Yamada-kun to Nannanin no Majo ©Miki Yoshikawa
Kuso Setou Kaichou ga Daisuki! ©undeuxtroisWaltz
Warnings : Romance yang absurd, Humor(mungkin), Sho-ai~, bahasa campuran baku+non-baku, pendek, fanservice yang tidak terduga.
Rate : T
Pair : Miyamura x Yamada
Kuso Setou Kaichou ga Daisuki!
.
.
.
Ehm, Namaku Yamada Ryu, biasa dipanggil Yamada. Ck, jangan banyak tanya, panggil saja begitu. Aku sekolah di SMA yang jauh dari lingkunganku. Kenapa katamu? Karena aku berharap tidak ada yang dapat mengenaliku di sini. Tapi kurasa usahaku sia-sia saja, aku malah terkenal. Oi, aku terkenal karena ketampananku! Bukan karena sifatku yang bu-, m-maksudku itu bukan urusanmu 'kan? Hei, Aku bukan tsundere! Jangan menertawaiku, itu tidak lucu!
Kalian bertanya berapa umurku? Kenapa? Kalian penasaran dengan umurku melihat wajahku yang baby face tetapi sudah SMA ini 'kan? Baiklah akan ku- Apa?! Kalian bertanya karena tidak percaya bahwa aku masih remaja?! Sialan, aku belum pantas dipanggil paman! Lagipula wajahku terlalu manis untuk itu.
Yah, kurasa perkenalannya sampai di sini saja. Aku banyak urusan. Hn? Kalian ingin mengikutiku? Heh, memangnya kalian itu apa? Stalker? Yah, aku sih tidak masalah selama itu tidak menggangguku. Oh ya, satu hal lagi, Jangan sampai jatuh cinta padaku karena aku tidak bisa membalasnya. Apa?! Tidak akan?! Tch, ka-kalau begitu, jangan menyesal kalau aku mempunyai pacar! Apa katamu?! Tidak mungkin?! Aku pasti dapat pacar! A-Akan kubuktikan!
.
.
.
Monday, September 20th 20XX
"Haaaahh~" Aku menghela nafas. Hari ini senin dua puluh september, hari yang sama seperti sebelum-sebelumnya. 'Tch, tidak ada yang menarik' pikirku.
Aku meneruskan perjalananku ke kelas, semua mata menuju ke arahku. 'Resiko punya wajah tampan benar-benar merepotkan. Selain menatapku, mereka juga mulai berbisik-bisik tentangku. Benar-benar merepotkan.' Itulah yang kupikirkan saat mereka mulai melakukan hal yang sudah menjadi keseharianku.
Apa? Aku naif? Hahahahaha! Ya, kalian bisa berkata seperti itu. Aku tahu, maksudku benar-benar mengetahui apa yang mereka bicarakan. Aku naif karena mencoba untuk berfikir positif atas itu. Aku bukan orang yang mendapat predikat baik di sekolah, Kalian benar jika mengatakan aku seorang berandal. Aku bahkan tidak memiliki seorang teman, miris bukan? Tertawalah semau kalian. Semua siswa yang menatapku akan berbisik dengan siswa di sebelahnya dan saat aku menatap ke arah mereka, mereka berpura-pura melakukan hal lain. Benar-benar menjijikan. Setidaknya jika kalian membenciku, abaikan saja aku. Itu lebih baik daripada membicarakanku dari belakang, hal seperti ini membuatku muak. Memori masa SMPku terulang kembali di kepalaku seperti kaset rusak. 'Benar-benar seperti mengulang masa lalu' pikirku, akupun terkekeh kecil.
"Kau tahu? Yamada-san berkelahi lagi! Dia benar-benar berandal yang tidak tahu malu ya. Dia benar-benar mencoreng nama baik sekolah" Seorang siswi sedang bergosip ria tentangku dengan siswi di sebelahnya. Hei nona, tidakkah kau tahu bahwa aku mendengarkan? "Hei,itu Yamada. Kudengar ia berkelahi dengan geng motor! Memangnya siapa dia? Yakuza?" Kali ini sekumpulan siswa sedang membicarakanku,lagi. Kau tahu? Aku memiliki alasan untuk bekelahi dengan geng motor itu. Mereka membuat bising, membuat graffiti norak di dinding rumah warga, memalak orang yang jalan sendirian, mabuk-mabukan di jalan dan akhir-akhir ini lebih parah, mereka mencuri lalu membakar rumah yang telah dicurinya. Hal ini terjadi sekitar tiga kali, dan untungnya pemilik rumah sedang tidak berada di rumah. Aku bingung mengapa tidak ada yang bertindak. Saat aku berusaha menolong dengan menghajar orang-orang itu, aku malah menjadi pihak yang disalahkan. Benar-benar memuakkan. Ah, telingaku benar-benar panas saat mendengar mereka mengatakan hal-hal buruk itu. Tolonglah, aku tidak se-bejat itu. Aku memasuki kelas, melempar tasku ke bangku dan pergi entah kemana, yang penting menjauh dari orang-orang ini. Aku butuh ketenangan.
Kakiku membawaku menuju ke taman belakang sekolah dimana tidak ada seorangpun di sini. Karena aku tahu, bel masuk akan segera berbunyi. Persetan dengan sekolah dan pelajaran, aku muak. Ya, muak atas segala perlakuan murid-murid di sekolahku. Aku butuh setidaknya udara segar untuk menenangkan diriku.
.
.
.
Sesampainya di taman belakang sekolah, aku segera menyenderkan tubuhku di samping dinding gedung sekolahku. Aku mulai menenangkan pikiran dan perasaanku untuk sejenak.
Haaah~ Apa ini keseharianku untuk tahun-tahun berikutnya? Yang benar saja! Aku bukan robot yang tidak memiliki perasaan, aku bisa saja hancur. Tidakkah mereka menyadari bahwa Yamada Ryu hanyalah manusia biasa seperti mereka dan bukan iblis? Heh, impian yang konyol jika aku berharap mereka menyadarinya. Mereka menganggap Yamada Ryu adalah seorang berandal titisan iblis dan kau akan terkena kutukan apabila berinteraksi dengannya. Ahahahaha! Itu hal yang benar-benar lucu! Pemikiran konyol yang tidak pernah kusadari ternyata menjadi tekanan untuk kehidupanku.
Aku menutup mataku hanya untuk menikmati semilir angin dan ketenangan yang tidak akan kudapatkan di kelas. Aku sampai lupa kapan terakhir kali aku berinteraksi dengan siswa lain di sekolah ini. Kurasa sudah lama sekali. Aku benar-benar menyukai keheningan dan hembusan angin yang menerpa wajahku, rasanya seperti semua masalahku hilang diterbangkan oleh angin.
Tapi kedamaian tempat ini terusik oleh percakapan dua orang berbeda gender di atap gedung yang berada di belakangku. Eh? Kalian bingung dengan penjelasanku? Maksudku, aku sekarang sedang bersandar di dinding gedung yang membelakangi taman yang kudatangi untuk bersantai. Aku sedang menikmati waktu santaiku sampai suara perempuan yang cukup lantang mengejutkanku.
"Mi-Miyamura-kun, A-atashi ne, Miyamura-kun no koto, SUKI!1" Heh, aku mendengar suara seorang gadis yang dengan lantangnya mengutarakan perasaannya kepada lelaki yang dia sukai. Aku mulai berpikir 'Enaknya~ saat orang lain memiliki pacar, aku bahkan tidak memiliki teman' Ck, pemikiran dari sebagian diriku ini benar-benar menyebalkan. Sebagian diriku yang tidak peduli terus merutuki sebagian diriku–yang lain yang terus-terusan mengeluhkan keadaanku. Yah, masa bodolah, apa peduliku dengan kedua orang itu? Merepotkan saja, lebih baik aku tidur.
Baru aku ingin memejamkan mata, suara lain menyapa gendang telingaku. Kali ini suaranya lebih berat, suara khas laki-laki. Oi, aku tidak berniat mendengarkan! Hanya saja karena di sini sepi, aku bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas. Pindah tempat? Jangan bercanda! Aku yang lebih dulu berada di tempat ini! Kenapa tidak mereka saja yang pergi, mengganggu saja!
"Ah, gomenna. Ore wa koibito ga iru. Demo, Arigatou na2" Pemuda yang mengatakan hal ini terdengar merasa bersalah. Tapi aku yakin dia berbohong soal memiliki pacar. Heh, kalian bertanya kenapa? Insting. Kau tahu, menjadi bahan pembicaraan telah meningkatkan ketajaman instingku. Oi, jangan tertawa! Aku serius!
Perempuan yang mendengar jawaban itu terdengar kecewa terbukti dengan nada suaranya "S-souka.. okoraseru gomennasai3" Sepertinya perempuan itu akan menangis sebentar lagi.
"O-oi! Naite nai yo!4" Hoo~ si pemuda terdengar bersalah karena telah membuat si perempuan menangis.
"Mou! Hanashite! Atashi wa anata ga daikirai!5" Nah, padahal tadi aku dengan jelas mendengar perempuan itu mengatakan suka. Dalam beberapa menit bisa berubah jadi benci ya, cepat juga.
"OI!" Buk "Eh?"
Drap drap drap, Brak! Aku mendengar suara langkah kaki dan pintu yang ditutup. Walaupun sebelumnya aku mendengar suara seperti sesuatu yang didorong, yah masa bodoh soal itu.
Heee~ Kurasa mereka sudah pergi.
.
.
.
Aku baru ingin memejamkan mataku untuk yang ke sekian kalinya sampai ada suara yang benar-benar kencang menginterupsiku.
"Ooooiii! Minggiiiiir!" Siapapun orang itu, dia pasti tidak sayang nyawa karena berani menggangguku. Tapi sepertinya suara itu berasal dari atas, tidak mungkin 'kan ada orang bodoh yang mencoba untuk belajar terbang?
Saat aku menengadah, aku melihat sesosok pemuda berambut abu-abu(?) atau mungkin silver sedang terjun bebas, yang sialnya mengarah ke tempatku.
Aku yang terkejut, tidak sempat menghindar dan tubuhku tertimpa pemuda silver itu. 'Ugh, kepalaku pusing' pikirku. Saat akan mencoba bangun, tubuhku menolak untuk digerakkan dan kesadaranku menipis. Yang aku ingat hanyalah rasa seperti permen kapas, setelah itu aku tidak mengingat apapun.
.
.
.
TBC
.
.
.
Author's note :
1 : Mi-Miyamura, A-aku, menyukai Miyamura!
2 : Ah, maaf. Aku sudah punya pacar. Tapi, terima kasih ya.(maksudnya karena cewek itu udah suka sama dia. Biasanya kalimat ini diucapin biar si cewek gak depresi-depresi amat abis ditolak)
3 : Begitu ya.. Maaf telah mengganggu
4 : O-oi! Jangan nangis!
5 : Udahlah! Lepasin! Aku benci kamu!
.
.
.
Yo~ genki ka, reader tachi?/sok akrab lu-dilempar katana- Sankyuu karena sudah membaca fic saya~
Jadi fic ini adalah hasil dari galaunya author, tadinya mau buat one shot tapi saya males-dilempar sendal jepit- hiksu, saya disiksa T^T. Fic ini melenceng dari aslinya, alesannya karena saya suka pair ini~
Saya sebenernya mau buat humor,HUMOR! Tapi entah kenapa saya mau buat Yamada ngenes terlebih dahulu~ Muehehehehe~ Jadi humornya terpaksa ditunda.
Saya juga mau menyumbang fic di fandom ini karena fic di sini dikit banget. Jadi semoga anda menikmati(?) fic ini.
Akhir kata, Mohon tinggalkan jejak anda dengan review, fav atau follow, Terima kasih~
