KARTU KEJUTAN !

Auothor : Vichie Song

Genre : Apa ya? *Plak! Terserah Readers deh~

Length : oneshoot or longshoot?

Cast : -Cho Kyuhyun

- Song Hyemi

- Lee Donghae

Rating : T

Disclaimer : Para wayang(?) FF ini milik Tuhan YME. Saya hanya meminjam dan nanti saya kembalikan*Ngik? Dan ni FF paten punya saya, ya..meskipun isinya ga bermutu. Tapi jangan di copy-paste ya? *siapa juga-_-

Annyeong ? *lambaikan tangan*

Ekhem! Vichie imnida^^ saya orang baru di dunia pembuatan epep. Ni epep, terinsprirasi dari novel yang saya baca, dan ada sedikit bagian yang saya ambil. Semoga epep gaje ini bisa menghibur para readers=) maklumin ya kalau banyak typo yang merajalela, isinya kepanjangan Dan ceritanya pasaran*bow

Sebelumnya terimakasih sudah mau baca epep saya(^/\^). Akhir kata_ Selamat membaca~


Song Hyemi POV

PLAKK!

Ku tampar wajah mulus milik namja yang ada di hadapanku sekarang. Aku tak peduli dengan keadaan seluruh kantin yang ada di kampus. Biarkan semua pasang mata TAHU kalau namja yang ada di hadapanku ini sangat BRENGSEK!.

Kalian bertanya kenapa?

Aku menamparnya karena aku memergokinya berciuman dengan yeoja di toilet saat kelas berlangsung tadi pagi. Masalahnya? Dia itu masih berstatus NAMJACHiNGUKU! Kurang ajar sekali kan dia?

Penasaran siapa namanya?

Baiklah, akan ku sebutkan meskipun aku ingin muntah di buatnya. Dengar baik-baik! Aku takkan mengulanginya lagi. LEE DONGHAE!

"Ku mohon percayalah padaku Hyemi~ah, ini semua tak seperti yang kau lihat." ia menggenggam tanganku. Dan menyuruhku kembali duduk di meja.

"MWO? Huh! Kau bilang tak seperti yang ku lihat? Lalu apa maksud ciuman itu? Lelucon?" Ku hempaskan tangannya kasar.

"Pelankan sedikit suaramu!" ucapnya pelan sambil melihat sekeliling. Aku tak peduli!

"Memangnya kenapa? Kau malu kalau seluruh kampus ini tahu kalau kau itu BRENGSEK HAH?" Ku naikkan suaraku saat mengucapkan kata terakhir.

"Aissh! Bukan begitu! AIiiih! Bagaimana caranya menjelaskan padamu." Dia mengacak rambutnya.

"Kau bingung? Tak perlu kau jelaskan, aku sudah mengerti! Dan mulai sekarang kita putus!" ujarku dingin padanya.

Aku sudah MUAK!

Aku berdiri dan berbalik bermaksud untuk meninggalkannya. Tapi sebelum namja sialan ini menahan tangan kananku. Aku berhenti tanpa menatapnya.

"Apalagi? Lepaskan tanganku!" ucapku datar

"Ku mohon jangan membuat keputusan sepihak, aku janji…aku janji takkan mengulanginya lagi Hyemi~ah. Jebal…aku masih mencintaimu." Mohonnya padaku yang masih erat memegang pergelangan tanganku.

Cih!

"aku tak butuh janjimu! Dan aku tak peduli dengan semua omong kosongmu itu! Dan cepat lepaskan tanganku sebelum aku menamparmu untuk kedua kalinya!" Kataku geram dengan masih berusaha melepaskan pegangannya dari tanganku. Tak berhasil!

"Aku rela kau tampar berapa kalipun. Tapi kumohon jangan memutuskan hubungan kita."

"Kau ini selain brengsek tapi juga bodoh! Cepat lepaskan! Kau membuatku tambah membencimu!" ku pandangnya datar dan masih berusaha lepas darinya.

"Lepaskan dia!"

Ku tolehkan wajahku pada pemilik suara. Kyuhyun, Cho Kyuhyun teman sekelasku. Akhir-akhir ini aku dekat dengannya.

"Apa urusanmu?" ujar namja brengsek ini dengan sengit. Hei! Tadikan aku sudah bilang akan mual kalau menyebutkan namanya.

"Ini urusanku karena kau menyakiti seorang yeoja dan yeoja itu adalah temanku. Cepat lepaskan!" kata Kyuhyun tanpa mengeluarkan ekspresi. Dan perlahan mendekatiku.

"Kau sok jadi pahlawan?" Sindirnya pada Kyuhyun

Srek~

Kyuhyun menarikku agak kasar ke arahnya, dan otomatis aku terlepas dari si namja di hadapanku ini. Pergelangan tanganku rada perih.

"Jangan pernah dekati Hyemi lagi karena Kau…!" tunjuk Kyuhyun tepat di hidungnya "akan berhadapan denganku!" lanjutnya dengan nada dingin sekaligus mengancam.

Kyuhyun menuntunku pergi bersamanya. Ku lihat sekilas sepertinya namja itu sedikit shock. Huh! Rasakan! Aku harus berterimakasih pada Kyu.


~Kelas~

"Eng…Kyu, Gumawo." Kyuhyun yang awalnya membaca buku menoleh padaku dan tersenyum.

"tak usah ? Mian kalau aku tadi menarikmu rada kasar." Ucapnya sambil kembali focus pada buku. Dia itu agak…Cuek.

"Tak apa kok, justru aku harus berterimakasih padamu karena kau aku bisa terbebas dari namja brengsek itu." Kataku. Dan ku lihat Kyuhyun hanya tersenyum tipis. Tapi itu senyum apa seringai ya?

"Hyemi~ah!" panggilnya padaku dengan mengalihkan pandangannya dari buku yang di genggamnya untuk menghadapku. Tampaknya ia terlihat serius.

"Ada apa Kyu?"

"Apa kau masih mencintai Lee Donghae?" tanyanya dengan memandang mataku intens.

"Jangan sebut namanya." Ku alihkan mataku dari matanya yang tajam. Mencoba untuk menyibukkan diri dengan mengotak-atik ponsel yang ada di tanganku.

"Baiklah. Tapi kau masih mencintainya?" Ulangnya.

Ku angkat wajahku tapi tak menatapnya. "Aku tak tau. Tapi rasanya berat kalau menyadari dia tak akan menemaniku lagi seperti biasanya. Huh! Rasanya kosong." Aku tersenyum getir.

"Keunde, kenapa kau bertanya begitu?" aku menoleh padanya.

Kyuhyun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi miliknya dan memandang kedepan. "Ani, hanya ingin bertanya saja." Kembali dia focus dengan buku yang sempat dia acuhkan tadi.

Aneh! Sepertinya kyuhyun menyimpan sesuatu.

Aku masih melihatnya dari samping dan tak lama ku kembalikan pandanganku pada ponsel yang masih setia menyala di genggamanku.


Aku berjalan kearah loker. Tepat di hadapan aku membukanya.

Plukk~

Amplop? Warnanya merah maroon. Siapa yang mengirimkan ini? Ku tolehkan kepalaku kepenjuru arah bertujuan untuk menemukan pengirimnya. Tapi hasilnya nihil.

Ku buka isinya, dan amplopnya terjatuh. Hah~ biarlah.

kartu? Kartu didalamnya berbentuk hati. Warnanya pink cerah. Dibagian depan kartu tertera tulisan dengan huruf-huruf berhias, "Annyeong, sebuah kartu kejutan untukmu^^"

Dengan enggan, aku membuka kartu dan melihat pesan yang tercetak di dalamnya. Sebuah sajak :

'Merah itu mawar

Hitam itu batu

Saat hati terbakar

Saat itu kau terbujur kaku'

Apa ini? Apa-apan ini?

Mataku melotot saat membacanya. Terus kupandangi tulisan yang tercetak miring.

Aku shock dengan isi sajaknya. Ini tidak lucu!

Sajak macam apa ini? Aiishh!

Aku berjongkok mengambil amplop yang tadi terjatuh. Ku bolak-balik amplop tersebut tapi kosong. Tak ada alamat pengirimnya atau sekedar nama yang tertera. Berniat mempermainkanku.

Cobalah berpikir positif Hyemi! Ini hanya lelucon murahan! Ku sobek kartu itu dan ku lempar ketempat sampah.


Panas! .

Ku kibas-kibaskan tanganku ke wajah. Udaranya panas sekali. Dari tadi aku berdiri di depan gerbang. Tapi Kyuhyun kenapa belum muncul. Ya, tadi kami sempat memutuskan untuk pulang bersama. Tapi sekarang kemana dia?

Apa tidak tau kalau aku sudah seperti cacing kepanasan!

Suara raungan Mercedes Bens SLR terdengar dan berhenti di hadapanku. Sepertinya aku tau siapa yang ada di dalam mobil ini.

Ceklek~ Blam~ *suara pintu mobil

"Hay Hyemi~ah?" dia itu memang namja tak punya muka.

Dia mendekat ke arahku. "Kau menunggu siapa?"

Aku menghadap kearah lain dan tak menghiraukannya.

"Aku hanya ingin menawarkan tumpangan padamu." Namja ini melangkah kesisiku. Tapi aku membelakanginya.

"Hyemi~ah!" Seru Kyuhyun di dalam mobilnya. Huft…aku terselamatkan.

Aku berlari menuju mobil Kyuhyun dan meninggalkan namja yang masih setia di tempat berdiriku tadi tanpa ada maksud menoleh padanya.

Entahlah. Kalau melihat wajahnya selalu teringat dengan kejadian nista itu!

" Kau lama sekali!" gerutuku saat sudah duduk di samping Kyuhyun.

"Mian, tadi mobilku terhalang dengan mobil lain. Aku saja sempat kesal!" ujarnya yang masih focus dengan kemudinya.

"…"

"Sepertinya sambil mendengarkan radio lebih asyik." lanjutnya sambil menyalakan radio dan memutar-mutar salurannya.

Selang beberapa menit Kyuhyun masih sibuk dengan kegiatannya yang menggonta-ganti saluran. Bukannya asyik tapi malah berisik!

"Ya! Berhentilah memutar-mutar radio! Itu membuatku pusing mendengarnya!" gerutuku sambil menutup lubang telinga dengan jari.

"Habis tidak ada yang bagus. Kenapa juga semua saluran berisi ocehan-ocehan garing? Apa mulut mereka tidak berbusa?" keluhnya sambil mematikan radio.

"Kalau mereka tidak mengoceh, mereka tidak akan di bayar!" -_-

"Aish! Sudahlah." Kesalnya.

"Kenapa tidak memasang kaset saja?" saranku dengan melihat wajahnya yang masih kesal. Ck! Kekanakan sekali.

"Aku tak membawanya." Ku anggukan kepalaku.

"ku lihat tadi kau bersama dengan Do.."

"Jangan sebut namanya!" potongku cepat.

"Oh iya, aku lupa!" Respon Kyuhyun dengan memukul jidatnya sendiri. Aku tersenyum tipis melihat tingkahnya. Heran, ia kadang terlihat dingin tapi juga kadang terlihat konyol.

Ku hadapkan wajahku ke arah luar jendela mobil.

"kau memikirkannya?"

"Dia itu Brengsek!" tak ku alihkan pandanganku. Menerawang jalanan seoul yang ramai di padati orang-orang yang berlalu lalang, meskipun cuaca sangat panas.

"Benar. Tapi kau masih memikirkannya." Ucapnya lagi

Ku benarkan posisi dudukku dengan menghadap kedepan. "meskipun aku tak berniat memikirkannya, tapi semua hal tentangnya selalu terlintas di otakku begitu saja. Mungkin benar, aku harus bersusah payah untuk melupakan semuanya."

"Kau tau solusinya?" ku tolehkan wajahku menghadap Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum sebentar. " Kalau aku jadi kau, mungkin aku akan menghilangkan semua benda yang berkaitan dengannya, lalu menghapus kontaknya yang ada di ponsel dan menjauhinya. Bagiku usaha itu bisa membuat kita lupa dengan perlahan." Jelasnya dengan sesekali melihatku.

Cetak~

Ku jentikkan jariku.

"Bisa juga. Akan ku usahakan. Gumawo Kyu^^"

Kyuhyun hanya mengangguk dan tersenyum.


Pagi Yang cerah. aku berjalan menyusuri kampus. Dan tak sengaja melewati tempat loker yang terjejer rapi di pinggiran tembok. Aku melihat kearah lokerku. Mencoba mendekatinya.

Tiba di hadapan aku membukanya. Dalam loker tak terlihat amplop itu. Hah~ aku bernafas lega. Mungkin memang hanya kerjaan orang iseng kemarin. Tapi saat aku mau menutup loker, aku sempat melihat di pintu loker yang terdapat amplop merah itu. Di tempel. Kenapa bisa di dalam? Biasanya juga Cuma terselip. Bukannya kunci lokerku Cuma ada satu dan jelas hanya aku yang punya. Sebenarnya siapa yang niat mengerjaiku sih?

Dengan sedikit ragu aku mengambilnya lalu membuka amplop itu. Bentuknya sama, kartu berbentuk hati. Tapi huruf-huruf hiasan yang tertera di depan kartu berbeda,"Hay, ku harap kali ini kau tidak membuangnya."

Hah? Kenapa bisa tau kalau kemarin ku buang?

Orangnya pasti ada di sekitar sini.

Pandanganku menerawang keseluruh tempat, serta toilet yang ada di dekat loker yang memungkinkan orang bersembunyi di sana. Tapi Nihil! Tak ada orang yang mencurigakan disini. Bahkan hanya ada aku di loker saat ini. Aneh!

Kembali ku fokuskan pada kartu yang ku genggam. Perlahan aku membukanya. Sajak lagi :

'Mulai hari ini

Tak ada lagi kenangan

Hanya ada karangan bunga

Yang akan mengantar kepergianmu'

Ini benar-benar keterlaluan! Aku emosi . Disamping itu aku juga takut dibuatnya. Tak ada yang sungguh-sungguh berniat membunuhku kan? Tidak mungkin.

Ku gelengkan kepalaku saat pikiran negative yang berkecamuk itu mendera.

Ini Cuma lelucon murahan! …Benar. Hanya lelucon murahan!

Kembali ku robek sebelum kartu ini melayang ke tempat sampah.


Kelas~

Ku geledah seluruh isi tasku. Tak ada. Aisshh! Makalahku dimana? Kalau hilang bisa mati aku!

ku keluarkan semua isi tasku. Tetap nihil.

"Kyu, apa kau lihat makalahku? Makalah bersampul kuning." Peduli setan dengan barang-barangku yang berantakan di atas meja.

"Tidak, aku tak melihatnya. Apa kau yakin kau membawanya ke kelas?" jawabnya yang masih focus dengan novel.

"Aku tak yakin. Tapi seingatku, tadi waktu masih dirumah aku tak merasakan kalau memasukkan makalah itu dalam tas." Ujarku yang masih mengacak-acak tak jelas. Ini menjengkelkan!

"Lalu, kenapa kau mencarinya di dalam tasmu?" Tanya Kyu yang mulai tertarik melihat apa yang sedang ku kerjakan.

"masa iya aku mencarinya di dalam tasmu?"

"Aish! Maksudku kenapa di dalam tas kalau kau tak memasukannya tadi?"

"Mungkin saja terselip."

BRAKK!

"AAAA~! Ponselku!" langsung ku ambil ponselku yang baru saja terjun bebas dari atas meja. Aish! Lecet..lecet!

"Ck! Dasar ceroboh!" ujarnya dengan nada merendahkan sembari menatapku datar serta tangannya yang ia lipat di depan dadanya. Huh! Sengak sekali dia!

Ku layangkan tatapan maut padanya.

"Di loker mungkin."

Ku hentikan aksi mengelap-elap ponselku, dan mencerna apa yang Kyuhyun katakana barusan. Loker? Kenapa hal itu tak terlintas sama sekali di otakku? Ck! Bodoh!

Langsung ku bereskan barang-barangku yang tercecer dan mulai berdiri.

Ku langkahkan kakiku tapi Kyuhyun menghentikannya. "Kau mau kemana?" Tanyanya dengan memegang lenganku. Aish! Sebenarnya yang bodoh itu aku atau dia si?

"Ke pasar!" asalku. Kyuhyun mengernyit dan mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja ke loker bodoh!" sungguh, aku ingin menggetok jidatnya!

"Owh..aku kira ke pasar beneran." Jawabnya polos seraya melepaskan lenganku. Oh God!-_-

Plukk~

Sebuah amplop kecil berwarna merah maroon jatuh saat aku membuka lokerku. Ada lagi?

Aku berjongkok dan mengambilnya. Ku bolak-balik amplop ini tapi tak ada tulisan pengirimnya. Sama seperti sebelumnya.

Aku tak berniat membacanya. Buang tidak ya? … aku benar-benar terusik dengan keberadaan amplop ini.

Aku berdiri dan ku masukkan kartu itu di kantong celanaku. Kembali ku cari sumber masalahku hari ini Dan Got Cha! Aaa~ senangnya tak jadi hilang. Langsung ku bawa dan tak lupa kututup lokerku kembali.


Kelas~

Jam istirahat~

"Kau mau kemana Kyu?" tegurku pada Kyuhyun yang berjalan ke arah pintu.

"Ke atap kampus. Sepertinya membaca di sana lebih nyaman dengan di temani udara semilir. Kau mau ikut?"

Aku mengangguk semangat dan langsung mendekati Kyu untuk pergi ke atap. Sepertinya memang menyenangkan dari pada pergi kekantin. Dan bertemu namja brengsek itu!


Atap kampus~

Author POV

"Waahh! Segarnya!" yeoja itu merentangkan tangan untuk lebih merasakan semilirnya angin yang menerpa tubuhnya.

"Kau ini, seperti anak kecil saja." Kata Kyu sambil mendudukkan dirinya di bangku panjang tak jauh dari posisi Hyemi berdiri.

Hyemi berjalan mendekatinya dan duduk di samping Kyuhyun.

Kyuhyun mulai tenggelam dalam kegiatan membacanya. Dia itu namja yang suka pada cerita novel terutama action dan pembunuhan.

'Oiya? Aku kan punya amplop yang belum ku baca tadi.' Batin Hyemi

Ia rogoh saku celananya dan ketemu!

Dengan perlahan di bukanya amplop itu. Dadanya terlihat naik-turun.

'Baca apa tidak ya? Eng… baca saja!'

Tangannya gemetar. 'Sajak ini lagi' pikirnya.

Tampak keringat dingin mengucur di pelipis yeoja itu.

"Kau kenapa ?" Tanya Kyu dengan melihat Hyemi yang masih memegang kartu.

"Kartu?" Kyuhyun memperhatikan kartu yang Hyemi pegang. "kau di tembak namja Hyemi?"

Hyemi menggeleng pelan dengan pandangan mata yang masih menerawang kosong pada tulisan itu.

"Lalu?" ia berikan kartu itu pada Kyuhyun. "ini. Bacalah!"

Kyuhyun mengambil dan mengamatinya.

Bagian depannya di hiasi bentuk hati dan satin merah. Kyuhyun membukanya.

Kata-kata yang tercetak telah di coret dengan spidol hitam. Di bawah coretannya, itu dengan tinta biru, tertulis sebuah sajak pendek.

Kyuhyun membacanya cukup keras:

"Merah itu Darah

Putih itu melati

Sesaat lagi

Hyemi akan MATI"

Kyuhyun masih memandangi kartu itu dan membacanya kembali dalam hati. Kemudian dia menutupnya.

"Rimanya cocok." Ia berkomentar.

Hyemi berdiri. "Benarkah? Lalu kenapa kalau cocok? Bercandamu tak lucu Kyu!"

"Kau tak menganggap ini serius kan?" sergah Kyu. " ini sebuah lelucon yang sangat konyol!"

Hyemi merebut kartu itu kembali dan menatap sajak itu. " Ini memang konyol! Tapi kenapa setiap aku membuka loker selalu ada kartu ucapan seperti ini?" gerutunya. "ini sudah kesekian kali. Jelas-jelas sebuah ancaman."

Kyuhyun mengambil amplop yang tergeletak di sampingnya. "alamat pengirimnya juga tidak ada, jadi siapa yang mengirim?"

"Molla." Kata Hyemi mengendikkan bahu sembari mendudukkan dirinya di kursi sebelah Kyuhyun.

"Mungkin Donghae?"

"Donghae?" jelas Kyu pada Hyemi

"Ne, mungkin. Namja itu benar-benar menyebalkan."

"Kau tau, selama ini meskipun kontaknya sudah ku hapus dia tetap menghubungiku." Ujar Hyemi.

"jadi menurutmu, dia pengirimnya?"

Hyemi mengangguk kecil. "Dia itu namja yang sangat brengsek! Apa mau dia sebenarnya Huh? Ingin sekali aku menginjak-injak wajahnya yang sok polos situ!"*mian* ujar Hyemi dengan histeris.

"Tenanglah." Kata Kyuhyun sambil mengusap-usap bahu Hyemi.

"Mana aku bisa tenang Kyu? Apa maksudnya coba mengirim sajak tak jelas seperti itu pdaku?"

"Abaikan saja." Ucap Kyu santai

"Mwo?"

"Ne, kalau aku jadi kau, aku akan mengabaikan semua kartu yang berisi sajak tak jelas itu. Tak akan ku ceritakan pada siapapun. Dan pura-pura tak menerimanya. Bereskan?" jelas Kyu

Kening Hyemi berkerut pertanda dia sedang memikirkan kata Kyuhyun barusan. "Benar juga. Kau memang bijaksana Kyu."

"Begitulah Cho KyuHyun." Ucap Kyu sambil membusungkan dadanya.

"Nah sekarang kajja kita ke kelas dan lupakan masalah konyol ini." Ajak Kyu pada Hyemi sambil berdiri.

Hyemi pun ikut berdiri, ia hendak menjawab. Tapi sebelum ia mulai bicara, sepasang tangan putih pucat menjulur dari belakang , melingkari tenggorokannya dan mulai mencekiknya.

The End

Pfiuuhh~ selesai..*usap keringat*

Maaf kalau membosankan ya? Saya sebgai penulis baru, pengen di komen like juga.. hehehe*nyengir kuda_lirik bang siwon*

Kalau begitu jangan lupa LIKE COMMENT-nya … saya pamit dulu.. *ngilang*