Heart Virus
By : Annchan 602
Naruto By Masashi Kishimoto
This is my first fic, enjoy it ;D
Sakura menatap lekat barisan penuh boneka beruang kecil berwarna cokelat. Terkekeh kecil saat melihat ada anak laki-laki yang menangis karena takut boneka beruang.
'Ada ya yang takut benda lucu? Aneh' pikirnya. Gadis tinggi semampai itu menyelipkan helaian surai merah muda dibelakang telinganya. Menikmati hembusan angin yang membawa kembali ingatan masa lalunya.
Sakura's POV
"Mama... aku berangkat yaa. Yang antar aku siapa?" aku berlari-lari kecil menuruni tangga. Cup! "Morning ma," aku mencium pipi kanan mama singkat. Mama mengulum senyumnya melihat tingkah khas ABG-ku.
"Nanti, kamu harus ramah ya disekolah. Kalau ada anak yang bikin kamu kurang nyaman, jangan di ambil hati." Aku mengagguk-angguk kan kepala tanda mengerti. Ini hari pertamaku masuk sekolah sebagai murid pindahan dari desa Kirigakure.
"Aku bawa saja ya ma sarapannya. Siapa yang antar aku ma? Aku tidak tahu jalannya,"
"Sasori-nii yang antar kamu. Tuh orangnya diluar, sedang siap-siap," aku melongok ke halaman luar mencari kakak semata wayangku. Tanpa basa-basi aku segera menghampiri mama.
"Aku berangkat ya ma," aku mencium tangan mama. "Ya, hati-hati dijalan sayang." Aku mengangguk sambil keluar santai menuju halaman rumah. Bisa kulihat kakak ku yang hampir selesai mengeringkan motornya.
Iseng, aku berteriak kencang-kencang di telinganya.
"Sasori-niiiiiiiiii, Sasori-nii, Sasori-nii, Sasori-nii!" aku tertawa riang sambil memeluk leher kakak ku itu dari belakang. Kakak ku yang sebenarnya sudah tahu kedatangan ku itu cemberut pura-pura marah sambil menutup gendang telinganya.
"Berisik nenek!" protes kakak ku. Ia melempar lap kedalam ember kemudian mengangkat badan ku yang sedang memeluk lehernya secara tiba-tiba.
"K-kakak! W-woaaaa!"
Bug! "Aduuuuuh. Sakit kakaaaaak," Aku meringis mengelus-elus pantatku yang di hempaskan diatas kursi kayu. Kak Sasori terkekeh, mengacak-acak rambut ku sayang.
"Makanya nenek lampir, jangan suka iseng. Ya sudah tunggu kakak disitu! Kakak ingin ganti baju dulu." Aku mengerucutkan bibir pura-pura ngambek. "Jangan lama lama kak, nanti telat."
Aku mengayun-ayunkan kakiku yang menggantung dibawah bangku. Melihat-lihat keadaan sekitar. Hm.. rumah baru ku sepi sekali yaa.
"Eh?" Aku mengernyit kan dahi, seperti melihat sesuatu. Mataku menyipit, pandanganku fokus ke luar gerbang untuk mempertegas mataku tidak salah lihat, ada badut beruang berwarna cokelat di depan rumah!
"Hmm... Aneh sekali, masa iya ada badut di komplek perumahan?," penasaran, aku menghampiri objek 'terkait' yang berada tepat di depan pagar setinggi dadaku. Aku melongokkan kepala sengaja memperlihatkan wajahku.
"Hai badut, baaduuuuuuut!" badut itu menoleh ke arahku. "Ko ada badut di sini sih? Memangnya ada yang abis ulang tahun?," tanyaku heran. Badut itu terdiam melihatku.
"Errrrr.. Mas? Atau mba badut, aku mau foto bareng dong, hihi. Jarang-jarang nih minta foto. Aku tidak terlalu suka badut lho," Aku nyengir lebar. Walaupun malu-maluin, lumayanlah untuk penghilang rasa bosan. Haha masa bodo ah. Aneh, badut itu tuli atau bagaimana ya, dia hanya diam saja. Apa kostumnya terlalu tebal hingga tidak bisa mendengar? Tapi..
Eh eh... dia berjalan menghampiriku. Hiiiiiiiy... jalannya pelan sekali. Membuatku agak merinding. Jangan-jangan dia mau minta bayaran sebelum foto bareng? Aduh aku jadi lupa, uangku masih didalam kamar.
Langkah terakhirnya membuatku berada tepat dihadapan badut itu."Mas? Errr Mba? Kenapa ya? " aku yang masih terheran-heran hanya diam sambil memperhatikannya. Badut itu lumayan tinggi juga ya. Buktinya aku hanya setinggi dagu badut tersebut. Sepertinya dia laki-laki deh.
Pikiranku terhenti ketika badut tersebut perlaan membuka kostum bagian kepalanya. Ng.. hanya sampai atas hidung?
Tiba-tiba tangan kirinya yang sedang menganggur menarik belakang kepalaku, membuat wajah kami berdekatan."Ehhh! Apa apaan ini. Heh! Kak Sasor- hmpph..hhmph!
Aku yang ingin teriak tiba-tiba bungkam ketika badut itu menempelkan bibirnya pada bibirku. Mataku terbelalak hampir keluar! Jantungku berdentum, memompa aliran darah lebih keras. Apa-apaan badut sial ini?
Parahnya dia melakukan french kiss pada ku. Mengulum lidah ku dengan liar. Ciuman nya makin kuat dan makin membuat ku kehabisan nafas. Sial! Air ludah kami bahkan sudah saling bertukar tempat. Tak terima, aku memukul-mukul kedua bahunya keras. Tangan kanannya yang tadi digunakan untuk menyangga kostum beruang tersebut dilepas untuk memegangi tangan kananku. Kostum kepala beruang orang itu merosot dan tersangga di antara hidung kami. Lima menit di melumat habis bibirku, akhirnya orang itu melepaskan ciumannya. Membuatku terengah-engah.
"Hahh...hahh, hahh" aku menyentuh dadaku yang naik turun karena kehabisan nafas.
"Badut SIALAN!" teriakku marah. Mataku sengit menatapnya marah. Yang aku teriaki hanya diam tida menggubris teriakanku. Badut itu kembali memakai kostum kepalanya.
"Aku pasti akan mendapatkannya kembali,"Aku lemas mendengar laki-laki itu. Apa maksudnya? "Sampai jumpa".
Dia lari meninggalkanku yang kacau karena dicium secara tiba-tiba. Aahhhhh sial sial siaaaal! Kurang ajar badut itu.
"Sakura, ada apa dengan mu?" aku yang sedang-sangat-sangat-kacau tidak sadar kalau ternyata abangku sudah di halaman. "Sakura?"
"Hah? Kak Sasori?"
"Kau kenapa Sakura?" Kak Sasori menghampiri ku yang berdiri di depan gerbang.
"T-tidak kak. Kak Sasori lama sekali sih! Apa saja yang kakak lakukan di dalam?," susah payah aku menahan rasa malu ku. Haaaaaah. Tahan.. tahan..
"Hehe maaf ya.. tadi kakak makan roti dulu sebentar, hehe peace!" kakakku mengangkat dua jari nya ke atas, tanda damai. Haah.. sudahlah. Ya ampun...
"Ayo Kak, kita berangkat. Aku sudah telat!" Kakakku yang merasa tidak enak karena membuatku menunggu langsung mengangguk mengerti, mengeluarkan mobil sport putihnya keluar.
Aku menghela nafas berat...
Sejak saat itu aku menjadi fans berat nomor wahid boneka beruang.
Sial, bisa-bisanya aku terlena dengan badut menyebalkan itu.
To Be Contiuned
Mind to review?
Saya masih sangat sangat membutuhkan banyak saran dan perbaikan dari minna-san :D
