DARK CHOCOLATE AND WHITE ROSES

Genre : ROMANCE & DRAMA

Rate : T

Pairing: Riren [Rivaille x Eren]

Disclaimers: Shingeki No Kyojin © Hajime Isyama

Warning : OOC, AU, TYPO & TYPO(S) BETEBARAN, GAJELAS [PASTI]

== CHAPTER 1 ==

Pagi ini, seorang pemuda berambut coklat sedang berjalan kaki dengan wajah berseri. Dia berjalan sambil bersenandung ria menuju kampusnya. Anak ini bernama Eren Jeager. Mahasiswa Universitas Trost jurusan Seni Rupa.

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh pasangan kekasih. Tepat tanggal 14 Februari, sepasang kekasih akan saling memberikan kasih sayang satu sama lain. Dan dapat dikatakan tradisi setiap tanggal 14 Februari, para cewek akan memberikan coklat kepada cowok yang digemarinya. Dan hari ini berlaku juga untuk Eren yang ingin memberikan coklatnya dan menyatakan perasaannya.

Dikampusnya, Eren terkenal sebagai anak yang pintar. Dan tidak jarang juga seluruh gambar yang dibuat oleh Eren diberi pujian bahkan jika ada pameran dikampus mereka pasti selalu gambar Eren yang menjadi pusat perhatian banyak orang.

Sudah 3 tahun ini Eren memendam perasaannya. Perasaan kepada dosen tersayangnya. Dosen dengan surai hitam yang memiliki tatapan setajam elang yang mematikan. Pria yang selalu membuat jantung Eren berdegub kencang. Pria yang mempunyai tampag datar dan minim ekspresi. Siapa lagi kalau bukan Rivaille Levi.

Hari ini, seharian penuh Eren akan melaksanakan tugas untuk menggambar didaerah kampus. Eren ingin sekali menggambar dosennya itu. Namun, tidak mungkin juga dosennya yang terkenal akan ke killerannya itu mau menjadi model Eren. Jadi Eren mengurungkan niatnya. Dia beralih ke taman belakang Universitas.

Rivaille menyadari slah satu muridnya ada yang hilang. Rivaille menyadari Eren pergi ketempat lain. Setelah mencri ke sudut kampus akhirnya Rivaille menemukan Eren berada di taman kampus dimana mawar putih bermekaran indah di taman itu.

Eren mulai melukis pemandangan rumput yang teratur dan bunga mawar putih yang tertanam rapih di taman itu. Rivaille melihat Eren tersenyum dan tanpa disadari Rivaille mendekati Eren.

"Jeager, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Rivaille. Eren yang mengenali suara itu langsung menoleh kesumber suara.

"Hm.. Menggambar Sir sesuai perintah anda tadi dikelas."

"Mengapa kau menggambar taman ini sedangkan yang lain menggambar taman yang ada didepan?" Tanya Rivaille sambil berjalan mendekati Eren. Rivaille mengambil tempat duduk disebelah Eren dan memperhatikan murid kesayangannya.

"Menurutku taman ini lebih indah dan lebih bagus untuk dilukis, Sir."

Merasa diperhatikan Eren pun menoleh kepada dosennya itu. Mata mereka bertemu dan seketika itu juga wajah Eren memerah.

"Eren.." Panggil Rivaille.

"I-iya Sir" Jawab Eren sambil menunduk. 'Dia memanggil nama kecilku?'

Rivaille mendekatkan diri kepada Eren. Eren yang merasa Rivaille mendekat wajahnya tambah memanas. Ia yakin wajahnya sudah benar-benar seperti kepiting rebus.

"Apa yang akan kau lakukan jika ada lelaki yang menyatakan perasaannya kepadamu?" Tanya Rivaille. Tatapannya tidak berpaling dari Eren. Eren yang mendengar pertanyaan dari Rivaille hanya terdiam. Eren pun meletakkan alat lukisnya disampingnya. Dia tidak tahu harus berkata apa karena itu juga pertanyaan yang ada dipikirannya saat ini.

"S-saya ti-tidak tahu S-sir." Jawab Eren terbata. Dia tidak berani melihat Rivaille.

"Eren.." Panggil Rivaille sekali lagi. "Mengapa kau tidak mau menatapku?"

"T-tidak apa Sir."

"Eren.." Kali ini Rivaille memanggil Eren sambil menarik dagu Eren agar menatapnya.

"Bagaimana kalau aku bilang 'aku menyukaimu'?"

"Ap-" Kata-kata Eren terpotong. Bibir Eren sudah terkunci dengan bibir lembut Rivaille. Rivaille pun melepaskan ciuman mereka. Eren tekejut dengan kelakuan dosennya ini.

"Eren aku menyukai-, ah tidak, aku mencintaimu, Eren." Kata Rivaille setelah ciuman mereka terlepas sambil memberikan setangkai bunga mawar kepada Eren.

"A-aku juga mencintaimu, Sir." Jawab Eren dan langsung memeluk Rivaille dengan erat. Rivaille membalas pelukan Eren sama eratnya.

" tahu saya sebenarnya sudah menyukai anda dari 3 tahun yang lalu."

"Hoo.. Benarkah?"

Rivaille mencium bibir Eren sekali lagi. Awalnya hanya ciuman biasa. Tapi seiring berjalannya ciuman ini, ciuman mereka memanas. Rivaille menghisap bibir bawah Eren. Eren hanya memejamkan matanya sambil melingkari lengannya dileher Rivaille. Dia menerima dengan pasrah apa yang dilakukan oleh orang yang dicintainya ini.

"Mnnhhn"

Mendengarnya Rivaille semakin buas. Menghisap dan menjilat itulah aktifitas Rivaille saat ini kepada bibir Eren. Mulut Eren masih mengatup rapat. Rivaille akhirnya menggigit bibir Eren sampai sang empunya mengaduh dan membuka mulutnya. Hal ini dipakai Rivaille untuk memasukkan lidahnya dan mengabsen gigi-gigi Eren. Rivaille mengajak lidah Eren untuk bermain. Eren mendesah dengan kelakuan Rivaille.

Rivaille pun melepaskan ciumannya dan beralih ke leher jenjang Eren. Eren merasakan deru napas Rivaille yang panas dan hanya bisa mendesah. Rivaille mendorong Eren agar duduk di belakang pohon besar. Tangan Rivaille mulai bekerja masuk kebalik seragam Eren sambil menjilati dan menghisap leher Eren.

"nggh Sir-"

"Panggil namaku Eren. Kita sepasang kekasih bukan?"

"R-Rivaille-san-" Panggil Eren.

"Ada apa, Eren?" Tanya Rivaille sambil terus melakukan kegiatannya.

"Jangan disini, Sir. Ini masih lingkungan kampus." Jawab Eren sambil menahan tangan Rivaille yang mulai membuka seragam Eren. Rivaille pun menghentikan kegiatannya sekarang. Eren menghela napas lega dengan wajah yang memerah.

Eren pun membenarkan seragamnya dan rambutnya yang berantakan. Dengan segera dia melanjutkan kegiatan melukisnya ditemani oleh Rivaille. Lukisan Eren sudah hampir selesai. Dan Rivaille mengakui bakat Eren dalam bidang melukis ini. Daat dilihat lukisan Eren sangat hidup.

"Eren-" Panggil Rivaille. Eren hanya menoleh dan mendapati dosennya sedang memandanginya. Wajah Eren bersemu merah karena tak kuasa jika dilihat begitu terus oleh kekasihnya itu. Rivaille mendekatkan wajahnya ke telinga Eren.

"Mau ikut aku sepulang kuliah nanti?" Bisik Rivaille. Eren hanya mengangguk pelan tanda mengiyakan. Melihatnya Rivaille hanya tersenyum tipis dan mencium pucuk kepala Eren dan berlalu pergi menuju anak-anak yang lain. Sekali lagi, Eren hanya tersenyum dengan kelakuan kekasihnya itu.


.

.

.

DARK CHOCOLATE AND WHITE ROSES

.

.

.


Sepulang sekolah Eren menunggu kekasihnya untuk tetep tinggal di kelas. Dia menolak tawaran Mikasa dan Armin untuk pulang bersama hari ini. Eren ingat sebelum Rivaille pergi tadi pagi, dia mengatakan untuk menunggu di kelas. Eren sudah menunggunya dengan coklat yang ada di tangannya. Coklat yang dengan susah payah dia buat demi memenuhi kesukaan Rivaille yang tidak suka manis.

Waktu menunjukkan pukul lima sore tepat. Eren bertanya-tanya kemana Rivaille sekarang. Dia pun berjalan keluar kelas dan menelusuri koridor kampusnya. Dia melihat Rivaille bersama seorang wanita berambut oranye madu. Eren pun bersebunyi dibalik tembok untuk melihat apa yang dilakukan kekasihnya itu. Wanita itu memberikan sebuah kotak yang terbungkus rapi.

'Mungkin dia penggemar Rivaille-san.' Batin Eren.

Handphone Eren bergetar. Dia melihat siapa yang mengiriminya pesan. Setelah membalas pesan tersebut, Eren menoleh untuk melihat Rivaille kembali. Dan diluar dugaan wanita itu mencium bibir Rivaille dan Rivaille diam saja.

Handphone yang digenggam Eren jatuh ke lantai membuat kaget wanita dan Rivaille. Melihat Rivaille yang menoleh, Eren berlari kekelasnya dan mengambil tasnya. Eren pun keluar dari kelas dan menemukan Rivaille dengan napas terengah-engah.

'Apa dia mempermainkan aku karna dia tahu perasaan asliku?' Batin Eren. Eren berjalan dikoridor tanpa memperdulikan Rivaille yang memanggilnya dari tadi.

"Eren" Panggil Rivaille.

Eren sengaja tidak menoleh dan menulikan pendengarannya saat ini. Dia terus berlari dan berlari. Dia hanya berharap dia tidak tertangkap oleh Rivaille. Dan saat menoleh kebelakang, dia tidak menemukan Rivaille mengejarnya. Eren pergi ketaman karena dia enggan pulang.

"Ternyata dia hanya mempermainkanku. Dia saja tidak mengejarku tadi." Eren bergumam sendiri. Dia duduk diayunan beruntunglah taman sudah sepi pengunjung jadi tidak ada yang mengetahui bahwa sekarang Eren sedang menangis.

Rivaille mencari Eren menggunakan mobil sedan miliknya. Dia sudah kerumahnya tetapi kata ibu Eren dia belum pulang daritadi. Saat mencari di taman, Dia menemukan Eren sedang duduk diayunan dengan menunduk. Rivaille mendekatinya dan mendengar isakan dari Eren.

"Eren" Panggil Rivaille.

Eren yang mengetahui bahwa itu Rivaille langsung bangkit dan pergi daari taman itu. Rivaille mengejarnya dan menarik Eren. Rvaille memeluk Eren yang meronta ingin dilepaskan. Rivaille semakin mendengar jelas bahwa Eren menangis. Rivaille membawa Eren kembali ke taman dan duduk bersebelahan.

Selama duduk, Eren tidak mengeluarkan sepatah katapun. Eren lebih memilih untuk menunduk dan tidak mau menatap Rivaille walaupun Rivaille sudah memintanya berkali-kali.

"M-maaf Sir. Saya mau pulang." Eren bangkit berdiri. "D-dan maaf... m-maaf kalau aku mengganggumu tadi. Dan a-aku sudah membuatkan coklat yang sesuai dengan seleramu. Tapi- " Eren mengeluarkan coklat yang sudah dibuat kemarin. Rivaille ingin mengambil coklat dari Eren itu. Tapi diluar dugaan Rivaille, Eren malah melempar coklat itu dan berbalik. Baru dia ingin berjalan tangannya ditahan oleh Rivaille.

"Eren, dengarkan aku dulu."

"Tidak perlu Sir. Anda tidak perlu menjelaskannya. Saya tahu perasaan saya tidak baik untuk Anda. Jadi maaf Sir.. maaf aku mengganggu Anda tadi." Tanpa mendengarkan Rivaille, Eren berlari.

Sesampainya dirumah, Eren langsung masuk kekamarnya yang ada dilantai dua. Carla, Ibu Eren yang khawatir dengan sikap anaknya ini menghampirinya. Dan Carla terkejut. Ini pertama kalinya dia melihat Eren menangis dan memberantaki kamarnya ini. Carla mencoba menenangi Eren tanpa bertanya apa-apa. Setelah tenang Eren langsung tidur.

Rivaille yang masih berada di taman langsung mencari coklat yang dilempar oleh Eren tadi. Setelah mencari disemak-semak dan menemukannya, Rivaille langsung kembali ke apartementnya.

'Sepertinya dia butuh waktu.' Batin Rivaille.

"Apa yang harusku lakukan?" Gumam Rivaille sambil mengepalkan tangannya sampai memutih.


.

.

.

.

.

Continued~~


Hallo~ Ketemu lagi dengan saya~~ \(^3^)/

Bagaimana ceritanya? Semakin GaJekah? Atau semakin OOC kah?

Jangan bully saya kaka ,

/ events / 331705073702063/ silahkan ikutan

atau

/ groups / 600333450064180/ join grupnya

Reviewnya minna~~~