-WHO I AM FOR YOU?-
Tittle: Who i am for you?
Chapter : 1 / prolog (?)
Cast : Yewook, kyumin, sibum and other
Rate : T+
Summary : siapa aku untukmu? Kau selalu bersikap manis tanpa adanya kejelasan antara kita. *aneh -_-"
NB : di FF ini kebanyakan menggunakan point of view-nya Ryeowook dan author sendiri :D
-Ryeowook PoV-
"Kau lapar? Mau makan apa?" tanya Namja bersuara baritone yang tengah mengemudi di sampingku.
"Ne, Oppa. Aku sangat lapar." Kataku dengan suara sedikit manja. "Hm... aku mau makan apa saja. Yang penting mengenyangkan!" ucapku lagi seraya tersenyum manis sehingga membuat Yesung –namja yang kupanggil oppa- mengacak rambutku gemas. Sedang aku hanya berpura-pura mendengus kesal sampai akhirnya kami berdua tertawa.
Oh ya, aku Kim Ryeowook. Umurku baru 21 tahun. Sekarang aku tengah menyelesaikan semester akhirku di sebuah universitas terkenal di seoul. Yaitu SM University. Dan namja tadi, Yesung atau lebih lengkapnya Kim Yesung. Umurnya 23 tahun. Dia bekerja di sebuah perusahaan milik keluarganya. Dan dia adalah mantan namjachinguku. Mantan? Iya. Dia hanya mantan namjachinguku. Lalu apa salahnya kalau kami masih menjalin hubungan baik sebagai teman –mungkin-.
"Wookie-ah... minggu ini Kyuhyun akan mengadakan surpise party ulang tahun Sungmin di pulau jeju. Dan oppa ingin mengajakmu kesana. Apa kau bisa?" tanyanya disela-sela makan kami. Setengah jam yang lalu kami sudah sampai disebuah restoran didekat kampusku. Dan baru beberapa emnit yang lalu juga makanan yang kami pesan tiba dimeja kami.
"Umm… nanti aku pamit dengan eomma dan appa dulu." Keteku dengan mulut penuh dengan makanan. Sebenarnya dalam hati aku sangan senang Yesung oppa mengajakku. Senang? Tentu saja. Sudah cukup lama aku tidak bertemu dengan Sungmin eonni. Mengingat dia adalah yeojachingu Kyuhyun, sahabat Yesung oppa. Aku sangat merindukan eonniku yang imut nan manis itu. Selain itu tentu saja karena aku bisa pergi dengan Yesung oppa.
"Tidak usah. Biar oppa yang pamit dengan Leeteuk ahjumma dan Kangin ahjussi. Oppa kan harus bertanggung jawab karena membawamu." Ucapnya dengan senyum manis yang tentu saja membuat jantungku dag-dig-dug.
"Ne , oppa." Ucapku senang.
"Wookie-ah… kau duduklah dulu. Oppa mau ganti baju!"
Selalu seperti ini. Setiap kami bertemu, setelah makan, Yesung oppa pasti mengajakku ke apartementnya. Di Seoul, Yesung oppa hanya tinggal sendirian. Setelah lulus dari kuliahnya, dia menjalankan perusahaan keluarganya yang berada di Seoul. Sedangkan , kedua orang tuanya dan yeodongsaengnya tinggal di Jepang.
Begitu Yesung oppa menuju kamarnya, aku pun hanya menuruti kata-katanya. Aku duduk diruang tengah kemudian menyalakan televisi. Aku terus menekan-nekan tombol pada remote TV. Mencari chanel yang menurutku bagus. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah acara reality show yang menarik perhatianku.
Tak lama, Yesung oppa datang. Di sudah mengganti pakaiannya dengan celana jeans selututnya dan kaos V neck berwarna hitam. Lebih terlihat santai. Dan tentu saja tetap tampan. Dia juga membawa 2 gelas orange juice dan cemilan ditangannya.
"Nonton apa, hm?" tanyanya seraya duduk disampingku.
"Oppa… mengagetkanku saja." Ucapku pura-pura kesal. Tapi dia hanya tertawa seraya mencubit pipiku.
"Oppa…. Appo!" rengekku manja. Aku mengusap pipiku yang sepertinya memerah. Bukan.. bukan karena sakit. Ini bahkan tidak sakit sama sekali. Tapi… ini pasti memerah karena aku sedikit malu.
"Aiigoo… Wookie baby tetap saja manja ya!"
Greeeepppp
Yesung oppa memelukku. Melingkarkan tangan kekarnya dipinggang rampingku. Sesekali mencium puncak kepalaku. Terlihat hm…. Sedikit possesive. Tapi kalian ingat kan? Dia hanya mantan namjachinguku. Lalu kenapa dia memelukku? Bukankah yang kami lakukan seperti layakny sepasang kekasih? Ditambah dengan tidak adanya penolakan dari pihakku.
Kami…. Sering melakukan hal ini. Dan entah kenapa aku tidak bisa menolak. Karena jujur aku masih menyukai Yesung oppa. Dan juga mencintainya. Lalu bagaimana dengan dia? Entahlah! Aku tidak tau. Karena karena aku memang tidak pernah menanyakan hal itu padanya. Aku tidak sanggup mendengar jawabannya yang kemungkinan besar akan menyakitiku dan akhirnya membuat dia menjauh dariku. Walaupun sebenarnya hal ininjuga sudah menyakitiku.
"Ngghhh…. Oph…oppahh…" desahku tertahan. Sekarang dia bukan hanya mencium pucuk kepalaku. Tapi, ciuman itu telah beralih keleherku. Dan itu membuatku mendesah karena ini sedikit geli.
"Hm…. Waeyo Wookie?" katanya disela ciumannya dileherku.
"Ge….Gelliihh…." akhirnya kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirku dan sukses membuatnya menghentikan ciumannya.
Aku menundukkan kepalaku. Menyembunyikan rona merah yang mulai menghiasi pipiku. Bagaimana bisa aku mengucapkan kata-kata itu? Benar-benar memalukan.
"Wookie-ah…" ucapnya lembut seraya membelai pipiku. Dan itu membuat jantungku berdetak semakin cepat.
"Hm…." Jawabku seadanya. Masih tetap menunduk karena masih tak berani menatap mata sabitnya yang mematikan itu.
"Wookie-ah…. Lihat oppa!" Yesung oppa mengarahkan tangannya kedaguku. Mengangkatnya sedikit, hingga mata kami bertamu. Kulihat dia tersenyum lembut. Tapi kemudian senyuman itu berubah menjadi seringai yang hm….. sedikit menyeramkan. Dia semakin mendekap pinggangku erat. Membuat tubuhku semakin mendekap dengan tubuhnya. Refleks aku mengerjapkan mataku. Sedikit terkejut dengan perlakuannya.
Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arahku. Hembusan nafasnya yang hangat semakin terasa dikulit wajahku. Aku tau ini akan terjadi. Dan itu refleks membuatku memejamkan mata.
"Wookie….. buka matamu! Tatap oppa!" suara baritone itu sangat pelan. Bahakn seperti suara bisikan. Tapi karena jarak yang sangat dekat di antara kami, suara yang itu begitu jelas terdengar ditelingaku. Hm… terdengar seksi.
Dan entah kenapa, suara itu seperti mantra yang mebuatku menurut. Perlahan kubuka mataku. Kukerjapkan berkali-kali untuk memastikan bahwa wajah Yesung oppa benar-benar ada didepan mataku. Bahkan sangat dekat. Tanpa jarak, hingga hidung kami menempel. Dielusnya pipiku dengan satu tangannya. Dia tersenyum lembut seolah memberikan ketenangan padaku. Sampai akhirnya dia memiringkan kepalanya dan berhasil membuat mataku membulat sempurna.
Chuuupppp~~~
Bibir kissable milik Yesung oppa baru saja menempel dibibirku. Dengan mata yang terbuka, aku bisa melihat mata sabit itu juga menatapku. Membuat jantungku seperti ingin melompat dari tempatnya.
Digerakkan bibirnya perlahan, menyusuri tiap sudut bibirku. Melumatnya pelan. Dari bibir atas berpindah kebibir bawah. Begitu seterusnya, sampai akhirnya lidah nakal itu menjilat bibirku. Meminta akses untuk masuk lebih dalam. Dan lagi-lagi aku hanya menuruti permintaan tak terucap itu.
Kami masih saling menatap, sampai akhirnya aku merasakan lidah nakal itu mulai menginvasi isi dari mulutku. Kulihat Yesung oppa mulai memejamkan matanya. Seolah terhipnotis aku pun mengikuti jejaknya. Memejamkan mataku dan mencoba mengimbangi ciumannya yang sekarang bisa dibilang ganas itu. Kedua tanganku pun memeluk erat tubuhnya. Dan semakin menyatukan kami berdua.
Tak mau mati konyol karena kehabisan nafas, aku mencoba menepuk punggungnya pelan. Seolah mengerti, Yesung oppa pun melepas ciumannya. Nafas kami saling memburu. Kutundukkan lagi kepalaku. Menutupi rona merah yang kembali menghiasi pipiku.
Yesung oppa kembali memelukku, dan membaringkan tubuh kami diatas sofa panjang itu. Bahkan TV yang sedari tadi menyala tak kami hiraukan sama sekali.
"Ngggh…" lagi-lagi Yesung oppa membuatku mendesah. Belum lagi puas menghirup oksigen, bibir kissable itu kembali menyapa leher jenjangku. Tangan kanannya mendongakkan kepalaku. Membuatnya semakin leluasa menciumi leherku. Beruntung hanya mencium, dan tidak meninggalkan jejak disana.
Semakin lama, ciuman itu semakin turun ke dadaku. Tanpa kusadari, satu kancing kemejaku sudah terbuka. Tapi kali ini, aku tak ingin. Aku tak ingin Yesung oppa melakukan ini.
Sekuat tenaga, aku tarik kepala besarnya *Plaaakkk* dari daerah dadaku. Membawa matanya untuk menatapku.
"Oppa…" ucapku pelan. Hanya dicumbu begitu saja membuatku lemas. Mata sabit itu menatap tepat kemataku dengan nafasnya yang masih memburu. Tersirat sedikit kekecewaan dimatanya karena aku menghentikan aktifitasnya secara sepihak.
Aku menggelengkan kepalaku. Menatap dengan penuh permohonan. Yesung oppa hanya mendesah berat dan akhirnya memelukku.
"Ne.. Oppa tau. Tidurlah kalau kau lelah." Ucapnya yakin. Aku pun tersenyum dalam pelukannya. Menyamankan posisiku dan kemudian mencoba memejamkan mataku.
Chuppppp ~~~~
Yesung oppa kembali melumat bibirku. Tapi hanya sebentar dan kembali memeluk tubuhku. Hingga akhirnya kami berdua tertidur.
"Sore ahjumma." Sapa Yesung oppa begitu pintu rumahku terbuka dan menampilkan sosok yeoja anggun dibaliknya.
Yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang menginjak setengah abad itu tersenyum kearah yeung oppa dan memperlihatkan dimple ditepi bibirnya.
"Yesung! Apa kabar? Ahjumma merindukanmu!" Eomma langsung menghambur kedalan pelukan yesung oppa. "Kalian baru saja kencan ya?" Goda eomma pada kami seraya menoel-noel lenganku setelah melepas pelukannya.
"Eomma..."
"Leeteuk ahjumma bisa saja!" kata Yesung malu-malu
"Ah... ayo masuk Yesung. Wookie-ah, ganti bajumu dan siapkan minum untuk Yesung, ne."
"Tidak usah repot-repot ahjumma. Aku hanya sebentar." Ujar yesung menolak dengan lembut.
"Baiklah. Aku ganti baju dulu eomma, oppa. Aku permisi." Pamitku yang kemudian dibalas anggukan oleh Yesung oppa dan eomma.
-Normal pov-
"Leeteuk ahjumma, kemana Kangin ahjussi?" Tanya yesung begitu mereka –Leeteuk dan yesung- sudah duduk diruang tamu rumah ryeowook.
"Ahjussi belum pulang kerja yesung. Tadi dia bilang akan terlambat pulang karena banyak pekerjaan dikantor." Jawab Leeteuk menjelaskan. "Memangnya ada apa kau mencari appanya wookie yesung?" tanya leetauk penasaran.
"Aniyo ahjumma. Sebenarnya aku mau minta izin untuk membawa Wookie. Teanku mengadakan acara ulang tahunnya di pulau Jeju. Dia juga mengundang Wookie. Apa boleh aku membawanya bersamaku untuk 3 hari?" kata yesung lantang. Walau sebenarnya dalam hati ia cukup khawatir kalau-kalau oarng tuanya Wookie tidak memberi izin dan malah memarahinya.
"Yesung-ah... Ahjumma tidak keberatan sam sekali kau membawa wookie. Tapi, kangn ahjussi? Ahjumma tidak yakin dia akan mengizinkan. Nanti ahjumma coba bicara dengan Appa wookie ,ne?"
"Ne, ahjumma. Gomawo."
Tak lama setelah percakapan antara Yesung dan Leeteuk, wookie yang sudah mengganti pakaiannya, ikut bergabung dengan mereka.
"Sedang bicara apa eomma?" tanya wookie yang kemudian mendudukkan dirinya tepat disamping leeteuk.
"Apa benar kau dan yesung akan pergi kepulau jeju selama 3 hari?" Leeteuk bertanya balik seraya mengelus lembut rambut coklat putri semata wayangnya itu.
"Ne, eomma. Minnie eonni akan merayakan ulang tahunnya disana. Tapi, kalau eomma dan appa tidak mengizinkan, wooie tidak akan pergi." Wookie menatap yesung dan eommanya bergantian. Kemudian menundukkan wajahnya. Menutupi rasa tak ikhlas yang keluar dari bibir mungilnya.
Melihat raut wajah putrinya yang berubah menjadi murung itu, membuat sang 'angel without wings' tidak tega. Ditangkupnya kedua pipi tirus putrinya. Menatap dalam kemata coklat madu itu. Jelas terlihat kalau Wookie benar-benar berharap leeteuk mengizinkannya.
"Wae? Kenapa tampangmu sedih begitu, hm? Kau sedih tidak bisa ke ulang tahun minnie, atau sedih karena tidak bisa pergi dengan yesung?"
Leeteuk kembali menggoda putrinya itu. Tak lupa ia juga melihat ke arah yesung, namja yang diketahuinya tengah dekat dengan putrinya. Walau setiap ditanya Wookie hanya menjawab bahwa dia dan yesung hanya berteman. Tanpa leeteuk ketahui kalau mereka SEMPAT menjadi sepasang kekasih.
Yesung yang merasa ditatap oleh leeteuk hanya salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yg sama sekali tidak gatal. Gugup eoh Kim yesung?
"Eomma..." Wookie memukul pelan lengan eommanya karena tak tahan terus-terusan digoda. Apalagi didepan namja tampan si mantan kekasih yang masih sangat dicintainya itu.
Yesung kembali tersenyum melihat tingkah malu-malu wookie. Apalagi melihat semburat merah yang menghiasi pipi yeoja mungil nan imut itu. Membuatnya harus menahan rasa gemasnya karena ada leeteuk disini.
"Aiigoo... anak eomma sudah besar sekarang, ne." Ucap leeteuk lagi kembali membuat wookie merona dan yesung juga -sepertinya-.
"Ne, nanti eomma yang akan bilang dengan appamu supaya wookie diizinkan pergi ke pesta minnie dan sekalian berkencan dengan yesung."
Sepertinya bukan cuma yesung yang sangat menyukai tingkah gemas nan imut wookie saat merona. Tapi uri leeteuk juga sangat menyukai hal itu rupanya.
"Wookie, oppa puleng dulu, ne. Jangan lupa kabari oppa begitu kangin ahjussi mengijinkanmu pergi bersama oppa." Ucap yesung sebelum dia pulang.
Wookie yang dipesankan seperti itu hanya tersenyum seraya mengangguk imut pada yesung. Dan hal itu membuat yesung frustasi karena harus menahan keinginannya untuk 'memakan' yeoja imut dan menggemaskan itu. Sadarlah heii yesung. yeoja itu bukan yeojachingumu lagi. Jadi... jangan seenaknya memikirkan hal yang iya-iya. Dasaaarrr!
Chuupp~~~
Yesung mengecup sekilas kening Wookie. Dan jelas itu membuat wookie kaget. Apalagi ini masih didepan rumahnya. bagaimana kalau ada yang lihat? Tetangga, atau leeteuk mungkin? atau yang lebih bahaya kangin mungkin?
Hah...
sepertinya uri yesung tidak tahan untuk tidak menyentuh mantan kekasihnya yang imut itu.
.
.
.
TBC
gimana?
masih ada yang mau baca?
#Berdoa ada yang mau review
Amiinnnnn
