KHR Punya Cerita.. by Hachi Monogatari

KHR by Amano Akira

Warning: OOC, AU, BL/Shonen Ai, don't like don't read..

Happy Reading..

-BF- -BF-

Chapter 1

Kissing Under The Shower Water Splash

Pair: Bel X Fran

-BF- -BF-

Suatu pagi di markas besar Varia. Terlihat Bel yang sedang kurang kerjaan, berjalan menyusuri lorong-lorong markas, tapi ia tiba-tiba berhenti karena ia tertarik pada salah satu kamar yang terbuka sedikit. Penasaran dengan isi kamar itu, Belpun melongokkan kepalanya mengintip keadaan kamar yang ternyata adalah kamar Fran, kouhai kesayangannya.

"Ushishishi, kamar kodok itu rapi juga.." dengan tidak sopan

Bel masuk ke dalam kamar itu. Kamar yang rapi dengan cat tembok berdominasi warna putih dan hijau toska.

"Hn?" bola mata Bel yang selalu tertutup poni itu menangkap sebuah benda keramat berupa topi kodok yang tergeletak di atas ranjang. "Ushishishi, kodok itu sudah melanggar perintah pangeran rupanya," Bel segera memungut topi kodok pemberiannya, lalu memutar bola matanya untuk mencari dimana sosok juniornya berada.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara gemericik dari dalam kamar mandi, dan tanpa banyak bicara ia segera berjalan ke arah kamar mandi.

Ckreek

Pintu terbuka, dan coba tebak apa yang ada di dalam sana. Sosok sempurna Fran sedang diguyur oleh ratusan bahkan ribuan tetes air yang keluar dai shower. Membasahi seluruh tubuh putih tanpa cacat miliknya. Rambut warna hijau sebahu itu kini nampak sedikit lebih panjang karena basah itu terlihat begitu indah. Kulit putih itu kini terekspos jelas membuat iman para seme-seme hentai yang coba ditahan menjadi tergugah.

Belphegor sang pangeran gagal kini berdiri mematung dengan mulut menganga, wajah memerah dan hati berdebar-debar. Meski pandangannya terhalang oleh tirai bening, tapi sosok itu begitu jelas dimata Bel. Dan Fran, karena derasnya bunyi air shower, ia sampai tidak mendengar jika pintu kamar mandi baru saja dibuka, dan ada strom guardian hentai yang sedang melihatnya.

Sepersekian menit kemudian, Belpun tersadar dari hipnotis Fran. Dan kembali ketujuan awal ia masuk dalam kamar mandi, yakni memberi hukuman sekaligus menyuruh Fran untuk kembali memakai topi kodok pemberiannya.

Tidak sabar menunggu Fran selesai, ia segera membuka tirai, mencengkram kedua tangan Fran dan menghimpit tubuhnya antara dinding keramik dan tubuhnya sendiri. Meski air shower mengguyur keduanya, Bel tidak peduli.

Fran terhentak kaget, meski begitu, raut datar Fran tetap tidak berubah.

"Bel senpai? Apa yang kau lakukan?" tanya Fran dengan nada monoton yang menjadi trademarknya.

"Kenapa kau melepas topi kodokmu? Kau lupa dengan perintahku?" tanya Bel kini sudah sama basah kuyupnya dengan Fran.

"Aku sedang mandi, dan aku tidk mau topi itu basah," balas Fran.

Bel melepas cengkramannya, mengambil topi kodok yang sempat ia jatuhkan, lalu memakaikannya di kepala Fran.

"Ushishishi, kau tau 'kan, pangeran tidak suka kalau kau melepas topi ini meski apapun yang terjadi, kodok bodoh.." ujar Bel.

Fran diam saja, iris hijaunya menatap lekat-lekat wajah Senpai didepannya, begitu pula sebaliknya. Tapi, saling bertatapan begitu malah membuat Bel ingin segera melahap Fran utuh-utuh. Lama keduanya saling bertatapan tanpa sadar Bel makin mendekatkan wajahnya pada wajah Fran. Selang beberapa detik kemudian, mereka pun berciuman. Ciuman yang lembut dan penuh cinta tanpa nafsu di bawah guyuran air yang jatuh dari shower. Fran yang sempat kaget, menerima saja perlakuan Pangeran gagal itu, ia malah memejamkan mata sambil mempersilahkan Bel untuk melakukan lebih.

Sampai akhirnya...

"Ushishisi, sepertinya kau menikmati hukumanmu?" ujar Bel sambil memilin rambut Fran yang basah.

"Ahh..dingin..senpai.." kata itulah yang muncul dari bibir mungilnya.

Benar juga, ia sudah terlalu lama berada disana, niatnya untuk segera mengakhiri kegiatannya bernama mandi, malah dihalangi oleh senpai yang tiba-tiba menciumnya dengan kurun waktu yang lumayan lama.

Seandainya bola mata Belphegor terlihat adalah pupilnya yang mengecil. Buru-buru, ia memutar kenop shower, lalu menarik Fran, membawa tubuh kecil itu dalam pelukannya, meski dia tidak yakin dapat memberinya kehangatan mengingat tubuhnya juga dalam keadaan basah kuyup.

"Ushishishi, pangeran masih punya hukuman yang lain untukmu kodok bodoh, dan aku yakin ini bisa membuatmu lebih hangat," ujar Bel sambil membelai kepala Fran, atau lebih tepatnya topi kodok yang ia pakai.

"Benarkah?" tanya Fran polos.

Seringai tercetak di wajah Bel sang pangeran. Dalam sekali gerakan Bel menggendong kouhainya ala pangeran yang menggendong sang putri, membawanya keluar dan menidurkannya di ranjang yang hangat dan nyaman. Fran dengan wajah tanpa ekspresinya sama sekali tidak meolak semua perlakuan Bel padanya.

"Ushishishi, kau siap kodok bodoh?" Bel yang kini berada diatas tubuh Fran coba bertanya.

"Bukankah kalau aku bilang belum kau tetap tidak akan perduli, Baka-Ouji?" sahut Fran.

Belphegor kembali tersenyum licik, ia menarik bad cover yang ada lalu menutupi seluruh tubuhnya dan Fran. Melakukan 'hukuman' yang dapat menghangatkan Fran dan memuaskan Belphegor (KYAAAA, HACHI MIMISAN, NGGAK BISA BAYANGIN APA YANG DILAKUKAN DUA ORANG INI...).

.

.

.

Hari beranjak siang, matahari sudah bersinar terang tepat di atas cakrawala.

"Ushishishi, kau sudah merasa hangat kodok bodoh?" Bel mengusap wajah putih Fran yang hanya berjarak 5 cm dari wajahnya. Dengan sebelah lengannya melingkari tubuh Fran dibalik bad cover yang menyelimutinya sampai sebatas pundak.

"Tapi.. sekarang aku lelah Senpai.." desis Fran denagn suara yang terdengar merdu ditelinga Bel.

"Ushishishi, kalau begitu, kau harus tidur!" Bel mengecup kening Uke-nya dengan penuh kasih sayang.

Fran menurut, iapun mulai memejamkan matanya dan perlahan-lahan mulai tertidur. Efek dari belaian lembut

Bel yang terus mengusap-usap punggungnya makin membuat Fran cepat mencapai dunia mimpi. Melihat wajah polos Fran yang sedang tidur membuat hati Bel merasa tenang. Dan iapun ikut tertidur bersama Ukenya itu.

-BF- -BF-

Beberapa hari kemudian...

Bel yang sedang jalan-jalan disekitar markas tidak sengaja melihat para Uke sedang sibuk menyiapkan sesuatu di halaman belakang. Mereka terlihat bersemangat saat melakukan persiapan untuk pesta barbeque nanti malam, dimana Vongola Family juga akan datang ke pesta itu. Tapi, Bel sedikit tidak suka melihat Fran lagi-lagi tidak memakai topi kodoknya. Dengan langkah geram, ia mendekati para Uke itu, atau lebih tepatnya ke arah Fran dan menariknya menjauh dari Squalo dan Luss yang sedang beres-beres, setelah menyomot topi kodok yang teronggok di atas rumput.

"Bel senpai?" Fran hampir jatuh saat Bel menarik lengannya.

"Ayo ikut aku kodok bodoh, kau harus dihukum lagi!" Bel menyeret Fran menjauh dari orang-orang itu.

"VOIII! MAU KAU BAWA KEMANA DIA?" raung Squalo.

"Tenanglah, Squally, sepertinya ada yang harus mereka selesaikan," sahut Luss sambil menata kursi dan menghiasnya dengan pita-pita aneh

khasnya saat Bel memasukkannya ke dalam kamar milik pangeran yang selalu seenaknya melempar pisau ke arahnya.

"Ushishishi, kau sudah melanggar perintah pangeran, jadi kau harus dihukum," kata Bel sebelum membungkam bibir Fran. Dan melakukakan hal 'itu' sekali lagi dalam minggu yang sama.

"Kau tau Senpai.. Kalau hukumannya seperti ini, aku akan sering-sering melanggarnya," kata Fran setelah Bel melepas pagutan diantara bibir keduanya.

"Ushishishi, kalau begitu, pangeran akan mencari cara lain agar kau tidak bosan dihukum dengan cara yang sama, kodok bodoh!" balas Bel sambil menyeringai.

-BF- -BF-

OWARI

-BF- -BF-

Omake...

Malam harinya, pestapun dimulai, semua menikmati daging panggang dengan saos barbeque buatan Luss.

"Kufufu, aku tidak melihat muridku yang manis, kemana dia?" tanya Mukuro pada Levi.

"Ano.. Bel-san juga tidak ada, apa mereka berdua sedang ada misi?" Tsuna yang dipeluk pinggangnya oleh Muku ikut bertanya.

"Oh, sejak tadi siang, Fran berada di kamar Bel," jawab Lavi seadanya, lalu ia mulai memotong daging panggang diatas piring.

"Hiie.. di kamar? Apa yang mereka lakukan?" tanya Tsuna dengan tampang innocent khasnya.

"Kufufu, kalau kau ingin tau apa yang mereka lakukan, aku bias menunjukkannya padamu Tsuna.." bisik Muku tepat di telinga Tsuna, hingga membuat anak itu begidik karena geli.

"Uum.. Rasanya, ada aura jahat disekitarmu Mukuro-san.." kata Tsuna saat melihat senyum licik sang Seme yang pervert itu.

-BF- -BF-

Yupz, selesai sudah.. gimana senpai? Review ya.. Oya untuk chapter selanjutnya, enaknya bikin pair apa ya? XS, 6918, 8059 atau yang lain.. kasih tau Hachi ya.. Oke, arigatou..