main cast: Leo
other cast: member vixx lainnya
karakter selain vixx yang ada dalam cerita hanya karangan penulis. begitu juga dengan peristiwa-peristiwa yang diceritakan
Bloody Destiny
Genre: Vampire, Romance, Fantasy, OOC
Dahulu kala, Manusia dan Vampir selalu bermusuhan.
Dengan diberkahi kekuatan yang luar biasa, Vampir selalu berhasil memburu manusia untuk dijadikan mangsanya.
Hal itu membuat bangsa manusia hampir mencapai kepunahan.
Untuk membalas mereka, Manusia membentuk sebuah organisasi yang bertugas untuk menyelidiki dan memburu vampir, yang disebut Hunter.
Kemudian para Hunter yang dipimpin oleh Dae Gu menyerang markas rahasia Vampir di pulau Jeju.
Dae Gu berhasil membunuh Na Raeng, Raja Vampir saat itu.
Dae Gu menawarkan perjanjian damai kepada para vampir yang tersisa.
Perjanjian itu kemudian dikenal dengan perjanjian Jeju.
Sudah 500 tahun berlalu sejak perang Jeju berakhir. Kedamaian yang dirasakan manusia saat ini, telah membuat mereka melupakan peristiwa bersejarah itu. Vampir hanya dianggap sebagai makhluk yang hanya ada dalam film dan drama. Namun, sampai kapan perjanjian Jeju akan berlaku? Tidak ada yang pernah memikirkannya. Yang mereka tahu, mereka hidup dalam kedamaian sekarang.
"Konser kemarin sangat seru. Kau setuju, kan, Hyung?" tanya seorang pria yang paling muda diantara mereka.
"Kau benar, Hyuk. Jumlah penonton kemarin adalah yang terbanyak sejak debut kita." Jawab pria yang diketahui bernama Hongbin.
"Itu pasti karena mereka terpesona oleh ketampananku. Haha… benar, kan Leo?" kata sang Leader, N. Sambil menoleh pada seorang pria yang sedang mendengarkan musik melalui headset-nya di bangku paling belakang. Namun yang bersangkutan tidak merespon.
"Ya.. Jung Leo, Kau mendengarku?" ulang N namun Leo hanya menoleh sebentar kemudian kembali sibuk dengan pikirannya sendiri sambil menatap jalanan kota Seoul.
"Sudahlah, hyung. Jangan mengganggunya" kata pria yang duduk di sebelah Leo. Sang leader harus dihentikan sekarang sebelum dia mengoceh berkepanjangan.
"Ravi-ah. Kau tahu, kan, dia selalu mengabaikanku setiap kali aku bicara." Protes N.
"YAH! Jung Leo. Jangan makan lagi!" kata N sambil menunjuk Leo.
"Tentu saja dia harus makan jika lapar. Itu wajar, hyung" bela Ravi.
"Tenanglah, hyung. Kalau kau selalu marah-marah, kau akan cepat tua." Kata Sanghyuk menenangkan.
"Bisakah kalian diam sebentar? Aku sedang menyetir. Jangan ganggu konsentrasiku". Kata seseorang yang sedari tadi diam. Dia adalah Ken.
Mereka tiba di sebuah universitas elit di korea. Ken menjalankan mobilnya menuju parkiran. Begitu mereka keluar, hampir seluruh mahasiswi universitas tersebut berhambur menyambut mereka. Ada yang membawa bunga, syal, atau barang-barang lain dengan harapan bahwa idola mereka menerimnya.
"VIXX…VIXX…VIXX… SARANGHAE!"
"Yo, uri starlight. Bagaimana kabar kalian hari ini?" tanya N dengan senyumannya.
"Seperti biasa, hari ini pun kalian bersemangat" kata Ken.
"Apakah kalian menikmati konser kami semalam?" tanya Sanghyuk.
"YA…! Kalian sangat keren!"
"Senang mendengarnya. You're the best, Starlight" kata Ravi sambil mengacungkan jempolnya.
"Kami akan bekerja keras agar selalu membuat kalian bangga. Sebagai balasannya, kalian belajarlah yang rajin ya?" kata Hongbin.
"baiklah, oppa. Saranghae".
Seorang gadis bernama Sae Na sedang mengawasi kejadian itu dari gedung lantai 2 dengan bosan. Setiap hari dia selalu menyaksikan hal yang sama. Boyband yang belakangan ini mengeluarkan album berjudul Error dan para fansnya, Starlight. Pesona VIXX memang sudah tidak diragukan lagi dan Dia mengakuinya. Namun, daripada bergerombol menantikan sang idola, lebih baik melihatnya dari jauh, begitu pikirnya. VIXX terdiri dari 6 pria tampan, yaitu Si leader N yang selalu ceria dan banyak bicara. Posisinya adalah lead vokal. Si main vokal, Ken yang bisa menirukan beberapa suara hewan. Si rapper Ravi. Si visual, Hongbin. Si magnae, Sanghyuk. Terakhir adalah anggota yang paling misterius, si main Vokal Leo. Nama aslinya adalah Jung Taekwon. Tidak seperti member lainnya, Leo sangat pendiam dan dingin. Tatapan matanya seakan-akan menarikmu dalam dunianya dan menjeratmu hingga kau takkan bisa lepas dari pesonanya.
Setelah selesai satu hal yang membuatnya bosan, Sae Na kembali mendapatkan kebosanan yang lainnya. Pelajaran sejarah hari ini sangat membosankan. Dia dan murid-murid lainnya disuruh membaca tentang sejarah terbentuknya perjanjian Jeju. Sepuluh perjanjian yang membawa bangsa manusia dan vampir menuju perdamaian setelah bermusuhan selama berabad-abad. Ia tidak habis pikir, di era modern dimana manusia bisa pergi ke bulan dengan mudahnya, masih saja ada orang bodoh yang mempercayai kebeeradaan makhluk abadi penghisap darah itu. Jika memang mereka benar-benar ada, seharusnya dunia ini sudah dipenuhi oleh makhluk-makhluk aneh seperti mereka. Buktinya, dunia saat ini benar-benar damai.
Teng…teng,,,teng….
Bel tanda istirahat telah berbunyi. Semua murid segera berhambur keluar ruangan. Sae Na memasukkan bukunya ke dalam tas.
"Sae Na, ayo ke kantin. Aku sudah lapar sekali" kata seorang gadis yang berambut hitam lebat sebahu sambil menghampiri bangku di deretan 3 tepat di sebelah jendela.
"Ah… maaf, Yu Ra. Aku sudah membawa bekal. Lagipula aku harus latihan memanah. Kau tahu, kan, turnamen sudah semakin depat" kata Sae Na sambil menempelkan kedua telapak tangannya sebagai tanda meminta maaf.
"Yaaa…. Sayang banget. Kuharap kau bisa mendapatkan medali emas seperti tahun lalu. Fighting!"
"Ya, terima kasih"
Sae Na segera berlari sambil membawa baju latihannya dan menuju Ruang latihan. Ruang Klub Memanah berada gedung di lantai satu yang berhadapan dengan gedung tempatnya belajar tadi. Sudah beberapa hari ini Ia selalu berlatih disana pada saat jam istirahat karena biasanya ruangan itu kosong. Dia merasa bisa berlatih dengan baik jika tidak ada orang yang mengawasinya.
Sreet.
Namun, bukannya ruangan kosong yang didapatnya, melainkan sekelompok pria tampan yang dilihatnya tadi pagi melalui ruang kuliah. Mereka sepertinya sangat tertarik dengan kedatangannya, meskipun ada satu orang yang tidak memandangnya sedikitpun seperti member lainnya. Senyuman penuh arti mereka membuatnya merinding.
"Benar, kan kataku, hyung? Kita akan bertemu dengannya jika kemari" kata Ken dengan bangga.
"Ya. Tak kusangka ternyata dia sekolah di universitas yang sama dengan kita." kata N.
"Hyung seharusnya jangan pernah meragukanku. Hyung tahu, kan, apa kekuatanku?"
"Hyung, tadi kau bilang, siapa namanya?" tanya Hongbin
"Sae Na, Han Sae Na" jawab Ken.
"Hoo… Han Sae Na? Menarik sekali" kata Hyuk sambil menyeringai.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Sae Na setelah mengatasi keterkejutannya.
"'Apa yang kami lakukan disini?' Apa menurutmu kami tidak boleh disini?" tanya N balik.
"Bukan itu maksudku. Kalian bukan anggota klub memanah, kan?"
"Memang bukan" jawab Ken.
"Kami kemari untuk melihatmu" lanjut Hongbin.
"Melihatku? Kenapa?"
Pertanyaan itu sepertinya, tidak menarik bagi mereka untuk dijawab. Sae Na sangat bingung. Untuk apa boyband sekelas VIXX mencarinya? Apakah dia telah melakukan sesuatu yang salah pada mereka? Bukannya mereka tidak pernah bertemu secara langsung? Lalu apa yang diinginkan oleh pri-pria tampan itu?
Pandangan Sae Na beralih menuju Leo yang sedang duduk tenang sambil mendengarkan musik melalui headset-nya. Kemudian dia memasukkan sebuah pil kedalam gelas minumannya. Seketika pil tersebut meleleh dan merubah air yang tadinya berwarna putih menjadi merah. Sae Na merasa, ia pernah melihatnya di suatu tempat, tapi dimana. Baru setelah ia melihat member lainya memasukkan pil yang sama kedalam minuman mereka, ia sadar. Tiba-tiba raut mukanya menjadi pucat. VIXX tentu saja sadar akan perubahan itu dan mereka menyeringai.
"Bukankah itu….pil darah?"
Ravi segera meneguk habis minumannya, kemudian dengan kecepatan yang luar biasa menghampiri Sae Na. Gadis itu sangat kaget karena Ravi tiba-tiba sudah berada didekatnya. Ia ingin lari dari tempat itu segera mungkin tetapi kakinya tidak bisa bergerak dan selurh tubuhnya gemetar.
"Aku sedang berfikir…" kata Ravi dengan ekspresi datar.
"Apa yang akan kami lakukan pada manusia yang mengetahui identitas kami?" lanjutnya sambil menyeringai.
"Apa aku akan mati…?"
To be continued…..
author:
Halo semua, ini adalah fanfic pertamaku. jadi q masih belum mahir menulis. kuharap kalian menyukainya. jangan lupa untuk tinggalkan komentar ya...?
