DON'T LEAVE ME AGAIN!
Genre(s) : Romance
Rating : T+
Length : Oneshot
Warning : OOC, Fluff, Slash, Don't Like Don't Read, GaJe, Ngantuk.
Cast : Yang Yeoseob (BEAST); Lee Kikwang (BEAST); Yoon Doojoon (BEAST)
~~ Happy Reading ~~
"Apa Kau mencintaiku, Oppa?" tanya seseorang kepada Kikwang.
Kikwang yang berdiri di hadapannya tiba-tiba mengernyitkan alisnya. Matanya lama tertuju pada mata orang tersebut. 10, 20, 30 detik. Hingga satu menit matanya masih tetap menatap hitamnya mata Yeoseob. Ya, Yang Yeosoeb. Ia adalah orang ke sekian kalinya yang mengatakan hal yang sama kepada Kikwang.
Yeoseob membalas tatapannya dengan tatapan yang tak kalah tajam. Keduanya beradu pandang. Kikwang mengakhiri tatapan itu dan berkata, "Apakah aku tak cukup meyakinkanmu bahwa aku menyukaimu, sayang?" ucap Kikwang sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Yeoseob. Perlahan.
Kata-kata itu pertama kali keluar dari bibir "tebal" berwarna merah merekah Kikwang. Yeoseob salah tingkah. Jantungnya memompa tak karuan. Kedua tangannya tak tahan ingin memeluk tubuh kekar sang Oppa. Namun, Yeoseob menahannya dan berkata, "Peluk dan cium aku!"
Kikwang yang mendengar kata-kata itu langsung menarik kepalanya dan mendekatkannya berhadapan wajah dengan Yeoseob. Hidungnya bersentuhan dengan hidung Yeoseob. Dadanya tak kalah saing dengan hidungnya. Kikwang yang merapatkan dadanya bisa merasakan degupan jantung Yeoseob yang sedang tak karuan. Tatapan mata yang dilancarkan keduanya tak mau mengalah. Sesekali Kikwang menggesek-gesekkan hidungnya pada hidung Yeoseob. Setelah sekian lama, Kikwang memotong keheningan dan mengatakan, "Berapa lama lagi aku harus berdiri dihadapanmu untuk menunggu pelukan dan ciuman hangatmu?"
Yeoseob semakin mengerang. Kini kepalanya memanas. Syaraf-syarat tubuhnya siap-siap memeluk dan bibirnya bersiap meluncur melumat bibir merah Kikwang. Namun, tak mungkin ia harus memulai permainan lebih dulu. "Jangan, Yeoseob. Jangan!" tahannya dalam hati.
Lama. Terlalu lama hening itu kembali datang. Kikwang yang dapat merasakan degupan jantung Yeoseob meningkat mencoba membuyarkan suasana lagi. Kini tangannya meraba dan meremas pantat Yeoseob pelan. Ia menariknya hingga "sabuk" bagian depannya beradu. Keras, memang. Keduanya bisa saling merasakan sentuhan itu. Tangannya menaik pelan, mengusap punggung Yeoseob, namun Kikwang menurunkan lagi tangannya itu. Sengaja. Tanpa basa-basi, tangan kiri Yeoseob memegang bagian belakang kepala Kikwang dan tangan kanannya memegang punggungnya. Yeoseob asik melumat bibir Kikwang yang dari tadi berada di hadapannya menggoda. Keduanya hebat ketika bermain bibir. Doojoon yang pernah dicium Kikwang memberikan nilai seratus untuk ciuman mautnya.
Tampak Yeoseob bermain bibir lebih aktif dan agresif dibandingkan Kikwang. Ciumannya adalah letusan gunung berapi yang sudah bertahun-tahun tidak meledak juga. Beberapa menit ciuman tersebut berlangsung, Kikwang menghentikannya. Keduanya terengah-engah. Kikwang memberikan sebuah senyuman dan tampak gigi putih berjajar rapi. "Kalau kau rindu padaku, jangan menunggu aku lagi memeluk dan menciummu," ucap Kikwang kepada Yeoseob, "lakukanlah sesukamu, dan aku akan mengikuti gerakanmu," tambahnya.
"Jangan tinggalkanku sendiri lagi," ucap Yeoseob. Yeoseob membalas senyuman Kikwang dan melempar tubuhnya ke springbed di sampingnya.
