Pertemuan Pertama

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: OOC, typo, EYD

Notes: kalau tidak suka dengan cerita saya, cukup close tab ya minna! ^^
Newbie, mohon bimbingannya *ojigi*
Sumimasen jika ceritanya aneh ^^a maklum newbie
Review, review, review. Arigatou :3

"otouto, bangunlah. Hari ini kau sekolah kan?" terdengar suara lembut yang membangunkan tidur nyenyakku. Kubuka perlahan kedua mataku, memancarkan onyx-ku yang hitam kelam bak langit tanpa bintang. Aku bergeliat di atas kasurku dan kurentangkan kedua tanganku ke atas. Kukerjapkan beberapa kali tirai onyx-ku, menyesuaikan intensitas cahaya mentari pagi yang menyeruak masuk ke dalam kamarku. Disampingku tengah berdiri sesosok laki-laki-yang sedikit lebih tua dariku-tersenyum ramah padaku. Matanya yang berwarna sama denganku menatapku lembut. Dia adalah kakakku, Uchiha Itachi. Aku membalas tatapannya datar dan tersenyum tipis ke arahnya. Tidak sopan memang, tapi mau bagaimana lagi? Beginilah aku, Uchiha Sasuke.

"mandilah. Lalu turun untuk sarapan," ujarnya kepadaku seraya melemparku handuk.
"hn. Aku mengerti Aniki," jawabku singkat.

.

.

.

'Tch, sial aku terlambat' gumamku dalam hati seraya menghabiskan jus tomatku. Aku bergegas memakai sepatuku dan berangkat menuju Konoha High School, tempatku belajar hampir satu tahun ini. Setelah sampai, kulirik jam yang berada di dekat gerbang sekolah. 'masih jam tujuh,' batinku lega.

"masih jam 7 otouto, kenapa terburu-buru seperti itu?" aku tersentak kaget mendengar suara Itachi yang muncul tiba-tiba di belakangku. Aku mendengus kesal dan menjawabnya datar. "hn. Karena hari ini aku ada piket,"
Mendengar jawabanku, Itachi terkekeh. Aku mendengus sekali lagi dan pergi meninggalkannya.

.

.

.

saat sampai di koridor gedung sekolahku, entah hari ini aku sial atau apa, aku ditabrak oleh gadis –yang sepertinya terburu-buru– yang tidak kukenal.

"gomennasai ttebayo! Aku tidak sengaja," ujar gadis tersebut merasa bersalah. Kulirik buku-bukunya yang berserakan di lantai dan membaca nama pemiliknya. Uzumaki Naruko.

'hn," jawabku datar.
"s-sekali lagi, maafkan aku ttebayo," ujarnya sambil memunguti bukunya yang berada di lantai.

'hn, lain kali kalau jalan pakai matamu, dobe no baka" jawabku sekenanya. Tak kusangka, ia memukul kepalaku menggunakan buku tebalnya. Aku meringis kesakitan dan menatap matanya dengan tajam. "jangan memanggilku baka ttebayo! Dasar teme pantat ayam!" cerocos gadis itu kesal.

"pantat ayam?" aku mengernyit bingung.
"gaya rambutmu seperti pantat ayam!" jawab Naruko sambil menunjuk belakang kepalaku. Aku menatapnya kesal. Dasar gadis menyebalkan. Aku tak mempedulikannya dan pergi menuju kelas.

.

.

.

Walaupun aku sudah duduk di bangkuku selama sepuluh menit, aku belum mengeluarkan apapun dari tasku. Biasanya, setelah aku duduk, aku mengeluarkan alat tulisku. Entah mengapa, aku masih memikirkan gadis menyebalkan tadi. Rambutnya yang panjang berwarna pirang keemasan, bersinar cerah saat terkena sinar matahari. Matanya lebar dan berwarna biru kehijauan yang memancarkan keceriaan. Tubuhnya… yah sedikit tinggi dari gadis seumurannya. Kira-kira seratus tujuh puluh sentimeter. Tubuhnya langsing dan mungil. Wajahnya… lumayan cantik.

Guru Kakashi memasuki kelas tepat saat bel berbunyi, dan membuyarkan lamunanku. Aku bergegas mengeluarkan alat tulisku dan buku-buku pelajaranku dari tas.

"ohayou minna.." sapa guru Kakashi.
"ohayou mo Kakashi-sensei…" jawab para murid.
"ne, apa kalian tahu ada murid baru di kelas ini?" Tanya guru Kakashi antusias. Murid baru? Jangan-jangan…

"Uzumaki-san, silahkan masuk," ujar guru Kakashi. Aku hanya menatapnya datar.

Terlihat sosok perempuan bersurai pirang keemasan berjalan menuju guru Kakashi. Ia memberikan seulas senyum manisnya kepada guru mesum tersebut. Tak bisa kubaca ekspresi wajahnya karena ia selalu memakai masker. Sedangkan murid laki-laki, terlihat rona merah di wajah mereka. Berlebihan.

"baiklah, perkenalkan dirimu," kata guru Kakashi.
"ohayou minna.. hajimemashite! Watashi wa Uzumaki Naruko desu. Yoroshiku ttebayo," perkenalan singkatnya membuatku kaget. Berarti benar dugaanku, murid baru itu adalah Naruko! Kami-sama, aku sekelas dengan gadis menyebalkan itu! Sepersekian detik kemudian terdengar kericuhan yang terjadi di kelasku. Oh kami-sama, mereka berisik.

"logatnya lucu!"
"cantik sekali…"
"dia imut..."

Dan celotehan-celotehan lain yang mengganggu indera pendengaranku. Kulirik dengan malas kearah Naruko. Gadis itu menatapku dengan tatapan datar dan bergumam lirih.

"teme pantat ayam,"

Guru Kakashi mendengar gumamannya dan menoleh kearah Naruko bingung. Ia mengikuti arah pandang gadis tersebut yang mengarah kepadaku. "kau kenal Uchiha Sasuke? Kalau begitu duduklah disebelahnya," kata guru Kakashi seraya menyuruh gadis itu menuju ke bangkuku.

"tch," decakku kesal saat ia duduk disebelahku. "tidak baik berdecak di hadapan gadis ttebayo…" jawabnya. Aku tidak membalasnya, aku terlalu malas untuk menghadapi gadis menyebalkan ini, aku memakai kacamata hitamku dan mulai memperhatikan pelajaran guru Kakashi.

.

.

.

Ditengah pelajaran berlangsung, aku melirik gadis yang sedang duduk disampingku dengan ekor mataku. Kuperhatikan lekukan wajahnya. Kulitnya yang putih bersih, mata lebar yang bersinar lembut, hidungnya yang mancung, bibir ranumnya yang mungil, sangat manis saat ia tersenyum. Ah, aku baru menyadari betapa cantik seorang Uzumaki Naruko. Aku merasa tenang saat menatap sepasang bola mata biru kehijauannya yang teduh. Tanpa kusadari, Naruko sedang memandangku datar. Membuatku salah tingkah saat ia memergokiku yang sedang terpesona pada keindahan yang dimilikinya.

"kau… mengapa memandangku dengan tatapan seperti itu? Kau masih marah dengan kejadian tadi? Uhm… maafkan aku ttebayo…" celotehnya tidak jelas.

Kudekatkan wajahku ke arahnya, terjadi hening sesaat sebelum kubuka mulutku.

"berisik,"

Kulihat semburat merah terlukis di pipinya. Bagaimana tidak, wajahku dan wajahnya hanya berjarang beberapa senti.
ia mengerucutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Oh tidak... Ekspresinya sangat menggemaskan. Aku berdebar-debar saat memandang wajahnya yang manis.
"jangan tampilkan ekspresimu ini dobe."
"memangnya kenapa?" Tanyanya kesal.
"karena kau sangat jelek saat berekspresi seperti itu" jawabku membohonginya. Kutarik wajahku ke tempat semula.
"apa katamu? Huh! Teman-temanku dulu bilang bahwa ekspresiku yang tadi sangat imut!" elaknya, ia tak tereima kukatai jelek. Kuakui, ekspresinya tadi memang sangatlah imut.
"itu menurut temanmu kan? Menurutku tidak," jawabku datar. Ia mendengus kesal, sepertinya ia kehabisan kata-kata untuk mengelak. Oke, aku menang.

Pojokan Chiriyuki: oke minna~ akhirnya fic ini jadi XD tapi masih chapter 1 sih -,- tapi Chi senang, karena ini fic pertama Chi~ *joget-joget*
senpai-senpai sekalian(?) apakah ceritanya aneh? menurutku iya ^^a (( kalo gitu ngapain tanya?! *lempar geta* ))
maafkan Chi kalau ceritanya amburadul dan gak nyambung XD
okeh, jaa ne! *ngilang*

*balik lagi* mind to review? :3