Hey, minna! Ini Evil alias Evil Red Thorn dan juga Narator!
Narator: hai...
Erena: kok aku gak di sebut?
Evil: kamu kan cuma naga, gak ngapa-ngapain tapi kamu selalu bikin dompet Evil jadi 11-12 sama daun kering...
Erena: loh? Memangnya aku ngapain?
Evil: *jedotin kepala ke tembok* oke, abaikan percakapan tadi. Silahkan membaca, minna~
Narator: jangan lupa reviewnya...
Dynasty Warriors are belongs to KOEI, not Evil
.
.
.
Chapter 1: Bullying
Todoke todoke
Yami wo nukete
Hikari sasu kimi no moto e
Egao omotte ima mo ikite
Koukai ga nai you ni
.
.
.
.
"Yama-chan, bangun! Miyako-sensei sudah datang!"
"Uhm..."
Aku terbangun dari tidurku yang tidak bisa dibilang nyenyak itu dikarenakan lagu yang selalu terdengar di telingaku akhir-akhir ini. Lagu itu... entah kenapa terasa begitu familiar... rasanya aku pernah mendengarnya, tapi dimana?
"Selamat pagi, anak-anak" Sapa Miyako-sensei dengan senyuman khas-nya yang selalu menempel di wajahnya.
"Pagi, sensei" Jawab murid-murid di kelas terkecuali aku. Aku masih memikirkan, dimana terakhir kali aku mendengar lagu itu.
"Inukawa-san?"
"..."
"Inukawa-san?"
"..."
"Inukawa Yamahiku!"
Teriakan Miyako-sensei berhasil membuatku tersontak kaget dan hampir terjatuh dari kursi. Untung saja aku masih bisa menjaga keseimbanganku, jadi aku tidak terjatuh.
"Iya, sensei?"
"Selamat pagi" Miyako-sensei menyapaku dengan senyumannya yang khas itu.
"emm... selamat pagi, sensei"
"Hehe... baiklah, kita mulai pelajaran kita hari ini"
~Time Skip~ *Evil gak kuat ngetiknya XD*
KRIIIING!
"Baiklah, anak-anak. Bel istirahat telah bunyi, nanti kita lanjutkan lagi setelah istirahat selesai" Kata Miyako-sensei sambil berjalan keluar kelas.
"Baik, sensei!"
Dengan hilangnya Miyako-sensei, kelas yang awalnya begitu tenang telah berubah menjadi ramai. Ada yang bermain bola di kelas, ada yang pergi ke kantin, ada yang mengobrol, dan lain-lain. Aku berniat untuk melanjutkan kembali tidurku lagi, tetapi ada yang menepuk pundak kananku.
"Yama-chan, ke kantin yuk"
Ternyata Hitomi yang menepuk pundakku. Hitomi adalah teman sekelasku. Kami berteman sejak kami masuk ke SMA ini. Dialah satu-satunya anak di kelas yang mau berteman denganku semenjak semua orang di sekolah ini tahu bahwa aku anak dari bos Yakuza yang terkenal akan kesadisannya. Nama lengkapnya Imagawa Hitomi.
"Aku tidak lapar"
"Ayolah, Yama-chan. Temani aku..." Kata Hitomi sambil mengeluarkan jurus pamungkasnya, yaitu puppy-eyes. Ukh... aku paling benci jika dia sudah mengeluarkan puppy-eyesnya.
"hah... baiklah. Tapi sebentar saja. Kalau lama, aku akan meninggalkanmu di kantin"
"Okay! Ayo!" Hitomi langsung menarik lenganku dengan kasar dan berlari sepanjang koridor.
"Oi! Pelan-pelan!"
"Kalau pelan-pelan nanti aku tidak kebagian jatah makan!" Dia terus berlari hingga tak terasa bahwa kami sudah sampai di kantin.
"Aku akan mengambil makanan. Kau cari tempat duduk dulu saja" Kata Hitomi sebelum ia berlari menuju sebuah stand Takoyaki. Aku yakin dia juga akan membelikannya untukku, padahal aku benar-benar sama sekali tidak lapar.
"Hem... tempat kosong, tempat kosong... ah, disitu" Gumamku saat aku menemukan sebuah tempat kosong di dekat segerombolan murid-murid laki-laki. Aku tidak peduli dengan adanya segerombolan murid-murid itu, yang penting aku dan Hitomi mendapat tempat duduk.
Aku berjalan menuju tempat duduk itu dan langsung mendudukinya. Aku bisa mendengar percakapan segerombolan murid-murid itu dengan jelas.
"Cepat kemarikan dompetmu!"
"Tapi uangku hanya cukup untuk membeli sekotak bento..."
"Pokoknya kemarikan dompetmu!"
Hah... lagi-lagi ada anak yang dibully. Apa serunya sih, membully anak-anak lemah? Tapi tunggu. Rasanya aku kenal dengan suara itu...
"Kembalikan dompetku!"
Tidak salah lagi. Pasti 'dia'. Lagi-lagi dibully... bodoh sekali.
"Itu bukan urusan kami! Mau kau makan atau tidak, yang penting kami bisa makan!" kata salah satu orang dari murid-murid itu. Tch, perkataannya membuatku kesal.
GREEK!
"Kembalikan dompet dia. Sekarang."
"Hoo... kau mau menantang kami, hah?"
"Aku tidak menantang. Aku hanya ingin kalian untuk mengembalikkan dompet itu kepada pemiliknya"
Aku bisa mendengar bisik-bisikkan dari murid-murid lain yang membicarakan tentangku.
"Apa dia sudah gila?"
"Mungkin dia sudah tidak sayang nyawa"
"Dia nekad sekali"
"Aku tidak mau melihatnya berakhir di UKS nanti"
Tch, dasar orang- orang lemah.
"Hahaha... kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah Misuzhima Goupa! Aku yang berkuasa di daerah ini! Jadi jangan berani macam-macam denganku!"
"Aku tidak tanya namamu. Sekarang, kembalikan dompet itu"
"Dasar perempuan sialan... Habisi dia!"
"Siap, Bos!" jawab salah satu murid yang mulai mendekatiku. Murid itu mengepalkan tangan kirinya dan mengayunkannya ke wajahku. Aku langsung menundukkan kepalaku agar pukulannya tidak mengenai wajahku.
"Tidak secepat itu!" Teriakku sambil menangkap tangan kirinya dan mencengkramnya hingga merah. Aku bisa melihat setetes air mata mengalir dari mata murid itu. Dasar cengeng.
"OWW! Ittai! Yamete!" Murid itu menjerit kesakitan. Aku semakin kuat mencengkram tangan kirinya yang sudah sangat memerah itu.
"Semakin kau banyak menjerit, semakin kuat aku mencengkram tanganmu" Aku menambah kekencangan cengkramanku hingga aku mendengar bunyi dari dalam tangan murid itu.
KLEK!
Aku mematahkan tulangnya.
"GYAAAA! ITTAI!" Teriak murid itu semakin keras. Aku pun melepaskan cengkramanku dari tangan kirinya yang kini sudah rusak karena cengkramanku.
"Jangan cengeng. Begitu saja nangis, dasar anak mami" Aku menatap segerombolan murid-murid itu yang masih memasang ekspresi shock campur ketakutan saat melihat temannya berbaring tidak berdaya.
"Selanjutnya siapa lagi?" Sekarang giliranku yang menantang mereka.
"Ma-maafkan kami. Kami tidak bermaksud untuk-"
"Cukup dengan basa-basinya. Mana dompetnya?"
"I-ini" Goupa memberikan dompet 'dia' kepadaku. Aku langsung mengambilnya tanpa mengucapkan terima kasih. Segerombolan murid-murid itu pun akhirnya hilang dari pandanganku. Aku berjalan mendekati 'dia' yang hanya duduk di lantai dengan wajahnya yang seperti sapi bodoh itu.
"Kau tidak apa-apa?"
"Iya... Terima kasih lagi atas bantuannya, Yamahiku"
HUWEEE! ENYAK, BABE! ENDINGNYA GANJEEEEL! *ngacir entah kemana (?)* gomen kalo aneh soalnya Evil bingung mau nulisnya kayak apa... Evil harap kalian suka yah! Jangan lupa review-nya minna, Sayo-
Erena: SAYONARAA!
Evil: *tendang Erena* Sayonara!
