Iyey... Kami adalah pendatang baru di FFn. Ini adalah fic perdana kami. Yah, fic ini rewritten, llho. makasih ya buat yang sudah mereview dan memberi saran di fic "Setengah Dari Kebahagiaan" yang abalnya... abalan deh. Tanpa banyak bicara lagi... Silakan menikmati fic perdana kami :D
Half The Happiness (rewritten)
Disclaimer : Masashi Kishimoto is the own of Naruto
Half the Happiness by Via and Ria
Summary : Aku dan Karin adalah saudara. Karin adikku dan aku kakaknya, dulu ia sangat baik. Tetapi, sejak Karin ikut lomba cerdas cermat dan dia dapat juara satu ia jadi sombong. Ditambah lagi ibuku yang dulu baik padaku sekarang jadi sering kasar dan ayahku, sudah semenjak aku kelas 1 smp dia tidak pulang (kayak bang Toyiib euy!) My first fic, maaf klo ada typo, miss typo, OOC tingkat tinggi, dll. Read and Review please ^^
Warning : OOC, Alurnya…ya gitu deh, AU, gaje, typo, miss typo, dan lain lain, sebagainya, kawan- kawannya, dan semua yang ga bener. Benar- benar maaf ==". Eh, Naruto umurnya lebh tua ya~~
Pair (s) ch.1 : Tokoh utamanya Sakura Haruno, kalau pair buat chapter 1, baru SasuKa (Sasuke Karin), sama NaruSaku.
Half The Happiness ch. 1
"Haruno!"Panggil guru mtk-ku sambil memberikan selembar kertas, wajahnya pun berseri2
"Ya"Aku mengambil kertas tersebut
"Bagus, Haruno, nilaimu naik drastis jadi 80. Kau pasti belajar giat, ya? nilaimu paling tinggi, lho"Guru matematika-ku, Kurenai-sensei sambil tersenyum dan aku senang sekali
"Iya, sensei… aku belajar mati2an biar ibuku senang"Jawabku
Namaku Sakura Haruno(15) akhirnya aku dapat ulangan baguuuus disekolah, dapat nilai paling tinggi di kelas, pasti ibu bakalan senang, habisnya biasanya aku dapat pas-pasan! Oh iya,sekedar member tau ya, ibuku itu cantik, lho. Dia punya rambut yang panjang dengan warna ungu muda yang lembut, sayangnya… ah, aku tidak mau membicarakan itu, aku yakin aku bisa merubah sifat ibu padaku
TAP TAP TAP
*Suara langkah kakiku berlari*
"Ibu… lihat, aku dapat nilai 80 di ulangan matematika, aku dapat yg paling tinggi, buu"aku kegirangan lalu menunjukan nilaiku pada ibu ketika seusai sekolah
"Apa?Cuma 80? kalaupun kau yang mengerjakan pasti kamu nyontek!"Ibu bicara sambil merapikan baju
"Nggak, bu. Ini hasil usahaku sendiri… bu, aku dapat nilai tertinggi d kls!"
"Contoh adikmu! dia selalu dapat nilai 100! tak pernah dibawah 9! paling kecil itu 8,5!"
"Ibu, aku kan sudah berusaha. Kenapa…kenapa ibu malah memarahi aku..?"aku mengeluarkan air mata
"Ibu tidak memarahi kamu, kamu harus lebih bagus lagi! Nilai 8 bagi ibu tidak ada artinya walaupun kamu berusaha"Suara ibu makin keras
Aku mengelap air mataku dengan sapu tanganku lalu tiba-tiba Karin (15) adikku muncul "Ibuu… ulanganku dapat nilai 98, hari ini belikan aku gaun yang manis ya, bu. Nanti Ino ultah, aku harus pakai baju manis"
"Wah, hebat, 98! baiklaah ibu akan membelikanmu gaun yg manis, km ganti baju dulu, ya"wajah ibu tiba-tiba menjadi cerah
"Ibu, aku mau dibelikan baju juga"pintaku
"Tidaaaaak! nilaimu masih segitu"Wajah ibu berubah menjadi kesal
"Ibu jahat!"aku menangis ke atas kamarku lalu mengambil boneka beruangku "hiks… hiks…"
"Sakuraa!"panggil Karin dan ia membuka pintu kamarku diloteng atas
"Apa?"jawabku
"Hari ini nilaimu dapat 8, ya?"Tanya Karin
"Iya,"
"Oh, aku mau dibelikan gaun manis, lho"
"Bodo amat!"
"Kok marah,sih?"
"PERGI!"Aku mendorong Karin lalu pintu kututup kencang. BRAKKKK!
"Hiks… hii…ks… hu…huu..aaa"aku menangis lagi "Kenapa ibu ga adil, siiih? hiks.."
Kalau dipikir lagi, sejak Karin ikut lomba cerdas cermat dan dia dapat juara satu ibu jadi seperti ini, ibu marah kalau aku dapat nilai jelek! Aku bingung sama ibu! kalau aku dapat diatas Karin pasti ibu menuduhku nyontek, kalau aku dapat jelek aku dibilang nggak berguna!
Kenapa? kenapa ibu jahat seperti ini?
esoknya
"Sakura, kau ikut ke pesta Ino?"Tanya Karin di kelas
"Ikut"
"Kau pakai baju apa?"
"Pakai baju liburan kemarin"Jawabku
"Yaampun, bukankah itu sudah usang?"
"Biar"
"Kau nggak minder?"
"Nggak"
"Ooooh… ga mau pakai baju yg lebih bagus?"
"Nggak!"
"Yaah~ padahal aku ingin sekali meminjamkan bajuku untukmu, gaun yg bulan lalu aku dibelikan oleh ibu"
"Terus?"
"Mau pakai, nggak? bagus lho, daripada pakai baju yg udah usang? mending kau pakai gaun-ku yg warnanya pink itu lho~ kan baguuus"
Aku menahan amarahku yg ingin meledak, maka aku mengurungkan niatku lalu keluar dari kelas, aku berjalan menuju lapangan belakang untuk menghindar dari adik ku!
Saat pesta…
"Ibu aku sudah siap! aku cantik nggaaak?"Tanya Karin pada ibu
"Waaah~ cantik sekali, Kariiiiin!"Ibu malah heboh dan buru-buru mengambil kamera digitalnya dan memfotonya, lalu memeluknya.
"I…ibu… aku pantas nggak?"tanyaku dibalik pintu, dalam sekejap wajahnya berubah menjadi agak jengkel
"Yaah… bagus."Jawab ibu sambil buru-buru memasukan kamera digital ke dalam lemarinya, aku hanya bisa diam menatapnya
"Bu… foto aku juga, doooong~"Pintaku
"Jangaaan… nanti memorinya habiiiis!"
"Tapi… tadi ibu memfoto Karin berkali-kali, aku Cuma sekaliiii saja"
"Sudah dibilang jangan ya jangan!"Omel ibu-ku, aku kaget dengan responnya lalu keluar dari ruang tamu dan mengambil sandal asal-asalan
"Aaah! berikan itu! Itu sandalkuuu!" Karin menarik sandal yg ingin kupakai hingga aku terjatuh kedepan
"Aduuh~"Aku meringis kesakitan. "Karin.. kan aku mau pakai"Ucapku agak kencang dan tiba-tiba ibu keluar, wajahnya menjadi jengkel lalu ia mendorongku
"Dasar bodoh! Kenapa kau nggak mengalah, hah? Dia kan adikmu!"Omel Ibu
"Ta…tapi bu…"
"Jangan membantah ibu!"Teriaknya dan aku sedikit mengeluarkan air mata, dadaku terasa sesak. Aku tetap menahan air mataku yg ingin keluar "Yasudah, maaf… kalau gitu aku berangkat, bu…"Aku mencoba memaksakan diri untuk tersenyum dan ibu tetap berwajah jutek
"Ibuu~ aku berangkat yaaa…"Ucap Karin manja dan ibu tersenyum juga
"Iya… hati-hati, ya"Ibu mencium dahi Karin dan kami berangkat ke rumah Ino dengan sebuah motor, dan aku yang mengendarainya dan dalam beberapa menit aku sampai juga di rumah Ino. Aku menatap yang lain dan Karin heran kenapa semua orang memakai baju hitam(bukan gaun), sementara dia hanya orang yg memakai gaun pink di pesta tersebut. untung saja aku pakai baju-ku hitam (bukan gaun)
"aaah! aku mau pulaaaaang!" Karin ngambek dan aku menarik tangannya
"Jangan, Karin!"
"Apaan, sih! Aku mau pu…"
"Kariiiiin ~ yooo!"Panggil Sasuke, pacarnya yg sangat keren dengan ke-OOC'an tingkat tinggi (gomen, Sasuke Fc ==)
"Sasukeeee~ "Karin langsung memeluk Sasuke dgn manja, sementara Sasuke tersenyum malu, ia menatapku lalu ia memberikan senyuman salam dan ia masuk ke rumah Ino, aku juga masuk ke dalam, begitu aku masuk ke dalam teman-temanku menyambutku
"Sakuraa~ Sakuraa~"Sambut Tenten, Hinata dan Temari dan mereka menarikku untuk duduk di sofa, sudah ramai di pesta ini
"Semuanyaa~ thx yaa udah dataang!"Sambut Ino sambil memakai gaun warna hitam pekat. "Semuanya… silakan berpestaaa!"Teriak Ino sambil mengacungkan jarinya dan semuanya berpesta, ia turun dari tangga dan mendekat ke arahku
"Sakura, makasih ya udah dataaang!" Ino memelukku, dia teman dekatku sejak smp
"Iya, sama-sama"
"Lama nggak ngobrol sama kamu, nih. Gara-gara kls 3 aku pindah, dan ternyata sekarang kita 1 sma…!"
"Atashi mo~"
"Wahaha… aku punya hadiah untukmu!" Ino memberiku sebuah kotak yg cukup besar "Buka dirumah saja, ya!"
"Eh, baiklah. Tapi… bukannya ini kebalik?"
"Apanya?"
"Harusnya aku yg ngasih hadiah, bukan kamu yang ngasih aku hadiah…"
"Aaaah! Nggak apaaa~ Kau kan teman baikku"
"Ah, baiklah…"Jawabku
"Ino!"Panggil seorang cowok berbaju gelap dari atas tangga lalu ia turun dan berlari ke arah Ino
"Apaaaan?"Tanya Ino sedikit malas
"woi, berantakan tuh! lu apan kamar gua, hah?"Ucapnya kasar
"Wahahaha… kaget, bego! tadi nemu ada serangga, ya ditimpukin dah!"
"Ah! sialan, kamarku berantakan tau!"Omel cowok itu, Ino sih santai saja, padahal wajah cowok itu udah serem gitu~
"iya, bawel ah, ntar juga dirapihin kok sama pembantu"Balas Ino sambil memeletkan lidahnya. Sementara aku cekikikan melihat mereka berdua tertawa "eeh, maaf, dia emang berisik!"
"Nggak apa, kok."Balasku
"Yaah… kamu duluan yg mulai, sih!"Cela cowok tadi
"Udah, aah! Sakura, ini kakak sepupuku… namanya Naruto, atau sebut saja cowok kejam. Wahahaha" Tawa Ino maksa lalu tangan Naruto mendarat di kepala Ino, terlihat ada urat yang muncul dikepalanya
BUK
"Wadaww! sakit, goblok!"Omelnya
"Berisik, makanya jgn ngatain aku, bodoh!"
"aaah, lanjut saja! Naruto, kakak sepupuku yg tampan, baik hati, tidak sombong dan gemar menabuung… perkenalkan teman dekatku ketika smp, namanya adalah Sakura"
"Oh Sakura yang waktu itu, ya?"Naruto tersenyum
"Eh? Naruto-san kenal padaku?"Aku heran
"Iya, kenal kok. Waktu kls 2 kan aku pernah nganterin kamu naik mobil, waktu kamu kesini lagi hujan itu, lhoo"
"O…oooh~ iya, aku ingat."Aku mem-flashback pikiranku
"Yaudah, please enjoy, aku mau naik ya."
"Daah"Aku melambaikan tanganku dan Naruto-san naik ke lantai 2
"Ckckck… cowok sialan, sama Sakura kok alus gitu ngomongnya. Awas luu!"
"Wah…wah… kalian akrab, nihh?"
"Eh? akrab? Akrab dari Hongkong?" Ino menyentil jidat lebar-ku
"Wadaw!"
Akhirnya setelah menghabiskan waktu berjam-jam disini, pestapun berakhir. Masing-masing orang pulang satu persatu, hadiah sudah dikasih semua ke Ino dan perlahan-lahan para tamu pulang ke rmhnya. Saat aku siap-siap ingin pulang wajah Karin terlihat sangat kesal.
"Karin, ayo pu…"
"Cepet pulang!"Potongnya sambil menarik baju-ku, wajahnya terlihat sangat marah dan ingin menangis
"Karin… kau knapa?"Tanyaku.
"Berisik! Cepat pulang!"Dia mendorongku dan aku menyalakan mesin motor "Masa aku diledekin salah kostum sama tmn2ku! mereka menyebalkan!"ucapnya pelan
"Ah, tadi asyik sama pacarmu?"Tanyaku berusaha membuat topik
"BERISIK! UDAH DEH! JANGAN TANYA-TANYA AKU!" Karin marah dan aku terdiam. Kenapa dia semarah ini sih? padahal kan pertanyaanku ga menusuk hatinya? "Eh, apaan, tuh!"Tanya Karin kasar setelah ia melihatku memegang kado "Ngambil kado punya Ino, ya!"
"Nggak, aku dikasih Ino, soalnya dulu kita dekat sewaktu smp"
"Sini liat!"Karin menarik hadiah milikku dan bergegas ingin membuka-nya
"Hei, ga sopan sekali kamu!"Teriak Ino dari atas balkon rmhnya "Mengambil paksa dan merusak hadiah dariku untuk teman kecilku itu." Karin langsung diam setelah mendengar teriakan Ino, aku juga hanya diam… takut…takut kalau dia merasa sangat marah dan mengadu pada… ibu…
BRAK!
"SUDAH! KAU SELALU SAJA MEMBUAT ADIKMU MENANGIS DAN MEMBUAT DIA MALU!"Omel ibu sambil memukul meja belajarku ketika aku sedang belajar. Aku hanya bisa menunduk dalam diam…
"KAU ITU BODOH, YA! CEPAT MINTA MAAF PADANYA!"Teriak ibu lagi, dan disamping ibu ada Karin yg berwajah jutek
Aku menunduk dan berdiri "Maaf, Karin…"
"Heh! kau pikir aku bisa langsung maafin apa?"Teriak Karin lalu telepon berdering "Halooo~ ah Sasukee~ baik~ daaah"Dia memutuskan sambungan telepon lalu berwajah ceria "Baiklah~ kau kumaafkan, awas kau kalau gitu lagi!"Dia dan ibu keluar dari kamarku dan turun tangga untuk menuju ruang tamu
"Kenapa sih… ibu membenciku…?"Ucapku pelan sambil menahan air mataku yg ingin menetes.
pagi hari…
"Ohayou, Sakura"Sapa Sasuke di mobilnya yang super keren
"O…Ohayou"Balasku agak gugup dan aku langsung pergi
"Ah, tunggu!"
"Ya?"
"Ada Karin?"
"Karin… dia masih dijalan kayaknya, deh. Aku berangkat pagian, sih. Soalnya aku piket"
"Oooh… makasih, ya."
"Sama-sama"Balasku dan aku bergegas berlari ke sekolah… dari kejauhan pula Sasuke terus menatapku
"Sasukeee!"Panggil Karin dari belakang mobilnya dan Sasuke menengok
"Ah, kau sudah datang?"
"Iyaaa~ Aku lupa ada piket!"
"Kamu piket bareng sama kakakmu, kan?"
"Eh? ba…aah! iya! kita kan piketnya bareeng…"Jawabnya gugup
"Ooh… yaudah, kita masuk yuk."
"Ayooo!"Karin menarik Sasuke dan mereka berjalan menuju lantai 2, kelas 1-4. Saat mereka sudah sampai di depan kelas tiba-tiba Ino datang.
"Sakuraa! aku pinjam pe… Lho? Kok kamu yg pi…"Blm selesai Ino bicara aku langsung membungkam mulutnya
"Pii? piket?"Tanya Sasuke dan mata Karin melotot
"aah… maksudnya itu pikun! kan dia mau pinjam pe'er! tapi pikun!hehehe… sudah ya! Ah, Karin, aku udah piket, kamu bisa lanjutkan, kan? aku mau ke kelas si Ino-chan!"Aku langsung buru-buru menarik Ino
"Hafu fahuuu hofong! holooong!(aku mau ngomong! tolooong!)"Akhirnya aku berhasil menarik Ino hingga keluar kelas. "Lepaas!"Aku langsung melepaskan tanganku
"Maaf. Tolong kau jgn tanya apapun…"
"Kau…kenapa kau seperti itu? ada apa dengan kalian berdua?"
"Nggak, kok."
"Dulu Karin tak seperti itu, kan? Terakhir kulihat ia sewaktu kls 1, dia anak yg baik, kok… tapi kok sekarang…?"
"Sudahlah, lupakan saja… oh, ya. Ini pr bahasa"Aku memberikan pr-ku
"Hah? tumben kau mau?padahal…biasanya…"
"Yaaa… kalau nggak mau sini!"Aku menarik pr-ku
"Aaah! nooo!"Dia menarik pr-ku kembali "Eh, ngomong-ngomong… nanti kita main, yuk"
"Nggak bisa"
"Heeeee? knapaaaa?"
"Aku mau ke kantor pos… mau kirim surat ke ayahku"
"hah? emang ayahmu blm pulaaaang?"Ino heran mendengar itu, sejak 1 smp ayah ga pulang(bang toyiiib kale XD ). Juga sejak itu ibu membenciku… memangnya salahku apa?
"Belum . Aku juga bingung… ayah kan pergi sejak aku kls 1 smp. Tapi ibu masih baik-baik aja kok sama aku. Tapi… sejak aku kls 2 smp ibu jadi suka marah dan membenciku. Padahal dulu suka kukira kalau ibu marah-marah karena ayah meninggal di pekerjaan, tapi kan… ayah suka membalas surat untukku? Lalu ibu marah kepadaku karena apa, ya?Apa mungkin… aku melakukan kesalahan yg amat fatal?"
Rumah Ino
Teng toong
Aku memencet bel rumah Ino di malam hari. Tak lama kemudian seorang lelaki tua membukakan pintu tersebut "Yaa?"
"Uuung… maaf mengganggu, aku mencari Ino"
"Ooh… mencari nona muda, ya. Kau Sakura, ya?"
"Eh? anda kenal saya?"
"Tentu saja. Kau kan teman lamanya. Aku ini Jiraiya"
"Oh! kakek Jiraiya?"Aku kaget melihat sosok kakek Jiraiya masih bekerja disini, padahal sudah tua. Dan kenapa aku nggak kenal padanya, ya?
"Ayo masuk Sakura"Kakek Jiraiya membukakan pintu lebar-lebarr untukku lalu menutupnya ketika aku sudah di dalam. Aku diperkenankan untuk duduk di ruang tamu yg sangat besar. Ino memang anak orang yang sangat kaya. Namun dia bukan tipe anak yang suka memboros- boroskan uang dan sombong.
"Lho, Sakura-chan?"Tanya Naruto-san diatas dekat tangga
"Ah, Na…Naruto-san…"
"Kau disuruh Ino datang, ya?"Dia langsung turun dari lantai dua dan duduk di sofa depanku.
"Maaf, Sakura. Nona muda sedang dalam perjalanan pulang. Dia habis dari kantor nona besar. Dimohon menunggu"Ucap Jiraiya sehabis mencari Ino
"Baik. Nggak apa- apa, kok."
"Baiklah, saya pergi dulu, selamat malam nona Sakura dan tuan muda"
"Selamat malam"Balasku dan Naruto-san lalu Jiraiya pergi dari ruang tamu.
"Kau disuruh si Ino ngapain?"Tanya Naruto-san
"Dia bilang aku disuruh menginap."
"Disuruh? mau aja kamu… pasti dia maksa!"
"Eh? memang sih… tapi aku senang kok. hahaha" jawabku anggun, yah kalo inerku, kapan lagi bisa semalam ga diomelin sama ibu! wahahaha
"Heemm… udah lama aku ga ketemu kamu, lho."
"Hehe…"aku hanya bisa ber-hehe ria, karena aku agak nervous kalo Cuma berdua gini sama cowok!
"Gimana kabarmu?"Tanya Naruto-san sambil nyengir lebar, khas Naruto-san
"Eh? Ba…baik kok. Kalo Naruto-san?"
"Kurang baiiik~"
"Heeh? kenapa?"
"Karena tugas yg kukerjakan selama sebulan penuh, hancur dalam sehari gara-gara si Ino sialan itu!"Wajah Naruto tiba-tiba berubah, jadi serem
"Aaah… kalian saling membenci, ya?"
"Eh? siapa bilang? nggak, kok. Walaupun gitu sih aku sayang sama dia. Tapi ingin rasanya kutendang anak ituuuuuuuuu~~"Dia meremas bantal di sofa
"Hyaaaaa! sayangkuuuuu sudah datang rupanyaaaaa?"tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang, dengan tingkat ke-OOC'an yang amat sangat tinggi
"Gyaaa!"Aku sesak nafaas!
"Aiiiih~ manisnyaa"
"Gyaaaa!"Wajahku memerah, aku NERVOUS kalo DEKAT-DEKAT sama COWOK!
BUK!
Naruto-san menonjok wajah orang yg memelukku "Wadawww!"Teriak orang tersebut lalu ia terjatuh
"Jangan mabuk gitu, bodoh…"Omel Naruto-san sambil mengangkat orang itu, saat aku menengok ke belakang. Dia? siapaa?
"Ah, kamuuu… Sakuraaaa~?"Ujarnya setengah mabuk
"Gyaaaa! Kiba-kun!"Aku kaget sekali melihatnya!
"Aku pulaaang~ haaah… capeknya…"Teriak Ino "Si Kiba merepotkanku saja, bisa gawat kalau melihat si Saku… HYAA!"Ino kaget melihat Kiba menarik-narik kakiku
"Hii! bodoh! lepaskan dia!"Teriak Naruto-san berusaha melepaskan genggaman Kiba
"To…toloooooong~"aku meraung2 "huweee~"
DOEEENG~
BAK, BUK PRAAAAAANG! DUARRRRRRR! ZRAKKKK! BRAKKKKKKK BYUUUUR *Sfx keributan di ruang tamu*
kamar Ino
"Maaf, ya… lagi-lagi sepupuku merepotkan. Dasar menyebalkan…" Ino meminta maaf padaku
"Iya… tak apa, kok."
"Hehe… Kiba kan naksir kamu dari sd, lho… wahaha, ga ketemu setahun kan rasanya kangen"
"Eeeh? bohooong?"Aku kaget mendengar perkataan Ino barusan
"Iya, dia kan bilang waktu kls 1 smp. eheheee~ Yudah, terima aja, dia kan ganteng. Idola cewek-cewek di sekolahnya lhoo…"
"Uuuung… nggak bisa kujawab, nih. Aku mau fokus dulu ke masalahku, aku juga kangen banget nih sama ayahku… udah kayak bang toyib aja…= ="
"Hah? yang lagu dangdut di indo, ya? wahahahaa" (aneh-aneh aja nih yg buat cerita)
"Hmmm… kau ada apa manggil aku kesini?"Tanyaku
"Nggak apa, aku mau kamu nginep disini aja. Aku kangen sih sama kamuuu~" Ino mencubit pipiku (jangan jadi Yuri, mbak! Sadar!)
"Dasar gila, dah!"
"Hahaha…"
esoknya
"aku pulang…"Ucapku agak takut lalu aku meliat sesuatu yg terselip di kotak surat dan aku membukanya, siapa tau saja dari ayah… "Ah, benar! ayah kirim suraat!"Aku kegirangan dan menemukan setangkai mawar merah dikotak surat rumah. "Buat siapa, ya? paling buat Karin da…"
for: Sakura, from: secret admirer
"Wah…"pipiku memerah dan melihat keadaan sekeliling "Siapa niiih? Apa iya si Kiba-kun?"Aku bingung sekaligus deg degan! dan bergegas masuk ke kamarku untuk mengunci pintu. Kutaruh setangkai mawar di dekat meja belajarku dan segera kubuka surat dari ayah
Untuk Sakura tersayang…
Sakura… bagaimana kabarmu disana? apa kau sehat-sehat saja, nak? Gimana dengan keluarga yg lain? apa Karin dan ibu baik-baik saja?
Ayah minta maaf karena ayah belum bisa pulang kerumah… ini karena pekerjaan, ayah juga sibuk sekali hingga tak dapat meneleponmu. Lagipula sinyal disini kurang bagus. Maaf ya, Sakura.
Ayah selalu mengoakanmu, nak… Ayo semangaaaaat!
ayah
Aku tersenyum setelah membaca surat ayah. Aku senaaang sekali jika melihat sepucuk surat dari ayah datang, aku selalu diberikan semangat olehnya. Aku menyayangi ayah… kuharap ayah sehat juga, dan bisa secepatnya pulang…
"Hei, Sakura, jangan mengurung diri dikamar, apa kau hikikumori*? kau sedang apa?"Tanya ibu dengan membuka langsung pintu kamarku
"Me…menulis surat untuk ayah."
"O…oohh… begitu, lanjutkan saja. Kalau sudah cepat makan! kalau tidak makanan ibu bereskan!"
"Baik"Jawabku lalu ibu menutup pintu. Aku sudah senyum-senyum untuk membalas surat ayah… dari luar kamar ini terlihat sosok ibu sedang menangis memegangi dadanya entah mengapa.
Beberapa menit kemudian aku telah selesai menulis surat juga menaruh diamplop. Tinggal turun saja untuk makan siang… aku turun ke lantai 1. Karin sedang kencan, dan ibu sedang ada acara reuni dari sma, baru saja ibu berangkat.
"Rasanya sepi sekali dirumah ini…"Aku bicara sendiri … dan menghangatkan makanan yg sudah dingin lalu bergegas mengambil satu piring
PRANG
"A..aduh!"Aku kaget, tiba-tiba pandanganku kok agak kabur, ya? apa aku darah rendah? atau anemia?
Tok tok tok
"siaang…"
"Ya…ya… tunggu sebentar…"Jawabku sambil jalan terbiasa, dalam sekejap pandanganku kembali lagi. Aku membuka pintu "Ah… Na...Naruto-san?" sapaku gugup
"uung… bukumu tertinggal" Naruto-san memberikan buku-ku
"Makasih"Jawabku
"Kau sedang apa? sendirian, ya?"
"Iya, Naruto-san darimana?"tanyaku
"Habis main bola sama teman."
kruuuuk~
"E…."
"Suara apaan, tuh?"Tanyaku "Naruto-san belum makan, ya?" lanjutku
"Su…sudaaah~" kruuuuuk~ "Eeee…"wajahnya memerah, mungkin karena malu?
"aku juga baru mau makan, kita makan berdua saja. Dirumahku lagi nggak ada orang, sih…"
"justru lebih paraaah~"Ujar Naruto-san parah dengn wajah yg memerah
"eh? apa?"
"Ah, nggak"Jawabnya, aku membukakan pintu lebar-lebar lalu menyuruh Naruto-san untuk duduk dimeja makan. Dan aku bergegas mengambil piring baru "ini"
"Ah, makasih.. Itadakimasu~" Naruto-san langsung menyerbu makanan "Waaah~ oishiiiiii~~"
"Eh? benarkah? itu ibuku yg buat lho"
"ya, pasti kau senang punya ibu yg pintar masak! Pasti ibumu baik!" Naruto-san tersenyum
"Eh? se…senang kok, ibu memang baik."
"Begitu…"
"A…aku ke belakang dulu"aku bergegas membereskan piring yg tadi pecah.
zrek
"Aduh!"aku kesakitan, tanganku terkena pecahan piring dan badanku menjadi gemetaran melihat darah… aku takut sekali melihat darah! aku takut sejak kecelakaanku dengan nenekku!
Badanku menjadi lemas dan gemetaran seketika melihat darah.
"Sakura, makasih ya makanan…ah… kau kenapa?" Naruto-san langsung menaruh piring kotor di wastafel dan ia menatapku dengan penuh rasa khawatir. ia bergegas mengambil handuk kecilnya yang belum ia pakai untuk menghentikan darahku. "Kau takut darah, ya?"Tanya-nya dan aku hanya mengangguk. ia membantuku untuk berdiri dan duduk di kursi dan ia membersihkan pecahan piring yg kupecahkan. Dalam beberapa menit pecahan piring itu sudah dibersihkan dilantai . ia membuka handuk kecilnya dan mencari obat di tasnya. "aku bersihkan dulu ya lukamu, kebetulan aku suka bawa p3k buat olahraga" Dia bergegas membersihkan lukaku dan menutupinya dengan perekat luka. Gemetaranku perlahan-lahan menghilang…
"Kau masih gemetaran?"Tanya Naruto-san
"Nggak, kok… makasih ya"
"ya… sama-sama."
"Nah kalau gitu aku pulang dulu, ya…" Naruto-san memasukan peralatan p3knya kedalam tas lalu ia bergegas memakai sepatu diteras. Dalam beberapa detik ia langsung berdiri tegak dan menenteng tasnya "Aku pulang, ya. Makasih hidangannya"
"Iya, sama-sama. Makasih juga ya udah nolongin aku nutupin luka ini…"
"Iya, sama-sama juga. Daah…"
"Daah.."
blam
"Pheew~ untung saja Naruto-san menutupi lukaku"Ucapku. Lalu aku bergegas naik ke lantai 3(loteng) untuk masuk ke kamarku, aku langsung tidur-tiduran sambil memikirkan Naruto-san
esoknya, di sekolah… bel istirahat
BRUKK!
Karin tiba-tiba mendorongku hingga aku terjatuh. ia mendorongku dengan wajah yang kesal di taman belakang, agak sepi disini.
"Aduuuh! sakiiit!"
"HEH! JANGAN BERLAGAK BAIK KAMU!"Omel Karin
"Apa? kamu ngomong apaan ,sih?"
"GARA-GARA KAMUUUU!" Karin menjambak rambutku
"Karin! lepaskan akuu! aaaakh! Kariiiin! sakiiiit!"Aku meringis kesakitan, ia menarikku paksa. "KARIIN!"
Dia melemparku hingga aku terjatuh lalu aku dikerumuni teman-teman Karin. Ada 3 cewek yg berwajah kesal seperti Karin terhadapku
"Ka…kalian kenapa?"Tanyaku
"EH, GARA-GARA KAMU TUH YA! DASAR CEWEK GA TAU MALU!"Omel cewek 1
"KAMU TUH PENGKHIANAT!"Teriak Karin
"Karin!"Teriak Sasuke dari kejauhan, Karin kaget kalau tindakannya terlihat oleh Sasuke. Sasuke berlari menghampiri Karin. Wajah Karin tersenyum berseri-seri lalu…
PLAK!
"Akh?"Teman-teman Karin kaget melihat respon Sasuke, Karin hanya bengong kalau pipinya ditampar oleh Sasuke, aku juga sangat kaget melihat Sasuke menampar Karin. Karin menangis lalu ia pergi menjerit-jerit.
"Sasuke.. apa kau nggak takut nanti putus sama Karin?"Tanyaku
"Nggak, soalnya kita udah putus."
"HAH? KENAPA?"Aku makin kaget saja mendengarnya
"Soalnya… akhir-akhir ini aku makin tau sifat buruknya yang..."
"Namun kau tak tau sifat baiknya?"Potongku "Karin sebenarnya anak baik, kok…"
"Kenapa kau masih membelanya, sih? Apa karena ia adikmu?"
"Tidak. Memang benar… dia memang anak yang baik. Hanya saja mungkin karena ayah tidak pulang dan ibu selalu memanjakannya. Kalau ia sudah mempercayai seseorang ia pasti sangat baik. Dia jahat padaku mungkin karena dia belum bisa mempercayaiku"
"Aakh! kenapa sih sifatmu seperti itu! Kau terlalu mudah mempercayai orang! Gara-gara kamu tau kita putus!"
"Hah? aku?"
"Soalnya sekarang aku suka sama kamu!"Omelnya dengan wajah yang memerah… tiba-tiba angin berhembus, dedaunan berterbangan.
"Gara-gara kebaikanmu… aku jadi suka sama kamu… sejak kelas 3 smp!"
DHEG!
Seketika degup jantungku berdetak, baru kali ini aku ditembak… /
Bersumbang (a.k.a bersambung XD)
yaaaaa~ maaf kalo ga menarik, bilang aja~
Silakan beri aku kripik(kritikan! = ="), komen, puji (siape yang pengen muji elu?), eh iya, klo nge-flame dihalusin ya bahasanya...*Ditimpuk bata
