KOTAK PANDORA L LAWLIET

Hari itu hari dimana para umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1429 H. ini adalah pengalaman pertama bagi L si detektif Genius dari matahari terbit. Hari-hari berpuasa selama 30 hari di laluinya dengan penuh penderitaan yang berat (coz harus berpisah ma coklat2 paporitnya).

Semalam tingkah laku L sangat aneh, entah kenapa setelah takbiran dia nggak nongol-nongol di ruang rekreasi. Padahal di ruang rekreasi itu pada kumpul yang lainnya, likes Naruto, Raito, Misa, Watanuki, Keroro gunso dan antek2nya, Fuyuki, Natsumi, Momo, Hinata, beserta para personil SUJU, and nggak lupa aku ndiri.

Hal yang serupa juga terjadi pas selesai salat Id di gelar, dan ini menimbulkan tanda Tanya besar di hati tiap-tiap orang… eng… ada alien juga, sich…

Di ruang rekreasi dah pada kumpul para cowok2nya sedang para ceweknya lagi nyiapin makanan di ruang sebelah. Dan merekapun angkat bicara…

"Aneh… tingkah laku L akhir2 ini sangat aneh…." Komentar Watanuki yang memiliki pemikiran luar bioso.

"Kau benar, kemarin juga aneh… pas selesai takbiran dia menghilang begitu saja." Naruto berjalan melewati Raito, duduk di dekat Keroro. Sementara Keroro lagi sibuk utak atik Gundam series terbarunya.

"Apa mungkin dia sakit, desu?" sahut Tamama cemas.

"Dia itu nggak pernah sakit!" sembur Raito dengan nada suara kesal, rupanya rasa dendamnya pada L masih tertanam di hatinya, itu membuatnya merasa tak enak harus memaafkannya.

"Raito-kun! Jangan bicara seperti itu!!!" bentak Fuyuki.

"Apa dia ada masalah sampai menyendiri seperti itu?? Selama ini, walaupun sikapnya emang aneh tapi ini udah kelewat aneh….." kata Jungsu, Leader Super Junior, dia mengelus2 dagunya dengan tangan kanan.

"Mungkin dia lagi patah hati di tolak ma Misa chan" Raito bergumam sembari terkikik.

"TIDAK ADA YANG MINTA PENDAPATMU!!!" ucap mereka semua serentak.

Perasaan Raito saat itu hancur, dia seperti mengecil diantara mereka, setahunya dia itu orang yang mendapatkan seluruh perhatian di seluruh dunia. Maka timbullah akal licik untuk mengakali L. mula2 ia menyelidiki kelakuan L, maka ia berpura-pura sakit kepala sehingga bisa meninggalkan ruangan sumpek itu. Dia benar2 benci pada L yang telah merusak kebahagiaannya dan mengalahkannya dalam merebut perhatian orang. Dia sangat benci kekalahan!!!

Dia berjalan mengendap2 menuju markas rahasia L, celingak-celinguk sebentar untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Diapun masuk.

"Selamat pagi L!!!" sapanya pada L yang lagi duduk di kursi, kakinya diangkat keatas kursi, tampak di pelukannya ada sesuatu berwarna merah kekuningan.

"Raito-kun????" katanya dengan mata menyipit.

"Bukan itu seharusnya yang kau ucapkan, L! " kata Raito tak kalah sinis.

"Oh… jadi…. Aku harus ngomong apa??" nada suara L terdengar tak ramah, matanya berubah sinis dengan gaya menghisap jempol kanannya.

"Kau sinis sekali…" dia berjalan menuju L, lalu duduk di salah satu kursi di seberang L. "sikapmu akhir2 ini aneh, walaupun tak dapat di pungkiri kau itu memang sudah sangat aneh dengan kantung mata hitam, suka makanan manis, dan gayamu yang lebih aneh lagi." Akhirnya dengan tatapan tajam kearah L.

"Ini bukan urusanmu, khan?!" dia memutar kursi membelakangi Raito.

"Tentu ini urusanku!!" kata Raito marah. "Kau selalu membuatku kesal!"

"Kalau begitu pergi saja dari hadapanku. Beres'kan?" kata L cuek.

Otak Raito saat itu juga mendidih dibuatnya, betapa tidak, di saat dia berbicara baik2 malah L busuk itu tidak peduli dan mengganggap enteng dirinya. Dia pasti akan menyesal! Pikir Raito dalam hati.

Hening sejenak… Raito berusaha tetap tenang menghadapi perlakuan buruk rival abadinya itu. Dia mengamati sesuatu yang di peluk oleh L. penasaran apa itu, maka dia bertanya.

"Ngomong2… apa yang ada di pelukanmu itu?" matanya mengarah pada sesuatu itu.

Mata L seketika itu juga berubah tajam, wajahnya berubah kemerahan, tampak malu2, kemudian dia berbalik.

"I…ini…" katanya sembari menatap sesuatu itu yang ternyata sebuah kotak.

"Kotak???????" mata Raito menyipit.

"Ini bukan sembarang kotak!!!" teriak L malu2.

Wajah Raito memucat, ternyata benar L sangat aneh, sikapnya yang menyebalkan dulu kini bertambah dengan sikap menjijikkannya saat ini. L memandangi kotak itu baik2, matanya berbinar2 seakan2 itu adalah kotak berharga.

"La… lalu itu apa, dong?" tanyanya penasaran walaupun dia benci mengatakannya.

"I… ini… kotak… kotak Pandora milikku…" ucapnya penuh haru, seakan2 ada cahaya yang menyorot dia dari atas di antara kegelapan di sekitarnya.

Tanda Tanya besar melayang-layang di belakang kepala Raito, matanya menyipit.

"HAH?" L tersadar akan sesuatu. "HARUSNYA AKU NGGAK BILANG!!!!!!!!!" katanya panic.

L memandang Raito penuh curiga.

"Apa? Kenapa?" Tanya Raito berkeringat.

"KAU MENCURIGAKAN…" katanya lagi, dia memeluk kotak itu lebih erat lagi.

"Kau ini bicara apa, sich?" nada suara Raito menggeram, keningnya terangkat.

"Kotak ini hanya milikku seorang…" bisiknya pada diri sendiri, dia mengelus2 kotak itu dengan pipinya.

Tapi emang dasar Raito si telinga gajah, dia mendengar bisikan L. Dan… rencana licikpun akan di jalankan….

Tanduk Raito mulai menyebarkan sinyal2 jahat, dia tersenyum manis pada L, lalu pamitan keluar markas rahasia. Karena terlalu sibuk pada kotak itu, L tidak dapat mengendus akal licik si Kira.

"Oh… kotak berhargaku… aku akan menjagamu dengan taruhan nyawaku~~~!!!!" erang L, wajahnya merona merah.

Usut punya usut, Raito ternyata belum meninggalkan tempat itu, malah menguping perkataan L di dalam. Senyum khas dewa kematian terpasang di wajahnya. Dengan gaya cool dia kembali ke ruang rekreasi…

Sementara itu di dapur….

"Ehhhh!!!!!!! " pekikku kaget.

"Ada apa?" Tanya Natsumi menghampiriku.

"Bahannya kurang!" kataku panic.

"Kurang? Rasanya aku , Momo dan Misa belanja sesuai dengan daftar jadi tidak ada yang kurang sedikitpun" kata Hinata, cemas takut2 akan di marahi.

"Masa' sich? Tapi, kok, kurang, ya????" aku memiringkan kepala kearah kanan, memandang