Teori Hidung Besar?
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
.
Rated M
©Firecracker56
Disclaimer : Cerita milik saya sepenuhnya. Dilarang keras untuk plagiat, copy-paste, dsb!
Warning : Konten GS (GenderSwitch). Jika tidak suka tidak perlu dibaca. Silahkan cari cerita yang sesuai dengan selera anda. Terimakasih
Happy Reading!
.
.
.
1.
Teori hidung besar? Bukankah terdengar sangat konyol. Oh tentu saja, selama hidup aku hanya pernah mempelajari mengapa bumi bulat dengan segala konsepnya, kemudian teori yang dipelajari pada setiap mata pelajaran wajibku. Intinya, seluruh teori yang kupelajari mestinya terdengar masuk akal bukan? Tapi teori hidung besar? Oh yang benar saja! Berterimakasihlah kepada Lu Han atas segala penemuannya yang cemerlang namun konyol itu.
"Baek, kau tahu tidak?"
Suara Lu Han tidak menghentikan pergerakan tanganku yang sedang menggores kanvas dengan cat air. Saat ini sedang berlangsung pelajaran seni melukis untuk kelas ku. Sialnya adalah aku yang tidak bisa menggambar menggunakan pensil harus dipertemukan oleh kuas,kanvas, dan cat air.
Asal kalian tahu, tidak ada yang bisa diharapakan dari lukisanku, teman.
"Apa?" jawabku
"Kau tentu tahu kan apa yang sedang kulakukan beberapa waktu terakhir ini?" Luhan kembali bertanya dengan suara rendah.
"Heum…"
"Akhirnya aku menemukan jawaban untuk riset ku kali ini!"
Aku menoleh kesamping, dan mendapati Lu Han sedang tersenyum lebar dengan mata berbinar-binar. Sedangkan aku hanya bisa membuang napas, pasrah untuk kemudian mendengarkan segala hal bodoh dan tidak masuk akal yang akan segera dilontarkan oleh Lu Han.
~oOo~
2.
"Kau gila ya? Mana mungkin ada yang seperti itu!" aku berteriak kesal begitu Lu Han menyelesaikan penjelasannya.
"Serius, Baek. Aku tidak bohong!"
"Memangnya kau sudah mencobanya apa?"
"Ya belum si.."
"Tuh kan!"
"Eh tapi dengar dulu Baek, aku memang belum mencobanya hingga saat ini. tapi aku sudah membuat janji dengan salah satu kandidat terkuat dari yang terkuat sore ini, di motel."
Aku membelalak tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Serius deh! Aku tahu kalau Lu Han itu gadis aneh-yang sayangnya menjadi sahabatku-, namun aku hanya tidak menyangka kalau dia sampai senekat ini.
Abaikan tentang segala teori tololnya itu. aku yakin pasti dia memang sudah merencanakan ini semua, beralibi dengan berkata sok manis 'kakak tolong bantu aku ya, ini hanya untuk kebutuhan riset ku semata'.
Tipikal Lu Han sekali.
Baik, mari aku jelaskan apa yang Lu Han katakan tadi mengenai penelitiannya.
Lu Han adalah satu dari sekian banyak siswi disekolahku yang berotak pintar, namun khusus untuk Lu Han aku selalu menambahkan kata konyol untuk setiap predikat yang ia dapatkan. Berdasarakan pengamatannya selama beberapa bulan terakhir ini, kebanyakan siswa disekolahnya yang memiliki hidung besar maka akan memiliki alat kelamin yang besar juga.
Entahlah, ketika pertama kali aku mendengar Lu Han mengatakan hal seperti itu, kepalaku rasanya langsung pening. Besar itu yang seperti apa,aku juga tidak tahu. Namun setelah beberapa kali menemaninya berobservasi aku memiliki beberapa nama yang menurut Lu Han memiliki hidung besar. Diantara beberapa nama tersebut, ada nama orang yang Lu Han sukai, Oh Sehun namanya. Dan aku yakin kalau Oh Sehun lah yang akan menjadi teman tidur Lu Han kali ini.
~oOo~
3.
Beberapa waktu terakhir ini ada seorang kakak kelas yang terus mendekati ku. Namanya Park Chanyeol, anak kelas 12 IPA. Tampan si, namun aku sedikit takut jika berdekatan dengannya, selain karena memiliki tubuh seperti raksaksa –serius, Kak Chanyeol itu sangat tinggi! Aku bahkan harus mendongakkan kepala tiap kali kak Chanyeol mengajak ku berbincang-, kak Chanyeol sepertinya juga memiliki banyak penggemar di sekolah, karena aku bisa merasakan tatapan tajam anak perempuan sekolahku tiap kali aku melintasi koridor bersama kak Chanyeol.
Dan baru ku ketahui juga, kalau ternyata rumah kak Chanyeol berada di komplek perumahan yang sama dengan ku, hanya saja kami beda blok. Dengan alasan tersebut beberapa kali kak Chanyeol mengajakku untuk berangkat dan pulang sekolah bersama. Sejujurnya aku tidak enak karena merasa takut merepotkan kak Chanyeol, namun dia hanya tersenyum dengan lebarnya yang membuat kedua kakiku meleleh.
Omong-omong tentang Lu Han, ia berkata kalau observasinya berhasil, dan penelitiannya sukses 100%.
"Tapi Lu, kau tidak bisa mengambil data hanya dari satu orang kan? Paling tidak kau harus punya data dari beberapa narasumber." Kataku
"Sudahlah, yang penting punya kak Sehun besar hahaha…."
"Eh tidak bisa begitu dong. Kalau seperti itu penelitian mu tidak valid!"
Lu Han hanya mendengus dengan keras, kemudian dahinya mengkerut dalam, terlihat jelas ia sedang berpikir keras. Lalu tiba-tiba ia terlonjak sambil menepukkan kedua tangannya heboh. "YA! Byun Baekhyun bukankah kau bilang kau sedang dekat dengan kak Chanyeol?" tanya Lu Han
"Hah? Apa? tidak kok, aku hanya beberapa kali mengobrol dengannya." Kataku
"Eyyy, jangan bohong aku sudah tau kebenarannya meskipun kau tidak bercerita apapun padaku."
Aku hanya diam, tidak menanggapi perkataan Lu Han tersebut. "Hey, Byun Baekhyun seperti yang kau katakan tadi, bahwa penelitian ku tidak bisa dikatakan valid jika hanya menggunakan satu sumber. Nah, karena kau sahabatku mau kan membantuku sedikit saja?"
Aku mengangkat kedua alis bingung, entah kenapa mendengar perkataan Lu Han tersebut membuat perasaanku tidak enak, "Bantu apa?" tanyaku
"Kau kan dekat dengan kak Chanyeol, coba kau korek informasi darinya ya. Aku mohon…"
Serius! Kedua mataku membelalak lebar. Apa aku tidak salah dengar barusan? Lu Han menyuruh ku apa? Ya Tuhan! Aku ini Byun Baekhyun si lugu, bukan Lu Han yang rada binal! Mana berani aku menanyakan hal seperti itu pada kak Chanyeol!
"Kau gila ya?!" ujarku mendesis kesal
Parahnya, Lu Han yang tidak peka itu hanya menggelengkan kepalanya dengan lugu, belum lagi senyumanya yang membuat ku ingin merobek bibirnya itu.
"Kau mau aku apa?"
"kasarnya saja ya? Periksa milik kak Chanyeol, atau paling tidak tanyakan ukurannya, mulai dari panjang dan diameternya.."
SINTING!
~oOo~
4.
Namun pada akhirnya disinilah aku, berjalan beriringan dengan kak Chanyeol menuju parkiran dimana motornya berada. Aku gugup sekali, meskipun tadi sudah dikasih beberapa petuah oleh Lu Han tapi tetap saja aku takut luar biasa.
Dan sepertinya kak Chanyeol bisa melihat kegelisahanku, karena beberapa saat kemudia ia mengeluarkan suaranya, "Apa kau baik-baik saja Baekhyun? Wajahmu terlihat pucat."
Aku meringis kecil, "Oh tidak kok kak, aku baik-baik saja." jawabku
"Benarkah? Tapi wajahmu pucat sekali, apa kita harus pergi ke UKS terlebih dahulu?" tanya kak Chanyeol
Aku terdiam untuk beberapa saat, sepertinya akan lebih baik jika menanyakan perihal 'itu' ditempat tertutup, daripada harus menanggung resiko terjatuh dari motor besar milik kak Chanyeol kalau nanti aku menanyakan itu saat perjalanan pulang.
Lagipula kepala ku juga terasa sedikit pusing, mungkin karena aku melewatkan makan siang atau karena memikirkan permintaan Lu Han? Entahlah.
"Bagaimana?"
"Ya, sepertinya aku harus ke UKS sebentar."
"Baiklah, ayo aku temani."
Aku dan Kak Chanyeol pun berjalan beriringan menuju UKS. Aku menghembuskan napas sedalam-dalamnya karena misi baru saja akan dimulai.
.
Putih adalah apa yang aku lihat pertama kali begitu membuka pintu UKS sekolah. seperti UKS pada umumnya, UKS sekolahku pun didominasi oleh warna putih, mulai dari lemari, gorden, dan juga tempat tidur.
"Sepertinya Dokter Kim sudah pulang." Ujar Kak Chanyeol sambil menyibak kain pembatas di sisi tempat tidur.
Aku hanya menganggukkan kepala dengan kikuk. Dari sudut mata dapat ku lihat kalau Kak Chanyeol sedang sibuk membuat minuman yang kemungkinan adalah untukku,
"Ini minum terlebih dulu." Kata Kak Chanyeol mengulurkan gelas yang berisi teh panas untuk ku.
Akupun menerimanya dengan senang hati, sedikit berharap agar Kak Chanyeol tidak melihat kegugupan wajahku saat ini. Namun nampaknya dewa neptunus sedang tidak berpihak padaku, alih-alih merasa tenang aku justru semakin gugup saat Kak Chanyeol menarik kursi dan duduk tepat disisi tempat tidur yang sedang ku tempati dan kedua matanya itu menatapku dengan intens sekali. Alhasil aku pun dengan tidak sengaja menumpajkan setengah isi dari teh yang masih panas itu.
"Akhh, panas panas!"
Reflek akupun berteriak sambil mengibas-ngibaskan baju ku yang basah terkena tumpahan teh itu.
"Astaga Baekhyun!"
Kak Chanyeol pun langsung beranjak dari duduknya dan membantuku mengeringkan baju dengan tisu yang berada di nakas dekat tempat tidur.
Entah sengaja atau tidak, tangan Kak Chanyeol dapat ku rasakan berada tepat didadaku. Aku pun langsung menengang di tempat tidur, melupakan kehebohan yang ku perbuat dan fokus pada getar aneh yang menjalar ditubuhku saat Kak Chanyeol terus saja mengusap baju bagian dada ku yang terkena siraman teh panas dengan gerakan lembut.
"Baju mu basah Baek, apa kau bawa baju ganti?" Tanya Kak Chanyeol
Aku tidak menjawab pertanyaannya itu. Rasanya benar-benar tak sanggup karena Kak Chanyeol masih meletakan tangan kanannya di atas dadaku.
"Baekhyun?"
"E-eh, iya kak?"
"Aku tanya, apa kau membawa baju ganti?"
Aku mengerjab beberapa saat, sebelum menggelengkan kepala dengan wajah lesu.
Bagaimana ini? Tidak mungkin kan aku pulang dengan baju setengah basah begini? Apalagi seragam ku berwarna putih dan membuat pakaian dalam ku terlihat.
ASTAGA! BRA KU!
Akupun secara spontan menyilangkan keduatangan ku. Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa tidak menyadari baju basahku ini membuat bra hitamku terlihat!
Sialan!
Aku mendengar suara kekehan Kak Chanyeol yang entah kenapa terdengar mengintimindasi di telingaku.
"Ternyata dada mu besar juga ya, hehehe"
BAJINGAN!
.
.
.
5.
"Pagi Baekhyun!"
"Pagi juga Lu,"
Aku menjawab sapaan Lu Han dengan senyum kecil. Hari ini adalah hari Senin, dan seperti biasa para murid harus melakukan upacara bendera di lapangan sekolah.
"Wah ada apa ini? Kenapa kau terlihat lesu sekali?"
Aku hanya menanggapinya dengan senyum kecil. Aku memang merasa kurang enak badan hari ini, entahlah setelah kejadian beberapa hari yang lalu aku menjadi merasa ada yang berbeda dari tubuhku.
"Tidak apa kok, aku hanya sedang lelah saja."
"Lelah?"
Aku membalas pertanyaan Lu Han hanya dengan gumaman saja.
"Memang kau habis melakukan apa? Tumben sekali kau lelah, biasanya juga paling semangat."
Sepertinya mengabaikan Lu Han adalah pilihan paling tepat. Karena temannya yang satu ini jika dijawab satu kali maka mulutnya tidak akan berhenti untuk bicara. Ada saja hal yang bakal dibahas nantinya, entah itu sesuai topik awal atau tidak.
Aku mengenggelamkan wajahku pada tumpuan tangan ketika kemudian mendengar Lu Han bertanya perihal investigasi ku minggu lalu bersama Kak Chanyeol.
"Jadi bagaimana?"
"Apanya?"
"Jangan pura-pura bodoh, bodoh."
Aku hanya mengerucutkan bibirku merasa tidak terima karena dihina oleh Lu Han.
"Ya seperti itu deh."
"APA? jadi kau berhasil atau tidak?" tanya Lu Han dengan semangat
Dengan bersungut-sungut akupun memukul lengan Lu Han dengan keras. Bisa-bisanya dia bersemangat begitu, padahal aku saja sangat malu hanya untuk mengingat nya.
"Tidak."
"Loh?!"
"Bukannya aku melihat punya Kak Chanyeol yang katamu besar itu, malah dia yang melihat punyaku."
"HAH?"
Melihat wajah dungu Lu Han aku pun mendekatkan wajahku ke telinganya dan dengan berbisik menceritakan kejadian di UKS minggu lalu.
"Hahahaha, yasudah lah. Sudah kejadian juga kan? Hahaha"
"Tapi tetap saja malu, bodoh!"
"Tidak apa-apa, yang penting enak kan diremas-remas sama Kak Chanyeol?"
Kemudian, kepala Lu Han menjadi sasaran kepalan tangan ku.
Enak si enak, tapi malunya itu loh! Dasar teman tidak pengertian!
.
.
.
Ku terinspirasi ketika melihat hidung Sehun yang besar itu :3
Hahaha, happy reading semuanya.
Selamat hari Senin :p
.
.
Sign, frckr56
