JOURNEY FOR A REMEMBRANCE
Cast:
CHO KYUHYUN
LEE SUNGMIN
KIM RYEOWOOK
KIM JONGHOON
Others (Coming Soon)
Genre:
Fantasy
Romance
Adventure
Rating:
Teen (T)
Summary:
Tentang kisah seorang lelaki yang tiba-tiba datang ke sebuah pedesaan, tapi sayangnya ia kehilangan ingatannya. Bagaimana jika lelaki itu bertemu dengan sesosok gadis misterius yang menyimpan masa lalu yang kelam, seorang gadis dingin dan sama sekali tak memiliki sisi ramah, Lee Sungmin./"... Bagaimana kalau kau kita panggil Kyuhyun?" ; "Kyuhyun? Bagus juga..."/
Disclaimer:
This story is mine, but the casts are ours. Kisah ini terinspirasi pada sebuah game yang bernama "Harvest Moon" :)
Okey, happy reading...
.
.
"Ryeowook!"
Suara teriakan seorang pria paruh baya berhasil menghentikan seorang gadis yang hendak melangkah ke luar rumah. Di tangan gadis itu tampak memegang sekeranjang bunga yang baru dipetiknya sore tadi.
"Ya, Harabeoji?"
"Kau ingin pergi ke mana? Ini sudah malam."
"Ahh... ada salah satu bunga yang belum sempat aku petik, Harabeoji. Untuk tambahan parfum terbaru yang akan aku ciptakan."
"Ya sudah. Cepatlah kembali. Terlalu berbahaya di luar sana."
Ryeowook mengangguk. Ia lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Perkataan kakeknya tidak salah. Di desa yang mereka tinggali ini, Desa Elfsara, terletak di antara hutan-hutan yang penuh dengan monster. Namun, ada sebagian tempat yang bersih dari monster. Di sanalah Ryeowook memetik bunga.
Di dalam tas kecil yang ia bawa terdapat pisau kecil sebagai pertahanan diri kalau-kalau ada monster yang tiba-tiba menyerang.
"Ini dia. Ketemu juga kau," gumam Ryeowook setelah mendapati bunga yang ia cari.
Setelah menyelasaikan urusannya dengan bunga, gadis imut nan mungil ini segera kembali ke rumah agar tak mendapatkan omelan dari sang kakek. Mendengar ocehan dari kakeknya itu lebih berbahaya dari bertemu dengan seekor monster.
BRUKKK!
Baru sampai di depan rumah, tiba-tiba muncul suara, seperti benda jatuh yang cukup keras. Sontak hal ini mengagetkan Ryeowook. Dengan penuh kewaspadaan, ia melangkahkan kakinya ke asal suara. Di sana, di balik semak-semak...
Jantung Ryeowook makin berpacu dengan keras tatkala melihat makhluk, tampak seperti hewan berbulu yang tengah menutupi tubuhnya dengan sayap. Tapi... ini beda... mungkinkah...
"MONSTERR! HARABEOJI!"
Mendengar teriakan dari cucu sulungnya, sang kakek segera mengambil sebuah belati dan berlari menghampiri Eunhyuk.
"Mana? Mana monster itu, Ryeowookie? Biar harabeoji basmi!" Sang kakek celingukan mencari-cari monster yang Ryeowook maksud.
"Di sana! Di balik semak-semak itu!" Ryeowook menunjuk semak belukar yang ada tepat di depan rumah mereka.
Tanpa ragu sang kakek mendekati semak itu. Ia melihat keadaan monster yang Ryeowook maksud. Lelaki paruh baya itu mengernyitkan dahi. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sang kakek memandang Ryeowook sambil menghela nafas.
"Ryeowookie... dia itu manusia. Astaga! Apakah matamu sudah rabun tidak bisa membedakan mana manusia, dan mana yang monster. Bahkan harabeoji yang sudah tua ini saja masih bisa melihat dengan jelas."
Ryeowook yang tidak langsung percaya segera melihat sosok yang diyakininya sebagai monster itu. Tapi apa yang ia dapati? Sesosok lelaki tampan yang tergeletak tak sadarkan diri di atas tanah. Ia yakin orang ini bukan dari desa mereka. Ryeowook juga tak pernah mendapati wajah rupawan seperti ini.
"Sepertinya dia terluka, Harabeoji," ujar Ryeowook. Sebenarnya ia tidak yakin juga. Tapi logikanya jika seseorang terbaring lemah seperti ini, pastilah dia terluka. Entah itu di dalam maupun luar.
"Kita bawa ke rumah saja, Ryeowookie. Kita tanyai dia setelah sadar nanti."
Ryeowook mengangguk. Ia pun membantu kakeknya untuk membopong lelaki ini masuk ke dalam rumah mereka.
**JLee137**
Pagi mulai menyapa. Sang raja pagi telah muncul dan memberikan cahayanya bagi setiap orang. Suara kicauan burung yang cukup merdu menambah suasana damai pagi ini. Tak lupa juga sejuknya udara menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang sudah mulai beraktivitas.
Di sebuah rumah, tepatnya di dalam kamar, terlihat dua orang yang masih betah menunggui sosok yang tak kunjung sadar itu. Hingga akhirnya penantian mereka tak sia-sia. Lelaki itu nenunjukkan pergerakan tangannya. Perlahan kedua mata itu terbuka. Melirik ke sana-ke mari mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
"Kau sudah bangun, Anak muda?"
Lelaki itu sontak memandang dua orang di dekatnya dengan bingung. "Di... di mana aku? Dan kalian?"
"Kami menemukanmu pingsan semalam. Apa kau baik-baik saja?" Tanya Ryeowook.
Meskipun ragu, ia tetap mengangguk sebagai pertanyaan atas jawaban Ryeowook. Tapi kalau boleh jujur, kepalanya masih pusing. Sungguh...
"Ah iya... kalau kami boleh tahu, siapa namamu? Dan kau berasal dari mana?" Kali ini kakek Ryeowook yang bertanya.
Lelaki tersebut tampak kebingungan. "Na.. nama? A.. aku... aku tidak ingat. Aku tidak ingat siapa diriku."
Jawaban lelaki tampan itu tentu begitu mengejutkan. Memangnya apa yang sudah ia alami sampai kehilangan ingatannya sendiri? Lalu, bagaimana ia akan kembali?
"Kau tidak ingat, ya..." kakek Ryeowook nampak berpikir. Kasihan juga melihat lelaki ini terlantar. "Baiklah. Untuk sementara waktu, kau bisa tinggal di rumah kami yang sederhana ini, Anak muda."
"Dan satu lagi... berhubung kau tidak ingat namamu sendiri. Jadi kami akan memberikan nama sementara untukmu. Apa ya... ahh! Bagaimana kalau kau kita panggil Kyuhyun?" Ryeowook memberikan saran. Entah kenapa nama itu tiba-tiba muncul begitu saja di dalam kepalanya.
"Kyuhyun? Bagus juga... selain itu... terima kasih. Kalau tidak ada kalian, mungkin aku sudah terlantar karena tidak tahu dari mana asalku."
Sepasang kakek dan cucu itu tersenyum lembut.
"Tunggu sebentar." Sang kakek berjalan ke luar kamar dan segera kembali setelah mengambil sebilah pedang panjang. "Di hutan sini banyak sekali monster. Para penduduk biasa memburu monster-monster berlevel rendah agar bisa mendapatkan koin emas. Setelah satu monster mati maka akan berubah menjadi debu-debu lalu berkumpul menjadi satu. Dan jadilah koin emas. Semakin besar levelnya. Semakin banyak juga koin emas yang bisa kau dapatkan. Mau mencoba?"
Kyuhyun menatap pedang itu ragu. Di dalam dirinya bergejolak ingin mengambil pedang itu. Tapi, bagaimana jika tidak bisa? Mendengar kata monster saja sudah sangat menyeramkan. Apalagi harus memburu?
"Harabeoji... kau yakin? Bahkan ia baru sadar dan harabeojiku ini telah memberikan hal yang fantastis," sindir Ryeowook.
"Ahh... tidak apa-apa... hmm..."
"Ryeowook!" Selanya seolah tahu jika Kyuhyun kebingungan memanggilnya.
"Tidak apa-apa, Ryeowook-ssi. Aku juga penasaran dengan monster-monster itu." Kyuhyun lalu beranjak duduk yang dibantu oleh Ryeowook. Dengan yakin ia menerima pedang tersebut. Dapat lelaki itu lihat kilatan tajam di kedua sisi.
"Kau boleh pergi setelah kondisimu benar-benar pulih. Atau, kau bisa berkeliling merasakan udara sejuk Desa Elfsara ini. Ryeowook akan menemanimu."
Kyuhyun mengangguk. Siapa tahu dengan berkeliling, setidaknya ada semacam petunjuk mengenai jati dirinya.
"Oh iya. Kalau kau mau, nanti sore kita pergi ke rumah sahabatku. Ada yang harus aku lakukan di sana."
"Baiklah, Ryeowook-ssi."
Kedua orang itu pun pergi meninggalkan Kyuhyun di dalam kamar sendirian. Lelaki itu menatap pedangnya cukup lama. Sungguh ia merasa tidak asing dengan benda ini. Apa ini bagian dari ingatannya? Hahh... ia tidak bisa berpikir sekarang.
'Orang asing, dan sesuatu yang kemarin aku lihat, apa mungkin?' Sang kakek membatin, memikirkan apakah keputusannya telah benar, atau malah merugikan.
Ia pun kembali ke kamar Kyuhyun dan memperhatikan lelaki itu dari jauh. Tampak Kyuhyun yang tengah menarik keluar pedang tersebut dari penutupnya. Namun seberkas cahaya biru tiba-tiba keluar dari satu titik yang berada di pangkal pedang. Kyuhyun tidak menyadarinya, tapi sang kakek bisa melihat itu.
"Cahaya biru..." lirihnya tak percaya.
**JLee137**
Seperti yang telah Ryeowook janjikan. Sore ini Kyuhyun dan Ryeowook pergi ke rumah sahabat Ryeowook. Di depan rumah yang tak jauh beda dengan rumah Ryeowook itu terdapat sebuah plak yang tak terlalu besar bertuliskan "Lee's Blacksmith".
Ryeowook mengetuk pintu kayu itu. Suara derit pintu teredengar. Sesosok gadis dengan rambut coklat kemerahan panjang yang hampir menutupi wajahnya tampak memandang mereka datar. Gadis yang cukup aneh. Kyuhyun membatin.
"Ahh, Sungmin eonni. Di mana Yesung oppa? Aku harus memperbaharui belati ini." Ryeowook menunjukkan sebuah belati miliknya, senjata pamungkas jikalau ada apa-apa dengan pisaunya atau ada hal yang lebih buruk terjadi.
"Dia di dalam. Masuklah," ujarnya dingin. Sangat dingin. Gadis ini seolah tak memiliki sisi yang bersahabat.
"Ah iya, Eonni. Ini Kyuhyun. Dia adalah sepupuku dari jauh." Ryeowook memperkenalkan Kyuhyun. Sesungguhnya itu tak ada gunanya. Karena Sungmin sama sekali tidak tertarik.
Sepupu? Yahh... mereka memutuskan untuk memperkenalkan Kyuhyun sebagai sepupu Ryeowook yang berasal dari negeri seberang dan jauh. Jika mereka mengatakan hal jujur, orang-orang desa pasti akan bertanya lebih banyak lagi. Itu merepotkan.
Ryeowook dan Kyuhyun masuk ke dalam rumah yang terbuat dari kayu itu. Benar-benar merupakan sebuah blacksmith. Pedang, kapak, tombak, dan panah yang masih dalam proses pembuatan, perbaharuan, maupun telah jadi dengan sempurna memenuhi ruangan ini.
Di saat itu juga seorang lelaki baru turun dari lantai atas dan melihat seorang sahabat beserta seseorang baru ia lihat hari ini. Orang baru kah? Batin lelaki bernama Yesung itu.
"Ryeowook? Kau membawa siapa?"
"Ah, Yesung oppa. Ini sepupuku dari negeri sebrang. Kyuhyun."
Kyuhyun tersenyum ramah kepada Yesung yang dibalas dengan hal yang sama.
"Oh iya, Oppa. Aku ingin memperbaharui belatiku."
"Belati? Oke. Naiklah ke atas. Kau bisa memilih mau di-upgrade dengan bahan seperti apa."
"Baiklah. Kyuhyun, kau tunggu sini ya."
Kyuhyun hanya mengangguk sebagai jawaban. Kedua orang itu lalu pergi ke lantai atas meninggalkan Kyuhyun dan Sungmin. Sebenarnya itu suatu kesalahan besar. Sungmin akan sibuk dengan dunianya sendiri, seperti membersihkan senjata, memperhatikan pesanan, dan kegiatan lain yang berhungan dengan blacksmith mereka. Sedangkan Kyuhyun yang tidak tahu apa-apa hanya bisa duduk diam di atas sebuah kursi kayu.
"Mmm... Sungmin-ssi, kau-"
"Jangan bicara padaku," potongnya ketus dan dingin. Selain aneh, ia juga seorang gadis introvert yang hanya menganggap orang lain, selain saudara sepupunya yang lebih tua-Yesung, Ryeowook, dan kakek Ryeowook, adalah orang asing.
Sontak Kyuhyun terdiam. Hahh... sekarang, apa yang harus ia lakukan? Jujur saja, hanya duduk diam tanpa melakukan apa-apa membuatnya kebosanan. Mungkin saat ini ia memang diharuskan untuk diam saja.
"Kau ada-ada saja, Oppa."
Setelah lama menunggu, akhirnya Ryeowook dan Yesung turun diiringi dengan canda tawa. Sungguh keadaan yang kontras dengan lantai bawah.
"Jadi, aku bisa mengambil belatiku kapan?"
"Tiga hari. Aku akan menyelesaikan secepat yang aku bisa. Paling tidak... ya tiga hari."
"Baiklah."
Yesung lalu memandang Kyuhyun. Lelaki itu tersenyum. "Ryeowook bilang, harabeoji memberikan pedang Raventhm padamu. Wahh... sepertinya kau itu orang yang spesial yah."
Mendengar nama 'Raventhm', untuk sejenak Sungmin menghentikan aktivitasnya. Seketika kenangan beberapa tahun lalu kembali berputar di dalam pikirannya. Raventhm.
'Kenapa harus lelaki ini?' Batinnya kecewa dan kesal. 'Kenapa harabeoji harus memberikan pedang itu padanya?'
"Ahhaha... kau bisa saja, Hyung."
Di sisi lain, Sungmin memandang tajam Kyuhyun. Seorang lelaki yang baru saja muncul di desa ini, dan telah diwariskan pedang yang 'keramat' bagi gadis itu. Orang lain mungkin akan berpikir kalau itu pedang hanyalah pedang biasa, namun masih dalam tingkatan yang tinggi. Tapi tidak baginya. Hal itu mengingatkannya pada sejarah mengerikan beberapa tajun silam. Sesuatu yang telah mengubah hidupnya.
"Ah iya. Pukul 8 pagi sampai 1 siang setiap 3 hari sekali aku selalu pergi berburu barang-barang untuk perlengkapan membuat senjata di dalam hutan. Kebetulan besok aku akan melakukannya. Kau mau ikut? Sekalian kita bisa berburu monster di sana."
Yesung mengajak Kyuhyun. Biasanya ia akan pergi bersama Sungmin. Tapi Yesung tahu jika pada akhirnya mereka akan berpencar sesaat setelah berada di dalam hutan.
"Baiklah. Tak ada salahnya ikut. Aku juga ingin mencoba pedang pemberian harabeoji."
Tiba-tiba terdengar suara gebrakan meja. Itu Sungmin. Gadis tersebut beranjak dari tempatnya dan naik ke lantai atas tanpa banyak berkata-kata. Yesung menghela nafasnya berat. Cukup sedih melihat tingkah kakaknya yang seperti itu.
"Oppa, sebenarnya apa yang terjadi pada Sungmin eonni?" Ryeowook bertanya dengaan nada sedih.
"Aku juga tidak tahu, Ryeowookie. Sungmin, dia berubah jadi lebih pendiam. Kau tahu kalau dia memang pendiam. Tapi semenjak beberapa tahun yang lalu menjadi lebih parah. Dia bahkan jadi jarang berbicara padaku." Yesung masih memperhatikan tangga yang beru saja Sungmin lewati.
Diam-diam Kyuhyun juga memperhatikan Sungmin tadi. Ia penasaran bagaimana wajah gadis itu jika rambut yang menutupinya sebagian diikat seperti ekor kuda. Namun sifatnya... hahh... bagaimana bisa ada orang yang memiliki sifat seperti itu?
**JLee137**
Di sinilah Kyuhyun dan Yesung berada. Di daerah perbatasan. Terpampang jelas di hadapan mereka 4 jalan setapak yang alan membawa mereka ke dalam hutan. Tentu saja antara satu dengan lain memiliki suasana yang berbeda.
"Dari sisi kiri, kami menyebutnya Pong-Pong Forest. Banyak monster yang bentuknya mungil dan imut. Tapi jangan salah paham. Meskipun begitu, mereka cukup menyeramkan loh. Ada juga Jing-Jing Forest, Lordem Forest, dan yang terakhir dan paling berabahaya adalah Raven Forest," jelas Yesung panjang lebar.
"Raven?" Tanya Kyuhyun yang merasa cukup familiar dengan nama itu.
"Hampir sama seperti nama pedangmu, kan? Itulah kenapa aku mengatakan kau spesial. Karena hanya orang tertentu yang pantas untuk menjadi pemiliknya."
Kyuhyun mengerutkan keningnya bingung. Ia sungguh tak mengerti dengan maksud Yesung. Benarkah pedang ini sebegitu spesialnya?
"Di setiap hutan terbagi menjadi beberapa rute. Dimana setiap rute sering muncul monster yang berbeda. Ada yang dinamakan rute kosong, artinya itu adalah tempat yang tidak pernah didekati oleh monster. Jika terlalu malam, kau bisa beristirahat di sana tanpa gangguan monster," lanjut Yesung. Sementara Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya. Tapi tunggu dulu... rute kosong?
"Bagaimana bisa ada yang seperti itu? Apa di sana ada hal yang membuat para monster takut?"
"Entahlah. Tapi itulah yang masih menjadi misteri. Apa penyebab adanya rute kosong pun tak ada yang tahu."
Kyuhyun menghela napas. Masih tentang misteri rute kosong. Tapi ia tak begitu peduli. Jika itu tak berbahaya, maka tidak akan ada masalah kan?
"Kau biasanya berburu di mana, hyung?"
"Tidak tentu juga. Tapi yang paling jarang adalah Hutan Raven. Kebanyakan monster di sana adalah burung yang besar-besar. Jadi agak menakutkan ketika mereka tiba-tiba menukik ke arahmu."
Setelah itu pun mereka mengambil langkah ke arah jalan setapak yang pertama. Hutan Pong-Pong. Banyak hal yang Kyuhyun lihat di sana. Seperti monster jamur yang kadang mengeluarkan racun, lebah besar, seekor anak panda, dan monster-monster lucu lainnya. Namun yang paling mengejutkan adalah saat mereka menjadi ganas dan muncullah sifat moster mereka yang sebenarnya.
Yesung mengusap peluh di dahinya setelah mengumpulkan beberapa keping koin emas hasil dari buruannya. Ia memandang Kyuhyun yang hanya berdiri diam di belakangnya. "Sudah kubilang kan? Sesuatu yang imut pun bisa menjadi ganas. Oh iya, besok-besok bawalah pedangmu dan kita berburu bersama di sini."
"Tapi aku tidak terlalu tahu cara menggunakan pedang."
"Kita bisa berlatih, Kyuhyun. Sungmin juga pandai menggunakan pedang. Jika Sungmin mau, ia bisa saja mengajarimu."
"Aku tidak yakin, Hyung. Dia itu..."
"Aneh dan menakutkan. Aku tahu itu."
"Maksudku itu... ahh maaf... apa kau tersinggung?"
Yesung menggelengkan kepalanya. "Tidak apa. Aku bisa maklum. Ya sudahlah. Ayo kita masuk ke dalam gua. Meskipun banyak monster, tapi bahan-bahan untuk membuat dan memperbaharui senjata tak kalah banyak juga."
Yesung dan Kyuhyun pun berjalan menuju sebuah gua yang tak terlalu jauh di depan sana. Namun beberapa meter sebelum memasuki entrance gua, Kyuhyun melihat seekor burung yang sangat besar dengan bulu-bulu yang indah. Kedua matanya terpaku oleh burung tersebut.
Warna ungu gelap dipadu dengan hitam mengkilat. Tapi, burung apa itu? Atau jangan-jangan... monster? Itu terlalu indah. Kyuhyun berniat memberitahukannya pada Yesung. Namun sepertinya itu tak terlalu penting juga.
**JLee137**
"Harabeoji, bukankah aku sudah mengatakannya padamu di awal? Tapi kenapa?" Sungmin memandang kakek Ryeowook dan bertanya dengan nada kecewa.
Kakek Ryeowook tersenyum. "Apa kau berpikir jika aku sembarangan, Sungminnie?"
Sungmin mengalihkan pandangannya ke salah satu pohon tertinggi di hutan ini, Hutan Raven. "Iya. Harabeoji benar-benar membuatku kecewa. Kau tidak bisa memberikan pedang itu ada sembarangan orang. Aku tidak terlalu percaya jika sepupu jauh Ryeowook itu orang baik atau bukan."
Lelaki paruh baya itu menghela napas berat. "Kau akan mengetahuinya nanti, Sungmin." Ia mengelus rambut panjang Sungmin beberapa kali sebelum pergi dari tempat rahasia ini, hutan yang menjadi tempat pembicaraannya dengan Sungmin.
Gadis itu mengacak-acak rambutnya agak kesal. Sulit baginya untuk mempercayai orang asing. Tapi mau bagaimana lagi? Kakek Kim adalah orang sangat ia percaya.
Sungmin berbalik dan mendapati seorang lelaki yang nembawa pedang di punggungnya. Lelaki itu, Kyuhyun... apakah Donghae belum memberitahunya tentang hutan ini? Batin Sungmin. Ia tampak kebingungan saat memasuki bagian entrance.
"Sedang apa kau?" Tanyanya ketus dan dingin.
Kyuhyun tersentak dengan suara yang muncul tiba-tiba. Dilihatnya seorang gadis yang kini tengah memandangnya tajam. "Ahh, itu... aku sedang mencari sesuatu."
"Kau tidak sadar daerah mana yang kau masuki, Kyuhyun-ssi?"
Lelaki itu mendengus. "Aku tahu. Tapi kemarin aku melihat seekor burung dengan warna perpaduan antara ungu gelap dan hitam. Donghae hyung bilang kalau hutan ini dominan diisi oleh monster burung. Jadi aku datang ke mari untuk melihatnya."
Sungmin mengerutkan kening. "Burung? Kau membahayakan dirimu hanya demi seekor burung? Ck! Bodoh!"
"Memang apa masalahnya? Apa karena berbahaya, selamanya seseorang tidak diperbolehkan untuk masuk? Lalu, kau juga sedang apa di sini?" Kyuhyun mulai kesal dengan gadis yang masig dianggapnya aneh ini.
Mendengar nada Kyuhyun yang agak naik, Sungmin menyeringai. "Aku sudah terbiasa datang ke mari. Aku kenal setiap seluk-beluk hutan ini. Jadi itu tak masalah bagiku."
"Ya sudah. Kalau begitu aku juga akan membiasakan diri datang ke mari setiap hari. Sekaligus mencari burung indah itu."
Raut wajah Sungmin kembali datar. "Kau tidak akan pernah melihat burung itu. Aku bisa menjaminnya." Gadis itu lalu berjalan cepat berniat untuk meninggalkan tempat ini.
Greep!
Namun dengan cepat pula Kyuhyun memegang lengannya. Sontak Sungmin berhenti dan menatap Kyuhyun tajam. Apa yang lelaki ini mau? Sungmin ingin melepaskan tangannya, tapi ternyata tenaga Kyuhyun lebih besar darinya.
"Lepas, atau kau akan mati di tanganku saat ini juga," ancamnya dengan nada dingin.
"Boleh saja, tapi sebelum itu, kau harus mengajariku cara menggunakan pedang agar kekuatan kita bisa seimbang. Tidak adil jika seorang profesional melawan seorang pemula."
Sungmin menyentakkan lengannya. "Kenapa aku harus mengajarimu? Apa juga untungnya bagiku?"
Tanpa menunggu jawaban Kyuhyun, Sungmin segera melangkahkan kakinya meninggalkan hutan ini. Meskipun lelaki itu mendapatkan pedang Raventhm, tapi belum tentu juga ia merupakan pewaris yang sesungguhnya. Sungmin tentu tak bisa membiarkan pedang Raventhm jatuh ke tangan yang salah.
Sementara itu, Kyuhyun memandang kepergian Sungmin cukup lama. Entah kenapa ia merasakan hal yang aneh. Tidak mungkin kan kalau gadis itu memiliki hubungan dengan ingatannya yang hilang?
Kyuhyun mengalihkan pandangannya ke dalam hutan gelap ini. Bahkan sekarang masih pagi, tapi itu tak ada gunanya. Hutan Raven tetap gelap.
"Mungkin sebaiknya aku harus berlatih terlebih dahulu di Hutan Pong-Pong. Setidaknya itu lebih aman untuk seorang pemula," gumam Kyuhyun yang merasa nyalinya agak menciut setelah ditinggal Sungmin tadi. Ternyata sendirian di tempat menyeramkan ini bukanlah pilihan yang tepat.
**JLee137**
Harum... Kyuhyun dapat mencium bau yang begitu harum ketika menginjak rumah ini. Aroma floral yang manis dan hangat. Wangi fragrance dari bahan manis seperti cinnamon. Ryeowook pernah mengatakan kalau toko mereka ini menjual berbagai jenis rangkaian bunga dan fragrance yang terbuat dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.
"Mungkin setiap hari aku akan mencium bau seperti ini," gumam Kyuhyun sembari melanjutkan langkahnya.
"Oh? Kyuhyun? Bagaimana penjelajahanmu hari ini?" Tanya seorang gadis yang baru saja turun dari kamarnya. Tampak di tangannya terdapat setangkai bunga mawar biru, Ryeowook.
"Bagaimana ya?" Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. "Sepertinya aku memang butuh seorang pelatih. Pedang ini seperti tak ada gunanya bagiku." Lelaki itu memandang jenuh pedang Raventhm miliknya.
Ryeowook mengerutkan kening bingung. "Apa maksudmu?"
Kyuhyun menghela nafas lelah. "Kau tahu? Saat berada di Hutan Pong-Pong, aku bertemu dengan banyak sekali monster."
"Kau melawan mereka semua? Hebat sekali!" Puji Ryeowook sambil menepuk-nepukkan tangannya pada ujung bunga mawar biru tersebut hingga tampak seolah tengah bertepuk tangan.
"Kan aku bilang hanya bertemu. Apa itu cukup menunjukkan kalau aku melawan mereka?"
"Eh? Lalu?"
"Setiap kali bertemu monster, aku... kau tahu apa yang aku lakukan? Lari secepat yang aku bisa."
Pandangan Ryeowook mendatar, bahkan cenderung tajam. "Apa? Kau... Hei! Lalu apa gunanya harabeoji memberikanmu pedang itu, huh?!"
"Maka dari itu... pedang ini tak ada gunanya bagiku."
"Aihh... Kau-"
"Berisik! Apa yang kalian ributkan, hm?"
Ucapan Ryeowook terpotong karena tiba-tiba kakeknya datang dan menyela pembicaraan mereka. Gadis itu menoleh sebentar pada sang kakek, lalu beralih pada Kyuhyun. "Ini, Harabeoji. Dia tidak bisa memakai pedang."
Kyuhyun tertawa kikuk. "Maaf, Harabeoji. Keberanianku melemah saat melihat monster. Jangankan melawan, memegang pedang saja tanganku bergetar."
"Hahaha!" Kakek Ryeowook tertawa keras sekali. Bisa-bisanya dua orang ini meributkan hal seperti ini. "Kyuhyun, kenapa kau tidak belajar dengan Yesung? Bukankah dia ahli pedang? Atau..." Sengaja diberi penjedaan karena ia sendiri ragu. "Atau mungkin kau bisa berlatih dengan Si Ahli Bertarung, Sungmin. Dia sangat hebat loh."
Ryeowook terkejut mendengar saran kakeknya. "Harabeoji, apakah harabeoji-ku ini sudah gila?" Mendengar ucapan cucunya yang kurang ajar, sang kakek pun memberinya death-glare gratis. Sontak Ryeowook mengalihkan pandangannya. "Ma... maksudku... anu.. Ha.. harabeoji tahu sendiri kan bagaimana Sungmin eonni saat ini? Maksudku keadaannya. Dia lebih menakutkan kepada orang asing seperti Kyuhyun ini."
Seolah bagai angin lalu, Sang Kakek tak mengindahkan ujaran Ryeowook. Ia kembali fokus kepada Kyuhyun. "Jangan dengarkan dia, Kyu. Sungmin memang dingin, menakutkan, galak, atau apalah itu. Tapi kau tidak akan pernah tahu bagaimana sifat seseorang sebelum mendekatinya."
Kyuhyun mendesah. Tidak Yesung, tidak kakek, semuanya merekomendasikan Sungmin. Berlatih dengan Sungmin sama saja menyetor nyawa di Hutan Raven. Itu sungguh mengesalkan.
'Mungkin aku telah ditakdirkan untuk datang ke Hutan itu.'
.
.
.
To Be Continued
...
Annyeonggg!
Yahh... lagi-lagi fantasi :3 #hadeh kemarin bilangnya romance -_-
Tapi gak masalah kannn... kali ini kita lebih fokus ke KyuMin :-D . Yang kemarin kan banyak fokusnya jadi bikin bingung. Jadi cerita yang ini aku buat lebih ke masalah peran utama.
Mau tahu bagaimana perjuangan mereka?
So, keep reading, guys, girls...
Yang berkenan, boleh tinggalin jejak di kotak review :)
See You next Chapter!
