Berhenti membaca kalau kamu merasa ceritanya jelek dan membosankan. Feel free and enjoy.

Warning : Disini Kuroko Tetsuyanya bisu dan tuli. Kagami Taiganya SuperStar. Perbedaan umur yang cukup jauh, meski aman buat dibaca tapi bagi yang tidak suka jangan dibaca.

...

Duduk disebuah bangku hitam depan piano besar miliknya, dia kemudian membuka penutup piano dan mulai menarikan jemarinya yang lentik pada note hitam putih dihadapannya. Dengan lincah jemarinya menari memainkan lagu indah dengan semangat. Tersenyum lembut pada pemuda bersurai biru yang kini mulai menempelkan telinganya pada piano. Pemuda itu menatapnya hangat membalas senyumannya. Sepasang mata biru bening memerhatikan setiap gerakan jemarinya. Tanpa disadari jari-jari mungilnya ikut bergerak menirukan dia bermain piano.

Sepuluh jarinya terhentak bersamaan dan berulang tiga kali menandakan lagu yang dimainkannya berakhir. Berdiri kemudian meletakkan tangan kanan didadanya dan tangan kiri dibelakang tubuhnya lalu membungkuk sopan pada satu-satunya penonton konser specialnya. Dengan segera terdengar tepuk tangan dari tangan mungil milik belahan hatinya, Tetsuya.

Dia memperhatikan dengan seksama gerakan tangan yang dibuat Tetsuya. Awalnya tangannya dia tepukkan pelan didadanya, setelah itu membentuk tanda X dengan kedua tangannya, kemudian menunjuk telinga, lalu menekan asal note piano dan menunjuk pria besar dihadapannya. Tersenyum hangat pada pemuda mungil saat dia memahami apa yang ingin Tetsuya katakan padanya. "Kamu tidak tahu lagu apa yang aku mainkan?" ucapnya pelan berharap Tetsuya bisa membaca pergerakan bibirnya. Kepala birunya terangguk semangat tanda dia mengerti ucapannya.

Dia meraih sebuah note kecil juga pulpen yang dia letakkan diatas piano. Menulis juga mengambar apa yang dia ingin beritahukan pada Tetsuya. Pemuda mungil itu masih harus belajar banyak menulis jadi dia harus menyisipkan gambar agar Tetsuya memahaminya. Tersenyum manis setelah Tetsuya menganggukkan kepalanya tanda dia memahami maksud dari tulisan juga gambar dinote kecil tersebut. 'Aku memainkan sebuah lagu baru yang aku ciptakan special untukmu' maksud dari notenya.

Tetsuya membungkukkan tubuhnya berterima kasih padanya. Dia membuka lebar tangannya dan dengan segera Tetsuya mendekat memelukknya. Tangan besarnya memeluk erat tubuh mungil Tetsuya, lalu menghujani kecupan dipuncak kepala biru yang beraromakan wangi citrut lalu sedikit menggoyangkan tubuh mereka membuat Tetsuya terkekeh renyah.

Hari ini adalah ulang tahun Tetsuya yang ke enam belas, tanpa disadarinya sudah dua tahun lamanya mereka bersama. Dia mendorong pelan tubuh Tetsuya memisahkan tubuh mereka kemudian menariknya keluar dari studionya menuju ke ruang tamu dimana beberapa orang telah berkumpul. Ketika mereka tiba diruang tamu dia mendapati mata Tetsuya melebar saat melihat kue ulang tahun yang indah terletak manis diatas meja. Beberapa orang yang dikenalinya berdiri mengelilingi kue, dengan senyuman menghiasi bibir mereka semua. Tetsuya menunjuk kue lalu mengarahkan telunjuknya kedirinya sendiri seolah bertanya apakah kue itu untuknya. Dia menganggukkan kepalanya kemudian kembali mengecup puncak kepala Tetsuya.

Tetsuya berlari kecil mendekati meja ketika Ryouta, salah satu dari mereka, orang terfavorit keduanya setelah pria besar disampingnya, menyalakan lilin-lilin yang tertancap rapi diatas kue. Dia tahu Tetsuya sangat suka meniup lilin ulang tahun sehingga dia sengaja meminta Ryouta untuk menancapkan banyak lilin dikue ulang tahunnya. Tepuk tangan bergema diruang tamu setelah Tetsuya selesai meniup mati semua lilin. Meletakkan tangannya didada kurusnya lalu membungkuk berterima kasih.

Pipi Tetsuya bersemu merah ketika hadiah diberikan kepadanya secara bergantian. Sepasang sepatu dari Daiki. Jaket bergambar bebek kuning besar dari Tatsuya, dan seekor anjing lucu yang membuat pemilik rumah hampir terjungkal dari dudukknya. Anjing bermata biru yang terakhir mereka namai Nigou. Juga separangkat alat tulis dari Satsuki.

..

Setelah pesta berakhir dia meminta Tetsuya untuk mandi dan menggosok giginya dengan bersih karena dia hampir saja menghabiskan separuh kue ulang tahunnya. Bukan hal yang mengejutkan untuknya, hanya saja cukup mengherankan kenapa dengan nafsu makan yang begitu besar tubuh Tetsuya masih saja sangat kecil.

Melangkah ke ruang tamu, dia mendapati Satsuki membereskan ruang tamu yang berantakan bersama Ryouta dan Tatsuya. Daiki yang sibuk dengan ponsel dan Tabnya, dikamarnya. Tak berniat membantu mereka dia duduk disofa sambil melihat jadwal konser dan juga beberapa iklan untuk satu bulan kedepan. Mendesah pelan melihat jadwal yang begitu padat membuat waktu bersama Tetsuya sangat sedikit.

Hampir saja dia terlelap ketika dia mendengar suara langkah menuruni tangga. Meletakkan jadwalnya diatas meja, dia melentangkan tangannya menyambut Tetsuya dengan wajah merah akibat air hangat yang mengenakan piyama bergambar bintang. Membaringkan tubuh lelahnya dengan Tetsuya diatasnya. Menepuk pelan punggung Tetsuya bermaksud menidurkannya. Aroma shampo Tetsuya membuat matanya berat dan tanpa dia sadari dia yang terlelap.

...

TBC