Summary: humor receh banget. FemHarry/Draco Malfoy

Disclaimer: hp bukan punya Sayaa

Setting: kampus, muggle AU

Harria Potter mendesah panjang saat melihat antrian kafe kampusnya. Dia hanya ingin segelas kopi, espresso untuk membuatnya tetap melek dalam usaha menghadapi sisa Hari itu. Masih Ada kuliah dengan Snape Hari itu, yang artinya butuh fokusnya yang tertinggi. Sayangnya Harry tak tahu apakah dia bisa mencapai ujung antrean dalam setengah jam sebelum dia harus berlari ke kelas.

Harry menatap sekeliling, melihat Ron Weasley dan Hermione Granger sudah duduk dengan kopi mereka masing-masing di meja mereka yang biasa. Dia mendesah panjang, mengeluarkan ponselnya dari kantong celana jins ketatnya, dan membuka Instagram. Dia memberi Komen pada beberapa postingan teman yang mengetag nya, lalu ke postingan yang tidak mengetagnya, lalu ke postingan selebritis...

Bruk.

Harry terdorong ke depan, menabrak orang di depannya. "Oh sorry, sori," kata Harry cepat pada cewek di depannya, lalu dia menoleh untuk melihat siapa yang menubruknya.

Cowok itu familiar. Harry bahkan tahu namanya. Mengikuti instagramnya (diam-diam).

"Oh," cowok itu kaget melihat Harry, seperti Harry juga kaget melihatnya. "Ups, sori. Bajingan ini mendorongku," katanya, meringis, mengedik temannya di belakangnya, yang terkekeh menyebalkan.

Harry mengibaskan rambutnya pelan, lalu berbalik menatap depan lagi, berharap wajahnya tidak merona.

Draco Malfoy! Draco Malfoy menubruknya! Bicara padanya! Lalu mengantre di belakangnya! Harry berusaha bersikap biasa, berpura-pura sibuk memainkan hp nya, padahal tangannya berkeringat, punggungnya panas, Dan dia berusaha menjaga kakinya agar tidak lemas di tempat.

"So," suara Draco Malfoy lagi. Harry tak yakin cowok itu mengajaknya bicara atau tidak, jadi dia tetap memainkan hp nya, menscroll update dengan cepat tanpa membaca apapun. "Kita pernah bertemu sebelumnya."

Harry mengernyit menatap hp nya. Dia tak heran jika cowok itu pernah melihatnya. Harry selalu datang di tiap pertandingan basket Draco, menatap memuja tubuh tinggi besarnya, berharap bisa meraba dada bidangnya...

"Potter kan?" Cowok itu mencoba lagi, setelah Harry tidak menanggapi. Harry menoleh, agak kaget karena Draco tahu namanya. Cowok itu sedang nyengir padanya, menunduk menatapnya. Harry memberinya senyum kecil, yang mungkin terlihat agak terpaksa saking gugupnya, lalu kembali menoleh ke depan dan menunduk menatap hp nya.

Draco Malfoy mengajaknya bicara! Apa yang harus dia lakukan?! Kemana Hermione saat dia membutuhkannya? Harry menatap meja tempat sahabatnya itu. Dia Dan Ron sedang nyengir lebar menatapnya, jelas menikmati Harry salah tingkah setengah mati.

"So, Potter," kata Draco lagi, nadanya kasual. "Apa kau tidak lelah?"

Harry menoleh menatapnya lagi, Kali ini bingung. "Lelah?"

"Yeah lelah, kau tahu, berlari-larian seperti itu pasti membuat siapapun lelah Kan?" Kata Draco. "Dan ini dikatakan oleh pemain basket."

Harry menatapnya Makin bingung, sejenak melupakan gugupnya. "Hah? Aku tidak berlari entah sejak kapan..."

"Nah, aku tahu persis kau berlarian, bolak-balik tanpa lelah," Draco berkeras.

Harry bertanya-tanya apakah cowok ini sudah Gila. "Well, aku tak tahu kapan kau melihatku berlari..."

"Oh aku melihatmu berlari setiap Hari, Dua puluh empat jam, non stop," Draco nyengir lebar, menatap Harry tajam. Harry bagai trans, tak bisa mengalihkan matanya dari Mata kelabu terang cowok itu. Sungguh tampan...

Tampan, tapi Gila tampaknya. Harry tertawa tak yakin. "Kau mungkin salah orang..."

"Nope. Definitely you. Mata hijau. Rambut hitam. Body to kill."

Harry merasakan wajahnya merona Kali ini. "Okay..." Kata Harry lambat-lambat, Makin bingung.

Draco nyengir lebar, matanya berkilat senang. "Yeah, kau berlarian tanpa lelah... Di hati ku, Potter."

Harry mengerjap, melongo, tergagap sepersekian detik. Lalu menyembur tertawa. Draco tampak tak bisa menahan senyumnya sendiri, terkekeh melihat Harry terbahak-bahak.

"Oh astaga," desah Harry akhirnya, menggeleng. "Receh banget. Kau menggunakan kalimat itu ke semua cewek yang kau temui?" Godanya, dalam hati tahu bahwa itu bukan kasusnya. Salah Satu hal yang membuat Harry suka pada Draco adalah ketidak Playboy an cowok itu. Dia pemain basket, Kaya, mengambil arsitek, Dan keren luar biasa... Tapi tak pernah merasa perlu menunjukan kehebatannya dengan menggandeng cewek baru tiap minggunya.

"Tidak, hanya yang sangat cantik saja," jawab cowok itu lancar, membuat wajah Harry merona lagi.

"Well, kalau kau orang lain, aku akan menonjokmu..." Kata Harry nyengir kecil, maju sedikit karena antrian rupanya sudah mulai berkurang.

Draco ikut maju di belakangnya. "Hmm, tapi karena aku pemain basket favoritmu, kau tak Akan melakukannya kan?" Godanya. Harry mengangkat bahu.

"Darimana kau tahu kau favoritku?"

"Kau datang di setiap pertandingan..."

"Untuk melihat Graham montague."

Senyum Draco langsung hilang dalam sekejap. Harry berusaha tidak berjengit.

"Oh." Kata cowok itu dingin.

Harry tertawa. "Aku bercanda, Malfoy. Dimana kepercayaan diri yang tadi?"

Draco masih menatapnya curiga, tapi berkata, "Aku memergokimu menatapku setidaknya Dua belas belas kali tiap pertandingan!" Katanya membela diri.

Harry meringis, wajahnya merah padam. "Oh, ini memalukan..."

Draco kembali nyengir. "Don't be. Aku juga selalu mencarimu tiap pertandingan. Memastikan kau melihat saat aku beraksi. Ngomong-ngomong, thanks," tambahnya. "Kedatanganmu ke pertandingan membuatku Makin semangat."

Harry mengangkat sebelah alisnya. "Dan kau tidak berniat mengajakku bicara sebelum ini?"

Draco mengusap rambutnya ke belakang, gugup? "Not really. Kehilangan nyali tiap Kali. Kalau Blaise tidak mendorongku dan mengancam akan biacara denganmu untiukku, mungkin aku Akan diam lebih lama lagi..."

Blaise adalah cowok yang mengantre di belakang Draco, Harry melihatnya tersenyum puas ke langit-langit.

"Hmm, kau tak terlihat pemalu, dengan pick up line seperti itu," kata harry geli.

Draco nyengir lebar. "Harus memastikan kau mengingat momen ini selamanya Kan?"

Harry terkekeh. Mana mungkin dia bisa lupa Kan?

-fin-

Recehnya keterlaluan ah wakakajaj

Review?