Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : M

Pair : Kaka/Saku

A/N : Sebenarnya cerita ini dari pengalaman aku sendiri… ya sebenernya bisa di bilang begitu hehe, oya aku bingung nih harus di rate M apa T aja ya? Tp ada adegan kissnya gitu(tentu aja ngarang yang ini), tolong bantuannya dong^^

Di RnR ya kalau udah selesai bacanya!:D

"Easy Come, easy go that's just how you live

Take, take, take it all but you never give

Should've known you was trouble from the first kiss

Had your eyes wide open, why were they open?"

Kakashi meraba meja di samping tempat tidurnya ketika mendengar ringtone dari handphone lipat berwarna silver, senada dengan warna rambutnya yang melawan arah gravitasi.

Click.

"Halo?" Sapanya membuka interaksi.

"Sensei, bisa kita bertemu?" Sahut suara di seberang.

"Naruto, aku sedang sibuk. Lagi pula jangan memanggilku Sensei, kau sudah besar."

"Bagaimanapun juga kau mantan guru di KHS. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan Sakura?"

"…Maaf, Naruto—"

"Maaf Sensei. Baiklah, aku mengerti. Maaf mengganggumu." Ujarnya sebelum mengakhiri pembicaraan.

Tuuut…tuuutt…

Sebenarnya Kakashi tidak sibuk saat ini, ia hanya tidak ingin bertemu dengan siapapun, Kakashi butuh waktu sendiri. Entah sudah berapa lama harus seperti ini, kadang Kakashi heran mengapa ia tidak bisa saja merelakan seseorang dan mencari yang baru? Ya. Entah, sepertinya Kakashi sudah lama menunggu bayangan semu yang pergi meninggalkannya untuk kembali. Sudah berjalan dua tahun semenjak Kakashi-secara terpaksa, di paksa keadaan tepatnya—memutuskan hubungan dengan mantan pacarnya, Sakura Haruno. Cinta pertamanya, mantan murid di Konoha High School tempatnya menjadi guru honor sebelum bekerja di Hatake Corp, dan sebelum Sakura menjadi Dokter Spesialis bedah.

Dengan tatapan sayunya Kakashi terus menatap ke arah langit kamar, mengenang setiap kenangan yang mereka buat. Jujur, Kakashi merasa sesak setiap kali melihat Sakura sedang bermain dengan tempat tambatan hatinya yang baru, Sasuke Uchiha. Sebenarnya sewaktu mereka masih menjalin hubungan, Sakura sering sekali bermain dengan Kakashi serta teman-temannya seperti Gai, Iruka, Aoba, Raido dan yang lain, Mereka menganggap Sakura sebagai adik sendiri dan dengan senang hati menerima keberadaannya. Ada kalimat yang pernah Kakashi dengar. "Kita baru akan merasakan kesakitan dan hampa jika sesuatu yang kita miliki itu hilang." Setelah kepergian Sakura, Kakashi sangat setuju dengan kalimat itu. Kakashi hanya menyesal, sangat menyesal karena tidak bisa menjaga Sakura dengan maksimal, dengan rasa sayangnya.

Sampai-sampai Sakura bisa lepas dan berpaling ke orang lain. Hubungan Sakura dan Kakashi memang tidak terlalu maksimal, mereka sempat putus dan kembali beberapa kali, tetapi Kakashi tidak menyangka bahwa Sakura akan benar-benar lepas kali ini. Kakashi sudah menganggap hati sakura adalah tuan rumah bagi hatinya. Seberapa lamapun, seberapa jauhpun Kakashi pergi, pasti ia akan tetap kembali kepada Sakura. Apa pendapat ini tidak berlaku juga untuk Sakura?

Flashback

"Sakura cerita apa saja kepadamu?" Tanya Kakashi kepada Iruka. Sekarang mereka sedang berada di sebuah cafetaria di dekat kantor tempat Kakashi dan Iruka bekerja, kebetulan mereka satu kantor dan satu marketing, hitung-hitung sekalian makan siang.

"Apa kau benar-benar akan melakukannya? Kau sudah mempertimbangkan semuanya?"

"Aku… tidak tahu.." Balasnya sambil memainkan garpu di tangan kanannya. Seolah benang kusut sedang mengikat kencang kepalanya.

"Asal kau tahu, Kakashi-san, kemarin ia bercerita hampir menangis. Kau harus mempertimbangkannya sekali lagi. Sakura menyayangimu. Tetapi semua keputusan di tanganmu, aku hanya bisa memberi saran sebagai sahabat. Aku duluan." Kata Iruka menyudahi makan siangnya dan berdiri meninggalkan Kakashi yang tenggelam kedalam dunianya sendiri. Masih berfikir keras.

Kakashi bingung dengan perasaannya sendiri, ketika sedang menjalin hubungan dengan Sakura, ia merasa tenang dan dengan percaya diri bahwa Sakura akan selalu di sisinya, jadi cenderung tidak memikirkan perasaan Sakura, Kakashi egois? Tidak, ia tidak merasa egois, ketika Sakura benar-benar meninggalkannya, barulah ia menyadarinya. Bodoh? Ya. Tetapi ketika pasca putus, Kakashi merasa sangat khawatirdan entah kenapa rasa sayangnya kembali berawal dari pertama. Seolah takut lelaki manapun menyentuhnya. Selalu begitu,

Kakashi beranjak dari kursi lalu membayar makan siangnya di kasir. Ia tidak ingin tahu apa yang sedang di lakukan Sakura saat ini, tidak seperti orang berpacaran umumnya. Kakashi cuek saja, asalkan statusnya masih bersama Sakura, ia sudah tenang.

Ketika sampai di ruangannya sendiri, Kakashi menghempaskan tubuhnya di kursi empuk lalu menyalakan PC miliknya, ia membuka website online dan segera log in. Dilihat teman-temannya yang sednag online, kebetulan disitu ada Iruka dan Sakura yang sedang online.

"Iruka, keputusanku sudah bulat." Ketik Kakashi di papan keyboard dan meng-click icon send di chatbox. Kakashi tertawa geli merasa bodoh, padahal ruangannya tidak jauh dari Iruka. Lalu kenapa harus seperti ini?

Tidak lama kemudian Iruka pun membalas.

"Lalu?"

"Aku…akan mengakhirinya.."

"Terserah padamu." Ucapnya singkat, Iruka merasa kecewa kepada Kakashi, kenapa ia begitu tega mengakhiri hubungannya bersama Sakura?

Kakashi mengetik nama kekasihnya dan memulai percakapan.

Kakashi : Sakura..

Sakura : Hei! Tumben Kashi on?:) ada apa? Aku rindu kepadamu

Kakashi : Aku juga kau tidak sibuk?

Sakura : Kebetulan, Dr. Uchiha sedang membantuku, jadi bisa bebas sebentar

Kakashi : Oohh… Um Sakura..

Sakura : Ya?

Kakashi : Aku rasa… kita sampai diisini saja..

Hening.

Tidak ada balasan sama sekali, tetapi lima menit kemudian Sakura baru membalasnya.

Sakura : Baiklah kalau itu maumu, Kakashi..

Kakashi : Maaf…

Kakashi langsung log out dan mematikan PC nya. Baru saja ia melepaskan tali batin antara dirinya dengan Sakura, untuk kedua kalinya. Bagaimana keadaan setelah ini?

Ketukan di pintu ruangan Kakashi membangunkan dari lamunannya.

"Masuk." Sahut Kakashi.

Pemuda berkuncir satu dan memiliki bekas luka horizontal di wajahnya itu tampak sangat kecewa dan sedih, ia sedikit membanting pintu ruangan Kakashi dan segera menarik kursi di depan meja kerja Kakashi.

"Kau benar-benar melakukannya? Sungguh aku kecewa kepadamu, kau seharusnya ti—"

"Perasaan manusia tidak ada yang bisa di tebak, Iruka. Kalau perasaanku tidak hilang secara tiba-tiba seperti ini, aku juga tidak akan melakukannya."

"Terserah padamu, tapi kau jangan menyesal di kemudian hari." Iruka berdiri dan melangkah keluar. Tangannya mengepal sangat kuat, sebisa mungkin emosi di tahan. Iruka hanya bisa mengambil nafas panjang.

"Tolong jangan beri tahu Gai dan yang lain terlebih dahulu." Ucapnya dengan tenang, hanya di balas dengan debaman pintu.

End of Flasback

Kakashi terlalu sering melihat dan memikirkan Sakura sehingga lama kelamaan mental besinya terkikis. Kadang emosinya suka tidak bisa di kontrol, ia tidak seceria dulu, tidak setenang dulu, dan positifnya mungkin sekarang Kakashi menjadi lebih bijak. Sudah beberapa kali ia mencari tambatan hati yang baru, sempat ia menaruh perasaan kepada rekan kerjanya yang bernama Anko. Bagusnya di balas, tetapi Kakashi tetap tidak bisa merubah perasaan ke Sakura. Kakashi selalu ingin pergi, jauh dan tidak lagi menengok ke belakang untuk melihat masa lalu. Tapi, haati kecilnya selalu saja memaksa Kakashi untuk menengok, dan mengejar kembali bayangan semu Sakura. Menjelang satu bulan hubungan Kakashi dan Anko, pernah pada saat hari ulang tahun Gai, Kakashi dan teman-temannya membuat surprise dengan menghias seluruh ruangan apartemen Gai sebelum ia pulang dari bekerja, termasuk disitu juga ada Sakura. Ternyata, pada saat Kakashi, Anko, Yamato, Iruka, Aoba dan Raido sedang asik mengobrol di selingi canda tawa, Sakura datang di antar oleh Sasuke. Betapa sesak dada Kakashi, Kakashi terus manajamkan pendengarannya dan berpura-pura mengalihkan pembicaraan kepada Anko. Yang lain langsung tahu keadannya, mereka mengerti keadaan Kakashi, mereka tahu tatapan Kakashi yang sesekali melirik Sakura dari sudut matanya, mereka juga tahu tubuh tegap Kakashi menjadi tegang. Anko yang tidak tahu tentang kehidupan Kakashi sebelumnya tidak mencurigakan situasi ini hanya tersenyum dan menyapa Sakura begitu ia turun dari mobil. Sakura menyapa balik dan menyapa teman yang lain—kecuali Kakashi—Lalu tanpa basa-basi ia langsung mengajak semua bersiap ke apartemen Gai. Sungguh hari itu sebenarnya Akakshi ingin membuat Sakura cemburu. Memang sepintas terlihat Sakura agak cemberut, tapi sebisa mungkin ia menutupi dengan mengajak ngobrol atau bermain dengan sesuatu. Kakashi hanya ingin satu.. Ia hanya ingin Sakura kembali padanya, dan Kakashi bersumpah tidak akan menyakiti Sakura lagi. Tanpa sadar tangan Kakashi menggenggam tangan Anko lebih erat.

"Kau kenapa?" Tanya Anko dengan khawatir

"Aku tidak apa-apa." Balas Kakashi sambil tersenyum.

"Sakura…" Batin Kakashi sambil memperhatikan warna rambut soft pink milik Sakura yang dulu selalu di belainya.