Disclaimer: Hyah... kapan ya BLEACH bisa punya saya *plak* BLEACH punya Tite Kubo *treak dari puncak monas*
Antara Aku dan Dia
"Ah... maaf!" kata Ichigo ketika tanpa sengaja menabrak seorang pemuda bertubuh lebih mungil darinya. Saat itu matanya sedang terpaku pada rak-rak buku fiksi di perpusataan kota Karakura sehingga ia sama sekali tidak melihat ada seseorang di hadapannya dan menabraknya. Kemudian ia mengulurkan tangannya kepada pemuda berambut hitam itu dan membantunya berdiri, "Maaf aku tidak hati-hati!" kata Ichigo dengan nada menyesal.
"Tidak, aku yang salah. Aku berjalan tanpa melihat ke depan." Jawab pemuda itu. Kemudian mata coklat Ichigo bertemu dengan mata hijau yang sangat indah, "Kurosaki-san..." kata pemuda itu pelan ketika bertatapan mata dengan Ichigo.
Untuk beberapa saat Ichigo terdiam sambil menatap pemuda di hadapannya. Ia merasa pernah melihat pemuda itu di suatu tempat, "Uh'uh... apa aku mengenalmu?" tanya Ichigo ketika ia tidak bisa mengingat dimana ia bertemu dengan pemuda itu.
Lalu dengan wajah kecewa pemuda bermata hijau itu menjawab pertanyaan Ichigo, "Mungkin kau tidak mengingatnya, tetapi kita satu sekolah ketika SMP dan SMA." Jawab pemuda itu.
"Uh... maaf aku tidak ingat." Kata Ichigo dengan nada bersalah sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya, "Owh iya, siapa namamu?" tanya Ichigo.
"Ulquiorra Schiffer."
~H~
"Toushiro!" panggil ichigo ketika ia membuka pintu salah satu ruang paisen di sebuah rumah sakit kota Karakura. Kemudian ia mengerutkan dahinya ketika melihat seorang remaja berambut putih berusaha duduk di tempatnya berbaring ketika ia melihat Ichigo masuk, "Hei kau harus terus berbaring Toushiro!" kata Ichigo sambil mendorong remaja berambut putih itu agar kembali berbaring di tempat tidurnya. Walaupun ia terlihat seperti seorang remaja berusia enam belas tahun, sebenarnya ia sudah berusia dua puluh satu tahun, empat tahun lebih muda dari Ichigo.
"Ichigo." panggil itu pemuda berambut putih sambil tersenyum lembut kepada Ichigo. Mata emeraldnya berbinar menatap Ichigo. kemudian Ichigo menarik sebuah kursi kayu dan duduk di sisi tempat tidur pemuda berambut putih berbaring . Setelah itu ia tersenyum lembut kepada sang pemuda berambut putih di hadapannya dan mengelus-elus rambut putih yang lembut bagai salju pemuda itu dengan lembut.
Hitsugaya Toushiro adalah kekasih Ichigo. Mereka sudah berpacaran sejak mereka duduk di bangku kelas dua SMA. Toushiro adalah anak yang sangat jenius dan berbakat di segala bidang. Oleh karena itu walaupun ia empat tahun lebih muda dari Ichigo, ia lulus SMP di tahun yang sama dengan Ichigo. Dan sejak pertama kali Ichigo melihat Toushiro di SMA, ia jatuh cinta dengan pemilik mata emerald terindah itu. Ia jatuh cinta pada mata emerald Toushiro yang selalu berkilauan bagaikan permata, ia jatuh cinta pada senyum Toushiro yang indah bagaikan mentari di pagi hari, dan ia jatuh cinta dengan sifat Toushiro yang tenang dan menenangkan hati orang-orang di sekitarnya. Ichigo sangat mencintainya, peri musim dingin di tengah musim panasnya yang gersang.
"Aku meminjamkan beberapa buku baru dari perpustakaan untukmu." kata Ichigo sambil mengeluarkan beberapa buku fiksi yang ia pinjam di perpustakaan kota dari dalam tasnya. Kemudian ia tersenyum lembut melihat sepasang mata emerald berbinar menatap buku-buku yang dibawanya. Dan dengan tangannya yang semakin hari semakin kurus, Toushiro menerima buku yang Ichigo berikan kepadanya.
Ichigo masih mengingatnya dengan jelas. Suatu hari empat tahun yang lalu, Toushiro datang kepadanya dengan wajah sedih. Tanpa berkata apapun ia melompak kepadanya, memeluknya erat dan kemudian menangis di dadanya. Setelah itu ia mengatakan bahwa ia divonis positif terserang kangker otak oleh rumah sakit Karakura.
Saat mendengar hal itu, Ichigo merasa dunianya hancur dan langit runtuh di atas kepalanya. Tetapi ia menyembunyikannya demi menenangkan Toushiro. Ia mengatakan akan selalu di sisi Toushiro dan membiayai pengobatan Toushiro sampai ia sembuh karena Toushiro tidak lagi memiliki orang tua. Kemudian setahun yang lalu keadaan Toushiro memburuk dan mengharuskanya di rawat di rumah sakit. Sejak itu Ichigo selalu meminjam buku dari perpustakan kota dan membawakannya untuk Toushiro baca di waktu luangnya.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Ichigo sementara kekasihnya mulai melihat-lihat buku yang ia bawa.
"Keadaanku semakin membaik." jawab Toushiro. Ia mencoba berbohong kepada Ichigo agar ia tidak terlalu mengkhawatirkannya. Tetapi terlihat jelas dari tubuhnya yang semakin kurus, kalau ia berbohong. Semakin hari, kankernya semakin ganas menggerogoti tubuhnya yang kecil, "Tetapi akhir-akhir ini merasa sedikit kesepian karena kau jarang datang mengunjungiku." kata Toushiro sambil menghela nafasnya.
Lalu Ichigo meraih tangan kurus Toushiro dan memegangnya di antara kedua tangganya yang besar dan kokoh, "Maaf akhir-akhir ini tugas di kantor banyak sekali." kata Ichigo dengan nada menyesal, "Sedikit lagi uang tabunganku akan cukup untuk membiayai operasimu. Sampai jumlahnya mencukupi, aku akan bekerja keras demi dirimu. Bersabarlah! setelah kau sembuh, kita akan bisa terus bersama." Kata Ichigo sambil menggenggam erat tangan Toushiro.
"Ichigo... kau tak perlu melakukan itu demi diriku." Kata Toshiro dengan nada menyesal sudah membuat Ichigo bekerja keras demi dirinya.
Ichigo menggelengkan kepalanya, "Tidak... karena yang paling mengingginkan kau sembuh adalah diriku." Kata Ichigo sambil menatap mata emerald yang menatapnya dengan khawatir.
Toushiro menundukan kepalanya sedih. Walaupun dengan operasi sel kangkernya bisa diangkat, tetapi tingkat keberhasilan operasi itu sangat kecil. Kemungkinan ia untuk bisa terus hidup sangat kecil. Tetapi ia tidak pernah sampai hati untuk mengatakan hal itu kepada Ichigo karena Ichigo sangat mengharapkan dirinya bisa sembuh dan kembali ke sisinya.
"Tetapi kau juga perlu menjaga kesehatanmu, Ichigo!" kata Toushiro dengan nada khawatir.
Kemudian Ichigo mengulurkan tangannya dan mengelus-elus rambut putih Toushiro dengan lembut, "Tenanglah aku tahu batas kemampuanku. Aku akan berhenti berkerja dan beristirahat ketika tubuhku tak sanggup bekerja lagi. kau tidak perlu mengkhawatirkan ku Toushiro, yang terpenting saat ini adalah dirimu." Kata Ichigo sambil tersenyum lembut.
Lalu Toushiro menghela nafasnya dan meraih tangan besar Ichigo, yang kemudian ia tempelkan di pipinya, "Ya... aku percaya kepadamu."
"Oh iya, bagaimana dengan Nel. Apa ia sudah keluar rumah sakit hari ini?" tanya Ichigo sambil menatap tempat tidur kosong di sisi lain ruangan itu. Ruang rawat Toushiro adalah ruangan untuk dua orang karena Toushiro akan kesepian jika ia tinggal di ruangan yang cukup luas itu sendirian.
"Iya... ia baru keluar tadi pagi." Kata Toushiro sambil tersenyum, mengingat seorang gadis mungil berambut hijau yang sangat energik. Walaupun hanya seminggu, kehadiran gadis mungil itu di ruangan rawat Toushiro membuat ruangannya tidak pernah sepi dan selalu menyenangkan oleh celotehan gadis mungil itu. Makanya Toushiro merasa sedikit kesepian waktu gadis mungil itu keluar dari rumah sakit.
"Apa kau tidak kesepian?" tanya Ichigo khawatir.
Toushiro menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa. Sebentara lagi akan ada pasien baru yang dipindahkan ke ruangan ini. Semoga ia menyenangkan seperti Nel." Jawab Toushiro. Ia tidak ingin membuat Ichigo mengkhawatirkannya lebih banyak.
"Owh iya bagaimana dengan pekerjaanmu dikantor? Apa ada hal yang menyenangkan?" tanya Toushiro sambil menatap kekasihnya yang mengerutkan dahinya mengingat kegiatan di kantornya.
"Tidak juga." Kemudian Ichigo menyandarkan punggungnya pada tempat duduknya, "Seperti biasanya, Renji selalu berbuat bodoh di kantor dan Byakuya selalu membuatku bekerja hingga aku hampir mati." Kata Ichigo dengan nada kesal.
Mendengar hal itu, Toushiro tertawa pelan. Ichigo selalu protes tentang bosnya yang selalu memberikan banyak tugas dan membuatnya bekerja hingga hampir mati, juga tentang teman sekantornya yang selalu berbuat hal bodoh yang membuatnya sangat kesal.
"Owh iya. Tadi aku bertemu dengan teman lama di perpustakaan." Kata ichigo mengingat seorang pemuda bermata hijau yang ia temui di perpustakaan, "kalau tidak salah namanya Ulquiorra Schiffer. Apa kau mengingatnya, Toushiro?"
"Tentu saja bodoh! Ia teman sekelasku di kelas dua dan tiga." Jawab Toushiro.
"Eh? Tapi aku sama sekali tidak mengingatnya." Kata Ichigo terkejut. Pada hal ia sering mengunjungi kelas Toushiro saat istirahat ketika mereka SMA. Tetapi ia sama sekali tak mengingat kalau pemuda bermata hijau itu berada di kelas yang sama dengan kekasihnya.
"Bagaimanamungkin kau tidak mengingatnya Ichigo?" tanya Toushiro dengan nada terkejut . Ia tidak percaya Ichigo bisa lupa dengan teman sekelas yang selalu berada di kelas yang sama dengannya selama dua tahun berturut-turut.
"Karena waktu itu yang ada di mataku hanyalah dirimu, Toushiro." jawab Ichigo sambil menyengir. Mendengar pernyataan kekasihnya, wajah Toushiro merona sangat merah, "Bodoh!" gumam Toushiro pelan. Sementara itu, Ichigo mengoda Toushiro karena wajahnya yang merona.
~H~
"Hei Ulquiorra..." sapa Ichigo ketika bertemu dengan seorang pemuda bermata hijau yang pernah ia temui dua hari yang lalu perpustakaan. Sekarang ini ia sedang mencari buku untuk Toushiro sekaligus alat tulis menulis untuknya di toko buku.
"Kurosaki-san?" kata Ulquiorra dengan nada terkejut. Kemudian ia membungkukkan sedikit tubuhnya memberi salam kepada Ichigo.
"Ah... panggil saja aku Ichigo." Kemudian Ichigo mendapati Ulquiorra mengalihkan pandangannya dari dirinya dengan gugup, "Apa kau sedang mencari buku, Ulquiorra?" tanya Ichigo sambil tersenyum ramah kepada sang pemuda bermata hijau di hadapannya.
"Ah... iya. Aku sedang mencari buku untuk kakak perempuanku." jawab Ulquiorra. Mata Hijaunya menatap Ichigo dengan berbinar-binar. Nampaknya ia ingin sekali berbicara dengan Ichigo tetapi ia terlalu pemalu dan gugup.
"Kakakmu sedang hamil?" tanya Ichigo sambil memperhatikan buku kesehatan tentang wanita hamil yang dipegang Ulquiorra.
Ulquiorra menganggukan kepalanya, "Ya... dua bulan. Akhir-akhir ini ia merasa sakit karena gejala kehamilannya dan ia tidak tahu bagaimana cara menanganinya." jawab Ulquiorra sambil menghela nafasnya, "Kau sendiri sedang apa... uh'uh... Ichigo?" tanya Ulquiorra dengan wajah merona.
"Aku sedang mencari alat tulis menulis untuk kantorku." Jawab Ichigo sambil menunjukan keranjang berisi alat tulis menulis, "Karena sudah ada disini, kupikir lebih baik jika aku membelikan buku untuk Toushiro juga. Ia sangat suka membaca." Kata Ichigo. Ketika menyebut nama Toushiro, sinar matanya berubah lembut.
"Toushiro. Apa yang kau maksud adalah Hitsugaya Toushiro?" tanya Ulquiorra sambil meletakkan telunjuk dan ibu jarinya di dagunya.
"Iya. Kudengar darinya, katanya kalian sekelas dua tahun berturut-turut di SMA. Maaf waktu itu aku tidak mengenalimu." Ichigo menggaruk-garuk kepalanya dan menyengir domba kepada Ulquiorra, merasa tidak enak karena ia sama sekali tidak mengenal Ulquiorra walaupun ia sering sekali datang ke kelasnya.
"Tidak apa-apa. Waktu di SMA aku memang buka orang yang aktif separti Hitsugaya-san. Wajar kalau kau tidak mengenalku." jawab Ulquiorra, tetapi terlihat di wajahnya kalau ia kecewa.
Untuk sementara waktu mereka terdiam dan suasana menjadi kaku. Akhirnya Ichigo membuka mulutnya untuk menghilangkan suasana kaku itu, "Uh'uh... apa kau tahu buku yang bagus, Ulquiorra? Aku ingin membelinya satu untuk Toushiro. Tetapi aku tidak tahu buku yang bagus karena aku jarang sekali membaca." mendengar pernyataan Ichigo, Ulquiorra tertawa pelan.
"Uh'uh... apa ada yang salah?" tanya Ichigo sambil mengangkat sebelah alisnya bingung karena Ulquiorra tiba-tiba tertawa.
"Huph... Maaf..." kata Ulquiorra sambil berusaha menghentikan tawanya, "Pada hal kau sering sekali mengunjungi perpusatakaan dan meminjam buku, tetapi ternyata kau jarang membacanya."
Ichigo kembali menyengir malu kepada Ulquiorra, "Yah... aku meminjam buku-buku itu hanya demi Toushiro." jawab ichigo malu. Ia tidak menyadari secara tidak langsung Ulquiorra mengatakan kepadanya bahwa ia sering melihat dan memperhatikan Ichigo di perpustakaan.
"Bagaimana kalau buku ini." kata Ulquiorra sambil menunjukan sebuah buku yang diangkat dari kisah nyata kepada Ichigo, "kupikir buku ini cocok untuk Hitsugaya-san."
Ichigo lalu mengambil buku itu dari Ulquiorra dan membaca ringkasan isinya. Nampaknya buku itu akan cocok dengan Toushiro, "Terima kasih Ulquiorra. Aku akan membeli buku ini." Kata Ichigo sambil tersenyum.
~H~
"Toushiro!" panggil Ichigo kepada kekasihnya. Ia sedang asik dengan buku yang di bacanya sehingga ia tidak menyadari kehadiran Ichigo. kemudian Ichigo duduk di sisi tempat tidur Toushiro dan mencium keningnya.
"Ichigo..." kata Toushiro terkejut. Kemudian ia menutup buku yang dipegangnya dan membalas mencium pipi Ichigo, "maaf aku tidak menyadari kehadiranmu."
"Apa buku yang kau baca sangat menarik?" tanya Ichigo sambil mengambil buku itu dari pangkuan Toushiro dan melihat-lihat isinya. Itu adalah buku yang ia beli dengan saran Ulquiorra.
"Iya... isinya sangat menarik dan menyentuh." Jawab Toushiro. kemudian ia menyandarkan kepalanya di dada Ichigo, "Buku ini bercerita tentang seorang gadis yang menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Ia mencintai seseorang dan orang itupun mencintainya. Tetapi karena penyakit yang di deritanya, ia tidak pernah menyatakan cintanya kepada orang yang dicintainya." kata Toushiro sedih. Ia bisa merasakan kesedihan peran utama itu karena ia berada dalam keadaan yang sama dengan sang pemeran utama buku itu. Bedanya Ichigo mengetahui bahwa ia mencintainya dan Ichigo juga mencintainya.
"Syukurlah kalau kau menyukai buku itu." kata Ichigo senang. Ia tidak menyadari wajah sedih Toushiro karena terhalang rambut putih Toushiro, "Ulquiorra yang menyarankan buku itu kepadaku."
Mendengar nama Ulquiorra, Toushiro mengangkat kepalanya dari dada Ichigo dan menatap mata coklat kekasihnya, "Kau bertemu dengan Ulquiorra lagi? Bagaimana keadaannya?" tanya Toushiro penasaran dengan keadaan teman lamanya.
Ichigo menganggukan kepalanya, "Ya aku bertemu dengannya di toko buku. Dia baik-baik saja." jawab Ichigo sambil menatap sepasang mata emerald yang menatapnya dengan berbinar-binar.
"Syukurlah kalau begitu." Kata Toushiro sambil tersenyum lembut. Lalu tiba-tiba ia merasa kepalanya sangat sakit dan berasandar pada dada Ichigo lagi.
"Apa kau tidak apa-apa Toushiro? Apa perlu aku panggilkan dokter?" tanya Ichigo sambil menatap wajah pucat Toushiro dengan khawatir. Kemudian ia membantu kekasihnya berbaring di tempat tidurnya.
"Aku tidak apa-apa Ichigo." jawab Toushiro pelan sambil tersenyum lemah kepada Ichigo, "Aku hanya merasa sedikit pusing. Dengan beristirahat sebentar, aku akan baik-baik saja." setelah itu ia menutup mata emeraldnya dan tertidur.
Ichigo menatap wajah Toushiro yang tertidur sambil memegang tangan kurusnya dengan kedua tangannya. Ichigo ingin berada di sisinya saat Toushiro terbangun. Ichigo merasa sangat sedih melihat keadaan Toushiro yang seperti ini. Wajah Toushiro yang dulu selalu merona sekarang berubah mencadi sangat pucat. Tubuhnya kecilnya yang dulu sangat lincah sekarang menjadi sangat kurus dan lemah. Ichigo sangat sedih melihat Toushiro terbaring lemah di tempat tidurnya. Ia ingin Toushiro segera sembuh dan kembali tersenyum juga tertawa bahagia di bawah cahaya matahari bersamanya seperti dulu. Tapi sayangnya uang yang ia kumpulkan selama empat tahun ini belum mencukupi biaya operasi Toushiro. Andai bisa, ia ingin menggantikan tempat Toushiro dengannya.
Tok... tok...
Lamunan Ichigo pecah ketika seseorang mengetuk pintu ruangan rawat Toushiro lalu seorang gadis cantik mengenakan serangam perawat berwarna putih memasuki ruangan itu, "Permisi Kurosaki-san. Aku datang untuk mumberi tahu tempat tidur yang lain akan di isi oleh pasien baru." Kata perawat cantik berambut coklat itu sambil tersenyum ramah kepada Ichigo.
"Ah... iya. Silahkan, Inoue-san." Kata Ichigo memberi izin. Tak lama, pasien baru di bawa masuk keruangan itu. kemudian mata coklatnya terbelalak melihat seseorang yang ia kenal memasuki ruangan itu, "Ulquiorra!" panggil ichigo terkejut.
Kemudian sang pemilik nama yang di panggil namanya membalikan badannya dengan terkejut. Kemudian mata hijaunya terbelalak menatap Ichigo, "Ichigo!" kata Ulquiorra tak kalah kagetnya dengan Ichigo.
"Apa kau yang..." tanya Ichigo khawatir.
"Bukan aku, tetapi kakakku..." jawab Ulquiorra sambil menoleh ke arah seorang wanita berambut pirang dan berkulit gelap yang dibawa masuk dengan kursi roda, "Ichigo kenapa kau ada disini?" Ulquiorra mengangkat sebelah alisnya penasaran kepada Ichigo. Tetapi kemudian pertanyaannya terjawab ketika ia melihat orang yang terbaring di tempat tidur disisi Ichigo.
"Hitsugaya-san?" kata Ulquiorra terkejut menyadari orang yang berbaring itu adalah teman lamanya. Kemudian mata hijaunya kembali terbelalak melihat keadaan Toushiro. Ia tidak lagi seperti dulu, begitu pucat dan kurus, "Apa yang terjadi dengan Hitsugaya-san?" tanya Ulquiorra khawatir. Ia memang mengetahui Toushiro sakit, tetapi ia tidak mengetahui penyakit yang dideritanya sangat parah.
"Kangker otak." Jawab Ichigo sedih.
Mendengar pernyataan itu, Ulquiorra merasa seluruh udara di paru-parunya di tarik keluar. Kemudian perlahan ia mendekati Toushiro dan meraih tangannya yang tidak di pegang Ichigo, "Tanganya kurus sekali. Bahkan jauh lebih kecil dari terakhir kali aku melihatnya."
Ulquiorra masih mengingatnya dengan jelas sosok Toushiro ketika mereka masih SMA. Toushiro begitu menonjol di antara anak-anak sekelasnya yang lain. Bukan hanya penampilan luarnya yang menarik perhatian dan sangat muda, tetapi juga karena prestasi yang di raihnya. Ia dikenal sebagai anak jenius yang berhasil masuk SMA di umurnya yang baru 12 tahun. Sebagai teman sekelasnya, Ulquiorra sangat menggagumi Toushiro.
Ichigo menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan Ulquiorra. Tak lama kemudian, Toushiro terbangun, "Hitsugaya-san/Toushiro!" panggil Ulquiorra dan Ichigo bersamaan ketika melihat Toushiro membuka mata emeraldnya perlahan. Kemudian Ulquiorra takjub menatap sepasang mata emerald yang menatapnya. Mata emerald itu masih berkilau dan indah seperti dulu.
"Ulqui... orra?" tanya Toushiro lemah. Ketika melihat pemuda bermata hijau di hadapannya.
Ulquiorra menganggukan kepalanya, "Hai... sudah lama tidak bertemu Hitsugaya-san."
Toushiro tersenyum lemah kepada Ulquiorra. Walaupun wajahnya sangat pucat, tetapi senyumnya terlihat begitu indah di mata Ulquiorra, 'Inilah alasan kenapa Ichigo sangat mencintai Hitsugaya-san. Ia begitu indah.' Kata Ulquiorra dalam hati.
"Toushiro, apa kau baik-baik saja? apa kepalamu masih sakit?" tanya Ichigo khawatir. Kemudian Toushiro mengulurkan tangannya yang kemudian Ichigo pegang dengan erat.
"Aku tidak apa-apa, Ichigo!" kata Toshiro sambil tersenyum lembut kepada Ichigo.
Melihat senyum Toushiro, Ichigo menjadi tenang, "Syukurlah." Kata Ichigo lega sambil melemaskan pundaknya yang sejak tadi tegang.
"Uh'hum... seperti kau melupakan seseorang Ulquiorra." Dehem seorang wanita berambut pirang dan berkulit gelap menarik perhatian Ulquiorra, Ichigo dan Toushiro. kemudian Ulquiorra menyadari ia melupakkan kakaknya.
"Owh iya... aku lupa mengenalkan kakakku kepada kalian. Ini kakak perempuanku, Tia Hallibel," Kata Ulquiorra memperkenalkan kakaknya. Lalu Tia membungkukkan sedikit badannya di atas tempat tidurnya kepada Ichigo dan Toushiro, "lalu mereka adalah teman-teman SMAku, Kurosaki Ichigo dan Hitsugaya Toushiro."
"Selamat siang." Kata Ichigo dan Toushiro memberi salam kepada Tia. Lalu mata hijau Tia menatap Ichigo dan Toushiro dengan tatapan tertarik.
"Selamat siang. Mulai sekarang kita jadi teman sekamar ya." kata Tia sambil tersenyum ramah kepada sepasang kekasih di hadapannya.
~H~
"Neesan, aku membawa makanan untukmu." Kata Ulquiorra sambil membuka pintu ruang rawat kakaknya. Lalu ia melihat kakaknya menatapnya dengan mata berbinar-binar.
"Ho... hari ini apa yang kau bawa Ulquiorra?" tanya Tia.
Kemudian Ulquiorra menyerahkan bungkusan yang dibawanya kepada Tia, "Okonomiyaki." Jawab Ulquiorra. Lalu mendadak muka Tia berubah hijau ketika ia mencium bau okonomiyaki itu.
"Ada apa? Bukankah kau paling menyukai okonomiyaki?" tanya Ulquiorra bingung melihat kakaknya melesat ke kamar mandi dan mengosongkan isi perutnya di sana.
"Kalau dalam keadaan biasa aku amat sangat menyukai Okonomiyaki." jawab Tia ketika ia kembali dari kamar mandi sambil mengusap-usap perutnya. Wajahnya masih agak pucat.
Kemudian mata hijau Ulquiorra menatap kesisi lain ruangan. Seorang pemuda berambut putih nampak tertidur pulas diatas tempat tidurnya. Mata emeraldnya yang sangat indah tertutup, nafasnya berhembus dengan lembut dan wajahnya terlihat sangat damai dibawah cahaya mentari. Selimut dan sepreinya yang berwarna putih sangat cocok dengan rambutnya yang berwarna putih. Ia terlihat bagaikan peri musim dingin yang tertidur di atas salju putih.
"Dia... Hitsugaya Toushiro yang sering kau ceritakan?" tanya Tia kepada Ulquiorra. Kemudian Ulquiorra mengangguk kepalanya, "Ternyata sosoknya lebih indah dari pada yang kubayangkan. Pantas Ichigo memilihnya." Kata Tia sambil memperhatikan sosok Toushiro yang tertidur. Ulquiorra menghela nafasnya. Kemudian mata hijau Tia beralih pada adiknya, "Tetapi andai kau tidak menyimpan perasaanmu begitu saja dan menyampaikan perasaanmu kepada Ichigo sebelum dia, mungkin Ichigo sekarang bersamamu." kata Tia menghibur adiknya, "Kau jauh mengenal ichigo lebih dahulu dari pada dia kan?"
"Jangan bercanda. Walaupun aku menyampaikan perasaanku kepada Ichigo, ia tidak mungkin menerimaku. Ia bahkan tidak mengingat bahwa aku pernah satu sekolah dengannya ketika SMP dan SMA." Kata Ulquiorra sedih. Kemudian ia menarik sebuah kursi kayu dan duduk di dekat kakaknya.
"Ichigo sangat mencintai Hitsugaya-san dari dasar hatinya yang terdalam. Aku mengetahui itu dari cara Ichigo menatap Hitsugaya-san dan suaranya yang berubah lembut ketika menyebut nama Hitsugaya-san. Yang ada di mata dan di hati Ichigo hanya Hitsugaya-san. Aku sudah lama menyerah tentang perasaanku kepada Ichigo." kata Ulquiorra. Kemudian ia mengambil okonomiyaki yang ditelantarkan oleh kakaknya di atas meja dan mulai memakannya.
"Apa kau serius mengatakannya?" tanya Tia sambil memperhatikan adiknya yang mulai memakan okonomiyakinya. Kemudian Ulquiorra mengangukkan kepalanya tanpa menatap Tia, "Lalu kenapa sampai saat ini kau terus datang ke perpustakaan kota hanya demi memperhatikan Ichigo dari kejauhan?"
~H~
hai mina...XD *plak- ngapain bikin fic baru*
gomen... sebenernya ini adalah fic one-shot, tapi karena terlalu panjang, kusa jadiin fic ini 3-shot
he he he
mind to review?
-kusanagi-
