True Love
Author : Itsuka Akira
Disclaimer : I don't own this story... Tokoh bukan milik author dan bila ada kesamaan ide hanya kebetulan semata.. Beberapa Plot dari cerita ini aku ambil dari cerpen yang pernah kutulis di blogku beberapa tahun lalu...
Copyright : Tokoh adalah milik sang Pencipta, keluarga, dan agensi masing-masing...
Genre : Romance, Hurt/Comfort, GS, AU
Casts : Jaehyun NCT, Doyoung NCT, Mark NCT, Taeyong NCT, and Other casts
Pairing : Jaehyun x Doyoung (GS), Taeyong x Mark (GS), Jaehyun x Mark (GS)
Rated : T
Summary : Ketika cintamu hilang, apakah kau bisa membuka hatimu untuk cinta yang baru ?
Hai, Akira di sini. Akira minta maaf buat beberapa reader yang udah comment, follow dan favorite di ff Love or Mistake, A Short Journey sama Miracle yang Akira hapus fanfictionnya. Akira sama sekali nggak punya gambaran buat ngelanjutin ff itu karena banyak banget plot yang hilang dari rencana Akira. Untuk itu Akira datang dengan ff ini.
Happy Reading
Chapter 1 - Beginning
Seorang pemuda tampan dengan dimplenya mengendap-endap masuk sebuah ruang rawat. Di tangannya, ia memegang sebuah piala dari sebuah kontes menyanyi. Ia berusaha untuk tidak membangunkan gadis yang berada di atas ranjang rawat itu. Ia perlahan menutup pintu ruang rawat itu.
" Ey, tidak usah berjingkat seperti itu. Kau sudah pulang ? "
Jaehyun membalikkan kepalanya dan meringis. Ia melihat kekasihnya yang berada di dekat jendela sambil menyiram beberapa pot kaktus dan bunga kecil.
" Nuna dari tadi di sana ? "
" Kenapa mengendap-endap seperti itu, hm, Jaehyun-ssi ? "
Pemuda tampan yang dipanggil Jaehyun itu merengut dan pada akhirnya memeluk kekasihnya dari belakang. Perbedaan usia mereka hanya setahun namun keduanya ibarat seumuran karena wajah sang gadis yang baby face.
" Nuna tahu ? "
" Tidak ", jawab gadis itu cuek.
Jaehyun mengembungkan pipinya.
" Nuna, aku serius ".
Gadis itu tertawa dan mengelus kepala Jaehyun yang masih betah bersandar di bahunya.
" Baiklah, Mr. Serius, kau ingin mengabarkan apa ? "
Jaehyun melepaskan pelukannya pada gadis itu dan menggeser tubuhnya ke arah dekat ranjang rawat gadis itu.
" Nuna, tada ", ujar Jaehyun.
Gadis itu menatap tak percaya pada piala berlogo salah satu agensi terbesar di Korea Selatan itu.
" Aigoo, kau menang menyanyi di Kyunghee University Music Festival ? Kau mengalahkan Taeil-ssi ? " ujar gadis itu tak percaya.
Jaehyun mengangguk dengan penuh semangat sambil memamerkan senyumnya dan dimple di pipinya.
Gadis itu tersenyum dan mengacungkan kedua ibu jarinya.
" Kau hebat, Jaehyun-ah ".
" Mana hadiahnya ? "
" Hadiah ? "
" Aku kan sudah menang. Jadi mana hadiahnya ? Aku susah payah lho. Taeil-hyung bukan lawan yang mudah ".
" Ara. Terlebih Taeil-ssi adalah orang yang paling hebat di antara para trainee selain Wendy-ssi jika itu berkaitan dengan vokal ".
" Jadi ? "
" Akan kupikirkan nanti. Memangnya kau mau apa ? "
Jaehyun mengetuk dagunya serius yang jujur saja membuat Doyoung ingin tertawa.
" Bagaimana jika nuna bernyanyi ? Lagu star blossoms namun bersamaku ".
Doyoung tersenyum.
" Kau ingin nuna ingat dengan masa trainee dulu di SM ya ? Kau ini. Baiklah. Ambil gitar ".
Jaehyun menampakkan wajah cemberutnya. Ia memutuskan memainkan gitarnya. Doyoung memulai menyanyikan lagunya bersama Jaehyun. Seorang pemuda yang tak lain kakak Doyoung, Gongmyung menahan tangannya ketika melihat sang adik tersenyum begitu lepas saat bersama Jaehyun. Kertas di tangannya itu seakan membuat masa depan keduanya makin tak menentu. Ia ingin sekali membuang kertas itu jauh-jauh sehingga ia lupa fakta kalau Doyoung hanya bisa bertahan sebentar lagi. Penyakit turunan dari kedua orang tuanya itu membuat Doyoung ikut menderita seperti ini. Leukimia menjadi hantu paling menakutkan di hidup Gongmyung sekarang. Ia tak sanggup bila senyuman Doyoung menghilang juga suatu hari nanti. Tidak. Dia tidak ingin kehilangan lagi.
Vancouver, Kanada
Alunan piano lembut membuat Marcia Lee menikmati alunannya sebelum ia menyanyi. Ia mencoba meresapi emosi dari alunan piano yang dimainkan oleh kakak kandungnya, Krystal Lee itu. Ia memulai lagunya dengan apik. Suara lembutnya sangat cocok dengan lagu ini.
Where ever you are hiding
I can find you
If there were no you
If there were no you
Then my heart would stop
Even if you don't say "Love"
I can feel with my heart
If you're here
If you are here
I don't need anything
Semua penonton seakan ikut terhisap dalam nyanyian Marcia. Marcia mulai menyanyikan bagian chorus dengan seluruh perasaannya. Ia menatap satu titik di antara penonton yang terlihat fokus padanya.
You are my everything to me
You are my everything to me
Please shine like a star in the sky
You are my only love
Forever my only love
We love each other
All i need is you
Can it be compared with anything else
Can it be exchanged with anything else
Your love
Your heart
Who can replace you
You are my everything to me
You are my everything to me
Please shine like a star in the sky
You are my only love
Forever my only love
We love each other
All i need is you
We will never part from each other
Anything that will hurt you
Nothing that will cause tear will happen
You are my everything to me
You are my everything to me
Let's not change
You are my only love
Forever my only love
We love each other
In a place without sadness
Marcia mengakhiri nyanyiannya dengan nada yang sangat manis didengar. Ia menatap Krystal yang tersenyum ke arahnya ketika mendengar ratusan orang di hall itu bertepuk tangan untuknya. Marcia memberikan hormat pada penonton bersama dengan Krystal. Lampu panggung diganti dengan lampu sorot yang menyorot pada MC yang memuji suaranya dan permainan Krystal. Krystal dan Marcia segera menuju ruang tunggu mereka. Ia tersenyum dan memeluk Krystal ketika tiba di ruang tunggu mereka.
" Thanks Krystal ".
" Anything for you, dear. Kris ", ujar Krystal.
Seorang berwajah oriental dengan garis wajah tegas dengan aura dingin memeluk kedua orang yang sangat ia sayangi itu.
" When do you arrive in Vancouver ? You don't give me and Marcia call for once ".
" Sorry for that dear, just one hour ago. Mom and dad will love your performance ".
Marcia menundukkan kepalanya.
" I hope it, Kris. Mom and Dad will hear it eventhough they are in heaven ".
Kris merengkuh adik bungsunya itu dengan pelukannya. Ia tahu kehilangan ayah dan ibunya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu masih membekas di ingatan Marcia hingga ia sering ketakutan bila kakaknya pergi walau hanya sebentar.
Krystal ikut memeluk keduanya dan berusaha untuk tidak menangis lagi.
" Can i join ? " ujar seorang pemuda tampan yang berdiri di dekat pintu ruang tunggu Marcia dan Krystal.
Marcia menyunggingkan senyuman manisnya dan beranjak memeluk pemuda yang selama ini menghabiskan masa remajanya dengannya setelah Krystal dan Kris melepaskan pelukan mereka.
" Oppa ", ujar Marcia sambil menenggelamkan wajahnya pada dada pemuda berwajah khas orang Korea itu.
Pemuda itu mengelus punggung Marcia dan mencium puncak kepala Marcia.
" You make it like your own concert. I am proud of you ".
Marcia tersenyum ketika mendapati seorang wanita paruh baja berdiri di tengah pintu dengan senyuman lebarnya.
" Congratulation, Krystal, Marcia. You did best performance this night ".
" Thanks, Eomma ", ujar Krystal.
" Eomma ", kata Marcia sambil memeluk wanita bernama Kim Jaejoong itu.
Wanita yang membantu kehidupan Kris, Krystal dan Marcia setelah orang tua ketiganya meninggal dunia memeluk Marcia dengan lembut. Jaejoong banyak berjasa di kehidupan ketiganya termasuk dalam mengurus ketiganya hingga mencapai usia dewasa. Marcia menyilahkan keduanya duduk di sofa ruang tunggu mereka.
" When do you arrive in here, Kris ? Are you alright ? "
" About one hour ago, Eomma. Eum, i am in good condition because of Marcia, Krystal, Taeyong, and your pray. All of problems in Korea is already done, Eomma ".
" I am glad for it. How if we get dinner for celebrate this moment ? "
" Call ", ujar Marcia penuh semangat.
Semua orang di ruangan itu gemas dengan semangat yang Marcia tunjukkan dan Taeyong hanya merespon dengan menggenggam tangan kekasihnya itu. Marcia menunjukkan senyumannya. Kelima orang berdarah Korea itu segera menuju sebuah restoran di dekat rumah mereka. Mark dengan penuh semangat memesan Poutine dan Shish Taouk. Lagi-lagi sikap Mark itu membuat gemas semua orang terlebih Taeyong.
Kelimanya larut dalam makan malam itu sebelum pulang ke rumah mereka masing-masing. Masing-masing memutuskan untuk tidur seusai sampai di rumah. Tanpa diketahui, Marcia masih terjaga dan melihat ke arah langit yang dipenuhi oleh bintang. Angin malam yang berhembus ke tubuhnya sama sekali tak ia khawatirkan. Memori demi memori seakan ingin keluar malam itu. Ia teringat saat pertama kali ia memenangkan kontes menyanyi dan Jessica, sang ibu langsung memeluknya dengan bangga. Ia ingat saat Kris dan Aiden, ayahnya membuat api unggun di belakang rumah untuk merayakan keberhasilan Marcia. Ia ingat Krystal membuatkan kue untuknya. Ia ingat saat Taeyong pertama kali datang ke Kanada saat usianya masih 10 tahun dan saat ini sudah 9 tahun berlalu. Taeyong sangat dingin dulunya dan jarang tersenyum.
Jarak 4 tahun seperti usianya dan Krystal membuat dirinya gencar mendekati Taeyong meski ia berulang kali diacuhkan. Ia ingin menjadikan Taeyong sebagai sahabatnya terlebih Taeyong ahli dalam rap. Marcia terkadang memanjat pagar rumahnya untuk melihat ke arah halaman belakang rumah Taeyong. Melihat Taeyong merenung di depan kolam renangnya dan berakhir dengan dirinya jatuh dari pohon. Jessica akan mengomelinya karena tingkahnya sedangkan Kris dan Krystal akan mentertawakannya. Benar-benar ingatan yang akan indah. Sayangnya kenangan indah itu berakhir dengan tewasnya Aiden dan Jessica di sebuah kecelakaan pesawat terbang yang gagal lepas landas dan menabrak landasan. Ledakan besar waktu itu terdengar hingga luar bandara. Marcia ingat ia terdiam sebelum berlari sangat cepat. Jantungnya berdetak kencang saat melihat api besar mulai terlihat. Puluhan unit mobil pemadam kebakaran sudah menyirami badan pesawat. Krystal mulai menangis di dekapan Kris yang cemas sementara Marcia hanya bisa memandang tanpa nyawa ke arah pesawat yang mulai hilang apinya itu. Beberapa orang dinyatakan luka-luka dan beberapa orang meninggal.
Tes. Air mata Marcia turun saat ingat dirinya menangis meraung di rumah sakit saat melihat wajah ibu dan ayahnya. Krystal dan Kris tak mampu membuatnya tenang. Taeyong yang saat itu melihatnya menariknya dan mendekapnya dengan erat. Saat itu keduanya masih tidak dekat. Taeyong mengelus kepalanya dan membiarkan ia menangis sekuatnya. Yang paling menakutkan saat pemakaman, Taeyong tak melepaskan dirinya dengan merengkuh pundaknya dan menguatkannya.
" Ya ! Kau belum tidur ? "
Marcia menghapus air matanya dan memandang ke arah balkon kamar Taeyong yang berseberangan dengan rumahnya.
" Taeyong-oppa ".
Taeyong menggelengkan kepalanya. Ia menuruni pagar balkonnya dan berjalan melalui jembatan tali yang ia buat bersama Marcia. Marcia tersenyum ke arahnya dan menarik tangan Taeyong saat ia berusaha menaiki pagar balkon kamarnya.
Taeyong menakup wajah Marcia.
" Apa yang kau pikirkan heum ? "
" Entahlah. Hanya masa lalu ".
Taeyong menepuk kepalanya.
" Kau tahu, ini awal musim semi. Masih sangat dingin keluar tanpa jaket. Lagi pula ini sudah malam ".
" Aku ingin melihat bintang, oppa ".
" Gotjimal, Minhyung-ah. Kau tahu aku lebih suka memanggilmu dengan Minhyung dibandingkan Marcia ".
" Waeyo ? "
" Aku lebih suka nama Korea dibandingkan nama Inggris. Tidurlah, ini sudah malam ".
Taeyong menuntun Marcia kembali ke kasurnya dan merebahkan diri bersama Marcia.
" Kau akan dimarahi lagi jika kau berada di sini ? " ujar Marcia sambil memeluk tubuh Taeyong.
Taeyong hanya tertawa.
" Kau terlalu khawatir ".
" Oppa ", rajuk Marcia.
" Eum ? "
" Kau tak ingin mengambil pekerjaan ke Korea Selatan ? Kudengar kantor ingin membuat reportase budaya dan alam Korea Selatan ".
" Aku sudah jadi volunter ".
" Ne ? Bagaimana denganku ? "
" Kita berangkat berdua ".
" Jinja ? "
Taeyong mengangguk sambil tersenyum. Ia mengelus kepala Marcia.
" Kapan kita berangkat, oppa ? "
" Kurasa tanggal 10 nanti. Aku ingin kita menghabiskan waktu di beberapa istana dan pulau Nami sebelum ke Jeju ".
" Jeju ? Kenapa tidak ke Busan saja ? "
" Entahlah, aku ingin ke Jeju kali ini. Tahun lalu, kita menghabiskan waktu ke Busan bukan ? "
" Ke Jeju kita naik pesawat dari Incheon ? "
" Aniyo, kita naik kapal laut ".
" Ey, kuno sekali ".
" Itu kencan impianku, chagiya ".
" Tanggal berapa kita berangkat ke Jeju ? Berapa hari akan sampai ke Jeju dengan kapal laut ? "
" Kita berangkat tanggal 15 April dan sampai tanggal 17 April ".
Marcia menganggukkan kepalanya. Ia menyamankan diri di pelukan Taeyong sebelum tertidur. Di meja kamar Taeyong, terlihat dua buah tiket pesawat terbang dan dua tiket kapal feri bertuliskan nama Feri Sewol.
Akankah semua baik-baik saja ?
Akankah takdir akan terus menyatukan mereka ?
Hai semua... Akira kembali dengan fanfiction baru... Nggak jauh-jauh dari Taemark couple, Akira kembali menghadirkan fanfiction bertema Romance mungkin. Akira tetap menunggu semua kritik dan saran agar ke depannya cerita Akira lebih baik lagi...
Akhir kata, mind to review ?
End or continue ?
