Tidak Ada
.
.
.
.
Tidak ada yang pernah menanyakan seberapa besar sakit hati yang dirasakan Dean Thomas, saat Harry mencium Ginny di depan umum.
Rasanya sakit sekali.
Tepat di sini.
Karena Dean masih menyayangi Ginny. Ginny-nya yang blak-blakan, konyol, dan pemberani. Ginny-nya yang membuat Dean tidak lagi memandang remeh orang berambut merah. Ginny-nya yang tersenyum malu-malu, saat Dean menyapanya di depan lukisan Nyonya Gemuk.
Tidak ada yang ingin tahu seberapa sakit perasaan Dean Thomas, saat Ginny dipeluk laki-laki lain. Laki-laki yang menangkup pipi merah Ginny yang selama ini dikaguminya. Laki-laki yang menyentuh bibir lembut Ginny yang selama ini disukainya. Adakah yang peduli pada Dean?
Seamus Finnigan berkata bahwa sudah sejak lama Ginny memendam perasaan pada Harry Potter. Sudah sejak lama, bahkan sebelum Dean memutuskan Ginny adalah gadis idamannya. Pilihan hatinya.
Sejak dulu, cuma ada nama Potter di hati Ginny. Dean hanyalah persinggahan sementara.
Dean hanyalah pengalih perhatian.
Dean hanyalah pelarian.
Dan tidak ada yang tahu seberapa sakit hatinya saat menyadari hal itu.
.
.
.
fin
a/n : crosspost dari fesbuk untuk #nulisrandom2k16 yang nggak selesai u.u
