Chanyeol x Baekhyun

.

.

.

Aku gatau mau kasih judul apa , yang jelas ide cerita ini muncul begitu saja.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Chanyeol , si lelaki keras kepala yang mepertahankan cinta diatas segalanya meski harus berakhir hidup terlunta – lunta disebuah flat kecil yang luasnya bahkan tidak sebanding dengan kamarnya –dulu .

Lelaki itu rela menukar jejeran mobil sport dan kartu atm serta fasilitas lainnya demi seorang Byun Baekhyun , si wanita pekerja keras yang sudah mengganggam hatinya sejak pertemuan pertama mereka .

" Dia adalah wanita pertama yang tidak meminta sepeser pun uang dariku meski dia tau bahwa aku bisa memberikan segalanya "

" Itu hanyalah akal bulusnya !! "

" Dia tidak seperti itu "

" Kalau kau membelanya lagi , Ibu akan bilang pada Ayah untuk mencoret namamu dari daftar pewaris !! "

" Aku tidak peduli !! "

Pertengkaran itu berakhir dengan Baekhyun yang menangis tersedu atas keputusan Chanyeol . Dia sedang bekerja paruh waktu di cafe temannya ketika tiba – tiba Ibu dari kekasihnya itu datang lalu memakinya dengan sebutan wanita murahan . Dan Chanyeol datang seperti seorang pahlawan , membela Baekhyun hingga berakhir dengan pergi dari rumah mewahnya .

" Aku pulang "

Tubuh lelah Baekhyun dipaksa berjalan , sementara senyum kecil ia sematkan dibibirnya demi menghargai sambutan laki – laki yang kini berdiri di depan pintu masuk .

" Aku sudah menyiapkan air hangat dan makan malam "

Baekhyun mengangguk , mengurai langkahnya menuju kamar mandi kecil dekat dapur . Aroma ramen yang barusaja dimasak mengundang perutnya untuk segera diisi . Gadis itu sudah akan masuk ke kamar mandi ketika ia mengingat sesuatu . Ditatapnya lelaki yang mengisi seluruh hatinya itu dengan senyum lembut .

" Uang untuk semester depan ada di tasku "

Bersamaan bunyi pintu yang tertutup , Chanyeol mengepalkan tangannya . Dia selalu merasa gagal menjadi seorang lelaki ketika melihat Baekhyun yang lelah bukan main masih bisa tersenyum lembut kearahnya , dan memberikan amplop coklat berisikan uang untuk membayar biaya kuliahnya yang tidak sedikit .

Sejak memilih keluar dari kediaman Park , lelaki itu memutuskan bahwa dia tidak akan melanjutkan pendidikannya karna bagaimanapun Universitasnya adalah salah satu Universitas ternama dengan biaya masuk yang setara harga satu unit apartemen daerah Gangnam . Tapi , Baekhyun dan kekeras kepalaannya memaksa Chanyeol untuk tetap pergi berkuliah , sementara Baekhyun harus pontang – panting bekerja demi kebutuhan mereka .

Baekhyun keluar dengan keadaan yang sudah lebih baik . Gadis itu mengambil duduk bersebrangan dengan Chanyeol diruang tamu . Sudah ada semangkuk ramen dan segelas air putih , dahi Baekhyun mengernyit .

" Kau tidak makan ? " tanya gadis itu

" Aku sudah " Chanyeol terpaksa berbohong . Dia tidak mungkin mengatakan bahwa persediaan ramen didapur sedang dalam masa kritis , dan jika Chanyeol makan maka akan berkurang stok ramen yang seharusnya masih bisa digunakan sampai hari esok

" Kau tidak berbohong kan ? " mata gadis itu memicing curiga

" Tidak sayang " Chanyeol tersenyum , mengusap surai hitam itu dengan lembut " Makanlah yang banyak . Kau nampak kurus "

Baekhyun hanya terkekeh kecil lalu mulai memakan semangkuk ramen tersebut dengan lahap . Chanyeol menatapnya prihatin . Bahkan untuk semangkuk ramen saja Baekhyun begitu menikmatinya , seolah – olah tidak peduli bahwa memakan ramen setiap hari tidak bagus untuk kesehatannya . Namun , hanya makanan itu yang mampu untuk mereka beli sementara harga kebutuhan pokok semakin meningkat .

" Baek , lebih baik aku berhenti kuliah "

Acara makan itu berhenti . Helaan nafas Baekhyun terdengar bersamaan dengan gadis itu yang meletakkan sumpitnya . Diteguknya segelas air putih disampingnya , lalu menatap lelaki itu dengan pandangan lelah .

" Kita sudah pernah membicarakan ini Chan "

" Aku tidak bisa terus melihatmu bekerja keras sementara aku bahkan hanya pergi untuk belajar "

" Sayang , kau harus menjadi seseorang yang sukses "

" Tidak ada gunanya lagi Baek " diusapnya tangan Baekhyun dengan lembut " Sejak aku memutuskan untuk keluar dari rumah , maka sejak saat itu yang menjadi prioritas utamaku hanya dirimu . Aku hanya ingin kita bersama – sama , tidak peduli meski itu sulit sekalipun . Aku tidak suka dengan kenyataan bahwa kau kesulitan sendirian sementara aku tidak tau apapun yang kau alami diluar sana "

" Chanyeol ak – "

" Aku akan tetap pergi bekerja , tidak peduli kau mengijinkannya atau tidak "

Lalu pembicaraan mereka terhenti sampai disitu . Chanyeol tidak nampak marah , pun begitu dengan Baekhyun yang paham bahwa Chanyeol hanya ingin melakukan tugasnya sebagai seorang lelaki . Dia tidak ingin membebankan hidupnya pada Baekhyun . Mereka adalah pasangan dan sudah seharusnya mereka mengalami hal sulit bersama .

Malamnya mereka tetap tidur dengan saling berpelukan . Melindungi masing – masing pasangan dan berdoa bahwa hari esok akan lebih baik .

*BaekB Present*

Chanyeol tidak pernah menyesal atas keinginannya untuk bekerja , namun dia menyesal untuk sebuah tangisan yang menyambutnya diambang pintu flat kecil tersebut . Baekhyun sepertinya baru saja pulang dari kerja paruh waktunya dan gadis itu sudah harus menangis sesenggukan atas kedatangan Chanyeol ditempat tinggal mereka .

" Haik Baek " sapa si lelaki

Langkah lebar Baekhyun ambil hingga tubuh mungilnya menabrak dada bidang Chanyeol . Tangisnya pecah dan tangannya sesekali memukul bahu tegap kekasihnya tersebut .

" A –apa sebenarnya yang kau lakukan hikss "

Chanyeol tau bahwa pertanyaan itu adalah untuk sebuah plester di keningnya , juga pada goresan dilengan yang sudah mulai mengering . Bagaimanapun Chanyeol yang biasanya mendapat jatah bulanan dari kedua orang tuanya tidak akan tau bahwa bekerja ternyata sesulit ini . Dia tidak memiliki pengalaman apapun dan sudah seharusnya bersyukur ketika seseorang mempekerjakannya sebagai kuli bangunan . Teman – temannya pasti akan tertawa hingga jatuh dari kursi jika tau Chanyeol yang bahkan tidak pernah menyentuh penggorengan dapur sekarang justru harus berkutat dengan alat – alat bangunan dan mengangkat ratusan batu bata .

" Aku baik – baik saja Baek . Ini hanya tergores sedikit "

Tangisnya semakin keras dan Baekhyun menyesal karna harus menyeret Chanyeol pada kehidupannya yang sulit . Tidak seharusnya Chanyeol tinggal bersamanya jika kedua orang tuanya saja sudah menjanjikan kehidupan yang mewah . Lelaki hanya perlu menjadi anak penurut yang mengikuti perintah kedua orang tuanya , maka hidupnya tidak akan sesulit ini .

" Jangan menangis Baek , lelahku akan hilang jika kau tersenyum "

Pelukannya di lepas dan Baekhyun mendongak demi menatap wajah lelakinya tersebut . Sedikit berjinjit demi bisa memberikan kecupan pada luka dipelipis lelaki itu .

" Jangan terluka lagi "

" Aku akan berhati – hati nanti "

Helaan nafas dikeluarkan Baekhyun " Mandilah , aku akan menyiapkan makan malam "

" Hmmm ... "

*BaekB Present*

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang , dan seharusnya sekarang Baekhyun masih berdiri dibalik meja kasir dan menerima uang dari orang – orang yang membeli barang juga makanan dari toserba tempatnya bekerja . Namun , kenyataannya gadis itu sedang duduk disebuah sofa mahal yang ia yakini di datangkan dari luar negeri .

Jantungnya tidak bisa diajak kompromi sementara doa adalah satu – satunya hal yang bisa ia panjatkan saat ini . Udara yang dihirupanya terasa mencekik tenggorokan ketika langkah kaki tegas itu terdengar . Baekhyun tidak ingin mendongak hanya demi mendapati bahwa wajahnya pucat pasi saat itu juga .

Sejam yang lalu dua orang dengan badan kekar menjemputnya . Baekhyun tidak bisa menolak ketika keduanya mengatakan bahwa Tuan Park mereka ingin bertemu . Hingga akhirnya dia meminta ijin dengan pulang lebih awal , yang itu berarti beberapa won nya akan melayang dengan cuma – cuma .

" Ekhem ! "

Sepatu mengkilat itu tertangkap oleh ekor matanya . Baekhyun menunduk demi menghindari kontak mata yang akan membuatnya serangan jantung kapan saja .

" Kukira kau akan menolak " suaranya tegas , penuh dengan penekanan dan intimidasi

" Apa yang anda inginkan tuan ? "

Lelaki itu bangga atas intimidasi yang ia lakukan , juga pada suara bergetar Baekhyun yang di dengarnya .

" Seharusnya aku yang bertanya padamu . Apa yang kau inginkan dari Park Chanyeol ? "

Baekhyun lelah dengan jenis pertanyaan yang seperti itu . Seolah – olah menyudutkannya dan mengatakan bahwa Baekhyun hanyalah seorang wanita materialistis , yang menginginkan secuil harta dari putra mereka tersebut .

" Aku tidak pernah menginginkan apapu . Kami hanya dua orang yang saling mencintai "

" Kembalikan Chanyeol padaku "

" Aku tidak pernah mengambil Chanyeol "

" Wanita murahan selalu mengatakan yang sebaliknya "

Baekhyun mendongak atas kalimat buruk itu . Ditekatkan hatinya bahwa ia bisa meski semuanya terasa sulit . Dia hanya gadis biasa yang bahkan kehidupannya tidak pernah diperhatikan oleh orang – orang sekitarnya . Baekhyun hanya ingin hidup bahagia dengan Chanyeol , tapi tanpa sadar ada benang tak kasat mata yang menjadi penghalang hubungan mereka .

" Aku tidak serendah itu tuan "

Lelaki tua itu tertawa meremehkan . Duduk dengan kaki menyilang dan wajah yang angkuh , diteman dua bodyguard yang bahkan bisa menghancurkan tubuh kecil Baekhyun kapan saja .

" Chanyeol adalah satu – satunya pewaris Park Inch . Kau hanyalah salah satu sampah yang ada dinegeri ini , dan apa yang diinginkan dirimu dari lelaki seperti Chanyeol jika bukan kekayaannya ? " tatapan lelaki itu meremehkan Baekhyun " Tapi aku cukup berterimakasih karna kau membuat Chanyeol masih mendapatkan pendidikannya "

Dia hanya tidak tau bagaimana Baekhyun begitu bekerja keras demi pendidikan putra kebanggaannya itu .

" Aku lelah jika anda hanya membicarakan tentang keburukanku yang bahkan tidak jelas keebenarannya . Aku bahkan tidak pernah meminta sepeserpun dari putramu . Aku memeras keringatku sendiri hanya untuk makan " lalu Baekhyun berdiri , membungkuk sedikit kearah tuan Park " Aku permisi tuan "

Rahang tuan Park mengeras , dilemparkannya tongkat yang menjadi penyangga tubuhnya kearah sebuah guci yang teletak di dekat pintu masuk . Bunyi pecahan itu cukup memekakan telinga dan membuat Baekhyun yang belum sampai di pintu utama otomatis terekjut dan menoleh .

Tatapan tajam tuan Park segera menyambut gadis itu .

" Jika kau yang tidak pergi meninggalkan Chanyeol . Maka aku yang akan membuat Chanyeol pergi meninggalkanmu "

*BaekB Present*

Baekhyun tau bahwa tuan Park memang tidak pernah main – main dengan ucapannya . Gadis itu mendadak dipecat dari pekerjaan paruh waktunya , pun dengan Chanyeol yang mendadak dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan .

Sejak kepulangan Baekhyun dari mansion mewah keluarga Park , Baekhyun baru menyadari bahwa Chanyeol tidak terbiasa dengan kehidupan sederhana Baekhyun . Lelaki itu terlahir dengan sendok emas dimulutnya dan tidak terbiasa dengan hal – hal murahan seperti mencuci piring ataupun mencuci baju .

Kehidupan mereka semakin sulit saja setiap harinya . Kepala Baekhyun seperti ingin pecah ketika tau bahwa namanya di blacklist di semua tempat . Gadis itu tidak perlu berfikir keras hanya untuk tau bahwa semua itu adalah ulah tuan Park .

" Belum tidur ? " Baekhyun datang membawa secangkir teh hangat dan duduk disebelah Chanyeol yang nampak sibuk dengan bacaannya

" Belum mengantuk " Baekhyun tau bahwa prianya berbohong . Matanya bahkan sudah memerah dan gadis itu melihat Chanyeol menguap tertahan

" Apa yang kau lakukan ? "

" Aku sedang mencari lowongan pekerjaan untuk kita "

Baekhyun terdiam atas ucapan Chanyeol . Gadis itu secara otomatis mengingat pertemuannya dengan tuan Park satu minggu yang lalu . Apakah ini saatnya ?

Menghela nafas sebentar Baekhyun meyakinkan diri bahwa apa yang ia lakukan sudah benar .

" Chanyeol , beberapa waktu yang lalu aku bertemu Ayahmu "

Dan suasana mendadak hening setelah ucapan Baekhyun terdengar . Gadis itu menyesal atas ucapannya begitu melihat wajah Chanyeol yang pucat pasi . Dia tau bahwa lelakinya khawatir pada hubungan mereka .

" Apa yang a– "

" Kembalilah Chanyeol – ah " Baekhyun menangkap ada wajah terkejut sekaligus terluka dari lelaki itu " Kau tidak pantas bersamaku dan tinggal ditempat seperti ini . Seorang pangeran sudah selayaknya tinggal di istana , lalu menikahi putri yang berdarah bangsawan . Dan kemudian – " Baekhyun mencicit diakhir kalimatnya " Lupakan aku "

" Baek – "

" Berhenti memikirkan tentang kita , tentang aku . Seberapa besar kita mempertahankan , pada akhirnya akan hancur juga " Baekhyun tau dia akan terdengar jahat bila mengatakan ini , tapi sudah seharusnya Chanyeol tau agar lelaki itu berhenti untuk egois " Hidupku sudah sulit , setiap nafas yang aku ambil terasa tercekik oleh bayang – bayang Ayahmu . Dia terlalu berkuasa dan bahkan mampu mem blacklist namaku agar tidak bisa bekerja dimanapun . Aku lelah Chanyeol – ah " dan kristal bening itu membasahi pipi si mungil " Kenapa bahkan untuk hidup saja harus sesulit ini "

Dan Chanyeol tidak bisa berucap apapun jika kini ia hanya mampu menangkan simungil di dalam dekapannya . Menelan bulat – bulat segala argumen yang akan terucap dari bibirnya . Dia mungkin harus berhenti egois melihat bagaimana Baekhyun nampak ingin menyerah dalam hubungan mereka , dia tidak bisa terus memaksa untuk bertahan jika sosok ayahnya bahkan bak malaikat pencabut nyawa dihidup Baekhyun .

Chanyeol harus membuat keputusan meski itu nampak begitu menyakitkan , dia tidak pernah jatuh cinta sedalam ini sampai – sampai membuat dia merasa menjadi lelaki paling beruntung sedunia . Tapi , selayaknya bunga yang tumbuh dan mekar , mungkin saat ini hubungan mereka sedang berada di fase bunga yang layu .

" Ayo , kita akhiri "

Setiap kalimat yang keluar terasa mencekik tenggorokan Chanyeol , tapi dia tidak bisa berbuat apapun , bahkan untuk air mata Baekhun yang semakin deras membasahi kaos yang dipakainya.

*BaekB Present*

Baekhyun pernah memiliki mimpi bahwa ia akan bersanding dengan Chanyeol altar nanti . Mengucap janji suci dihadapan Tuhan dan saling menjaga satu sama lain hingga maut memisahkan . Lalu memiliki anak – anak yang lucu dan cucu yang menggemaskan . Semuanya terasa begitu indah dalam rangkaian mimpinya .

Sudah lima tahun sejak keputusan pahit itu diambil , Baekhyun hidup dalam bayangan samar Chanyeol . Lelaki itu pergi tanpa berpamitan , dengan alasan bahwa ia bisa saja tinggal lebih lama lalu melupakan ucapannya untuk mengakhiri semua yang terjadi diantara mereka . Setiap tempat seperti mengingatkannya pada Chanyeol , lalu mengejeknya dan mengatakan bahwa Baekhyun belum juga move on .

Kalau boleh jujur Baekhyun rindu kecerewetan lelaki itu ; mengingatkan tentang makan , lalu menggosok gigi sebelum tidur , hingga menyambutnya sepulang bekerja . Baekhyun rindu aroma parfum Chanyeol yang selalu menempel di ranjang tempat mereka tidur meski kini aroma itu hanya terasa samar . Setangkai bunga yang biasanya rutin diganti oleh Chanyeol ia biarkan layu , hanya demi mengingat bahwa Chanyeol pernah berada disisinya –dulu .

Sekarang Baekhyun tetap hidup di flat kecil miliknya . Dia tidak lagi bekerja paruh waktu hanya demi sesuap nasi , karna ada toko roti kecil – kecilan yang masih bisa ia andalkan .

Secangkir teh menemaninya sore itu sementara angin sore membuat anak rambutnya berterbangan . Namun , semua itu tidak mengganggu Baekhyun sama sekali ketika fokus matanya ada pada sebuah judul berita di lembaran tabloid yang ia baca .

Park family's sedang melakukan liburan di Perancis

Baekhyun tidak akan pernah lupa bahwa lelaki yang berdiri bersama satu orang wanita dan dua gadis kecil itu adalah lelaki yang pernah ada dihidupnya . Lelaki yang pernah menjadi pusat hidupnya , poros dunianya . Dia adalah Park Chanyeol .

Liburan bersama keluarga sudah menjadi rutinitas CEO dari Park Inch tersebut . Ditemani oleh istrinya , Park Luhan dan kedua putri mereka Park Jihyun dan Park Jenny , mereka nampak menik –

" Aku pulang "

Suara itu menarik fokus Baekhyun dari tabloid yang dibacanya . Perempuan itu memilih untuk berdiri dan segera menyambut sosok tinggi yang sedang mengurai langkah kearahnya .

" Sudah pulang ? "

Sosok tinggi itu mengangguk lalu mencium kening Baekhyun selama beberapa detik hingga kemudian turun pada perut perempuan itu .

" Baby , ini daddy . Cepat keluar dan daddy akan mengajakmu bermain sepak bola "

Baekhyun terkekeh geli atas kecupan – kecupan yang hadir di perut buncitnya , juga pada tendangan sikecil yang sepertinya merespon ucapan daddy nya .

" Oh Sehun , geli !! " protesnya

Tapi lelaki bernama Sehun –yang berstatus suaminya- itu tidak peduli dan terus menghadiahkan kecupan – kecupan pada perut buncit istrinya .

Diam – diam Baekhyun tersenyum . Dia mungkin memang pernah menyesal karna cinta yang dia perjuangkan dengan Chanyeol harus berakhir , tapi dia bersyukur karna setidaknya Tuhan memberikannya lelaki seperti Sehun yang tetap mau menemaninya tinggal di flat kumuh sementara mansion mewahnya saja memanggil untuk ditinggali .

" Minggu depan Ibu menyuruh kita untuk kerumah "

Dahi Baekhyun mengerut " Ada apa ? "

" Ibu bilang Chanyeol hyung akan datang . Sepertinya dia akan pindah ke Seoul lagi "

Dunia begitu sempit ketika Tuhan memberikan status sepupu pada hubungan Chanyeol dan Sehun .

" Hmm .. tentu "

" Aku juga ingin berterimakasih karna dulu Chanyeol hyung pernah menjaga istriku yang cantik ini "

" Ya ! Oh Sehun ! turunkan aku "

Baekhyun berteriak untuk gendongan bridal yang dilakukan oleh Sehun .

.

.

.

Fin