Naruto : 4G

summary :

Naruto yang datang dari Amerika, ingin kuliah dengan biaya sendiri, tujuannya untuk melatih dirinya menjadi lebih mandiri. Apa yang terjadi saat ia bertemu 4 cewek arogan di sana? Pairing belum ditentukan.

Warning :

OOC, AU, and etc...

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Enjoy it...

x

-www-

x

Naruto baru saja turun dari pesawat terbang yang berangkat dari Amerika dan kini telah tiba di tujuan, bandara Konoha. Setelah melakukan peregangan otot yang kaku karena duduk selama 6 jam di pesawat, ia mengambil koper yang hanya satu-satunya dan menyeret benda beroda itu menuju pintu keluar. Semua barang miliknya telah dikirim melalui biro jasa.

Disana Ia disambut oleh pelayan setia keluarga Namikaze, Kakashi Hatake yang telah siap dengan mobil jemputan di depan pintu keluar. Keluarganya sudah tahu ia akan datang hari ini.

"Selamat datang tuan muda," sapa pelayan berambut silver itu. "Bagaimana perjalanan anda?"

"Ayolah Kakashi, tidak usah se-formal itu kan?" katanya dengan senyum khas miliknya. Pelayan itupun ikut tersenyum.

"Kau memang selalu seperti itu Naruto Namikaze. Tidak ingin terlalu mencolok," kekeh Kakashi. "Orang mengira keluarga Namikaze hanya punya satu anak."

Memang, selama ini orang-orang mengira begitu. Ini karena Naruto yang tidak pernah tampil didepan publik. Baginya publik adalah hal yang merepotkan.

"Tidak masalah kan?" jawabnya. "Aku memang tidak terlalu suka diperhatikan."

"Seperti biasa. Tuan muda yang tak ingin diketahui."

"Bagaimana kabar gadis kecil manja itu?" tanyanya sambil membuka pintu mobil BMW terbaru itu. Kakashi menutup pintu penumpang dan duduk di kursi pengemudi.

"Dia kangen sekali denganmu. Dan ingat, jangan memanggilnya gadis kecil didepannya," Kakashi mengingatkan. Sesuatu yang akan ia sesali jika ia lupa.

"Memangnya kenapa?" tanyanya bingung. Ia membayangkan wajah adik perempuannya itu saat ia pergi dulu. Pasti banyak hal telah berubah.

"Kau akan tau nanti. Yang penting aku sudah mengingatkanmu," kata pelayan itu sambil tersenyum. 'Dan jangan terkejut,' batin pelayan itu dengan senyum jahil.

Dan mobil itupun meluncur di aspal yang mulus menuju kediaman Namikaze. Mengantar Naruto bertemu dengan keluarganya yang ia rindukan setelah ia tinggalkan 6 tahun. Setitik airmata jatuh disudut mata birunya.

-www-

"Kakak!"

Gadis itu berlari menyongsong kedatangan sang kakak di beranda. Rambut merah sebahu yang ia warisi dari ibunya terombang ambing saat ia berlari.

"Ada apa gadis kecil?" sahut Naruto melihat adiknya itu berlari ke arahnya.

"duakkk"

Tendangan itu tepat mengenai benda berharga yang ada di selangkangannya. Pemuda itu mengerang kesakitan.

"Aw! Apa masalahmu Kyu-chan?" tanyanya sambil mengelus-elus miliknya yang baru saja ditendang adiknya yang durhaka.

"Itu akibatnya kalau berani memanggilku gadis kecil, karena aku sudah dewasa. Tapi..." gadis itu tiba-tiba memeluk erat Naruto. "Aku kangen sekali denganmu kak."

"Kyuubi Namikaze! Apa yang kau lakukan pada kakakmu? Ia baru saja datang. Masih lelah," teriak seorang wanita yang kalau dilihat dari penampilannya masih sangat muda, padahal umurnya sudah kepala 3. Awet muda kata orang-orang. Dibelakangnya berdiri seorang laki-laki yang mirip dengan Naruto namun dalam versi lebih tua.

Yang memeluk Naruto adalah adiknya, bernama Kyuubi Namikaze. Umurnya 16 tahun, terpaut 1 tahun dengan kakaknya itu. Saat Kyuubi berumur 10 tahun, Naruto berangkat ke Amerika untuk bersekolah disana. Rambutnya merah, seperti ibunya. Bola matanya berwarna biru seperti sang ayah.

Ratu dari keluarga ini bernama Kushina Namikaze. Marga keluarganya dulu adalah Uzumaki, setelah menikah dengan putra tunggal keluarga Namikaze, marganya pun berubah. Ia memiliki rambut berwarna merah yang diwarisi anak perempuannya namun bedanya, miliknya sampai sepinggang.

Dan sang raja dalam keluarga ini yaitu Minato Namikaze. Ia sangat berwibawa dan kharisma yang ia miliki sangat tinggi dimata orang lain. Ia adalah pemimpin perusahaan Namikaze yang mempunyai banyak cabang diluar negeri. Sangat tampan dan populer. Sampai saat ini masih menjadi suatu misteri mengapa Minato mau menikah dengan Kushina yang dulu tomboy. Padahal puluhan artis dan model yang tentu lebih cantik dari seorang Kushina mengantri untuk dirinya. Cinta memang aneh.

-setelah selesai makan malam-

Keluarga itu tengah bersantai diruang keluarga, sambil membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan Naruto.

"Kau serius dengan keputusanmu ini?" tanya ayahnya dengan serius. Mungkin dua rius. Naruto mengangguk. Ibunya menatap cemas pada anak pertamanya itu.

"Tapi bagaimana kalau kau tidak sanggup? Bekerja sambil kuliah itu berat," ibunya mengingatkan. "Bagaimana kalau kau kelelahan, kurang makan sehingga badanmu menjadi kurus dan akhirnya tinggal tulang? Hingga kamu mirip Brook temannya Luffy si manusia karet itu," katanya dengan nada cemas dan berlinang airmata. Dan untuk diingat, ternyata seorang Kushina suka agak berlebihan.

Semua orang minus Kushina sendiri sweatdrop. Masa masih suka nonton kartun One Piece. Ingat umur jeng.

"Mama lebay deh," Protes Kyu yang duduk santai menghadap tv, menonton acara favoritnya, Sailormoon. Jadul banget tontonan gadis yang beranjak remaja ini. Selera ibu-anak yang aneh.

"Ma... Pa... Aku sudah yakin dengan keputusan ini. Aku sudah dewasa, jadi aku tau yang terbaik bagiku. Ini semua aku lakukan Demi masa depanku juga, agar aku bisa mandiri tanpa bergantung pada papa lagi. Untuk uang pendaftaran dan uang menyewa apartemen, tabunganku cukup. Setelah itu aku akan bekerja sambilan," jelas pemuda pirang itu sambil mengambil cemilan didalam wadah, lalu menguyahnya.

"Yah, kalau itu maumu, Papa takkan melarang."

Kushina menatap suaminya dengan tatapan horor.

"Kyu sih terserah kakak aja, tapi nanti ijinkan adikmu ini menginap sekali-sekali ya kak?" pintanya dengan puppy eyes miliknya.

Tatapan horor itu beralih pada kyu yang ikut-ikutan mendukung keputusan sang kakak. Gadis itu cuek bebek ditatap seperti itu, udah biasa. Setiap hari berpuluh-puluh tatapan seperti itu yang ia terima, entah karena tidak sarapan pagi, tidak membereskan kamar, tidak mencuci piring setelah selesai makan, dan tidak-tidak yang lain.

"Pasti. Sering-seringlah menginap, jadi ada yang bisa membersihkan apartemenku. Lumayan punya pembantu gratisan," kata Naruto sambil tertawa. Wajah Sang adik mendadak masam. Kushina menatap anaknya yang paling tua itu.

"Ayolah, mah. Izinkan saja. Tidak akan terjadi apa-apa kok," bujuk Minato kepada Kushina.

"Iya ma, kan kak Naruto sudah terbiasa sendiri. Di Amerika saja 6 tahun," bela sang adik.

"Kan disana ada pamanmu, Pein bersama istrinya Konan. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi ini kan tidak dengan siapa-siapa. Wajar aku khawatir pah." Kushina bersikukuh, tetap tidak mengizinkan Naruto untuk kuliah dengan biaya sendiri.

"Tapi kita masih bisa mengawasinya kan? Ia tidak kuliah ke Antartika kok," canda Minato sambil tersenyum. Entah pasta gigi apa yang ia pakai, tapi efeknya ruangan itu sedikit lebih terang.

"Ma," panggil Naruto pada ibunya dengan nada memohon. "Izinkan ya?"

Sang ibu hanya menghela nafas panjang. "Baiklah," kata Kushina memberikan persetujuan dengan nada pasrah. Naruto hampir saja berjingkrak-jingkrak kesenangan.

"Tapi,"

"Tapi apa ma?" tanya Naruto harap-harap cemas.

"Kau harus berjanji akan menelpon mama, paling kurang 2 kali seminggu dan juga harus pulang kerumah sebulan sekali. Harus!" tegas sang ibu, dan Naruto tahu, ia tak bisa menawar-nawar syarat dari ibunya itu.

"Baiklah, aku berjanji," janjinya seraya memeluk Kushina. "Terima kasih Ma."

Kushina mengusap lembut punggung anaknya yang paling tua itu.

"Mama curang. Masa cuma Kak Naruto yang dipeluk. Aku kan juga mau," rengek Kyuubi. Sang ibu pun menarik anak perempuannya itu kedalam pelukannya.

"Papa ga ikutan?" tanya Kyuubi jahil.

"Papa nanti saja. Ya kan, sayang?" kata Minato dengan nada menggoda. Sukses membuat wajah Kushina seperti kepiting yang baru saja kecelakaan dan tercebur kedalam kolam air panas.

"Itu artinya," kata Naruto dan Kyuubi bersamaan sambil bertatapan. "Adik baru!"

-www-

Naruto akhirnya berhasil lulus ujian masuk di Universitas Tokyo, menyingkirkan banyak saingan. Walaupun nilainya bukan yang tertinggi, ia cukup puas berada ditempat ketiga. Peringkat pertama adalah Sakura Haruno, dari keluarga Haruno yang merupakan keluarga pemilik rumah sakit terbesar di Tokyo, Tokyo Hospital. Di tempat kedua, adalah orang yang tidak ia kenal. Hinata Hyuuga.

Menurut kabar burung yang ia dengar, gadis itu seorang yatim piatu dari keluarga kaya yang telah dibantai oleh para Yakuza. Biasa, cara kotor dalam berbisnis dengan cara yang mudah. Hanya ia yang selamat karena sedang berada dirumah sakit. Dan lebih tragis, semua harta kekayaan yang seharusnya dimilikinya, diambil oleh seseorang. Yang ia miliki hanyalah rumah besar seperti istana namun penuh dengan kenangan yang hanya membuat ia sedih. Ia lebih memilih menjual tempat itu dan tinggal di tempat kost.

Pemuda itu merasa kasihan, ia hanyalah gadis muda yang tidak punya seorang pun untuk mendukungnya.

'Aku ingin bertemu dengannya,' batin pemuda pirang itu.

-www-

dalam waktu singkat, Naruto berhasil menemukan tempat kost yang murah dan tidak terlalu jauh dari kampusnya. Walaupun kecil, ia senang. Ia juga berhasil mendapatkan pekerjaan sambilan, yaitu bekerja sebagai pelayan disebuah kafe. Mulai dari jam 3 sore sampai jam 10 malam. Bahkan ia mampu membeli sepeda dari uang sisa tabungannya. Sebuah awal yang bagus baginya.

-hari pertama ospek-

Ospek di universitas terkenal tidak seliar ospek di universitas lain yang dipenuhi kekerasan. Mungkin terkadang kejahilan yang agak keterlaluan, tapi Naruto menikmatinya.

Kini semua orang berkumpul dilapangan, di depan dada mereka semua terdapat papan karton yang bertuliskan nama panggilan konyol masing-masing. Sepeti Naruto yang mendapatkan nama 'Dobe'. Dan baru saja lewat di depannya, seseorang dengan wajah tertekuk menggerutu tentang nama panggilannya 'Teme'. Naruto tertawa.

"Kau punya masalah Dobe?" tanya pemuda itu berbalik jalan mendengar tawa Naruto yang cukup keras.

"Tidak apa-apa, teme," ucapnya dengan menekankan kata panggilan khususnya itu. Pemuda berambut duck style (menurut Naruto) dengan warna biru itu sangat ia kenal. Ia adalah Sasuke Uchiha, anak dari jenderal kepolisian jepang. Ia adalah adik dari Itachi Uchiha, seorang model dan artis yang sedang naik daun. Kabarnya, kakaknya itupun kuliah disini.

Dalam waktu yang singkat, ia telah mengenal sebagian besar calon penghuni jurusan diplomat itu. Ada beberapa yang sudah ia kenal karena keluarga mereka yang terkenal.

Untuk menyembunyikan identitasnya yang merupakan seorang Namikaze, ia meminta pada para pengurus Universitas, yang merupakan teman lama ayahnya untuk memakai marga ibunya, Uzumaki.

Tiba-tiba ia ditabrak oleh seseorang. Tidak terlalu keras sih, tapi cukup membuat Naruto sempoyongan. "Ma-maaf." suara yang hampir menyamai bisikan itu menyapa telinga Naruto. Suara yang indah, pikirnya.

"Tidak apa-apa, aku juga tidak terlalu memperhatikan jalan kok," katanya sambil menatap wajah orang yang menabraknya tersebut. Orang itu memiliki kulit putih seperti susu. Dengan bibir yang mungil dan kemerah-merahan, alami. Alis yang melengkung menambah keimutan yang ada di wajah gadis ini. Rambutnya yang panjang berwarna indigo bebas tergerai hingga punggungnya. Dan yang sangat menarik, bola matanya yang seluruhnya berwarna levender.

"Namaku Naruto Uzumaki," Naruto memperkenalkan dirinya sendiri seraya tersenyum. "Dan kau?"

entah kenapa gadis itu sempat terdiam dan rona wajahnya memerah sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Naruto. "Na-namaku Hinata Hyuuga."

'Oh, dia satu-satunya Hyuuga itu,' Batin Naruto. Senyumnya semakin lebar.

"Kau juga di jurusan diplomat, Hinata?" tanya Naruto. Gadis yang bisa di bilang mungil dan imut itu cuma mengangguk kecil.

Sebenarnya Naruto ingin bertanya lebih banyak lagi pada Hinata tentang dirinya. Tapi keinginannya itu kelihatanya harus ia tunda dulu sementara waktu oleh keributan yang terjadi.

Keributan terjadi Di tempat berkumpulnya para senior. Disana terlihat empat orang gadis yang dengan wajah merendahkan menatap para senior.

"Beraninya kalian memberi nama seperti ini padaku!" bentak seorang gadis dari empat orang tersebut. Gadis berambut pink pendek tersebut melemparkan papan nama miliknya kedepan para senior. Jelas terlihat disana tulisan "Forehead". Wajar gadis itu tersinggung pikir Naruto, jidatnya terlihat lebar. Tapi tidak harus sampai seperti itu kan?

"Beraninya kalian menghina ketua dari 4G," bentaknya lagi. Tiga gadis pirang dibelakangnya hanya tersenyum sinis pada para senior yang kelihatannya menciut nyalinya.

Naruto menarik tangan Hinata untuk melihat lebih jelas. Gadis pemalu itu hanya pasrah dengan wajah lebih merah dari sebelumnya. "Apa sih 4G itu?" tanya Naruto pada seorang pemuda berambut mob style dan alis tebal yang ada disampingnya sekarang.

"Kau tidak tahu? 4G itu singkatan dari 4 Girl, nama geng mereka. Mereka berempat adalah anak-anak orang penting, jadi tidak ada yang berani dengan mereka," jelas pemuda itu. "Aku Lee, namamu?"

"Naruto, dan ini Hinata," kata Naruto sambil memperkenalkan gadis itu.

Mereka melanjutkan menonton kejadian tersebut. Dan setelah melihat lebih dekat, ia tak mungkin salah mengenali. Bahwa pemimpin geng tersebut adalah Sakura Haruno.

-T B C-

ini baru chapter awal, jadi konflik masih belum terasa.

Kalian tau siapa tiga orang anggota 4G yang lain? Udah Rei kasih petunjuk, ketiganya berambut pirang.

Juga masalah pairing, belum tentu. Mungkin terlihat NaruHina di awal tadi, tapi lebih lanjut akan terlihat lebih kompleks.

Ingin chapter kedua? Review . . .