Nation of Hammer, Heart of Sickle
Disclaimer: Call of Duty series dan segala hal yang terkait dengan seri game tersebut adalah hak milik dan hak cipta Infinity Wards dan Activision.
Kisah ini bercerita tentang seorang prajurit dari tentara merah Uni Soviet. Seorang pemberani, bertempur atas nama tanah air dan keluarga tercinta. Inilah kisahnya hidupnya selama perang berlangsung...
Vasili Ivanovich Koslov, ia tidak pernah mendapat medali apapun, tapi aku bisa bilang, dialah salah satu pahlawan perang Soviet saat itu. Ia pejuang yang gigih, ia juga pemberani, mengemban pangkat terendah selama 2 tahun sebelum akhirnya orang-orang benar-benar melihatnya sebagai seorang petarung sejati.
Kisahnya berawal dari Moskva. Ia dulu hanyalah seorang penjual koran, ia berkeliling menjual koran untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Moskva, 22 Juni 1941 06.51 A.M.
"Hei! Vasili!", teriak seorang bapak-bapak tua dari depan rumahnya
"Oh, Pak Chetverikov! Kabar Moskva lagi?"
"Ya, kau tahu kesukaanku. Apa berita hari ini?", tanya seorang lansia itu
"Sebentar"
"Entah kenapa, nak. Aku merasa perjanjian Menteri Luar Negeri Molotov dan Ribbentrop itu tidak akan berlangsung baik. Aku merasakan hal yang tidak enak setelah mendengar kabarnya beberapa hari ini" , cerita bapak tua itu
"Begitukah? Ini dia Kabar Moskva, biar ku..."
"JERMAN MELANGGAR PERJANJIAN MOLOTOV-RIBBENTROP. TERITORI SOVIET DI POLANDIA DIREBUT", begitu tertulis di halaman pertama surat kabar harian nomor satu di Moskva itu.
"Ada apa, nak? Ada foto Marilyn Monroe di halaman depan?"
"Ini pak tua. Perasaan burukmu terbukti", kata Vasili
"Hm. Itulah kenapa aku tidak pernah mempercayai orang Jerman. Insting veteran tidak pernah salah untuk urusan seperti ini, nak", kata Pak Chetverikov
"Aku heran apa yang mereka pikirkan? Bangsa sejenis rubah licik seperti mereka bermimpi akan menguasai tanah Soviet? Mereka bahkan tidak mengenal setiap jengkal tanah kita!"
"Kau semakin cerdas, anak muda! Suatu hari kau yang harus membalaskan dendamku kepada mereka"
Tiba-tiba Vasili melihat seorang perwira militer bersama empat orang prajurit yang membawa mimbar kecil di kejauhan menuju ke alun-alun kota, sepertinya mereka akan memberikan sebuah pengumuman.
"Saudara-saudaraku semuanya, rakyat Soviet! Hari ini aku akan memberitahukan satu hal pada kalian semua! Jerman sialan telah mengumumkan perang secara tidak langsung kepada kita! Mereka melanggar perjanjian yang telah mereka tanda tangani sendiri! Ini penghinaan terhadap bangsa kita! Aku beritahukan kepada kalian! Negara kita, Uni Soviet! Pemimpin kita, Kamerad Stalin! Telah memanggilmu untuk membela negerimu yang kalian cintai ini! ", perwira militer itu berteriak lantang di hadapan umum di alun-alun barat kota.
"Merasa terpanggil, nak?", tanya Pak Chetverikov
"Tapi jika aku bergabung, siapa yang akan mengantarkan koran kepadamu?", tanya Vasili
"Koran? Hah, jika kau bergabung dengan Tentara Merah, aku tidak akan menunggu koran itu, aku mau mendengar kabar kemenangan langsung dari mulutmu, anak muda!"
"Aku akan bergabung, ada saran untuk bertahan hidup, pak tua?"
"Kuberitahu satu hal, jika ada yang menyebutmu penembak terbaik di negara ini, itu belum berarti kau menjadi penembak terbaik di dunia ini. Jangan pernah merasa hebat, apalagi egois. Jika kau bijak, kau akan membiarkan musuh menembak lebih dulu, giliranmu adalah setelah musuh menembak. Karena ingatlah, tembakan pertama di tengah-tengah pertempuran besar bukanlah tembakan penentu, tembakan penentu adalah tembakan terakhir, pertempuran adalah tentang siapa yang menghabisi dan siapa yang dihabisi"
"Cukup inspiratif, pak tua", kata Vasili sebelum kepalanya dipukul dengan gulungan koran oleh Pak Chetverikov
"Aku serius, nak! Ingat kata-kataku! Semoga kau pulang dengan selamat"
"Terima kasih, pak tua! Doakan kita bisa menang", lalu Vasili meninggalkan halaman rumah orang tua itu dengan penuh keyakinan
"Tentu saja"
Moskva, 4 Juli 1941 08.45 A.M.
Saat itu, Vasili berada di depan balaikota Moskva, ia menunggu giliran untuk mendaftar sebagai peserta wajib militer. Ruangan itu penuh sesak oleh para patriot bangsa yang bersimpati terhadap negara mereka yang berada dalam kondisi perang. Sesaat kemudian ada seorang perwira militer yang berteriak...
"SEMUANYA! Harap tenang! Sebentar lagi ada siaran radio dari Kamerad Stalin!", teriak perwira militer itu
Semua orang yang ada di ruangan itu mendengarkan pidato kamerad Stalin. Ia adalah seorang orator hebat, ia dapat dengan mudah menggalang dukungan terhadap apapun yang ia putuskan, termasuk perang ini. Ia menyebutnya dengan 'Perang Patriotik Besar'. Lalu Vasili ingat beberapa kata yang ada dalam pidato tersebut...
"... kita harus bertahan selama mungkin dalam perang ini. Ini akan jadi masa-masa sulit bagi negara kita. Di luar itu, kita harus mempersiapkan diri untuk menguasai daratan Eropa Timur segera setelah perang ini berakhir. Rakyatku, negara membutuhkan kalian sebagai tameng dan sumber kekuatan militer negara kita..."
Akhirnya Vasili sampai di meja pendaftaran...
"Nama...", tanya perwira militer itu ketus
"Vasili Ivanovich Koslov", jawabnya
"Umur..."
"Dua puluh tiga tahun"
"Apa pekerjaanmu"
"Penjual koran, kamerad"
"Begitu? Jadi kau sudah tahu apa yang terjadi?", tanya perwira militer itu
"Jerman melanggar perjanjian kerjasama kita dengan menyerang teritori kita di Polandia, kamerad"
"Bagus. Kau pernah mendapat pelatihan militer sebelumnya?"
"Aku pernah menembak menggunakan senapan untuk berburu rusa, kamerad. Hanya itu", kata Vasili
"Pergilah ke gudang di belakang bangunan ini, ambil seragam dan perlengkapanmu. Kau akan naik truk nomor 265. Apakah itu jelas?", jelas perwira itu
"Jelas, kamerad!"
"Pergilah!", kata perwira itu
Pemuda tinggi berkulit putih itu lalu pergi mengikuti instruksi perwira militer tadi. Ia melihat keramaian di gudang perbekalan di belakang balaikota. Ia mengambil jatah seragam dan perbekalannya. Lalu ia mencari truk nomor 265 di barisan truk yang terparkir di halaman parkir balaikota, sampai satu suara mengagetkannya...
"Kau mengingatkanku pada masa laluku, nak! Tidak terlalu berjaya memang, tapi paling tidak kami menang perang waktu itu", seorang yang sudah cukup berumur berkata kepadanya, ia menggunakan baju hangat milik para perwira dengan badge merah di kerahnya.
"Kamerad, Komisar!", Vasili dengan segera berdiri tegap dan memberi hormat
"Kau tukang koran langganan Chetverikov, kan?", tanya perwira itu
"Apa kita pernah bertemu, kamerad Komisar?", tanya Vasili terheran-heran
"Aku adik Chetverikov yang paling muda. Aku masih bertugas di Angkatan Darat. Aku pernah melihatmu meninggalkan rumahnya saat aku akan datang mengunjunginya pada natal tahun lalu", jelas orang tua itu
"Kau Pak tua yang menggunakan jas bermotif kotak-kotak itu?"
"Benar, nak. Jadi apa tujuanmu kemari? Membela negara? Atau hanya mencari kesenangan?", orang tua berwajah keriput itu mulai bertanya dengan nada meragukan
"Tentu saja untuk membela negara, kamerad Komisar!", jawab Vasili dengan tegas
"Oh, begitu? Aku mengharapkan perjuangan yang sama kerasnya dengan jawabanmu tadi. Kau boleh memanggilku Komisar Chetverikov, kakakku itu Andrey Chetverikov, aku Yuriy Chetverikov"
"Vasili Koslov, pak! Siap bertugas!"
"Truk 256 ada di ujung parkiran itu. Cepatlah naik, konvoimu akan berangkat tiga menit lagi. Kudoakan semoga kau beruntung dalam perjuanganmu", Komisar kini berbicara santai, tidak lagi dengan nada meremehkan, ataupun mengucilkan
"Terima kasih, komisar!"
Ia lalu berlari kearah yang ditunjuk Komisar Chetverikov. Ia menemukan truk yang ia cari! Seorang petugas menanyainya...
"Hei! Kau Koslov?"
"Ya, pak!", jawab Vasili
"Cepat naik! Kau yang terakhir!"
Itu baru awalnya, bahkan penjual koran itu belum pernah memegang sepucuk senapan untuk mencabut nyawa prajurit lawan. Ia belum pernah berdiri ditengah ledakan-ledakan yang bisa merobek-robek seluruh kulitnya. Ia belum pernah mendengar teriakan kesakitan yang diakibatkan luka tembak, ataupun luka bekas ledakan. Ia belum pernah merasakan neraka dunia. Tapi segera, ia pasti mengalaminya...
To be continued...
A/N: Sekian dulu, itu baru awalnya... .
Mohon tunggu chap selanjutnya untuk pertempuran yang sebenarnya! #yeehaw
Read and Review ya! Review anda membangun bangsa... #jengjeng #jogetalagayus (=.="v)
