Naruto © Masashi Kishimoto
I just own the plot, and don't take any profit.
.
.
.
Aku mencintainya. Itu seperti tertulis di buku takdir dan aku menerimanya, menjalani, bahkan menikmatinya. Aku mencintainya, bertahun-tahun, sepanjang hidupku. Aku tetap mencintainya, meskipun dia tak pernah mencoba untuk melihat ataupun melirikku. Aku mencintainya, meski berkali-kali diacuhkan. Dan aku mencintainya, meski aku tahu dia mencintai orang lain.
.
.
.
Dia adalah orang terkeren yang pernah aku jumpai dalam hidupku. Aku merasa diriku tertarik begitu saja ketika aku melihat sepasang manik hitamnya yang kelam.
Dia dingin.
Tak berperasaan.
Namun aku mencintainya.
Ah salah, aku sangat mencintainya.
Uchiha Sasuke, aku—Haruno Sakura mencintaimu.
.
.
.
Dia berada di bangku paling pojok di kelas kami. Selalu seperti itu. Semenjak SD, SMP, dan SMA ini pun dia masih sama. Ia tak pernah beranjak dari bangku pojok. Ia selalu memilih tempat itu untuk ia tempati. Di ujung bangkuku, aku merasa ia kesepian.
"Sasuke-kun, kau melihat apa?" aku mencoba melihat apa yang Sasuke lihat.
"Apa kau buta, Haruno? Aku membaca dari tadi," katanya ketus.
"Ahahaha ... maafkan aku Sasuke-kun, mungkin aku salah."
Dia kembali sibuk dengan bukunya, sementara aku mengamati orang yang menjadi pikiran utama Sasuke.
Hyuuga Hinata.
Cinta pertama Sasuke, namun nampaknya si gadis Hyuuga itu tak pernah menyadari perasaan lebih yang Sasuke untuknya. Menyedihkan. Sama halnya denganku. Kami sama-sama menyedihkan. Mencintai orang yang bahkan tak pernah melihat kami.
.
.
.
Aku baru saja datang dari perpusatakaan ketika melihat Sasuke tersenyum melihat arah jendela. Pasti Hinata lagi. Aku ingin menangis, namun aku tak pantas menangis. Rasanya memang menyesakkan, namun lebih menyesakkan lagi ketika aku harus berhenti mencintainya. Jadi kutahan rasa sesak ini dan mencoba untuk tersenyum.
Aku akan tetap mencintaimu, Sasuke-kun. Selalu.
.
.
.
"Berhentilah, Sakura-chan," ujar Naruto seperti biasa saat menemukanku yang menangkap Sasuke tengah menggenggam tangan si manis Hyuuga.
"Aku tidak bisa, Naruto," jawabku.
"Itu hanya akan membunuhmu, Sakura-chan!"
Aku bahkan tak peduli jika hal itu membunuhku, Naruto.
"Aku baik-baik saja, Naruto. Kau harus percaya padaku."
Kau harus percaya padaku bahwa aku benar-benar telah hancur.
.
.
.
Short fic, from me, and you can kill me. I know that this is a bad fic Orz
Don't be shy to give me flame, oke?
