. -PERGI-.

Disclimer: sampai belut buluanpun Naruto bukan punya saya.

Warning: Gaje, OOC, EYD? gak tau, typo? sudah pasti, bikin males, ide pasaran, matak tunduh, mual, olab, pusing, amnesia dan penyakit mematikan lainnya.

Rate: M? Jangan dulu deh saya masih kecil. T aja lagian ketahuan kalo saya laki-laki mesum kalo pake rate M.

Genre: bobogohan, love-love-an, romance & hurt/comfort(gak kerasa semuanya)

Langsung baca saja deh!

Pergi/Gone

Bukan keinginannya untuk merasakan perasaan seperti ini. Bukan keinginannya untuk terpuruk seperti ini. Ia hanya terlambat menyadarinya. sebuah hasrat terpendamnya, menyadari perasaan sesungguhnya. Terlambat menyatakan hasrat terdalamnya sehingga terjadilah situasi seperti ini. Situasi yang membuat ia terpuruk di jurang yang bernama keterpurukan yang di tinggali dengan berbagai penyesalan.

Angin lembut berhembus memasuki jendela kamarnya, membelai wajah putih mulusnya dan sedikit menerbangkan helaian rambut merah mudanya yang selaras bunga cantik khas negara jepang. Angin yang cukup lembut nan sejuk untuk hari yang cerah ini . Namun tidak cukup untuk menghibur hatinya yang suram bagaikan taman tak berbunga(?).

Haruno Sakura namanya. Nama yang pas dengan rambut yang ia miliki, melambangkan bunga indah yang kemekarannya sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Sejak tadi ia duduk dan diam di balkon kamarnya memandangi masyarakat konoha yang berlalu lalang dengan wajah ceria mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan mengerjakan sesuatu hal yang perlu mereka lakukan. Namun pandangan matanya tidak terfokus akan apa yang ada dihadapannya. Pikirannya melayang entah kemana. Wajahnya layu bagai taman tanpa bunga(?). Pikirannya menerawang jauh kedunia tanpa batas miliknya. Sekelebat ingatan mendatangi pikirannya. Sebuah ingatan yang merupakan penyebab keterpurukannya, ingatan yang membuat hatinya sakit.

"Kenapa kau lakukan itu?" ucap Sakura.

Flashback

Akhir-akhir ini rumah sakit konoha sedang dipadati masyarakat. Banyak lalu lalang manusia hilir-mudik ke sana kemari sibuk dengan keperluan masing-masing. Setelah perang berakhir rumah sakit merupakan salah satu tempat yang paling banyak masyarakat kunjungi. Biasanya masyarakat akan datang untuk berobat ataupun mengunjungi anggota keluarga yang tak sengaja dirawat. #Ya iya lah masa orang ke rumah sakit mau nonton bola(?).

Dari lalu lalang tersebut terlihat seorang gadis berambut soft pink yang dengan langkah terburu-buru menerobos kerumunan demi mendapat jalan dengan dibarengi permintaan ma'af. Dilihat dari tanda pengenal yang menggantung di bagian dada pada jas khas dokter, terlihat sebuah nama yang tak asing di daerah konoha. Haruno Sakura, Dokter muda konoha yang membantu menyelamatkan dunia bersama 4 rekan lainnya, Kakashi, obito, Sasuke dan Naruto dari ancaman kehancuran dunia oleh ibu dan anak yang jahat, seorang penjahat, yang teramat jahat.

Napas Sakura memburu akibat jalan cepat (#dibaca lari ) yang ia lakukan sepanjang lorong rumah sakit. Ia tidak memperdulikan peluh yang mengalir dari pelipisnya, ia tidak perduli akan nafas yang memburu. Yang ia perdulikan adalah kebenaran berita yang telah disampaikan oleh suster yang berjaga di ruang teman setimnya.

'Naruto-san tidak ada dikamar inapnya, kami telah mencari di sekitar ruangan untuk mencari Naruto-san, namun tidak kami temukan. ' Ucap salah satu suster, terang saja ia terkejut 'Bagaimana bisa?' dan dengan sigap ia berlari menuju kamar inap temannya itu untuk memastikan kebenarannya.

Ia sangat kawatir akan kebenaran cerita bawahannya itu, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada teman satu tim nya. Sungguh, mengingat kondisinya belum sembuh benar, bagaimana bisa ia pergi begitu saja.

Sesampainya ia di tempat tujuan ia langsung membuka pintu secara cepat.

"NARUTO. " teriak Sakura setibanya di kamar inap temannya. Matanya menelusuri ruangan Kamar yang jendelanya terbuka membuat angin dengan leluasa masuk memenuhi ruangan. Matanya terus menelusuri tiap sudut ruangan sampai matanya menemukan sebuah kertas yang terlihat mencuat dari bawah bantal di kasur di ruang tersebut.

Dengan pelan namun pasti ia mendekat untuk mengambil kertas yang sedikit mencurigakan. Disingkapkannya bantal yang menutupi kertas tersebut dan mendapati kertas itu bertuliskan namanya. Di ambilnya kertas yang ternyata merupakan surat khusus untuk dirinya. Dapat ia ketahui siapa sang penulis surat dilihat dari betapa kurang rapihnya tulisan tangan yang ada pada kertas.

'Naruto?' pikir Sakura. Dengan perlahan ia membaca tulisan tangan yang terdapat pada kertas itu. Alis nya naik turun dan mulutnya terbuka tertutup sebagai reaksi atas apa yang ia baca.

To : Haruno Sakura-Chan

Halo Sakura-chan, jika kau membaca ini pasti kau sudah menemukannya,ya? Hehehe

"Baka Naruto, tentu sajakan. " gumam Sakura. Ia pun kembali membaca surat tersebut.

Dan jika kau sudah menemukannya mungkin aku sudah tidak berada di konoha lagi. Kau mau tau aku pergi kemana? Entahlah, jangan tanya aku. Akupun tak tau aku akan pergi kemana dan sampai kapan. Aku hanya ingin membuka hidup baru Sakura-chan. Aku ingin berpetualang mengelilingi dunia dan menambah kekuatan serta pengalaman. Selain itu, aku pergi untuk menenangkan pikiran ku yang sudah penuh ini. Aaah jangan cemaskan aku, aku tidak apa-apa kok. Hehehe

Jangan pikirkan aku, sebaiknya kau pikirkan saja si teme. Ia membutuhkanmu. Aku sudah menepati janjiku untuk membawa Sasuke pulang, yah walau pun itu kemauan si teme sendiri sih. Tapi rasanya aku telah melakukan tugasku Sakura-chan, janjiku sudah lunas kan?

Aku pergi supaya kau tenang bersama si teme tanpa ada gangguan dariku. Aku juga pergi supaya bisa melupakan perasaanku padamu Sakura-chan, aku sudah rela kau bersama si teme itu walau hati kecil ku ingin memilikimu. Namun aku tahu perasaan mu hanya kau berikan pada Sasuke tidak kepada orang lain tidak juga kepadaku. Aku tidak ingin merusak hubungan kalian dengan adanya perasaanku yang masuk kelingkup dunia kalian. Makanya aku pergi agar ketika aku kembali aku telah menghilangkan perasaanku dan kau telah hidup bahagia dengan Sasuke.

Mata Sakura terbelalak membaca untaian kata yang di tulis Naruto.

Setengah hatiku ingin kau menjadi miliku, namun sekali lagi pikiranku mengingatkan bahwa hatimu hanya untuk Sasuke. Kau terlalu jauh untukku gapai, jauh, sangat jauh. Aku pergi karena ingin menjauh dari kalian karena sejujurnya aku sedikit tersiksa jika melihat kalian berdua bersama. Aku memang senang ketika kau senang, namun untuk yang satu ini aku perlu waktu untuk membuat hatiku senang juga karena perasaan ini terlalu kuat, terlalu dalam sehingga akan lama untuk menghilangkannya.

Setetes air mata mengalir dari pelupuk mata Sakura, hatinya sakit membaca setiap kata yang tertulis disurat itu.

Mungkin saat pulang nanti kau sudah memiliki anak dengan Sasuke, Sakura-chan. Aku dapat membayangkan bahwa anak mu pasti cantik-cantik dan tampan-tampan karena mereka akan mewarisi wajahmu. Dan mereka juga pasti akan mewarisi kepintaran mu karena menurutku Sasuke tidak pintar sama sekali. Dan jika itu terjadi, berikan mereka nama yang baik dan bagus-bagus,ne. Berikan mereka perhatian yang cukup sehingga ia tidak akan bandel karena kurang perhatian orang tua. Mereka tidak boleh sama sepertiku yang kerjanya hanya berbuat onar karena tidak dididik orang tua. Dan jangan sampai sifat dingin si teme tertular pada mereka. Cukup si teme saja yang memiliki sifat mengerikan itu.

Nah sekian dulu yah Sakura-Chan, aku tak pandai dalam berkata-kata dan juga aku harus pergi. Ah, iya satu lagi, " Selamat menikmati kebersamaan kalian, jaga dirimu baik-baik". Jangan lupakan aku jika kau sudah berkeluarga, aku juga tidak akan melupakan mu. Aku mencintaimu maka dari itu berbahagialah tanpaku. Sayounara, sampai jumpa bertahun-tahun kemudian.

From :

Your teammate

Uzumaki Naruto

Kaki Sakura melemas, hatinya mencelos. Ia seakan tidak memiliki tenaga untuk melakukan hal-hal lain. Membaca surat dari Naruto membuatnya tidak bisa berpikir dan pada akhirnya ia jatuh terduduk karena kakinya tak dapat menopang berat tubuhnya. Air mata turun membasahi pipinya dengan deras membentuk aliran sungai kecil. Cukup untuk menggambarkan suasana hatinya yang penuh pilu. Hatinya sakit membaca untaian kata yang sekilas terlihat sebagai kata-kata penyemangat namun jika diperdalam mengandung kegetiran. Mengandung perasaan mendalam yang dimiliki sahabat pirangnya itu kepadanya. Ia tidak pernah membayangkan bahwa Naruto akan meninggalkanya. Pergi ketempat yang tidak ia ketahui rimbanya.

Tidak tahukah Naruto bahwa cintanya terhadap Sasuke telah berubah? Tak tahukah bahwa hatinya telah berpindah kepadanya-Naruto-? tak tahukah pasangan yang ia inginkan untuk menjadi kepala keluarganya kelak adalah dirinya? Apakah Naruto tidak melihat kebenarannya, apakah kurang terlihat? Oh, ia baru ingat satu kenyataan bahwa Naruto adalah orang yang kurang peka, malah cenderung tidak peka. Tapi bukan sepenuhnya salah Naruto. Ia juga salah karena ia tidak mau jujur untuk mengungkapkan perasaannya. Dan kini hanya tersisa penyesalan. kenapa dulu ia mengabaikannya? Mengabaikan cinta Naruto. Sungguh, jika ada kesempatan untuk memutar waktu ia akan menerima cinta Naruto ketika pertama kali mengungkapkan perasaannya, ia akan dengan senang hati menerimanya. Namun itu mustahil, nasi sudah menjadi bubur, bubur telah menjadi sup putih, sup putih terlanjur saya buang, waktu tidak bisa di ulang kembali, waktu sudah terlanjur berputar.

"Baka. Baka. Baka. . . hiks. . " Sakura menangis sesenggukan. Tangannya meremas surat sekuat tenaga. "Kenapa kau pergi Baka? kenapa kau harus melakukan itu? Kenapa kau menyerah untuk mendapatkanku? Hiks. . " racau Sakura.

"Kumohon kembalilah! . hiks. . hiks. "

"Onegai. "

"Beri aku kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya padamu. . hiks, "

"Jangan tinggalkan aku. " Ucap Sakura berturut-turut. Ia memeluk kakinya, menelungkupkan wajahnya di atas lutut sambil menangis.

"Kumohon kembalilah. "

Flashback end

"Hiks. . hiks. . kenapa kau harus pergi Naruto, Kenapa? Hiks. . Aku sudah tak tahan lagi. Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Cepatlah pulang kemari, ke konoha, kembalilah padaku, onegaii, , , " ucap Sakura.

"Berapa lama lagi aku harus menunggumu hiks. . aku mencintaimu . . pulanglah. Aku mohon Naruto. " Ucap Sakura. "Padahal hiks. . waktu itu aku menunggumu sembuh supaya kau bisa mengajakku pergi kencan lagi sehinga ketika kau mengatakan cinta padaku aku akan dengan mudah bilang iya. "

Sudah 8 tahun berlalu sejak kejadian dirumah sakit itu. Namun sakitnya masih belum hilang. Sangat susah untuk dihilangkan. Selama 8 tahun belakangan ini hidup Sakura berubah 180 derajat. Ia yang disiplin dan selalu menjaga kebersihan kini malah sebaliknya, terlihat dari kamar yang berantakan, kotor, dan tidak terawat. dan lihatlah penampilannya , rambutnya tidak tertata rapih, badan yang sedikit kurus karena mengalami penurunan nafsu makan, muka yang kusam dan lihatlah wajahnya lebih teliti, kantung matanya punya kantung mata sendiri. Begitupun dengan sikapnya, sungguh berubah, ia jadi pendiam, hanya berbicara seadanya, sering melamun jika tidak mengerjakan sesuatu. Teman-temannyapun jadi merasa iba terhadap Sakura. Berbagai usaha telah mereka lakukan untuk membuat Sakura semangat kembali, namun semua gagal. TOTAL. Dan tidak ada cara lain untuk merubahnya selain membawa Naruto kembali padanya dan usaha terakhir ini belum membuahkan hasil karena selama ini belum ada yang berhasil menemukan Naruto seakan Naruto hilang ditelan bumi.

Dilain tempat, terlihat seorang pemuda berdiri memandang sebuah pintu raksasa yang bertuliskan Konohagakure. Surai pirangnya malambai-lambai tertiup angin, matanya sedikit menyipit agar tidak ada benda kecil yang menyentuh manik saphirenya akibat hembusan angin. Sebuah senyuman mengembang di wajahnya yang terdapat 3 pasang goresan seperti kumis kucing. Dan siapa lagi yang memiliki ciri-ciri tersebut selain ninja penuh kejutan dari konoha. UZUMAKI NARUTO. Namun sepintas tidak akan ada yang akan mengenalnya karena ia sangat jauh berbeda dari 8 tahun lalu. Ia sudah tumbuh dewasa. Tidak ada lagi wajah konyol yang terlihat disana, yang ada adalah wajah yang tampan dengan senyum manis yang menempel disana. Rambutnya sudah memanjang, khususnya dibagian jambang.

Pahlawan telah kembali.

"Tadaima. " Ucap Naruto. Ia langsung berjalan masuk kedalam lingkup desa daun tersembunyi. Hal pertama yang ia lihat ketika masuk adalah ukiran wajah para hokage yang telah maupun sampai sekarang masih menjabat. Melihatnya ia langsung teringat akan impiannya yang selalu ia teriakan semesa kecil. Ia terkekeh sebentar sebelum ia melangkah lebih dalam lagi. Barulah ia bisa melihat bangunan-bangunan yang berdiri disebuah kawah besar. Inilah desa konaha sekarang ini. Setelah melihat itu dengan sekejap mata ia sudah menghilang menggunakan jurus sushin miliknya. Inilah salah satu jurus yang ia pelajari selama kepergiannya, ia sudah bisa bepergian sesuka hati kemana saja dengan cepat.

Kantor hokage

"Kakashi, apakah kau sudah menemukan petunjuk dimana Naruto berada?" tanya Tsunade pada Kakashi yang baru saja datang untuk melaporkan hasil misi yang telah ia kerjakan. "Belum ada tanda-tanda keberadaan Naruto yang kami dapatkan selama misi berlangsung, nona hokage. " jawab Kakashi. "Haah~, kemana kau sebenarnya gaki. " Lirih Tsunade.

Cklek

Pintu ruang hokage terbuka memperlihatkan seorang pemuda memakai jubah bermotifkan lidah api dibagian bawahnya. Penampilan belum pernah terlihat, bajunya pun berbeda dengan masyarakat konoha. Pemuda itu memakai kaos biru tua lengan panjang dan memakai celana khas ninja yang berwarna hitam, sungguh hokage dan Kakashi belum pernah melihatnya. Apakah ia ninja dari desa lain? Tapi kenapa ia memiliki ikat kepala konoha? Apakah ia ninja baru?.

"Baa-san, Kakashi-sensei. Apa kabar?" ucap orang asing tersebut.

Terang saja yang ditanya terbelalak mendengar ucapan akrab orang itu. Tidak ada warga konoha maupun luar konoha yang berani menyebut sang godaime hokage dengan sebutan itu, tidak ada. Kecuali , , .

"Na-Naruto kah?" ucap Tsunade setengah berbisik. Mendengarnya mata Kakashi terbelalak, 'Benarkah ia Naruto?'

"Ha'i. " Jawab orang tersebut yang ternyata Naruto sambil dibumbui cengiran lebarnya. Dan barulah terlihat 3 goresan yang terpajang di masing-masing pipinya.

"Naruto?" ucap Kakashi setengah tidak percaya.

"Halo, Kakashi-sensei. " Balas Naruto.

"Kenapa, , , ?" 'WUZZZ' 'wrwrwr'

Set

Ucapan Kakashi terpotong oleh sebuah benda melayang (yang memang sengaja dibuat melayang) menghampiri Naruto. Dengan instingnya, Naruto berhasil mengindar –dengan-ditambah-adegan-slowmotion-ala film-film-action-barat- dari serangan suriken botol sake yang melayang kearahnya dengan berjongkok keren. Dan berbarengan dengan itu masuklah Shizune yang sedang membawa kertas-kertas laknat yang harus dikerjakan oleh hokage. DAN . .

DUAR.

Sebuah ukiran bernilai tinggi baru saja tercipta di dinding gedung hokage. Shizune hanya cenggo melihatnya. Ternyata botol tadi hanya melewati sisi wajahnya dan mendarat di tembok di belakangnya. Nyaris saja.

"Nona Tsunade, apa yang baru saja kau, , " ucapan Shizune terpotong setelah ia melihat seseorang yang tengah berjongkok membelakanginya dengan wajah menengok ke arahnya.

"Siapa kau?" tanya Shizune. Shizune memperhatikan orang tersebut dengan teliti. Sungguh ia tidak mengenalnya.

"NARUTO NO GAKI, KEMANA SAJA KAU SELAMA INI, HAAH?" teriak marah Tsunade sambil berdiri dari posisi duduknya. Teriakannya menggelegar sampai sampai banyak terdengar bunyi "krak" dimana-mana. Dan secara refleks semua yang ada disana menutup telinga mereka untuk menghindari kerusakan gendang telinga dari serangan suara yang bagaikan suara geledek level dewa.

"KAU MEMBUAT KAMI SUSAH DAN KEREPOTAN, KAU TAHU GAKI? APA KAU SUDAH PUAS DENGAN ACARA KABURMU ITU, HAAH? JAWAB!. " Teriak Tsunade kembali.

"Ba-baa-Chan, , " Naruto berusaha menjawab pertanyaan Tsunade.

"APAKAH KAU SENANG KARENA ULAH MEREPOTKANMU ITU?"

"I-Ia, bukan be. . " Naruto masih berusaha berbicara.

"APAKAH KAU SENANG MEMBUAT ORANG LAIN REPOT, HAAH?" tanya Tsunade masih ingin memarahi Naruto.

Semua yang ada disana bersweatdrop 'Bukannya tadi ia memaksa menjawab? kenapa terus dipotong?'. "JANGAN MENDUMEL. " Teriak Tsunade lagi. 'Hiiyy, dia dapat membaca pikiran ku-tebayou' ucap Naruto dalam hati, tubuhnya bergetar, giginya bergemerutuk. Sungguh memang wanita dihadapannya ini cocok disebut monster.

"No-nona Tsunade, su-sudalah. Tahan amarahmu kita dapat membicarakan ini, baik-baik. " Ucap Shizune menengahi.

"Benar apa yang dikatakan Shizune, nona Tsunade. Kita dapat membicarakannya baik-baik. " Tambah Kakashi.

Mendengar Kakashi dan Shizune akhirnya Tsunade menuruti perkataan mereka. Ia kembali duduk namun matanya masih menatap Naruto dengan tajam. "Cepat jelaskan, kemana saja selama ini?" tanya Tsunade.

"A-aku pergi ke gunung mioboku untuk berlatih jurus baru, baa-chan" jawab Naruto sedikit kikuk karena tadi telah dibentak olehnya.

"Untuk apa kau berlatih lagi. Tidak akan ada yang akan bisa mengalahkanmu meski kau tak berlatih selama 10 tahun, Naruto?" tanya Kakashi.

"Itu benar Naruto-kun, kekuatanmu sudah tidak akan ada yang menandingi lagi!"

"Tentu saja agar aku pantas menjadi hokage selanjutnya, aku harus bisa lebih kuat agar bisa melindungi semuanya-tebayou. " Ucap tenang Naruto.

"Apa bukan karena . . .

Sakura?"

DEG

Naruto terbelalak mendengar pertanyaan yang nyaris menjadi sebuah pernyataan dari mulut Kakashi, jantungnya mulai berdetak kencang dan membuatnya sedikit sakit. Semua mata tertuju padanya, menunggu jawaban dari Naruto.

"Kami sudah tahu akan apa yang membuatmu memutuskan untuk pergi Naruto. Kami sudah membacanya. " Ucap Tsunade. Mata Naruto semakin terbelalak. 'jadi mereka membacanya yah' kepala Naruto tertunduk.

"Sudahlah aku, sedang lelah hari ini. Kita akan membicarakan ini besok lagi. Besok pagi kau datanglah kemari. dan. . "

" Selamat datang kembali dikonoha, Naruto. " Ucap Tsunade lembut.

Naruto yang mendengarnya langsung menegakan kembali kepalanya dan mendapati semuanya sedang tersenyum padanya. Naruto langsung tersenyum "Ya, arigatou. ".

"Nah, Naruto. Sebagai ucapan selamat datang, aku akan meneraktirmu ramen, bagaimana? Kau masih menyukai ramenkan?" ajak Kakashi.

"Benarkah? tentu saja aku masih menyukainya-tebayou, kalau begitu cepatlah. " Ucap Naruto bersemangat.

"Nona Tsunade, hime kami pergi dulu. " ucap Kakashi.

"Ya, silakan. " jawab Tsunade.

"Ya, hati-hati, anata. " Balas Shizune sambil tersenyum.

"Hmm. " Gumam Kakashi sambil tersenyum meninggalkan mereka. Sementara Naruto diam ditempat, cenggo. 'Hime?, anata?, hime?, anata?, hime?, anata?, ' pikirnya.

"Ada apa Naruto?" tanya Kakashi bingung karena Naruto masih diam ditempat.

"Ada apa, Naruto-kun?" Shizune ikut penasaran.

"Hime?, Anata?, Ka-Kakashi-sensei kau, , dan Shizune-nee-chan, , kalian berdua, , kalian, , ?" ucap terbata-bata Naruto.

"Oh, iya. Kakashi dan Shizune sudah menikah 6 tahun lalu, Naruto. Itulah sebabnya mereka tadi bilang begitu. " Jelas Tsunade.

"Kenapa tidak bilang-datebayou?" seru Naruto.

"BAKA, tentu saja karena kau tidak ada, gaki. " Tambah Tsunade.

"Oh, ia juga yah. Hehehe" semua hanya menggelengkan kepala atas ke tidak pintarannya.

"Tampangnya saja yang berubah, otaknya tidak berubah sama sekali, hihi" canda Shizune.

"Yup, kukira kau telah berubah banyak, Naruto. " Tambah Kakashi sambil tersenyum dibalik maskernya meski sudah berumah tangga.

"Haaah, sungguh sia-sia kau pergi selama 8 tahun, gaki. " Tsunade ikut meledek.

"HEY, KENAPA KALIAN MELEDEKKU. AKU SUDAH BERUBAH BANYAK, TAHU. " teriak Naruto tak terima. Masa sudah lama berlatih dibilang tidak berkembang sama sekali.

"Memang kenyataannya begitu, Naruto-kun. " Ucap Shizune.

"HEY. Shizune-nee, apa kau tidak melihat perbedaannya, hah?" geram Naruto.

"Sudah pergi sana dari kantorku, aku sedang sibuk. jangan menggangguku dengan teriakan bodohmu. " Tambah Tsunade.

"Yare-yare, ayo cepat kita pergi ke ichiraku sebelum penuh. " Ajak Kakashi.

"Ayo, aku sudah tidak kuat berada disini. " Ucap Naruto sambil meninggalkan ruang hokage dengan jalan cepat.

"Yare-yare"

"Jaa Naruto-kun. Lain kali kalau kabur dan kembali lagi, rubahlah pikiranmu. " Ucap Shizune masih belun ingin menghentikan ledekannya.

"URUSAI. " Teriak Naruto dari luar.

Mendengarnya Shizune menjadi cekikikan, sedang Tsunade hanya tersenyum.

"Haah, Sakura-chan pasti senang mendengar kabar ini. " Ucap Shizune.

"Yah, semoga saja ia akan menjadi seperti semula. " Ucap Tsunade.

-. PERGI. -

Ichiraku Ramen

"Selamat datang. " Ucap paman Teuchi.

"Paman, kami pesan ramen. Untuk Kakashi-sensei porsi biasa, dan untukku porsi jumbo seperti dulu. " ucap Naruto.

Paman Teuchi mengerutkan dahinya. Sepertinya ia mengenalnya, dari gaya bicaranya ia teringat seseorang tapi, siapa?. Matanya menelusuri tubuh Naruto untuk mengingatnya, barang kali mereka pernah bertemu.

Mengerti akan tatapan sang pemilik kedai ramen. Kakashi pun berbicara "Nah, paman. Ini Naruto, ia telah pulang ke desa. ".

"Naruto?" ucap Teuchi masih belum paham.

"Hai, paman. Apa kabar? Lama tak jumpa-tebayou. " Ucap Naruto dibarengi cengirannya.

"Ah, Naruto. Haha Naruto sudah pulang ya. Kabarku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?" balas Teuchi senang.

"Seperti yang terlihat, aku baik-baik saja. Hehe. " Ucap Naruto sebagai balasan pertanyaan Teuchi diakhiri dengan kekehannya.

"Yosh, sebagai perayaan kepulanganmu ramen untuk kalian berdua gratis. " Seru paman Teuchi.

"Benarkah paman?" seru Naruto tak percaya.

"Ya, sudah 8 tahun kau tidak mampir kesini. Makannya yang ini gratis saja. " Ucap Teuchi sambil tersenyum.

"Yosha, aku akan makan sampai kenyang-tebayou. " Seru Naruto. Kakashi yang mendengarnyapun ikut tersenyum, setidaknya uang yang ia miliki akan baik-baik saja di dalam kantong. #apakahiatidakikhlas?

"Ya, tunggu sebentar aku akan menyiapkannya. " Ucap Teuchi.

"Kakashi-sensei, sejak kapan kau dan Shizune-nee saling menyukai?" tanya Naruto.

"Eh?" terang saja yang ditanya kaget, pasalnya menjawab hal yang begitu sungguh membuatnya malu. Karena hal tersebut sangatlah bersifat pribadi dan ia-Kakashi- sangat menjaga hal-hal yang bersifat pribadi agar tidak tersebar luas.

Melihat wajah Kakashi yang memerah membuat Naruto tertawa terbahak-bahak. Sungguh langka melihat gurunya bersemu merah. "Ayolah Kakashi-sensei, ceritakan padaku?" paksa Naruto tersenyum jahil.

"Tidak. Itu tidak cocok untuk diceritakan. " Tolak Kakashi sambil memalingkan wajah.

"Ayolah, Kakashi-sensei. " paksa Naruto sekali lagi.

"Tidak!"

"Onegai. "

"Hmm. " Kakashi menggelengkan kepalanya.

"Haaah, ya sudahlah. Kau tidak seru-datebayou. " Ucap Naruto.

"Fyuh-" Kakashi menghembuskan nafas lega. 'Syukurlah' pikir Kakashi.

"Nah, ramennya sudah siap. Silahkan dinikmati. " seru Teuchi meletakan dua porsi ramen di atas meja.

"Terimakasih paman. Itadakimasu. " seru Naruto.

"Itadakimasu. " Ucap tanang Kakashi.

"Oh iya, paman dimana ayame-nee? Aku tidak melihatnya. " Ucap Naruto ditengah acara makannya.

"Oh, sekarang ia tinggal bersama dengan suaminya. Jadi jarang datang kesini. " Ucap Teuchi.

"Hee, kapan ia menikah?" tanya Naruto.

"Tujuh tahun lalu, setahun lebih awal dariku. " Kakashi ikut menjawab.

"Oh. " Balas Naruto, dan percakapanpun berlanjut sampai ramen ketiga Naruto habis.

"Terima kasih makanannya, paman. Kapan-kapan aku akan mampir lagi. "

"Ya, silakan mampir kapan-kapan. "

Dan merekapun meninggalkan kedai ramen tersebut.

"Wah, konoha sudah banyak berkembang dari semenjak aku pergi. " Seru Naruto memperhatikan sekitar.

"Yah, begitulah semuanya berjalan baik. " Balas Kakashi.

"Oh iya. Kau menikah 6 tahun lalukan?"tanya Naruto.

"Yup, bahkan aku sudah memiliki anak laki-laki. " Jawab Kakashi.

"Benarkah? Berapa umurnya sekarang?" tanya Naruto lagi.

"Sudah 5 tahun, sekarang dia di akademi. " Ucap Kakashi.

"Wow, kau subur Kakashi sensei, namanya?. " Ucap Naruto.

"Hahahaa, begitulah! Namanya keisuke. "

"Apa teman-temanku semuanya telah menikah juga?"

"Ya, hanya kau laki-laki yang belum menikah. " Jawab Kakashi. Naruto cenggo mendengarnya.

"Bahkan Sasuke sudah memiliki 2 anak, ia ingin membangkitkan klan uchiha. " Tambah Kakashi.

"Oh, begitukah?" jawab Naruto lirih sambil tersenyum paksa. 'Syukurlah, berarti si teme telah menerima Sakura-chan' pikirnya.

Melihat perubahan mimik wajah Naruto, Kakashi mengernyitkan dahinya.

"Nande?"

Mendengar kalimat tanya Kakashi, membuatnya tersentak.

"i-ia, Na-nani monai. Syukurlah berarti tujuannya telah tercapai. " Naruto memaksakan senyumnya.

Kakashi memandangnya penuh curiga, namun enggan menanyakan kembali. Akhirnya, mereka saling diam selama perjalanan pulang.

Jauh didepannya Kakashi melihat keluarga Sasuke sedang berjalan ke arah mereka, namun sepertinya Sasuke belum menyadarinya. Kakashi melirik Naruto dari sudut matanya, sepertinya Naruto sedang melamun, kepalanya sedikit tertunduk. 'Sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan?' tanya kakashi dalam hati.

Tempat Sasuke

"Karin, setelah ini kita kemana?" tanya Sasuke dengan nada #yah kalian juga pasti tahu, datar sedatar papan. Pada gadis#oops Wanita yang sedang menggendong bayi yang kira-kira berumur 1 tahun sedangkan ia sendiri sedang menggendong balita berumur 4 tahun.

"Emh, entahlah Sasuke-kun aku bingung. Kita pulang saja bagaimana?" tanya balik Karin.

"Hn. " jawab Sasuke sambil membenarkan pangkuan anaknya yang tertidur lelap karena kecapekan setelah jalan-jalan. Tak sengaja netranya melihat Kakashi sedang berjalan dengan seseorang. 'Siapa dia?'

DEG

'Cakra ini!' pikirnya.

"Sasuke-kun. Apa kau merasakannya? Cakra Naruto?" ucap Karin yang ternyata merasakannya juga. Dan semakin kuatlah perkiraannya bahwa yang berbarengan dengan Kakashi adalah Naruto. Dengan cepat ia berjalan mendekati Naruto meninggalkan Karin yang juga mengejarnya.

-. PERGI. -

Kembali ke tempat Naruto berada

'Bukannya aku sudah menghilangkan rasa cintaku pada Sakura. Kenapa masih terasa sakit? harusnya aku bisa menerimanya. Kenapa masih sakit? Apakah aku masih mengharapkan Sakura? Oh kami-sama. ' Batin Naruto. Sungguh hatinya masih tidak terima akan kenyataan bahwa Sakura telah menjadi isteri Sasuke, hatinya sakit. Haruskah ia pergi lagi untuk menghilangkan sakitnya ini? akankah ia bisa menghilangkan rasa sakitnya?.

"Haaah~" pada akhirnya Naruto hanya menghembuskan napas prustasi.

"Dobe."

Duak

TBC

Sebenernya saya buat ini oneshoot tapi karena kepanjangan saya bagi dua deh,tapi tenang updatenya gak akan lama kok. yosh review ya?