Curhat

.

.

"Apa yang kau pikirkan, Kuroo?"

Suara monoton bertanya, ia melirik sekilas teman sejak kecilnya berdiam diri sambil memandang telepon genggam. Sudah satu jam berlalu, dan Kenma mulai jengah.

"Kuroo? Tetsu..?" Kenma mencoba lagi, namun tetap tak ada tanggapan.

Kuroo seperti tidak berada disini, hanya fisiknya saja.

Terpaksa, si rambut hitam pirang menghentikan gamenya sementara. "Kalau kau hanya berdiam seperti ini, lebih baik lakukan dikamarmu."

"Pulang sana kerumahmu." lanjutnya sambil melayangkan bantal ke arah yang lebih tua.

"Ouch!" Kuroo memandangnya. Kemudian ia mengacak rambut, membuat bed hair nya terlihat semakin berantakan. Kemudian kembali terdiam.

Kenma kembali fokus pada consolenya. Berpura tak peduli.

Kuroo menghela nafas dalam. Ia menatap nanar ke arah handphonenya, lalu memandang lurus kedepan. Terlihat jelas ada kecamuk dalam pikirannya.

Hanya jari Kenma beradu dengan suara musik dari game yang terdengar.

"Kenma.." Lima menit kemudian Kuroo bersuara.

Ia membuat pernyataan yang membuat Kenma, kali ini, benar-benar menghentikan aktivitasnya. Tulisan DEFEAT terpampang tak dipedulikan.

"Baru saja.. Apa yang kau bilang?" Kenma ingin memastikan.

Kuroo menatap Kenma tajam.

"Sepertinya, aku menyukai.."

Kenma tak mengalihkan pandangan. Kuroo menelan ludahnya.

"Aku menyukai Tsukishima."

.

.