Obstacles

Author : Fyriri

Main cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Pairing : Chanbaek and other

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Crime

Rated : M

Disclaimer : This story is belongs to me.

Warning : Boys love, yaoi, dll.

Summary : Demi membalaskan dendamnya, Chanyeol bersedia menerima tawaran Jongin, orang asing yang menawarkan kerja sama dengan bergabung dalam sebuah komplotan untuk membalaskan dendamnya. Hingga Chanyeol bertemu Baekhyun, pemuda yang berhasil masuk ke hati Chanyeol. Namun apakah takdir berpihak kepada keduanya?

.

.

Happy Reading

Hope you like it

Dingin

.

.

Putih

.

.

Salju

Manik cokelat itu menatap jalan yang di penuhi tumpukan salju, kosong, hampa, hanya itu yang tergambar dari maniknya, Chanyeol masih setia menatapi pejalan kaki yang terus berlalu lalang tanpa mempedulikan salju yang mulai turun . Ia menyesap pelan minumannya, tak ada ekspresi dari wajahnya saat rasa pahit itu menjalar di kerongkongannya. Hidupnya lebih pahit dari ini. Pikiran Chanyeol melayang, terbanyang jelas olehnya malam di mana ia kehilangan seluruh kebahagiaannya saat salju pertama turun. Semuanya terjadi begitu cepat. Memori yang ia lupakan mulai tersusun layaknya puzzle, ia seperti orang bodoh demi mencari kepingan puzzle yang berserak di segala sisi dan ia harus melengkapinya di tengah gelapnya hidup yang ia jalani, ia akan membalas semuanya dengan setimpal,bahkan lebih. Tapi tidak sekarang, mungkin nanti.

Kling

Suara dentingan bel yang menggantung di pintu Caffee menghamburkan lamunannya. Chanyeol melirik sekilas kearah pintu dan kembali menatap jalanan yang sudah kosong, hanya ada tumpukan salju yang semakin tinggi. Saltu ternyata sudah semakin deras, dan angin bertiup kencang. Pengunjung Caffee terus berdatangan, berlindung dari salju dan dinginnya malam.

"Boleh aku duduk disini?" suara lelaki, pemuda itu menoleh dan yang di dapatinya lelaki yang berpostur tinggi dengan mantel hitam panjang di tubuhnya .

"Ya" pemuda itu menjawab seadanya dan memusatkan perhatiannya pada cangkir kopinya.

"Terima kasih, namamu?" lelaki itu membuka percakapan dengan nada bersahabat tapi terkesan dingin.

"Chanyeol, Park Chanyeol." Jawab pemuda itu datar terbesit rasa tak suka di dalamnya, membuat lelaki tadi tersenyum tipis.

"Aku Kim Jongin"Chanyeol menatap sinis Jongin yang tampak tenang di depannya.

"Apa mau mu?" nada datar yang digunakan Chanyeol tak membuat reaksi apapun bagi Jongin. Jongin melirik tangan Chanyeol dan tersenyum.

"Hanya ingin mengobrol sebentar dan bisakah kau menyimpannya kembali? Aku tidak akan macam-macam, percayalah" ucap Jongin kembali tenang sedangkan Chanyeol tertegun, ia mengeratkan pegangannya pada pisau di balik mantelnya.

"Kau bisa mempercayaiku Chanyeol" tatapan Jongin menyiratkan sesuatu yang tak dapat di artikan secara langsung oleh Chanyeol.

"Aku tidak akan pernah mempercayai siapapun "ucap Chanyeol dingin, ia memasukkan kembali pisaunya dan menyesap habis kopinya.

"Jadi, aku kemari ingin memberi tahu satu hal padamu"ucap Jongin tenang.

"Cih, aku tak perlu diberitahu apapun sebaiknya kau pergi sebelum aku menebas kepalamu"

"Sekalipun tentang kejadian 10 tahun yang lalu?"senyuman tipis itu terkembang sempurna di wajah Jongin.

'Kena kau Park Chanyeol'

Kepala Chanyeol menoleh cepat, rahangnya mengeras , dan tangannya terkepal kuat dibalik mantelnya.

"Apa kau sudah berhasil mengingatnya?"

"Berhasil menemukannya?"

"Berhasil menangkapnya?"

"Atau berhasil membunuhnya?"

"DIAM KAU BRENGSEK! APA YANG KAUMAU?!" Chanyeol murka,nafasnya tersengal-sengal dan dadanya bergemuruh. Ia memukul keras meja didepannya mengundang perhatian seluruh isi caffee. Sedangkan Jongin hanya tertawa remeh , ia memainkan jemarinya di atas meja, hanya diam dan tenang .

"Tenang Park aku akan menjelaskan maksudku tapi kau harus ikut dengan ku-"

"Tidak akan per-"

"Ingat Park, kau tidak bisa bekerja sendiri"

"Aku bi-"

"Dan kau belum bisa bergerak karena kau belum mengingat sepenuhnya, ingat itu"

Tubuh Chanyeol melemas, rasa panas menjalar menggerogoti tubuhnya, kepalanya berdenyut sakit,dadanya semakin sesak. Otak Chanyeol berusaha berfikir cepat, tak ada pilihan lain, dengan tergesa-tergesa ia meraih pisau dibalik mantelnya . ia menggoreskan pisau itu ke permukaan kulitnya hingga darah segar mulai muncul dan mengalir dari tangannya . ia hendak menusuk nadinya dengan pisau sampai tangan Jongin menahan dan membuang pisaunya jauh-jauh.

"Tidak untuk menyakiti diri sendiri Park" ucap Jongin dingin, ia sudah puas memperhatikan reaksi tubuh Chanyeol dan Jongin tidak mengira Chanyeol akan nekat melukai diri sendiri.

"Apa yang kau lakukan brengsek?!" Chanyeol meraih kerah Jongin, darah dari lengannya terus mengucur hingga mengenai mantel hitam Jongin,panas itu makin menggerogoti dirinya keringat dingin membasahi pelipis Chanyeol. Jongin memperhatikan sekitar, kini Chanyeol dan Jongin sudah menjadi pusat perhatian. Tak ada cara lain, Jongin memukul tengkuk Chanyeol , Chanyeol kehilangan keseimbangan, kesadarannya mulai menghilang , banyak langkah kaki menghampirinya dan samar-samar Chanyeol mendengar kata 'maaf' dari mulut Jongin hingga semuanya gelap.

.

.

"Yeoboseyo"

"Kau sudah bertemu dengannya?"

"Sudah, dia bersamaku, tapi.."

"Tapi?"

"Dia pingsan.."

"Cepat bawa dia kemari dan kita harus bicara"

"Ne hyung"

.

.

TBC/END?

Hallo~ aku author baru disini ^0^. Aku bawa ff gaje hehe, pendek ? karena baru prolog, kalau banyak yang minat dan penasaran aku lanjutin,, ditunggu ya RnR