Title : Secret Agent

Author : Lee Tae Ri

Genre : Romance and Drama

Pairing : Yunjae , Sibum , Kyumin , etc

Chapter : 1/?

Rating : T

Warning : OC, OOC, Alur yang panjang, Typos, abal , dsb .

A/n : tadinya chapter 1 ada sekitar 5.500 word, tapi karena saya pikir terlalu panjang maka saya potong menjadi sekitar 1500 word-an. Dichapter pertama, belum ada YUNJAE. Yunjae akan hadir dichapter ke 2. Setiap chapter akan saya publish 2/3 hari sekali. Dan ini adalah FF misteri saya pertama, jadi perhatikan ceritanya baik-baik ya. Karena setiap kata bisa saja mengungkap sebuah rahasia.

:CHAPTER 1 .

Disebuah ruangan minim pencahayaan tampaklah beberapa namja yang sedang duduk mengitari sebuah meja berbentuk lingkaran. Tulisan 'F.B.I' terjiplak dibagian punggung seragam biru tua yang mereka kenakan. Sebuah proyektor didalam ruangan itu menampilkan beberapa gambar yang berhubungan dengan angka.

''Hasil penyelidikan menuju pada keterlibatan seorang manager di Jung Corporation dengan kasus penyuapan Menteri Go.'' Ucap seorang namja bertubuh tegap dengan lesung pipit di kedua pipinya .

Srek ! Layar pada dinding berganti dengan foto seorang namja bermata sipit berambut keriting berwarna hitam legam dengan poni yang menutupi dahinya. Wajahnya dingin hampir tanpa senyum. Jas abu-abu melekat indah ditubuhnya yang tengah bersalaman dengan seorang menteri luar negeri republik korea selatan.

''Kim Yesung , Umur 30 tahun, Bekerja sebagai Manager Utama dari Jung Corporation.'' Ucap namja tadi . Ia menangkupkan kedua tangannya dan meletakkannya dibawah dagunya.

''Aku ingin Kim Jaejoong menyamar dan menyelidiki namja ini.'' Ia menunjuk seorang namja bermata bulat , berkulit putih , hidung mancung, dan bibir semerah cherry yang dipanggil Kim Jaejoong.

Jaejoong mengangguk ''Aku mengerti.''Ucap Jaejoong. Matanya yang bulat menatap ragu kearah foto Yesung yang masih terpampang dilayar.

''Kemudian Kim Junsu , menyamarlah dan cari tahu tentang penyelundupan barang langka di Pelabuhan.''

Jaejoong membulatkan matanya ''Ketua, kenapa kau berikan tugas seberat itu kepada Junsu?.'' Tanya Jaejoong yang membuat seluruh peserta rapat menatap dirinya bingung. Tangannya mengepal, matanya berkilat marah sambil menatap tajam kearah namja yang dipanggil ketua.

Junsu menggenggam tangan Jaejoong '' Hyung sudahlah, aku tidak masalah.. Kau tau kan aku ini kuat..'' Ucap Junsu .

Jaejoong menatap adiknya –Junsu ''Kkundae Su-ie..

''Aku mengerti ketua.'' Ucap Junsu memotong ucapan Jaejoong yang berusaha membujuk Junsu. Jaejoong membulatkan matanya menatap Junsu tak percaya sedangkan Junsu hanya tersenyum mendapati hyungnya menatap dirinya tajam .

''Baiklah sekian rapat kali ini.. Semua kembali ke pos masing-masing.'' Ucap namja dengan julukan ketua. Satu persatu peserta rapat mulai keluar meninggalkan Jaejoong yang tengah menatap Sang Ketua yang masih ditempat duduknya semula dengan tajam.

''Ya, Jaejoong hyung jangan menatapku seperti itu'' Ucap namja bertubuh tegap tadi setelah para peserta rapat keluar ruangan . Kini mereka tidak lagi menggunakan bahasa formal mengingat hanya ada mereka berdua didalam ruangan.

''Jelaskan padaku Choi Siwon, kenapa kau memberikan tugas berat tadi kepada su-ie ku?.'' Tanya Jaejoong matanya menatap tajam pada namja yang bernama Siwon sahabat yang sudah dianggap dongsaengnya sendiri.

Siwon tahu jika hyungnya marah akan menyebut nama lengkapnya ''Tenang hyung , Aku sudah memikirkan ini baik-baik..''

''Baik-baik apanya? Kau tahukan terakhir kali dia bertugas dipelabuhan bahunya tertembak. Kali ini kau ingin jantungnya yang tertembak, hah?.'' Ucap Jaejoong berapi-api. Dari nada bicaranya saja Siwon tahu kalau hyung cantiknya itu tengah marah pada dirinya.

Siwon menatap ragu pada Jaejoong ''Bukan seperti itu hyung–''

''Ah, sudahlah kalau terjadi apa-apa pada Junsu adikku. Kau adalah orang pertama yang kubunuh..'' Ucap Jaejoong menekankan kata 'Kubunuh' pada kalimatnya . Jaejoong bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah pintu keluar.

Langkah Jaejoong terhenti saat Siwon memanggilnya ''Jaejoong hyung, justru aku mengkhawatirkan mu.. Misimu kali ini benar-benar berbahaya.'' Ucap Siwon.

Jaejoong tersenyum sinis ''Kau meremehkanku Choi Siwon.'' Ucap Jaejoong tanpa membalik tubuhnya menghadap Siwon.

Siwon berjalan menghampiri Jaejoong ''Kau tidak tau betapa liciknya Yesung itu. Kau tidak tau apa yang bisa dia lakukan padamu.'' Ucap Siwon mencoba memperingatkan Jaejoong.

Jaejoong memandang Siwon tajam ''Cukup Choi Siwon jangan bicara lagi.'' Ucap Jaejoong kemudian melangkah keluar ruangan rapat.

Siwon duduk disebuah bangku ''Arrght'' Ia mengacak-acak rambutnya tanda frustasi.

''Kenapa lagi dengan Jaejoong hyung?.'' Terdengar suara seorang namja dari arah pintu. Siwon mendongakkan kepalanya ''Bummie.'' Ucap Siwon. Namja yang dipanggil Bummie oleh Siwon tadi berjalan perlahan kearah Siwon.

''Kalau kau khawatir dengan Jaejoong hyung.. Kenapa kau berikan tugas itu padanya?.'' Tanya Bummie.

Siwon menghela napas ''Karena dia yang pantas menerima tugas itu..'' Ucap Siwon matanya menerawang lurus kearah pintu keluar yang terbuka lebar.

Bummie tersenyum ia menepuk pundak Siwon ''Lalu apa yang kau ragukan hah?.'' Tanyanya.

Siwon menatap namja yang dipanggilnya Bummie ''Sikapnya.. Sikapnya yang bertindak tanpa berpikir.. Itu yang membuatku mengkhawatirkan keselamatannya..'' Ucap Siwon.

Bummie menghela napas dan mengambil tempat duduk disisi Siwon ''Sudah jangan terlalu dipikirkan.. Jung Corporation kan? Kenapa tidak kau coba hubungi Yoochun saja? '' Tanya Bummie.

Siwon menatap Bummie dengan mata berbinar ''Ah, kau benar Kibum.. aku menyayangimu..'' Ucap Siwon. Kibum menundukkan wajahnya malu mendengar Ucapan Siwon ''Sudah sana cepat telepon.'' Ucap Kibum yang masih menundukkan kepalanya menyembunyikan semburat merah dipipinya.

Siwon tersenyum Chu ~ ia mengecup pipi Kibum ''Gomawo chagi..'' Bisiknya ditelinga Kibum membuat namja manis yang menundukkan kepalanya tadi sedikit merinding.

Kibum menundukkan kepalanya semakin dalam ''Sudah sana cepaaaat...''

Siwon terkekeh ''Iya,iya..''

Sementara itu ...

Jaejoong berjalan menelusuri koridor kantor FBI. Sejak keluar ruangan rapat hingga sekarang wajahnya terlihat datar. Pikirannya terbagi antara keselamatan adiknya -Junsu dan tugasnya menyelidiki namja bernama Kim Yesung . Jaejoong menghela napas ia menyandarkan punggungnya pada dinding. Matanya menatap lurus keluar jendela yang menghiasi sepanjang koridor kantor. Melipat tangannya didepan dada. Jaejoong meraih Name tag yang melingkar dilehernya .

Ia melihat foto dirinya disana dibawah fotonya terdapat tulisan 'Kim Jaejoong Ketua Tim Investigasi 1 Secret Agen Code 0120' Jaejoong tersenyum. Dari kecil dia memang bercita-cita sebagai seorang secret agent . Walaupun dirinya pernah ditawari menjadi Ketua FBI -jabatan Siwon sekarang , namun dia menolaknya. Dia cukup senang dengan jabatan yang dipegangnya saat ini. Pikirannya terlintas 2 minggu yang lalu disaat tubuhnya terbaring dengan luka tembakan diperutnya. Jaejoong berpikir itulah akhir hidupnya, namun seketika ia terbayang akan wajah adik dan anak-anak buahnya yang tersenyum memberikan semangat untuknya. Hal itu membuat Jaejoong bangkit dan menyelesaikan misinya dengan tuntas.

''Jaejoong hyung.'' Suara seseorang membuyarkan lamunan Jaejoong. Jaejoong menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati seorang namja berkulit pucat berambut ikal tengah berlari kearahnya sambil membawa beberapa lembar kertas ditangannya.

''Hh..hh..hyung.. Aku berlari mengelilingi kantor untuk mencarimu hh..hh.. Taunya kau ada disini.'' Ucap namja tadi ketika ia berhasil menghampiri Jaejoong yang masih setia menyandarkan punggungnya didinding.

''Kenapa kau mencariku Kyuhyun?.'' tanya Jaejoong pada namja bernama Kyuhyun tadi . Kyuhyun mengusap dadanya kemudian menyerahkan kertas yang tadi dibawanya pada Jaejoong.

Jaejoong mengerutkan keningnya ''Apa ini?.'' Tanyanya pada Kyuhyun.

''Itu bio Agent 0212 Park Yoochun . Dia teman dekat Jung Yunho President Jung Corp . Dia yang akan membantumu dalam penyelidikan namja bernama Ye-si, ah bukan . Ye-so, bukan. Ye-ye ah Yesung itu !'' Jelas Kyuhyun . ''Ah, disini juga ada Bio Jung Yunho..'' Lanjut Kyuhyun kemudian membalik kertas berisi bio Yoochun tadi dan terpampanglah foto seorang namja bermata musang dengan kulit berwarna sawo matang. Ah, Kyuhyun memang mengerti apa yang ketua tim mereka inginkan . Tentu saja sebagai Ketua Sub Teknologi dan Informasi Tim Investigasi 1 Kyuhyun memang bertugas mencari informasi atau data yang dibutuhkan oleh seorang Agent seperti Jaejoong dengan dibantu oleh anak buahnya .

''Jung Yunho , Namja , 26 tahun.. Sama sepertiku , Lahir di Gwang Ju Korea Selatan tanggal 6 Februari 1986.. Aku tua beberapa bulan darinya.. , memiliki seorang adik laki-laki bernama Jung Changmin, Tinggi 184 cm .. Dia lebih tinggi dariku , berat 66 kg.. Aku lebih ringan darinya , tipe darah A , Bekerja sebagai Presdir di Jung Corporation.. Perusahaan keluarganya sendiri.. , Ayah bernama Jung Donghae meninggal 6 Februari tahun 2001 akibat kecelakaan mobil... Dihari ulang tahun Yunho , Ibu bernama Lee HyukJae meninggal 29 Januari tahun 2001 akibat kecelakaan mobil.. Tragis'' Gumam Jaejoong sambil sesekali berkomentar tentang kehidupan Yunho ketika membaca biografi tentang namja itu .

''Jaejoong hyung..'' suara lumba-lumba yang sangat familiar ditelinga Jaejoong menginterupsi kegiatan Jaejoong yang asik membaca apa yang disukai dan tidak disukai Jung Yunho yang tertulis dalam kertas informasi yang diberikan Kyuhyun padanya. Jaejoong menolehkan kepalanya dan mendapati Junsu adiknya tengah berjalan cepat kearahnya dengan seorang namja berwajah tampan dibelakangnya.

''Ssh.. Kyuhyun bukankah dia Park Yoochun?.'' Bisik Jaejoong. Matanya melirik kearah foto Park Yoochun yang terdapat pada biografi Yoochun , kemudian melirik kearah namja yang tengah berjalan dibelakang adiknya.

''Ne hyung.. Dia agen 0212 Park Yoochun.. '' Ucap Kyuhyun setengah berbisik. Jaejoong menganggukan kepalanya menatap Yoochun dari ujung kaki sampai ujung rambut .

''Annyeonghaeseyo Jaejoong sunbae, naneun Park Yoochun imnida. Aku yang akan bekerja sama denganmu dalam penyelidikan kasus penyuapan. '' Ucap Yoochun ia membungkuk didepan Jaejoong, sedangkan Junsu mendekat kepada Jaejoong dan ikut memperhatikan Yoochun .

Jaejoong membungkung ''Aku mengerti.. Mohon bantuannya Yoochun-ssi.'' Ucap Jaejoong pada Yoochun.

''Junsu hyung.. Kenapa dengan wajahmu?.'' Suara Kyuhyun membuat Jaejoong menengok kearah Junsu disampingnya. Dan benar, wajah Junsu terlihat kesal, matanya menatap tajam kearah Yoochun. Jaejoong mengernyitkan dahinya ia menatap Yoochun dan Junsu bergantian.

''Kau kenapa su-ie?.'' Tanya Jaejoong pada Junsu. Ia menatap Junsu dengan penuh tanda tanya.

Junsu mengerucutkan bibirnya ''Tanyakan saja padanya..'' Ucap Junsu ia mengedikkan kepalanya kearah Yoochun yang masih setia tersenyum pada Junsu.

Jaejoong menatap Yoochun ''Yoochun-ssi ada apa dengan Junsu ? Kalian sudah saling mengenal?'' tanya Jaejoong .

''TIDAK ! Kami tidak saling mengenal'' Sentak Junsu. Ia kemudian melenggang pergi menjauhi Jaejoong dan Kyuhyun yang masih bingung dengan sikapnya. Tanpa Junsu sadari seseorang menatap kepergiannya dengan sedih.

Jaejoong menatap Yoochun dengan pandangan bertanya . Namun Yoochun hanya mengangkat bahunya dan menggeleng ''Aku tidak tau.. Apa-apa'' Ucap Yoochun .

Jaejoong menghela napas ''Kyuhyun, profil Kim Yesung?'' Tanya Jaejoong.

Kyuhyun tersenyum ''Ada dibalik profil Jung Yunho'' Ucap Kyuhyun. ''Hyung, semuanya sudah kan? Aku ada janji . Kalau butuh apa-apa tanyakan saja pada Hangeng hyung..'' Lanjut Kyuhyun.

Jaejoong mendesis menatap Kyuhyun tajam ''Pasti Sungmin kan?.. Sudah sana pergi..'' Ucap Jaejoong.

Kyuhyun tertawa ''terimakasih hyung.. Aku pergi dulu..'' Ucap Kyuhyun. Ia membungkuk kearah Jaejoong dan Yoochun kemudian berlari menjauhi mereka.

''Ayo kita keruanganku..'' Ajak Jaejoong yang dijawab anggukan oleh Yoochun. Dan merekapun berjalan menuju ruangan Jaejoong dalam diam.

.o.o.o.o.

Tok-Tok-Tok Seorang namja manis mengetuk pintu yang terdapat tulisan ''Ketua Tim Investigasi 2 - Kim Junsu ''

''Masuk..'' Terdengar suara dari dalam. Namja tadi memegang knop pintu kemudian membukanya. Ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu dan mendapati seorang Kim Junsu tengah merapihkan berkas-berkas di mejanya.

''Kau sudah selesai Su-ie..'' Tanya namja manis tadi.

Junsu menoleh kearahnya dan tersenyum ''Oh, Jaejoong hyung.. Ya aku sudah selesai.'' Ucap Junsu mengambil tas kantornya dan berjalan kearah Jaejoong yang berdiri didepan pintu ruangannya.

''Apa, hari ini kita akan menginap dirumah, Hyung?'' Tanya Junsu setelah mengunci ruangannya.

Jaejoong mengangguk '' Ya, appa meneleponku tadi siang.. Meminta kita untuk kembali malam ini. '' Ucap Jaejoong kemudian masuk kedalam lift dan menekan tombol G .

Junsu tersenyum menatap angka-angka yang menghitung mundur diatas pintu lift ''Aku sangat merindukan rumah itu..'' Ucap Junsu.

Jaejoong menundukkan kepalanya ''Aku juga..''

Junsu tersenyum sedih matanya masih menatap angka yang terus menghitung mundur ''Tidak terasa sudah 11 tahun sejak kejadian hari itu..'' Ucap Junsu membuat Jaejoong terhenyak dan mengingat kembali kenangan pahitnya saat itu.

Junsu seperti tersadar akan ucapannya, ia mengalihkan pandangannya dan menatap Jaejoong khawatir ''Maafkan aku Hyung.. Bukan, bukan maksudku mengingatkanmu kejadian hari itu..'' Ucap Junsu. Ia memegang pundak hyung kandungnya itu dengan cemas.

Jaejoong mengangkat kepalanya dan tersenyum sedih kearah Junsu ''Gwenchana Su-ie tidak seharusnya aku melupakan kejadian hari itu..''

''Tapi hyung –

TING ! Tepat saat itu pintu lift terbuka. Menunda perbincangan adik-kakak itu.

''Ayo kita pulang Su-ie..''

.o.o.o.o.

''Selamat datang Tuan muda Kim Jaejoong, Tuan muda Kim Junsu.'' Beberapa orang pelayan menyapa Jaejoong dan Junsu ketika mereka memasuki sebuah rumah dengan interior eropa kuno yang mewah.

''Dimana Ayah?.'' Tanya Jaejoong.

''Tuan besar berada diruang baca.'' Jawab salah seorang pelayan.

''Hyung, kau temui ayah lebih dulu.. Siapa tau ada yang perlu kalian bicarakan berdua, aku akan pergi ke kamarku.'' Ujar Junsu kemudian melenggang menaiki tangga besar beraksen kerajaan eropa itu menuju kamarnya di lantai 2 .

Jaejoong menghela napas pelan, ia memutuskan untuk masuk kekamarnya dan mandi terlebih dahulu sebelum menemui ayahnya diruang baca.

.o.o.o.o.

Jaejoong menyusuri koridor lantai 1. Menapaki karpet merah tebal yang digelar sepanjang koridor , menatap satu persatu lukisan yang tergantung ditembok koridor . Langkahnya terhenti ketika melihat pintu masuk ruang baca tepat berada dihadapannya. Menghela napas entah untuk yang keberapa kalinya dihari ini , memegang knop pintu dan mendorongnya pelan berusaha tidak menimbulkan suara . Begitu pintu terbuka , aroma kertas dan kayu bakar menyeruak masuk dalam hidung Jaejoong .

Jaejoong menutup pintu ruangan. Tersenyum menatap ruangan luas dengan beberapa rak buku yang penuh dengan berbagai jenis buku 'tidak ada yang berubah' batinnya. Jujur dia memang merindukan aroma ruangan ini. Atau mungkin dia lebih merindukan seseorang yang membuatnya mengingat memori manis diruangan ini.

Jaejoong melangkahkan kakinya menapaki karpet tebal berwarna hijau yang digelar didalam ruangan baca, matanya menyapu seluruh pojok ruangan berusaha mencari keberadaan ayahnya. Tersenyum ketika melihat pemandangan seorang pria berperawakan gempal itu tengah duduk dikursi goyang menghadap perapian yang menyala dengan sebuah buku tua dipangkuannya dan jangan lupakan syal merah lusuh yang melingkar indah dilehernya. Jaejoong tersenyum mengetahui kebiasaan ayahnya yang tak pernah berubah ketika pria itu sedang diruang baca.

"Ayah.." Panggil Jaejoong .

Merasa seseorang memangginya, pria itu menoleh dan tersenyum ketika mendapati anak sulungnya tengah membungkuk kemudian menatapnya dan tersenyum hangat kearahnya. Jaejoong melangkahkan kakinya mendekati ayahnya yang tengah menatapnya sambil tersenyum, ia menarik sebuah kursi kemudian duduk disamping ayahnya.

Jaejoong menggenggam tangan ayahnya yang terasa hangat "Apa kabarmu ayah?." Tanya Jaejoong.

Ayah Jaejoong berdecak kesal dan menepuk tangan Jaejoong "Ya, Kim Jaejoong. Berhentilah bersikap seolah aku ini sudah tua, lihat aku ini masih muda, aku juga masih kuat. Bahkan aku masih mampu memimpin perusahaanku sampai saat ini." Ucapnya membanggakan dirinya.

Jaejoong terkekeh "Ayaah, kau itu sudah tua. Lihat bahkan keriput diwajahmu saja sudah semakin terlihat hihihi.." Jaejoong terkikik.

Ayah Jaejoong mendelik kesal "Aish ~ salahkan dirimu dan Junsu yang terlalu sibuk dengan pekerjaan kalian. Sehingga tak sempat mengurusku ." Ucap Ayah Jaejoong.

Jaejoong tersenyum "Maafkan aku ayah, tidak seharusnya aku dan Junsu membuat ayah tinggal dirumah besar ini sendirian. Aku akan memperbaikinya."

Ayah Jaejoong menatap anaknya sendu "Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Ngomong-ngomong mana Junsu? Apa dia tidak datang?."

Jaejoong menggeleng pelan "Dia datang. Tapi dia bilang dia rindu dengan kamarnya. Mungkin sekarang dia sedang tidur dikamarnya" Ucap Jaejoong .

"Eitss.. siapa bilang aku sedang tidur dikamar." Suara imut seorang namja terdengar dari arah pintu. Jaejoong dan ayahnya menengok dan mendapati seorang namja imut berjalan sambil membawa sebuah nampan berisi sepiring kue yang masih berasap, gelas, dan sebuah teko berisi teh panas ditangannya.

Junsu meletakkan nampan tadi diatas meja yang terletak didepan tempat duduk Jaejoong dan ayahnya. Kemudian ia membungkuk memberi salam pada ayahnya. Setelah memberi salam Junsu menarik sebuah bangku dan duduk mengelilingi meja."Makanlah ayah, ini masih hangat aku baru membuatnya." Ucap Junsu seraya mengambil piring berisi sebuah potongan cake kemudian memberikannya kepada ayahnya. Ayah menerimanya dan tersenyum "Biar aku coba..." Ayah memotong kuenya dan memakannya "Tunggu, sepertinya aku kenal... Kau diajarkan oleh ibumu Kim Junsu?." Junsu mengangguk senang "Apa rasanya sama?." Tanya Junsu .

"Ya, rasanya sama persis dengan buatan ibu." Ujar Jaejoong yang kini tengah melahap kue buatan adiknya itu dengan rakus. Atau mungkin untuk menutupi kesedihannya? .

"Benarkah? Butuh latihan bertahun-tahun untuk membuatnya.." Ujar Junsu.

Jaejoong tersenyum "Permisi, aku harus kekamar mandi sebentar." Ucap Jaejoong kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu.

CKLEK ! ruangan tertutup kembali. Membuat tubuh Jaejoong menghilang dari pandangan kedua orang yang tengah menatap dirinya sendu. Mereka tau, ketika Jaejoong keluar untuk menenangkan dirinya, dia tidak akan kembali lagi.

Junsu tersenyum perih dan menundukkan wajahnya berusaha menahan airmatanya ''Ayah, apa aku salah?.'' Tanya Junsu.

Ayahnya menoleh dan tersenyum, kemudian membelai surai hitam sang anak dengan penuh kasih sayang ''Tidak, kau tidak salah. Hanya saja tak mudah bagi Jaejoong untuk melupakan kejadian hari itu.

Namja itu menatap kosong kearah api yang masih menyala didalam perapiannnya, tangannya terulur keatas untuk membelai syal merah lusuh yang melingkar dilehernya. Tanpa disadari, Junsu mendongakan kepalanya dan menatap dirinya -ayah nanar. Matanya kemudian beralih pada sebuah pigura besar diatas rak buku yang didalamnya berisikan foto seorang yeoja cantik yang tengah duduk anggun disebuah kursi sendirian dengan balutan dress berwarna biru muda. Bahkan, rambut hitam sebahunya membuat sosoknya tampak semakin cantik .

Junsu menatap foto itu nanar 'terlalu banyak yang belum kau ajarkan.' Batin Junsu perih.

.o.o.o.o.

Jaejoong terdiam didepan pintu matanya terpaku pada sebuah foto besar yang terpasang dikoridor tepat didepan pintu ruang baca. Foto itu menampilkan Seorang yeoja cantik yang sedang tersenyum mengenakan gaun berwarna peach dan rambut hitam sebahu yang tengah duduk disebuah bangku , dibelakangnya berdiri seorang namja dewasa berperawakan gempal namun tampan dengan balutan kemeja putih dan jas hitam tengah mengalungkan tangannya dileher sang yeoja dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Didalam foto itu juga terdapat 2 orang remaja laki-laki, Yang seorang berwajah cantik sekaligus tampan dengan kulit putih mulus dan bibir semerah cherry berbalutkan kemeja pink dan jas hitam berdiri disebelah kiri sang yeoja sambil bergandengan tangan dengan yeoja tadi , yang satu lagi berperawakan gempal dengan wajah imut dan senyum yang menawan berbalutkan kemeja biru dengan jas hitam tengah berdiri didepan sang namja dewasa disamping kanan sang yeoja. Keduanya tersenyum, merupakan senyum yang sama bila kalian padukan senyum antara yeoja tadi, dan namja dewasa itu.

Ya, mereka adalah kedua orang tua Kim Jaejoong. Jaejoong tertawa miris, matanya fokus pada wajah si yeoja ''Tidak ibu, aku tidak menangis..'' berbicara sendiri, walau tau seseorang yang diajak bicaranya tak mungkin bersuara kembali.

Perih terasa didada ketika pemikiran itu terlintas dibenaknya ''Kenapa bu? Kenapa setiap kali aku datang kesini selalu seperti ini?. Ini terlalu sakit.'' Jaejoong terduduk dikoridor sambil memegang dadanya kepalanya menunduk dalam dan matanya terpejam. Sedetik kemudian bahunya bergetar, tak bisa dipungkiri air mata mengalir dari mata bulat nan indah miliknya. ''Tidak-tidak, aku tidak menangis.'' Ucapnya sedikit terisak . Kepalanya masih menunduk, membuat bulir-bulir airmatanya jatuh diatas karpet merah.

.o.o.o.o.

.TBC. 2899 word .

Maaf kalau masih banya typos daan kepanjangaan. Klo pengen dipendekkin bilang aja. Saya baru pertama kali buat FF penuh misteri seperti ini. Untuk FF let's get married sama favorite vampire (sebenarnya udah ada) saya gak tau kapan bakal dilanjutin mood saya ancur banget. Yunjae di chapter depan ya. Akhir kata review please…