirinya. Mungkin karena Tao yang paling muda di antara mereka? Bisa jadi.
Akhirnya mereka pulang. Chanyeol, Chen, dan Sehun mengantar Baekhyun, Xiumin, dan Luhan menuju dorm mereka. Lokasi dorm EXO dan si trio penyanyi itu memang berbeda. Kris mengatar Tao. Kai mengantar Kyungsoo. Tinggal Junmyeon yang masih bersama Yixing.
Yixing mengunci pintu, mematikan lampu, lalu keluar melalui pintu belakang bersama Junmyeon. Mereka berjalan dalam diam. Flat yang ditempat Yixing tidak terlalu jauh. Hanya berbeda beberapa blok dari tokonya. Karena alasan ini juga, Yixing sering menolak tawaran Junmyeon untuk mengantarnya. Tapi Junmyeon keras kepala dan tetap mengantar Yixing pulang.
"Mau mampir?" tanya Yixing ketia mereka sudah sampai.
Junmyeon menggeleng. "Tidak usah. Aku harus kembali ke dorm." Yixing mengangguk, memaklumi. "Ah ya, pejamkan matamu." Yixing menurut. Ia memjamkan matanya dan merasakan sebuah benda metal dingin mengenai lehernya. "Selesai."
Ketika membuka mata, ia melihat sebuah kalung dengan cincin sebagai bandulnya melingkari lehernya. "Hadiahku di hari Valentine. Sama seperti punyaku." Junmyeon menunjukkan cincin Cartier yang sama dengan bandul di kalung Yixing melingkar di telunjuknya. "Maaf, aku tidak bisa selalu denganmu seperti pasangan kekasih lain."
"You've done your best," kata Yixing.
"Jadi, boleh kuminta hadiahku?" Yixing mengangguk. "Would you be my Valentine?"
"I'll always be your Valentine."
Junmyeon lalu mencium dahi Yixing sebagai ucapan selamat malam.
~ DONE ~
2.079 words
So, what's the point? Happy Valentine!
Sign,
Uchiha Kazuma Big Tomat
Finished at:
Saturday, February 16, 2013
09.22 A.M.
Published at:
09.36 A.M.
Saturday, February 16, 2013
My Valentine © Kazuma House Production ® 2013
