Disclaimer: Tuhan Yang Maha Esa

.

Fate by Pelangi Senja

.

Warning

AU. OOC. Alur kecepatan/benartakan. Diksi pasaran. EYD belum/tidak benar sama sekali. Typo(S), misstypo(S), dan lainnya.


NO FLAME! NO BASH!


.

DON'T LIKE DON'T READ

.


Saat kau menyadari ada yang salah dengan jalan hidupmu. Saat itulah kau sudah terlambat untuk berlari dari lingkaran hitam itu.

Lingkaran hitam itu... Illuminati.

.

.

"Hosh... hosh..." Yeojya berperawakan tinggi itu tengah berlari menyusuri sebuah lorong gelap yang lebih pantas disebut gorong-gorong. Napasnya sesak karena udara di sekitarnya sangat lembab. Ia terus memaksakan tubuhnya untuk tetap berlari, sesekali ia menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Ia mendekap erat sebuah buku yang sedari tadi 'dilindunginya'. Ia ketakutan. Yeah, ia tahu pasti bahwa ia tengah ketakutan. Matanya melihat sekeliling gorong-gorong tersebut, ia merasa bahwa ia sudah diketahui. Dan perasaan itu membuatnya tambah panik. Ia tak boleh mati sekarang. Belum boleh.

"Wah... wah... lihatlah sampah menyedihkan ini." Ia merasa bahwa jantungnya detik itu juga berhenti. Napasnya tersenggal-senggal. Ia tak mampu bergerak barang secenti. Sebenarnya ada apa dengannya?

"Kau." Ia merasa ada seseorang yang mencekiknya, tetapi ia tak melihat siapapun. Perlahan ia merasa tak menapak tanah. Sesak.

"Kau mencoba mengkhianati kami, eh?" Perlahan di sekelilingnya muncul asap hitam, kemudian asap hitam itu berkumpul menjadi satu dihadapannya membentuk badan yang utuh.

"Im Yoon Ah?" Mata yeojya itu terbelalak. "Ju-Jung Yu-Yu-Yun H-ho." ucap yeojya menyedihkan itu terbata-bata.

"Annyeong." Yun Ho tersenyum ke arah yeojya bernama Im Yoon Ah itu. Bukan senyum yang ramah melainkan senyuman yang mengarah ke menyeringai. Yun Ho mengeratkan cengkramannya.

"Aaaargh..." Yoon Ah mengerang mendapat perlakuan seperti itu, ia mencoba melawan semampunya tetapi dengan sedikitnya oksigen yang ia dapat tubuhnya melemah. Apakah ini akhir hidupnya? Kenapa harus seperti ini.

"Kau tahukan peraturannya?" Yun Ho hanya berbasa-basi dengan Im Yoon Ah. Ia melihat yeojya itu semakin mengeratkan sebuah buku dalam dekapannya.

Ia mengambil buku itu dengan sebelah tangannya yang bebas secara paksa. Yoon Ah sudah melawannya sekuat tenaga yang tersisa dalam dirinya.

"Kau mengkhianati kami." Yoon Ah tahu ajalnya sudah dekat, tapi tak salahkan kalau ia tetap berharap ia bisa selamat dari semua ini. "Kau harus lenyap Im Yoon Ah."

Ia memejamkan matanya. Tiba-tiba saja ia merasa waktu di sekitarnya terhenti, lalu tiba-tiba saja ada angin kuat menerjang dari belakang tubuhnya. Yun Ho melepaskan cengkramannya dan ia terlempar jauh ke belakang. Yoon Ah terjatuh, napasnya tersenggal-senggal. Apa itu tadi?

"Kerja bagus, Tao-ah. Se Hun-ah." Siapa yang berbicara itu. "Nah... Nona, sebaiknya kita segera pergi dari sini." Ia merasa ada seseorang yang menggenggam tangannya, ia ditarik untuk berlari bersama orang yang menolongnya, ia melihat Yun Ho masih tak sadarkan diri. Ia terus berlari bersama orang-orang yang menyelamatkannya.

"Dong Hae-hyung?" Yoon Ah menoleh ke arah suara tadi berasal, sekarang mereka sudah keluar dari gorong-gorong itu jadi ia bisa melihat dengan jelas wajah orang-orang yang menolongnnya.

"Ne, Tao-ah?" Orang yang menggenggam tangannya bersuara. Namja yang bernama Tao tadi memperhatikannya sambil tetap berlari.

"Sepertinya kita kehilangan buku itu." Seketika itu juga Dong Hae berhenti, mengakibatkan Yoon Ah menabrak punggungnya yang kokoh. Namja manis itu berbalik menghadap Im Yoon Ah. Ia melepaskan genggamannya pada Im Yoon Ah.

"Kukira kau akan berguna." Apa katanya? Yoon ah hanya menatap Dong Hae tak mengerti.

"Aish... Kalau begitu Nona, sepertinya kita berpisah di sini. Kau tentukanlah jalanmu sendiri, okay?" Tiga namja itu mulai meninggalkan Yoon Ah sendirian di tengah malam seperti ini.

"Tunggu!" Yoon Ah tak mengerti kenapa ia menghentikan ketiga namja itu. Ia hanya merasa ia memang harus bersama ketiga namja itu.

"Mwo?" Dong Hae menghentikan larinya dan berbalik menghadap yeojya tadi. "Izinkan saya untuk ikut bersama kalian. Saya mohon." Dong Hae menaikan sebelah alisnya.

"Maaf Nona, kami bukan tempat penampungan. Kami tidak bisa membiarkan anda ikut bersama kami. Anda sudah tak berguna lagi bagi kami," jelas Dong Hae dingin. Aish... ia paling malas berurusan dengan seorang yeojya seperti itu. Hah... mungkin sebentar lagi yeojya itu akan menangis dan memohon, ia sudah sering melihat air mata menyebalkan seperti itu.

"Saya. Saya tahu siapa Sang Kuasa." Dong Hae terbelalak. Tidak mungkin. Yeojya itu. Aish... menyebalkan! Ia menghela napas kasar sambil menatap langit malam. Sudah cukup dengan yeojya-yeojya yang ada bersama mereka, apa ia harus membawa yeojya ini? Bagaimana kalau yeojya ini berbohong?

"Saya berkata sejujurnya." Seolah mengerti dengan apa yang Dong Hae, Yoon Ah berkata seperti itu.

"Sudahlah hyung bawa saja yeojya itu. Kalau yeojya itu berani berbohong, kita tinggal menghabisinya saja." Dong Hae menatap Se Hun. Huff... anak itu benar-benar lebih tak berperasaan ketimbang dirinya sendiri. Bahkan anak itu mengatakannya dengan tanpa ekspresi apapun.

"Baiklah."

.


.

"Jadi, Yun Ho. Kau kehilangan yeojya sialan itu?" Yun Ho tak berani mendongak ke atas manatap langsung lawan bicaranya walau lawan bicaranya mengucapkan kalimat tadi dengan tenang.

"Maafkan saya, tapi saya gagal karena ada orang yang membantu yeojya itu." Seorang namja paruh baya itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Jadi, orang-orang itu telah kembali?" Namja paruh baya itu menyesap cairan berwarna merah pekat.

"Baiklah kalau begitu. Yang penting kau berhasil mengambil buku itu. Kau boleh pergi." Yun Ho membungkuk kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan?" Seorang namja keluar dari kegelapan di sudut ruangan itu.

"Ya, Yang Kuasa." Namja paruh baya itu menyeringai.

"Saatnya kita bermain."


To Be Continue


Author's Rumpi Area


Merasa pernah baca? ._. Ini adalah fict Senja yang dihapus sama admin FFn. Senja ngeyel jadi senja Re-publish kekeke~~ terus setelah Senja pikir judul fict ini dulu yg bikin dihapus (baca: Illuminati) jadi Senja ganti judul tapi konsep awalnya gak bakal Senja ganti :P Ini adalah SMTOWN fict yang jelas Shounen-ai / YAOI dan official pair tapi kalau untuk EXO Senja masih mikir-mikir soalnya Senja sukanya kalau di EXO itu crack pair kekeke~~ Jadiii~~~

.

Mind to CnC?

And mind to follow me ami_nuraini ^^ (lagi nyari K-Popers) mention for follback

.

With Love

Pelangi Senja.