Prolog


Rasanya sia-sia saat hubungan yang kau jalani selama empat tahun lamanya dengan seseorang yang kau pikir adalah belahan jiwamu harus berakhir begitu saja saat dia bertemu orang lain dan mengatakan jika dia jatuh cinta lagi dengan orang lain tersebut.

Awalnya kupikir cinta itu sebuah perasaan yang khusus.

Maksudku begini; jika aku mencintai seseorang dengan segenap perasaanku, aku berpikir itu artinya aku sudah tidak memiliki ruang lagi untuk cinta yang baru. Memang berapa luas sih kapasitas hatimu untuk menampung rasa cinta yang kau alami pada orang lain? Terbatas bukan?! Sebab hanya dengan membiarkan satu orang saja mengisi ruang hati yang kita punya, kita kadang kala merasa sesak, nyeri dan sakit sewaktu-waktu. Jadi jika kita berniat membagi-bagi ruang itu untuk beberapa orang, maka kita juga harus merasakan perasaan seperti itu berkali-kali lipat kan?!

Tentu saja tidak. Hatiku tidaklah serakus itu. Aku bukan sedang membual, sungguh. Aku hanya sedang berterus terang pada kalian. Tentang apa yang selama ini aku rasakan padanya. Pada dia, seseorang yang kupikir dan kuanggap adalah separuh dari hatiku.

Dan aku berdoa, semoga kalian tidak akan mengalami hal yang sama seperti yang telah terjadi kepadaku.

Aku mengenalnya saat hari pertama ospek di tempat kuliah kami. Dia adalah yang tercantik dari yang paling cantik. Tapi bukan berarti aku mencintainya karena paras cantiknya itu. Bukan... tentu saja bukan. Sebenarnya aku menyukainya karena dia sedikit gila. Well... yeah, maksudku dia benar-benar tipe heboh yang suka berisik dan gemar menciptakan keonaran. Troublemaker yang sudah mengacaukan kerja otakku.

Kami berkencan selama empat tahun kuliah disana. Dan aku cukup bangga karena kisah cinta kami tidak kalah mengangumkan seperti kisahnya Romeo dan Juliet yang fenomenal itu. Banyak teman seangkatan yang iri pada hubungan kami. Meski tidak sedikit juga dari mereka yang memandang hubungan kami seperti sebuah masterpiece dari usaha pengalihan kewarasan. Konyol dan sinting.

Tapi siapa yang peduli dengan anggapan mereka. Orang lain tidak punya jaminan yang bisa membuat kita bahagia. Seperti yang sering ibuku bilang, kebahagian itu jika bukan kita sendiri yang mencarinya, orang lain tidak akan memberikannya. Selalu ada usaha untuk mendapatkan hasil.

Okay, cukup untuk kalimat pembuka dari dongeng amatir yang ingin aku ceritakan ini. Sekarang saatnya kita masuk ke dalam inti cerita.

.

.

.

.

Kim Jaejoong, namanya. Nama orang itu. Orang yang sudah mencuri seminggu mimpi-mimpiku di malam hari sejak aku pertama kali bertatapan mata dengannya. Awalnya aku pikir dia setan. Sebab bagaimana bisa manusia normal sepertinya bisa hadir tanpa absen dalam mimpiku setiap malam selama tujuh hari berturut-turut. Bodohnya, aku sadar... jika setan saja bentuknya sesempurna sosoknya lalu bagaimana dengan wujud malaikat? Sepertinya aku akan langsung pingsan saat melihat bentuknya.

"Changmin ah.."

Begitu dia memanggil namaku. Dengan nada suara yang mampu mengundang hujan deras pada hatiku yang gersang dan kering kerontang. Merdu... merdu sekali. Bahkan suara penyanyi kesukaanku ibarat satu banding seribu jika harus disandingkan dengannya. Namun kini panggilan bernada seperti itu sudah bukan milikku lagi. Tidak hanya suaranya, bahkan sosoknya, hatinya, raganya sekarang sudah menjadi milik lelaki lain bernama Jung Yunho.

Jung Yunho... yang dia bilang adalah cinta sejatinya. Separuh hatinya yang sesungguhnya.. yang telah resmi menjadi suaminya.

Kebanyakan orang selalu menilai buruk pada tokoh ketiga. Memandang sebelah mata, dan selalu mengkambing hitamkan si pihak ketiga itu. Namun pernahkah mereka berpikir, bagaimana jika melihat dari sudut pandang orang ketiga itu sendiri? Dari perasaannya bukan dari perannya. Karena tak jarang daripada menjadi sumber konflik, pihak ketiga juga sebenarnya adalah korban. Korban yang sayangnya tidak mendapat belas kasih dari pemirsa karena telalu fokus menyukai tokoh utama.


Spesial fic untuk sahabatku yang baru saja ditinggal nikah mantan kekasihnya. terima kasih atas curhat dan pelajarannya.. maaf karena ceritamu membuat ide gilaku muncul dalam sekejap sehingga terjadilah imajinasi liar seperti ini XD

.

.

.

ini bukan ff panjang :) karena next chap bisa jadi oneshoot/twoshoot ^^

terima kasih untuk readers yang sudah mau membaca tulisan author *hug