Rating: Kayaknya, T dech...
Pairing: HitsuHina
Summary: Hitsugaya Tosuhirou sebagai murid jenius di sekolahnya, mengakui memiliki teman sejak kecil bernama Hinamori Momo. Hitsugaya juga mempunyai adik yang menyusahkan bernama Fuyuri (OC). Bagaimana perjalanan kehidupannya? Please baca... kalo gak rame, loe boleh kok ngebunuh gue...
A/N: Uh, -speaker- Test, test, 1…2…3, uhm….
Teks ini berbahasa Indonesia, jadi siapapun yang membacanya, jangan bingung ya…
Anggap aja sebagai novel, ya, semacam itulah…
Cat: tokoh karakter yang saya gunakan, sama dengan Anime Bleach, hanya bedanya... ada Karakter tambahannya dan alur cerita yang JAUUUUUUHH BEEDAA...!
Disclaimer: Aku tidak berhak memiliki BLEACH (dalam hati: Aku ingin memilikinya…TT).
---sedikit spoiler---
-Hitsugaya Toushirou- seorang murid luar biasa jenius dengan IQ 240 (kurang lebih) yang pada dasarnya merupakan murid sekolah SMU di kota Karakura. Ia dan Hinamori Momo telah berteman sejak umur 5 tahun hingga kini mereka berusia 16 tahun.
Orang tua Toushirou yang sering tak berada dirumah dengan alasan pekerjaan yang 'menyita waktu' membuat mereka berperhatian tak banyak pada Toushirou dan adik perempuannya yang berumur 14 tahun bernama Fuyuri. Toushirou merasa berkewajiban merawat dan melindungi adiknya, meski begitu Fuyuri merasa tak nyaman dengan hal itu. Fuyuri sering mendukung kedekatan kakaknya dengan Hinamori.
-Hinamori Momo- gadis yang kalem (nggak juga sih) dan cantik ini merupakan gadis idola di sekolahnya. Maklum, anak konglomerat. Tapi, pikiran kesepian dan jauh dari orang tuanya tak jauh berbeda dengan yang dirasakan Toushirou (mungkin). Ia sering merasa senang apabila berada di dekat Toushirou; maka dari itu, ia memilih menjadi teman sebangku Toushirou dan terus lengket layaknya lem dengannya, padahal Toushirou sering bersikap acuh-tak-acuh padanya. Di mulut memang mudah ditebak, tapi di hati siapa tahu??
Hinamori lebih senang memanggil Toushirou dengan sebutan Shirou (meski hal itu hal yang paling dibenci Toushirou).
Chapter 1
Snow in the Mid-Night
Kenyataannya, memang hari yang membosankan untuk belajar, hari bersalju lebih menyenangkan berlibur dan bermain.
Tidak, belum saatnya hari bersalju. Musim dingin belum datang, masih ada beberapa hari lagi datangnya hari bersalju. Toushirou hanya termenung. Mengistirahatkan dagunya diatas telapak tangannya dan mulai bergumam, letih untuk menulis dan mencatat segala sesuatu yang gurunya ucapkan. Tangan kanannya terus menulis dengan cepat.
Oh, ya ampun. Ini sangat mudah... kalimat itu berputar di otaknya, dan terus mendengung.
"Jadi? Siapa yang bisa memecahkan soal ini?" gurunya yang kemudian berpaling ke arah murid-murid berharap ada yang mau menjawab dan menghiraukannya. Toushirou menoleh ke kiri dan ke kanan memantau keadaan. Dilihatnya tak ada siapapun yang mau menjawab. Sang guru hanya menghela napas dan mengedipkan matanya. Toushirou mengangkat tangannya.
"Iya, Hitsugaya?" sang guru kemudian menunjukan tangannya ke arah pemuda bertubuh tak begitu besar tapi cukup ramping dengan warna rambut putih-keperakan ini. Toushirou mengangkat tubuhnya dan mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan begitu cepat, seolah, itu bukan hal yang begitu besar baginya.
"Bagus, Hitsugaya, sempurna seperti biasanya..." Sang guru memujinya dengan nada lesu, karena dari 35 murid, hanya Toushirou-lah yang mampu menjawab dengan sempurna. Toushirou tak mempedulikan gurunya berbicara atau tidak, ia hanya ingin cepat pulang.
Ia berjalan kembali menuju bangku tempat ia duduk dengan santai. Mengambil pulpennya dan memasang kembali posisi tubuhnya seperti semula dengan lunglai. Hinamori berhenti mencatat, menatapnya dengan pandangan yang memang tak begitu serius untuk dibicarakan.
"Apa? Kok melihatku seperti itu?" tanyanya dengan nada sinis tapi dapat diketahui dalam pertanyaan itu menunjukan rasa penasarannya. Hinamori hanya menggeleng tersenyum padanya. Berpaling dari wajahnya. "Apa sih? Aneh..." Gumam Toushirou, mengernyitkan alisnya.
- -
Waktunya istirahat untuk makan siang. Toushirou tak pernah mau membawa bekal untuk istirahat. Setiap kali istirahat, ia hanya membaringkan tubuhnya di bawah pohon nan rindang-tempat favoritnya. Memejamkan mata dan menikmati suasana sebaik-baiknya, ia mulai menghela napas sedalam-dalamnya.
Shirou...
Kata itu mulai mengganggu waktu bersantainya, ia tahu bahwa ada seseorang yang sedang memanggilnya. Ia tahu persis siapa yang sedang memanggilnya itu. Ia hanya tetap memejamkan mata dan berusaha tak menggubrisnya.
Tapi kemudian seseorang itu mulai menepuk pipinya, "Shirou! Shirou! Banguun! Istirahat itu buat makan, bukan tidur!"
Toushirou membuka matanya yang merah dan mulai menyalak bagaikan anjing yang terganggu tidurnya, "Berisik, Hinamori, aku mau istirahat sebentar, OK?" ujarnya marah.
Hinamori memasang ekspresi masam di raut wajahnya. Toushirou sudah mengetahui taktik semacam itu, ia keras kepala – tetap tak mau membuka matanya dan malah memalingkan kepalanya ke arah yang berlawanan.
"Bisa gak, semeniiiit aja kamu gak ngeganggu. Tenang 'dikit!"
"Ih... Shirou kok gitu sama aku?" goda Hinamori sekali lagi, dengan genit, menarik-narik lengan Toushirou. Toushirou membuka mata kirinya untuk mengintip Hinamori.
Hinamori menelungkupkan kepala diatas lengannya yang berada tepat di atas perut Toushirou dan terisak-isak menagis.
"Eh? Loh Hinamori kok nangis? Ah! Sorry-sorry, aq 'kan cuma ingin menggodamu saja, kok, nangis?"
Toushirou yang spontan melihat Hinamori menundukan kepala di atas perutnya, segera membangkitkan diri dengan memposisikan badannya bersandar di pohon. Ia meraih kedua pipi Hinamori dengan tangan hangatnya, tapi ia tak berani untuk mengangkat kepala Hinamori. Hinamori masih menundukan kepalanya. Sampai, ia mengangkat kepalanya dan berkata,
"Wee, Shirou ketipu-Shirou ketipu Yee, katanya pinter, kok sama tipuan gitu aja bisa ke-ce-le..."
"AH?! HINAMORI!!" Toushirou marah karena merasa dipermainkan olehnya. Hinamori pun membangkitkan diri dan mulai berlari, masih meledeknya. Toushirou mengejarnya sampai kelas. Hinamori duduk di bangku kelasnya.
"Udah ah, capek nih, Shirou. Kayaknya udah mau masuk, tuh!" alasannya yang jahil mulai menghalangi niat Toushirou. Memang, sedetik yang lalu, bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai.
"Kamu, nih, licik, ya. Gak pernah berubah," Toushirou bertolak pinggang dan mengernyitkan alisnya, memandang gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum nakal pada Toushirou.
-Pulang sekolah-
Waktunya pulang, dan segera makan, kemudian tidur... waktu yang tepat, besok hari Minggu. Pikiran itu sudah benar-benar mengetuk kepala Toushirou dan tubuh kecilnya tuk mengajaknya melangkahkan kaki menuju rumah. Langkah pertama ketika akan keluar dari pagar sekolah, Hinamori mulai memanggilnya dari belakang, berlari terengah-engah.
"Shirou! Tungguin dong!" panggilnya dari belakang. "Pulang bareng, ya!" berteriak dan melambaikan tangannya. Toushirou meringis sebentar, dan mulai berlari keluar dari lingkungan sekolah.
"SHIROU?!" panggilnya. Rupanya Toushirou menantangnya lomba lari hingga rumah.
Mereka berlari hampir setengah jalan. Toushirou berhenti sejenak menahan tubuh dengan kedua tangannya yang bersandar di tembok. Nafasnya sudah mulai menggerogoti tenggorokan hingga kering. Menengokkan kepalanya menghadap jalan. Mata seseorang dihadapannya itu mulai berkedip lucu padanya.
"HI-HINAMORI?!" serunya kaget. Tak disangka gadis kecil itu berdiri didepannya dengan senyumnya yang bodoh.
Gadis itu mulai menghampirinya dan mengajaknya jalan satu tujuan menuju rumah. Toushirou tak bisa menepis ajakannya. Dengan suatu keterpaksaan, ia berjalan pulang bersamanya. Rumah gadis itu dua blok dari rumahnya. Karena tak enak hati, Toushirou mengantarnya hingga sampai di rumah. Hinamori melambaikan tangannya ke arah lelaki berambut perak itu, berjalan memasuki rumah. Dengan senyum kecilnya sekali lagi mengantarkan Toushirou pulang kerumahnya, rumahnya sendiri.
"Aku pulang..." ucapnya ketika membuka pintu rumahnya. Sapaan yang selalu ia ucapkan ketika pulang, merupakan kebiasannya sedari kecil.
"Halo, sweetie. Bagaimana sekolahmu, sayang?" seorang ibu yang cantik jelita menyapanya dari arah dapur.
"Baik, bu, seperti biasanya. Ng, Fuyuri kok gak kelihatan?"
"Tuh, kalo pulang bukannya cuci kaki, cuci tangan dulu, selalu saja adiknya yang ditanyain..."
"KAKAK!!" Adik perempuan kesayangannya meluncur dari tangga dan memeluk kakaknya, sambutan yang hangat bagi Toushirou, ya, seperti biasanya.
"UFF! Hey, bagaimana hari ini?"
"Baik, Kak!"
"Loh, bu. Ayah di mana?"
"Ayah ada urusan di luar kota. Katanya empat hari lagi baru kembali. Oh, ya, ibu besok juga ada urusan..."
"Besok kan' Minggu, bu."
"iya, ibu tahu. Tapi ibu juga ada panggilan dari kantor untuk lembur. Untuk besok, kamu dan adikmu berdua saja di rumah, ya?"
"Jaga rumah, bu?!" suara nyaring Fuyuri memotong pembicaraan.
"Ya..." tapi, aku agak khawatir meninggalkan mereka, perasaan tidak enak apa ini ya? Tidak biasanya seperti ini...
Perasaan seorang ibu yang terus meraung-raung dan membisikkan sesuatu yang menarik tapi tak bagus untuk diikuti. Sesuatu akan terjadi.
"Asiik!!" sorak mereka.
"Ayo waktunya makan malam. Ibu masak spesial hari ini, kita makan tanpa ayah, ya?"
Biasanya juga gitu... pikir Toushirou. Mereka duduk hampir disaat yang bersamaan. Dengan suasana melingkupi ruangan yang tenang mereka makan malam. Toushirou sejenak menghentikan sendok makan yang akan menghampiri mulutnya itu.
"Tapi, bu. Bolehkan besok kita keluar rumah?" tanyanya dengan suara pelan dan santun, jikalau ibunya akan tersendak dengan pertanyaan tiba-tibanya. Ibu pun menyelesaikan makannya dan mulai mengelap bibirnya. Dan mejawabnya dengan lemah lembut, cermin seorang ibu.
"Ya, tentu. Tapi, jangan lupa kalau akan keluar rumah, kunci pintunya. Ibu akan pergi pagi-pagi sekali besok."
"Baik, bu."
"Kakak, memangnya kakak akan kemana?" tanya adiknya dengan lugu. Wajah yang lugu itu, Toushirou takkan tertipu dengan kecerdasan seorang adik dibalik topengnya itu. Toushirou hanya mengedipkan mata kanannya. Meniupkan jari telunjuk didepan bibirnya, shhh, dan tersenyum padanya. Seolah ada rahasia dibalik semua itu. Sang adik hanya terdiam memalingkan matanya memandang makanannya, berpura-pura tak tahu apa-apa, dan meneruskan makan malamnya yang sempat terhenti.
To be Continued...
A/N: KYAAAAA!!!! Chapter pertama!!!! Aduh,,,,, gimana nech? Kok komunitas Bleach Indonesia kok sedikit banget???? Apalagi yang HitsuHina-nya... Gue aja bikin cerita gak ada yang ngereview!!!! Duh, kalo gitu, Come on Child!! Kita bangun komunitas Bleach Indonesia dengan cara –drum music- (eng, ing, eng) REAVIEW CERITA GUE!!!!!!!!!!!!!!!!
GYAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!!!!!!!!!
HEY! Ceritanya masih bersambung tauk!!!
