Hetalia Axis Power © Hidekaz Himaruya. No commercial profit taken.
Warning plotless.
in silent
by datlostpanda
Seorang anak gadis yang aneh, begitulah Roderich memandang Elizaveta melalui kacamatanya.
Dengan rambut cokelat panjang dan mata hijau yang menyerupai daun segar, serta senyuman manis yang kerap ia kembangkan, sukses membuat semua orang salah mengira jika ia adalah gadis berkelas yang selalu mengenakan sarung tangan. Tapi, oh, Elizaveta adalah kebalikan dari mereka semua.
Bagaimana Elizaveta bisa, dengan mudahnya, berlarian di tanah becek dengan sedikit bebatuan kecil. Dan ia masih sempat tertawa-tawa. Kadang, ia juga akan mengulurkan jemari, meminta Roderich untuk meninggalkan semua buku-buku Matematika itu kemudian bergabung bersamanya. Bermain berdua, mungkin juga ia akan menyuruh Roderich menari dan berputar bersamanya. Tanpa alunan yang berasal dari tuts-tuts piano yang selalu Roderich puja.
Jawaban dari Roderich selalu sama. Ia akan menunduk, kembali menekuri deretan aljabar di halaman bukunya. Berpura-pura kombinasi angka dan huruf, dan simbo-simbol rumit di sana sama memikatnya seperti partitur piano di rumah. Mengabaikan Elizaveta sejenak, berusaha fokus. Tapi, sebentar-sebentar, ia akan melirik ke gadis itu. Memastikan ia baik-baik saja.
Telapak kaki Elizveta kini kotor oleh cokelat dari tanah. Ia kelihatan tidak terlalu peduli dan terus melangkah. Sesekali berputar dalam gerakan anggun.
Elizaveta telak mengabaikan sekitar. Roderich seharusnya juga tidak peduli. Namun ia menemukan pandangannya selalu mencari sosok Elizaveta tiap beberapa menit sekali. Dia tidak mengerti.
Dan pada akhirnya, di bawah senja, di antara keheningan yang tercipta, Roderich memerhatikan Elizaveta. Buku matematikanya terbuka, angin meniup lembaran halamannya. Ia mengabaikan.
