Disclaimer: I am not, in any way, take any profit from the story and that all creative rights to the characters belong to their original creator(s). Naruto © Masashi Kishimoto.
Summary: Demam, kepala berputar, dan sesuatu yang seperti terasa mimpi. Canon Setting.
Framed Cliché
blackpapillon
1| The Little Bit of Feel-Good
.
.
KEPALA Sakura berputar.
"Kau sakit, Sakura," ia dapat mendengar suara Sasuke, mendekat, menjauh, bila digambarkan seperti gelombang-gelombang yang melingkar. Lelaki itu mengambil gelas dari lemari dapur, Sakura mencatat dalam hati lain kali ia harus mengingatkan Sasuke untuk mengambil yang dari rak piring saja—lalu berjalan ke dekat tempat tidur.
Sakura berbaring di balik selimut tebal, wajahnya merah dan keringat dingin membanjiri tubuhnya. Ia bisa merasakan lehernya yang panas saat disentuh, namun anehnya, ia merasa kedinginan. Sangat kedinginan.
Tambahan lagi, sekelilingnya terasa berputar.
Tidak bisa begini. Ada pekerjaan menunggu di rumah sakit, dan—brengsek, Sakura merutuk dalam hati saat tubuhnya langsung jatuh kembali tanpa pertahanan ke atas kasur saat ia mencoba bangun. Ia seorang ninja medis dan sekarang aliran chakra-nya tak mau menuruti keinginannya—lucu sekali.
"Jangan bodoh," Sasuke menatapnya tanpa ekspresi, memberikannya gelas itu dan menyuruhnya minum. "Hari ini kau akan istirahat dan tak akan pergi kemana-mana."
Sakura mengertakkan gigi. "Jangan memerintahku begitu," katanya kesal, "aku ada pekerjaan, dan aku akan…"
Ia mencoba berdiri lagi, namun Sasuke tak perlu repot-repot menariknya lagi ke tempat tidur, karena baru saja separuh tubuhnya terangkat, tubuhnya sudah jatuh lagi ke atas kasur.
Gadis itu dapat melihat Sasuke menyeringai dari ujung matanya. Brengsek.
"Kau tak akan kemana-mana," Sasuke mengulang, ekspresi wajahnya masih datar. "Sekarang, tidur."
Sakura merengut.
"Tapi setelah ini kau juga akan pergi—mengerjakan misi entah apalah, dan aku akan sendirian. Kau pikir enak?" Napasnya tersengal, rasanya panas, dan kepalanya mulai terasa berputar lagi. Ia bahkan tak begitu tahu persis apa yang baru saja ia katakan, tidak juga apa yang akan ia katakan berikutnya. "…kau sibuk. Tidak punya waktu untukku. Aku kesepian, tahu. Makanya aku memilih ambil lebih banyak pekerjaan supaya—"
Kata-katanya meluncur cepat dan ia mulai meracau, dan rasanya sekelilingnya berputar lambat, lemari dan tempat tidur dan gelas berisi air yang dipegang Sasuke dan Sasuke—semua melengkung membentuk pusaran—namun ia dapat melihat senyum tipis Sasuke, dan Sasuke yang perlahan mendekat, membetulkan selimutnya—
Sakura merasakan Sasuke menyibak rambut yang menutupi keningnya, lengket karena keringat, dan mengusap keningnya dengan handuk basah. Rasanya sedikit nyaman.
"Aku tak akan pergi, setidaknya sampai kau tidur." Sasuke bergumam pelan.
Sakura menghembuskan napas di balik selimut. Rasanya panas.
Semua masih terasa berputar bagi Sakura—kali ini ia mendengar suara berdengung dan rasanya ia melayang, kasurnya seperti jatuh di bawahnya dan jatuh dan jatuh dan jatuh, tapi ia merasakan tangan Sasuke menyelinap dan menopang punggungnya, mengangkat tubuhnya sedikit, membetulkan posisi tidurnya.
Lalu ia merasakan Sasuke mendekat, dan sentuhan bibir lelaki itu di keningnya. "Aku janji sudah pulang saat kau bangun nanti."
Sakura merasakan kepalanya yang bersandar ke tubuh Sasuke yang masih duduk di sisinya, samar-samar tercium aromanya yang khas—meskipun sebetulnya hidungnya benar-benar terasa tidak nyaman dan tersumbat.
Tangannya mencari-cari ujung lengan baju Sasuke dan mencengkramnya, memastikan pemiliknya tidak akan pergi kemana-mana. "Janji."
Sasuke menyeringai. "Tidurlah."
Napas Sasuke terasa lembut di telinganya, dan kalimat Sasuke terdengar berulang, berulang, dan berulang. Semua masih terasa berputar, lalu sepertinya semua berputar ke bawah ke dalam lubang hitam yang tak kelihatan, matanya terasa berat, dan rasanya nyaman ada Sasuke di sisinya. Tidak apa-apa, gumam Sakura, dan perlahan kesadarannya menghilang.
Tidak apa-apa sekali-sekali menyerah dan jadi anak manja untuk sehari—bukan begitu?
end
AN Nah, selesai. Ini adalah sebuah antologi, kumpulan ficlet—yang isinya tidak akan saling berhubungan, terinspirasi dari lirik atau kalimat yang digunakan sebagai judul chapter. Dan tentu saja, inkoheren. Ngga usah bingung-bingung mikirin mereka kenapa dan sedang apa. Yang asyik aja lah…
Saya punya kumpulan drabble yang judulnya His and Her Circumstances, tapi itu canon, sedangkan yang ini akan lebih bebas (dan ngaco). Salahin ongoing series saya yang angst melulu /dor. Cerita di atas udah sering muncul di komik cewek dan ribuan fanfic lainnya, anyway, tapi ya pengen aja gitu.
Yang pasti saya bakal masukin fluff. Yang banyak, supaya kalian semua sakit gigi. Dan juga hal-hal klise yang biasa muncul di komik cewek, ya kayak gini. Seperti biasa, apdetnya sporadis, jadi silakan di-alert kalau kalian berminat (hahaha). Yuk, kolom kritik dan saran dibuka lewat review.
Terima kasih sudah membaca.
blackpapillon
