A/N : Fict pertamaku dengan pairing Ichigo & Rukia.
semoga kalian suka...^^
Warning : AU, OOC, Typo bertebaran dimana-mana dan mana kutahu juga *plakk*, Pendek banget.
Disclaimer : Bleach punya Om Kubo jadi bohong banget kalau itu punyaku...
ok... baca dengan hikmat yah...^^
Chapter 1
Malam yang sunyi dan tenang di Karakura Town, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah rumah keluarga Kuchiki.
"Apaa!" seorang gadis mungil membelalakan matanya, memperlihatkan iris violet dimatanya dengan jelas, mulutnya ternganga sebagai respon dari keterkejutan atas sesuatu yang baru saja ia dengar. Rukia Kuchiki.
"Tenanglah Rukia." Sang kakak dari Rukia yaitu Byakuya Kuchiki mencoba menenangkan adiknya itu.
"Pelankan suaramu sayang,, Ibu tidak pernah mengajarkanmu berbicara keras seperti itu bukan?" Yorouichi Kuchiki menatap lembut anak keduanya itu.
Malam ini keluarga pemilik hotel dan restaurant terbesar di Jepang sedang berkumpul saat makan malam. Suatu moment yang sangat jarang terjadi mengingat kesibukan dari pengusaha hotel dan restaurant yang sangat terkenal itu. Kalau di absent jadi…
Urahara Kuchiki, sang kepala keluarga yang tampan seantero Karakura Town. (gak juga sih kayanya XP *plakk*)
Yorouichi Kuchiki, istri terseksi dari istri-istri pengusaha yang lain (ih wow *_*)
Byakuya Kuchiki, anak pertama yang tampannya melebihi sang ayah (O.O)
Unohana Kuchiki, istri dari Byakuya Kuchiki yang sangat manis dan keibuan sekali (plok plok plok)
Rukia Kuchiki, anak kedua sekaligus bungsu dari keluarga Kuchiki.
Ok… back to the story.
"Ibu… "Rukia merengek berharap pertolongan dari Ibunya.
"Maafkan Ibu sayang, ini demi keluarga kita."
"Tapi Ibu… " Rukia melancarkan jurus puppy eyesnya, tetapi sepertinya itu tidak berpengaruh apa-apa.
"Ayah sudah menyetujui perjodohanmu dengan anak dari keluarga Ichimaru sejak kau berumur lima tahun."
"Ayaaahh… bagaimana bias Rukia menikah dengan orang yang tidak Rukia cintai? Bertemu saja belum pernah."
"Ayah tidak mau tahu… kalau memang cinta itu perlu, mulailah untuk mencintainya dan lupakan kekasihmu yang tidak jelas itu!" Urahara sedikit menekankan perkataannya pada kata 'tidak jelas'.
"Ayah! namanya Renji Abarai, dan dia jelas bahkan sangat jelas. Hanya Ayah saja yang tidak pernah mau tahu tentang dia!" Rukia mulai marah-marah tidak jelas dan menitihkan airmata.
"…"
Tidak ada jawaban dari sang Ayah membuat Rukia semakin kesal dengan tindakan semena-mena Ayahnya itu.
Rukia segera meninggalkan ruangan itu dan berlari sambil terus menangis menuju kamarnya.
Dia merebahkan tubuh mungilnya pada tempat tidur empuk dengan gambar kelinci yang sedang memakan strawberry. Membiarkan air mata yang sudah tahu kemana arah dia harus meluncur melewati wajah Rukia.
"Ayah… hari sudah malam, aku dan Unohana memutuskan untuk tidak bermalam disini."
"Hn… baiklah."
Urahara dan Yorouichi mengantarkan anak dan menantunya yang hendak pulang hingga perbatasan pintu rumah mereka. Setelah itu pasangan Ayah dan Ibu itu masuk kembali setelah mengunci pintu rumah mereka menuju kamar.
"Sayang… Rukia benar, dia tidak mungkin langsung menikah dengan orang yang tidak dia cintai kan?"
"Lalu apa kau punya aide?"
"Ehmm… bagaimana kalau kita menyusun kencan mereka dulu. Biar mereka saling jatuh cinta dan menikah dengan ikhlas." Yorouichhi melemparkan senyum manisnya pada sang suami."
"Ah… benar juga, aku sudah tidak sabar menunggu pernikahan mereka."
"Aku juga begitu sayang."
"Ya sudah sekarang kita tidur saja dulu."
Di tempat lain, tepatnya di rumah calon suami Rukia Kuchiki yaitu Ichigo Ichimaru juga sedang terjadi sedikit keributan kecil antara ayah dan anak.
"Hh… pasti Ayah mulai lagi menjodoh-jodohkanku ya?" tanya pemuda berrambut orange pada lelaki yang di panggilnya ayah itu.
"Ara… Ichigo, Ayah sudah bosan melihatmu menjomblo." Jawab lelaki berrambut silver disertai senyum khas rubahnya. Gin Ichimaru.
"Tapi Ayah… anakmu ini masih laku kok, jadi tidak perlu di jodohkan."
"Oohh… tidak bisaaa…(sulenya keluar) Ayah sudah menjodohkanmu sejak kau masih kecil, err… waktu itu kau pernah bertemu dengan gadis ini kok, dia manis sekali,, iya kan sayang?" Gin melihat kearah istrinya, Rangiku Ichimaru. Seolah meminta pendapat yang sama untuk membenarkan statementnya tadi tentang gadis yang akan di jodohkan dengan anak lelakinya ini.
"Yups… benar sekali, Ayah dan Ibu akan mengatur acara kencanmu nanti." Jawab Rangiku dengan semangat. Sedangkan Ichigo hanya bisa bersweatdrop ria melihat kedua orang tuanya.
Ichigo lalu bangkit dan meninggalkan Ayah dan Ibunya berdua menuju kekamarnya yang terkesan mewah. Bagaimana tidak mewah, Ichigo adalah anak dari pemilik perusahaan terkenal dan terkaya kedua setelah perusahaan milik keluarga Ulquiorra Schiffer, sahabatnya di sekolah.
Brakk! Ichigo membanting pintu kamarnya, menandakan dia amat kesal kali ini.
"Ara… anakmu keras kepala sekali, sama sepertimu sayang." Gin tersenyum manis pada istrinya.
"Hey… dia juga anakmu honey." Rangiku melingkarkan kedua lengan tangannya di leher Gin manja.
"Ya… ya… ya…" Gin hanya terkikik geli melihat tingkah manja istrinya.
"Honeeey… bikin adik buat Ichigo yuk."
Gin tersentak dan memandang istrinya yang super duper seksi itu, tapi sebentar air wajahnya menjadi tenang lagi.
"Ok sayang, ayo." Senyum rubah Gin kembali muncul. Membuat Rangiku bertambah manja.
_Skip_
Rukia sedang kebingungan memilih baju untuk kencannya hari ini dengan Ichigo yang tentu saja sudah di rencanakan oleh kedua orang tuanya itu.
"Arrgh… kenapa aku harus bingung begini? Nggak perlu tampil cantik deh, emang siapa dia? Huh!" Rukia memutuskan untuk mengenakan kaos berwarna merah muda dengan gambar kelinci kesukaannya dan celana panjang hitam. Terlihat sangat biasa saja, karena dia berpikir hari ini bukanlah hari istimewa dan akan cepat berlalu dengan membosankan.
Di tempat lain Ichigo sudah siap dengan penampilannya yang terlihat sedikit lebih keren dari biasanya. Ayahnya sudah memaksa Ichigo untuk berpakaian dengan baju yang sudah disiapkannya. tanpa bisa menolak, Ichigopun memakainya.
Ichigo sekarang sudah berada di mobilnya. mengarahkan mobil itu keluar dari garasi rumah yang mirip istana itu dan melesat menuju taman ria Karakura.
sementara Rukia tengah duduk manis di kursi yang tersedia di taman ria. Melihat orang-orang yang berlalu lalang di depannya, ada yang berpasangan tapi juga banyak yang sendiri.
"Hh... kenapa aku harus melakukan ini sih." Rukia menggerutu sendiri menatap kebawah.
"bosan... bosan... "
Tiba-tiba seorang lelaki menghampiri Rukia yang masih tertunduk melihat kebawah.
"Rukia Kuchiki?" tanya lelaki itu.
Rukia segera mendongakkan kepalanya.
"Ya... " kalimatnya terpotong, ketika dia melihat lelaki yang sedang berdiri dihadapannya dengan santai.
"K-kau... " Rukia tercekat. Otaknya seakan mengingat sesuatu, membuka file-file lusuh yang tersimpan di dalam memorinya.
TBC
Ohohoho...
maaf ya kalau geje sekali dan banyak typo...
makasih dah baca..^^
mind to RIPYU...
