Sehun, dengan hati gundah campur aduk berlari kencang menuju kamar Jongin, kakak laki-lakinya. Tanpa menghiraukan teriakan seorang wanita berkepala empat yang berstatus sebagai ibunya, bocah pucat itu masih saja berlari dengan bibir yang ditekuk. Karna emosinya meluap-luap, mungkin.

Sehun menghela nafas. Mata sipitnya menatap tajam pintu hitam yg dipenuhi coretan 'JONGIN's AREA' 'HELL' 'HUMAN WERE FORBIDDEN TO ENTER. ESPECIALLY YOU KIM SEHUN' dan semacamnya yang saat ini sebenarnya tidak menjadi objek death glare sehun. Melainkan cowok berkulit tan yang sangat sehun yakini sedang melakukan aktivitasnya ngorok di sore hari.

"Ka jongin!"

Tanpa pikir panjang sehun mendobrak pintu hitam sialan itu hingga menghasilkan bunyi yang tidak dapat dikatakan kecil, karna buktinya ibu dari bocah blonde itu sempat memberi teguran yang pastinya hanya diacuhkan oleh sehun. Tapi sangat disayangkan kebisingan 'kecil' tadi tidak cukup hanya untuk membuat mahkluk hitam yang sedang telelap ini bergerak. Bahkan melenguh saja tidak.

"kak!" Sehun mengguncang pelan tubuh Jongin. Sebenarnya Sehun juga sudah berusaha sekuat tenaga namun tetap saja akan berefek kecil pada tubuh pria tan ini yang jauh lebih besar daripada Sehun.

Jongin masih belum berkutik, dan Sehun tidak akan menyerah begitu saja. Dengan kesal sehun mengambil segelas air di kamar mandi dan tanpa kira-kira langsung menyemburkannya ke wajah Jongin. Yah setidaknya bagi Sehun itu adalah satu-satunya cara paling ampuh untuk membangunkan sang raja tidur ini.

"Nghh apa ..?"

Jongin terbangun. Dan sehun refleks bersorak senang dalam hati, sekaligus di luar hati. Karna kini terlihat bocah albino itu melompat kegirangan di atas perut Jongin. Garis bawahi, DI ATAS PERUT JONGIN.

"Aw aw! Ya! Sehun kenapa kau disini?" Jongin menatap bengis adik laki-lakinya yang terpaut 4 tahun dibawahnya. Inginnya sih dia langsung menghajar bocah albino ini. Tapi ya bagaimana bisa jonginnya aja lagi diinjak.

"Aargh" Jongin sedikit berteriak saat lompatan Sehun salah darat pada daerah privasinya. Oke frontal saja, kaki sehun mendarat tepat pada penisnya dan walaupun si pucat ini kurus tetap saja dia tidak seringan itu. Tubuh Sehun cukup berat untuk dirasakan penis 11 inchi nya ini. Biar kutekankan, 'cukup' berat.

Jongin membelalak emosi dan siap menghujam tendangan pada adik manisnya ini. Namun harus terpaksa diurungkan karna tanpa dikomando Sehun tiba-tiba memeluk dirinya yang masih berbaring dan menangis sesenggukan didadanya.

"Hiks.. ka jongin sehuni kesal" Sehun mendaratkan pukulan pukulan kecil pada dada Jongin.

Jongin sweatdrop "kau bukan pihak yang dikesalkan saat ini bodoh"

Jongin bangkit dari baringnya, diikuti sehun yang langsung duduk dipangkuan Jongin dan mentap iris tajam itu dengan mata berkaca-kaca. Jongin menyipitlan matanya dan menusuk mata semakin dalam. Yah bagaimanapun Jongin masih sangat kesal atas insiden menginjak penisnya tadi.

"Pokonya sehuni kesaaaaa!" Kini sehun meremas-remas kaos hitam Jongin. Melampiaskan emosi yang meluap dihatinya.

Jongin mendengus "kesal kenapa kau ha?" Dia menatap wajah melas sehun degan datar. Membuat sehun ingin sekali mendaratkan apron milik ibunya pada wajah tan ini. Kelihatannya akan serasi.

"Judes bener jawabnya" Sehun cemberut, ngambek, bibirnya dimajukan beberapa senti hingga membuat pria didepannya gemas sendiri. Sehun lagi pms kali ya, pikirnya sinting dikarnakan mood sehun yang 'lebih' labil dari biasanya.

"Oke oke, sehunie sayang kenpa hmm?" Jongin mencubit keras hidung sehun hingga membuat benda mancung itu memerah. Menambah kesan imut pada wajah Sehun.

"Sakit ka!" Sehun memberi elusan pelan pada hidung malangnya -menurutnya. "Dan tadi apaan? Sayang sayang, ihh"

Jongin menggeram, adiknya ini sialan juga ternyata. Eh tidak, dia MEMANG SIALAN. Jongin mungkin sudah menendang bocah manis ini sejak tadi jika saja tidak mengingat status saudara yang diantara mereka. Apalagi sehunie imut begini, hah mana sampai hati Jongin menendangnya. Jika boleh Jongin sih lebih memilih untuk memakannya.

"Baiklah baiklah, jadi apa yang menyebabkan bocah manis ini kesal hmm?" Jongin menatap Sehun mengintimidasi. Memperingati bocah didepannya agar tidak protes lagi. Tapi dasar Sehun polos atau bego bibir kecilnya malah kembali terbuka ingin menyuarakan protes.

"Dan jangan protes, jawab saja pertanyaanku" untungnya Jongin bergerak cepat.

Sehun cemberut lagi. Namun disaat yang bersamaan kepalanya juga mengangguk mengiyakan Jongin. Yah gini gini sehun adik penurut -dikit.

"Tadi waktu dikelas teman-teman sehun pada ngejekin Sehun bocah. Terus mereka ngetawain sehun karna ga ngerti hentai. Mereka juga seharian ngomongin oppai yaoi yuri sama bandoge. Eh bendage.. eh.. bando apa sih ya itulah pokonya.. sehun dibilangin ingusan juga. Hiks sehunie kesaaaaal"

Sehun menenggelamkan wajahnya pada dada Jongin. Mengusakkan kepalanya pada dada bidang Jongin.

Jongin? Jangan ditanya sejak tadi dia sudah mati-matian menahan mulutnya agar tidak tertawa. Sungguh Jongin tidak ingin lebih menyakiti hati adiknya yang sedang menangis sesenggukan ini. Jonginpun terbatuk palsu untuk meredam tawanya. Tangannya juga perlahan tergerak mengelus lembut punggung Sehun. Meyakinkan bocah manis itu bahwa Jongin turut berduka atas kisah tragis Sehun pada sekolah barunya yang bahkan baru diinjaknya hari ini.

"Terus ka.. " Sehun mendongak, menatap Jongin dengan wajah berlepotan air mata. Pria tan itu menggigit bagian pipi dalamnya, menahan hasrat untuk tidak segera mencium seluruh sudut dari wajah manis Sehun. Ditambah mata sayu bocah itu yang masih berkaca-kaca, hah kuatkan saja Jongin dalam menahan hasratnya.

"Tadi sehun juga dibilang ingusan karna belum pernah melakukan.. seks.. mereka bilang sehun payah. Emang apa bagusnya seks sih?" Kepala Sehun tertunduk, tangannya memilin-milin kecil kaos hitam Jongin. Merasa malu karna telah mengatakan kata sakral tadi. Kalo buat Jongin sih kata-kata begitu udah tabu banget buat disebutkan. Bukan cuma nyebut malah hampir tiap malam Jongin mempraktekan arti dari kata itu dengan pacar-pacarnya. Di luar rumah tentunya. Yah walaupun Ny. Kim -ibu mereka- juga sudah hapal sekali kebiasaan buruk putra tertuanya. Tapi untung sekali bagi Jongin karna wanita itu tidak terlalu mempersalahkan hal ini, baginya selama memakai pengaman tidak akan ada masalah. Ny. Kim memang mesum.

"Emang sehunie mau melakukan seks?" Jongin menatap Sehun intens. Terutama pada bagian bibir. Jongin bersumpah cerita Sehun tadi telah membuatnya berpikir yang iya-iya. Sialan.

Sehun menggeleng pelan "eomma bilang sehunie masih kecil jadi ga boleh" Nah, kalau Ny. Kim mendukung kemesuman Kim Jongin, hal sebaliknya terjadi pada Sehun. Wanita ini sungguh menjaga kepolosan Sehun sebelum rusak seperti kakanya yang bahkan sudah menonton bokep diumur 12 tahun.

Jongin menghapus jejak jejak air mata di wajah Sehun. Memang berlebihan sih jika Sehun menangis karna hal ini. Tapi mau bagaimana lagi, Sehun sudah terlanjur besar dengan sangat dimanjakan keluarganya. Termasuk Jongin juga, walaupun pertengkaran tak pernah luput dalam hubungan kakak-adik mereka.

"Udahlah hun yang begitu jangan didengarin, paling-paling juga mereka cuma tebar pesona biar bisa deket deket sama sehun. Terong begitu acuhin aja, oke?" Jongin mengelus wajah mulus Sehun. Memandang bocah manis didepannya dengan lembut. Seraya memberi beberapa elusan di kepala Sehun dengan sesekali mengusaknya. Bermaksud menenangkan bayi besar ini.

Sehun mengangguk kecil, terdiam beberapa saat sebelum mulai mengoceh lagi. "Ah iya ka, tadi Tao sunbae mengajak sehun Making Love, boleh ga?"

Jongin terbelalak. Elusannya pada rambut pirang Sehun terhenti seketika. Apa katanya? Jongin bersumpah akan menghabisi seseorang bernama Tao itu jika bertemu nanti. Sialan sekali si tao itu, seenaknya pantatnya saja mengajak Sehun melakukan seks. Sedangkan ia sendiri sudah bertahun-tahun menahan nafsunya untuk tidak memperkosa Sehun. Siapa juga yang tahan jika setiap hari disuguhi paha mulus bocah manis yang terbiasa memakai boxer seperempat paha.

"Hell no, tidak. Tentu saja tidak." Tegas Jongin, menatap bibir Sehun yang kini sedang terbayang di angan angannya. Tapi bibir kecil itu tidak sendiri, ia ditemani oleh bibir mahkluk bernama Tao yang entah bagaimana bentuknya dalam angan Jongin. Yang jelas bibir mereka saling melumat. Angan sialan kau membuat Jongin panas saja.

"Kenapaaaa?" Sehun cemberut, dia menatap Jongin kesal. "Kata Tao sunbae making love itu enak, asik. Ka jongin pasti juga sudah seringkan melakukannyakan? Boleh ya ka? Boleh ya?"

"Memang kau tahu apa itu Making Love?"

Sehun menggeleng. Ya mana dia tahu. Info yang bocah ini dapatkan hanya efek dari Making Love, bukan maknanya. Kalo ala otak Sehunsih Making Love itu makan coklat bareng bareng sepuasnya. Eh sumpah gue sweatdrop sehun ini polos atau bego?

"Dan kau seyakin itu ingin melakukannya?"

"Ya, aku yakin sekali. Dan ka jongin tidak boleh melarangku." Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya berkali-kali. Dengan mulut yang dimingkemkan.

"Tidak takut? Siapa tau Making Love itu akan membuatmu menjerit-jerit?"

"Tidak mungkin Tao sunbae membuatku menjerit-jerit, memangnya dia itu kau?" Sehun mendelik. "Lagipula dia selalu mentraktirku bubble tea setiap hari"

Jongin diam. Dalam hati dia tidak henti-hentinya mengumpati si Tao itu. Orang macam apa dia mendekati adiknya dengan cara sogok begitu. Wtf itu sama sekali tidak ada dalam kamus keren Jongin.

Jongin mengendik "Tidak dan akan tetap tidak. Lagipula alasanmu tadi membuatku semakin yakin dengan kata 'tidak' ini."

"Yah kaka ko gitu, sehunie kan penasaran" Sehun melunjak, dia melompat-lompat kecil di pangkuan Jongin. Menyebabkan pantat montoknya bergesekan dengan benda sakral di selangkangan Jongin. Sial.

Jongin menggeram, jika berada dalam keadaan begini lebih lama Jongin yakin adiknya yang tertidur akan bangun dan sehun tidak mungkin selamat setelahnya. "Jangan lompat begini bisakan Sehun?"

"Ga bisa, pokoknya Sehun mau making love" Sehun melompat semakin kuat, membuat penis Jongin tertekan. Anak sialan, memang kau bisa apa kalau setan Jongin keluar.

"Ngh.. kau sangat ingin melakukannya?"

"IYA IYA IYA" Sehun tersenyum senang, menunjukkan puppy eyes nya tanpa sadar dan membuat Jongin makin bernapsu. Di tambah sehun yang kini menggesek gesekkan pantatnya di pangkuan Jogin. Hah, Sehun benar benar akan lumpuh besok.

Jongin menyeringai setan, menatap adik kesayangannya itu dengan nafsu yang sudah tidak tertahankan. Well Jongin memang salah satu remaja kelebihan hormon.

Sehun terhenti, dia balik menatap polos mata Jongin yang seakan menelanjanginya

"Baiklah. Bagaimana jika, Making Love bersamaku? Kau penasarankan bagaimana rasanya jika lubang pantatmu ini digenjot habis habisan?"

Dan Sehun merasakannya. Sesuatu yang mengacung keras diantara selangkangan Jongin, menusuk tepat pada belahan pantat sintalnya yang masuh terlapisi celana.

TBC