=oOo=

WARNING!

CONTAIN OF:

OOC, TYPO(S) BERTEBARAN, KETIDAKNYAMBUNGAN ISI, STAGNASI IDE, PARAGRAF BERBELIT-BELIT, DIKSI YANG ANEH DAN MEMBUAT MULES, ROMANCE GAGAL, SUPRANATURAL GAGAL, PERCINTAAN VAMPIRE DAN MANUSIA, YAOI, BOYS LOVE, BANYAK DARAH KARENA ADA HISAP-MENGHISAP(?), RATING T MENUJU M, DAN BANYAK HAL LAIN YANG DAPAT MENYEBABKAN SERANGAN JANTUNG PADA ANDA.

I HAVE WARNED YOU!

=oOo=

Anna-tachi present:

PUREBLOOD AND EMPEROR

Kaname Kuran X Seijuuro Akashi

Kuroko no Basket by Fujimaki Tadatoshi

Vampire Knight By Matsuri Hino

=oOo=

Oh penguasa...

Tubuh renta yang lelah dalam keabadian...

Hukuman yang tersimpan dalam kekekalan, perlambang kegelapan dan darah.

Langit dingin yang mencemooh, tertawa dengan suara berat. Lantunan melodi dalam emosi, kekal abadi dalam tubuh tanpa jiwa.

Itulah kami...

=oOo=

Langit bulan Desember yang suram, awan hitam keabuan yang berarak menutupi langit, salju putih yang turun. Selimut tebal bernama salju membungkam jalanan dan bangunan dalam kesunyian. Bukan kegelapan yang kau dapat, dalam atmosfer sendu yang membuai dalam ringannya salju yang bertebaran. Melainkan keindahan dalam putih yang menyesakan, putih yang membekukan, begitu dingin dan sendu. Membuai dan bercumbu mesra dengan angin.

Langkah itu dinamis, menyapu salju putih yang mulai menebal dalam jangkauannya. Langit itu mulai menyuram, menghujam jarum-jarum lembut bernama salju. Membuai setiap insan yang rela berdiri bermenit-menit demi menikmati peluh selembut kapas yang turun menuruti gravitasi.

Kaname Kuran melangkah pelan, melewati jalanan kota Tokyo. Kemanapun langkahnya bersarang, hanya putih terpantul dalam matanya. Mata yang telah lelah untuk melihat dunia. Mata yang telah lama menyaksikan kehidupan dan kematian. Mata itu renta, sama rentanya dengan tubuh yang dapat hancur setiap saat. Bahkan sebuah senjata anti vampire setipis jarum sekalipun, dapat mengakhiri nyawanya saat itu juga.

Dia Kaname Kuran, nama yang sama yang dimiliki leluhur kuran 1.000 tahun lau. Nama yang membuktikan eksistensi klan darah murni Kuran. Nama yang tak sembarang orang bisa menyandangnya. Nama yang tak kotor, tak seperti nama Shirabuki atau Hio yang tercemar darah, nama itu tak pernah tercemar. Atau setidaknya, tidak akan tercemar tanpa adanya Rido Kuran.

Mata Kaname masih menyapu sekeliling. Sudah setengah tahun sejak insiden di Cross Academy yang menyebabkan ditutupnya Night Class, dan sekarang dia berada di Tokyo bersama Yuuki, tunangannya, kekasihnya, sandarannya dalam mempertahankan nama Kuran. Adiknya. Bukti eksistensinya.

Masih segar di ingatannya, Artemis yang digunakan gadis itu untuk membunuh Rido, dengan bantuan vampire hunter, Zero Kiryuu. Masih segar pula diingatannya, mata sendu gadis itu ketika dia harus pergi meninggalkan pemuda penyandang nama Kiryuu itu. Melihat adiknya begitu sedih, membuatnya sakit. Tapi ini demi mereka juga. Menjauhkannya dengan Kiryuu adalah jalan keluar yang dibuatnya, dan harus dipilihnya.

Kini, dia telah menjauh dari keriuhan jalanan kota yang semakin ramai. Jalan yang ditapaki kakinya hanya sebuah jalan dengan pohon-pohon yang berjajar di sekitarnya. Sepi dan hening. Tak ada tanda kehidupan, hanya ada pohon-pohon yang...

Brug

"Maaf."

Kaname mengeryit, menatap lurus pada pemuda berambut merah yang berjalan terhuyung ke belakang. Sebuah jaket putih terjatuh diatas salju. Apakah tabrakan mereka terlalu keras?

Dia menatap pemuda itu, dalam beberapa detik, ada banyak hal yang terekam dimatanya.

Tubuh yang tidak setinggi dirinya itu dibalut jersey basket dengan tulisan Rakuzan dan angka 4. Baju itu mengekspos lengan, kaki, dan lehernya yang menurut Kaname terlalu putih untuk ukuran anak laki-laki. Rambut merahnya diacak-acak angin, terlihat halus ketika rambut itu bergerak.

"Tidak apa-apa."

Kaname memungut jaket putih yang senada dengan jersey itu. Tangannya membersihkan jaket itu, kemudian mendongak untuk menatap pemuda didepannya. Pemuda itu juga menatapnya, pandangan mereka terkunci beberapa saat.

Mata merah milik pemuda itu menyimpan jutaan emosi.

"Aku kurang hati-hati. Maafkan aku."

Suara itu terdengar halus namun tegas, tenang namun ada nada dingin didalamnya. Terdengar sopan namun ada sarkas dan arogansi yang terselip dalam nada itu. Seperti ada 2 orang dengan karakter bertolak belakang yang berbicara pada saat bersamaan.

Mata Kaname memaku manik ruby dihadapannya. Mata itu, ada kelembutan dan ketegasan, Kebaikan dan kesombongan, ketenangan dan arogansi, pandangan yang teduh dan menusuk disaat yang bersamaan. Dan aura pemuda itu juga sama...

Aura antara kewibawaan dan kekuasaan yang bercampur dengan aura lembut.

Pemuda ini... Siapa dia?

=oOo=

Bahkan Akashi tak bisa memalingkan pandangannya dari pemuda didepannya.

Tubuhnya setinggi Kise. Dengan surai coklat gelap yang membingkai wajahnya. Tubuhnya dibalut coat coklat muda. Seseorang yang terlihat tampan dan menawan.

Tapi Akashi tahu, ada yang berbeda dengan iris crimson itu.

Iris yang memancarkan sesuatu yang aneh, menurutnya. Ada kekuatan dan kebencian yang mendalam, kesepian, rasa sakit dan keinginan untuk mendapatkan segalanya. Ada aura pekat yang menyelubungi pemuda ini. Ada kegelapan samar yang dirasakannya. Sesuatu yang bahkan lebih kuat dari yang dimiliki oleh dirinya yang satu lagi. Aura angkuh dan arogan, juga aristokrat yang dirasakannya ini...

"Ini milikmu?"

Akashi mengangguk pelan, tanpa mengalihkan pandangan dari pemuda didepannya ini.

Tangan yang memegang jaketnya bergerak pelan, dan Akashi tersentak ketika pemuda itu menyematkan jaketnya pada bahunya.

"Ini musim dingin. Pakailah jaketmu dengan benar."

Suara itu tenang, namun tanpa emosi. Terdengar kosong dan hampa. Seperti seakan-akan makhluk dihadapannya ini tidak mempunyai jiwa.

"Terima kasih."

Pria itu mengangguk, sebelum kemudian bergerak pergi meninggalkannya.

'Orang itu...'

Sebuah suara menyapa indera pendengarannya.

'Kenapa?'

Akashi dapat melihat dirinya yang lain, menciptakan ilusi pada pandangannya, membuatnya melihat sosok itu berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

'Jangan pura-pura bodoh, aku tahu kau tahu.'

Akashi terdiam, menatap lurus kearah jalan tempat orang itu menghilang.

'Dia berbeda... Ada sesuatu pada diri orang itu yang aneh.'

'Menurutmu begitu?'

Mata heterokrom menatap mata monokrom di sampingnya dalam. 'Kau juga lihat, kekosongan di dalam irisnya.'

Akashi menghela nafas, sementara dirinya yang satu lagi mulai menghilang.

'Hati-hati dengannya kak... Firasatku mengatakan kita akan bertemu dengannya lagi'

Dan sang emperor selalu benar.

=oOo=

Anna A : Minna-sama...

Anna D : Selasa depan tes SBMPTN, dan saya malah update... -_-

Anna A : Maaf, tapi fic ini ngestuck di draft. Seenggaknya saya ingin mencoba mempairingkan mereka berdua. Karena Kaname itu kan sifatnya begitu, dan kurasa gak ada salahnya memairingkan mereka berdua.

Anna D : Sebenarnya idenya dapet dari sebuah dialog antara roleplayernya Kaname sama Akashi dari blognya temenku. Dan waktu itu yang ngeroleplay Kaname bilang, "I guess you might have a good taste of blood", dan disitu Anna A langsung menghubungi saya dan minta saya buat konsep, jadilah seperti ini prolognya.

Anna A : Mau ngetes sih, sebenarnya. Kalau banyak yang suka dan banyak review, kalau menurut readers menarik nanti dilanjutkan... Tapi kalau enggak ya... Sudahlah.

Anna D : Disini nanti juga ada slight pairingnya... Tapi main pairingnya Kaname X Seijuuro... Entah sama Oreshi atau Bokushi...

Anna A : Jadi, berkenan review?

=oOo= Anna-tachi =oOo=