The Devil Ninja © New Akatsuki
.
Disclaimed:
Naruto © Masashi Kishimoto
Highschool DxD © Ichiei Ishibumi
.
Warn : typo, abal-abal, gaje, OOC, and many more
.
.
.
Enjoy it
.
Akademi Kuoh adalah sekolah yang terkemuka di kota Kuoh, sekolah yang awalnya dikhususkan bagi perempuan yang kemudian diubah menjadi sekolah campuran. Sehingga murid perempuannya lebih banyak dari pada murid laki-laki. Sekolah ini lumayan besar atau bisa dibilang sangat besar. Banyak bangunan-bangunan yang ada disini bahkan ada satu banguna tua yang kelihatannya sudah tidak terpakai. Tapi bangunan yang kelihatannya tidak diterpai itu dalah tempat sabuah klub yaitu klub Penelitian Ilmu Gaib.
Kini didepan gerbang akademi Kuoh ada seorang laki-laki yang memakai seragam Kuoh sedang berjalan memasuki akademi, ketika dia memasuki gerbang dia mendapatkan banyak hinaan dari para murid yang melihatnya. Entah apa yang membuat dia mendapat hinaan itu, mungkin karna penampilannya. Dia memiliki rambut berwarna kuning cerah yang dia sisir dengan rapi, mata yang berwarna biru langit yang dia tutupi dengan kaca mata super tebal, dan seragam yang dia kenakan dengan sangat rapi.
Dialah Uzumaki Naruto sang ninja dari Konoha yang entah bagaimana ada ditempat ini. Yang dia ingat waktu itu dia dan teman-temannya berperang melawan Uchiha Madara yang ingin menggunakan jutsu dengan bantuan bulan. Setelah berhasil memenangkan perang, kemudian dia jatuh pingsan karena kehabisan tenaga. Ketika dia sadar dia sudah ada disini dengan tubuh kembali menjadi bayi dan seleruh cakranya hilang entah kemana. Untungnya waktu itu ada yang menemukan dia dan merawatnya hingga dia seperti sekarang ini.
"Hei. Lihat! si culun datang" Ketika Naruto berjalan memasuki kelasnya, dia kembali mendapat hinaan dari seorang laki-laki. Dia kenal laki-laki tersebut, dia adalah Hyodou Issei teman sekelas Naruto. Issei selalu menghina Naruto setiap kali dia bertemu dengannya dan setelah Issei menjadi anggota klub Penelitian Ilmu Gaib sikapnya menjadi lebih kasar dari sebelumnya.
Naruto terus saja berjalan seolah hinaan Issei hanyalah angin lalu, ketika dia melewati bangku Issei, kakinya tersandung sesuatu yang membuat dia tidak dapat menjaga keseimbangannya sehingga dia terjatuh, seluruh murid tertawa melihatnya. Ketika dia melihat sesuatu yang menghalangi jalannya yang dia lihat adalah kaki Issei.
"HA….HA…. Sudah punya kaca mata yang besar masih saja jatuh" Naruto kemudian berdiri, dia tidak mempedulikan apa yang Issei katakana, dia hanya ingin ketempat duduknya. Tak berapa lama kemudian guru yang akan memberikan pelajaran datang.
.
.
.
.
Saat ini Naruto duduk diatap sekolah, dia sedang menikmati angin yang berhembus dengan pelan, membuatnya merasa nyaman. Naruto sering melakukan ini saat waktu istirahat tiba, kalau tidak keperpustakaan untuk membaca buku ataupun mengerjakan tugas, maka Naruto akan pergi keatap sekolah untuk makan bekalnya ataupun hanya bersantai seperti saat ini.
"Naruto-kun" dia berbalik ketika dia mendengar suara yang tidak asing lagi ditelinganya. Saat dia berbalik dia melihat perempuan dengan rambut pendek yang berwarna hitam, kaca mata yang dipakai perempuan tersebut dan wajah yang datar membuat dia kelihatan sangat tegas.
"Ada apa? Souna-san" Souna atau Sona adalah salah satu orang yang tidak memndang Naruto dengan sebelah mata, dan dia termasuk teman terbaik Naruto di sekolah ini. Sona berjalan mendekati Naruto kemudian duduk disampingnya.
"Sedang apa kau disini ?" Setelah sona duduk disamping Naruto, dia mengeluarkan pertanyaan yang sering didengar oleh Naruto
"Seperti biasa, aku disini untuk bersantai" Naruto menjawab dengan senyum di wajahnya. Entah kenapa saat Naruto tersenyum Sona memalingkan wajahnya tapi dapat terlihat kalau saat ini wajah Sona memerah. Kemudian terjadi keheningan karena mereka sama-sama merasakan kenyamanan dari hembusan angin yang berada diatap ini.
Saat bertemu untuk pertamakali dengan Naruto, Sona berpikiran sama dengan kebanyakan orang, tapi saat dia mengenal Naruto lebih jauh lagi, dia mendapat banyak hal-hal yang menarik dari Naruto. Menurutnya Naruto adalah orang pintar (Walaupun dia tidak mau mengakuinya kalau Naruto lebih pintar daripada dirinya), baik hati, dan juga perhatian. Pernah Sona melihat bagaimana Naruto mau membahayakan dirinya hanya untuk menyelamatkan seorang anak kecil yang akan ditabrak mobil. Naruto juga orang yang mandiri dan pekerja keras, Sona tau itu karena dia tau bahwa Naruto hanya tinggal sendiri dikota ini dan setelah pulang sekolah Naruto langsung bekerja disebuah toko. Selain itu, Sona tau kalau Naruto memiliki wajah yang tampan kalau saja Naruto mau mengubah penampilannya. Semua itulah yang membuat Sona menyukai Naruto bahkan mungkin mencintainya.
"Bagaimana keadaanmu hari ini?" Setelah sekian lama diam akhirnya Sona berbicara pada Naruto.
"Ya.. Seperti biasa" Sona tau apa maksud dari perkataan Naruto itu. Dia heran, kenapa banyak murid memperlakukan Naruto seperti itu, terutama Issei. Setelah Issei memenangkan pertarungannya dengan Riser, sikap Issei semakin menjadi-jadi. Mungkin dia akan membicarakan ini dengan Rias nanti.
"Bel sudah berbunyi, lebih baik kita kembali kekelas" Saat mendengar bel, Naruto berdiri lalu di ikuti oleh Sona kemudian mereka berjalan kekelas mereka masing-masing.
"Sampai jumpa lagi Naruto-kun" Saat mereka akan berpisah, Sona mengucapka salam perpisahan yang dibalas oleh anggukan dari Naruto.
Bagi Naruto, Sona adalah perempuan yang baik, Sona tidak pernah memandang dirinya sebelah mata, dia menerima keberadaan Naruto apa adanya, tidak seperti kebanyakan murid lain yang memandang dirinya dari penampilan saja. Naruto kembali berjalan menuju kelasnya dan setelah sampai Naruto kembali mendapatkan hinaan dari teman-teman sekalasnya.
.
.
TDN
.
Seperti biasa, setelah pulang sekolah Naruto akan pergi ketempat dia bekerja. Dia bekerja di sebuah kedai ramen sebagai koki karena kebetulan dia bisa memasak dan tau beberapa resep ramen dari paman Teuchi waktu dia di Konoha. Dia bekerja disini saat dia baru pindah kekota ini, dia berasal dari sebuah desa kecil tempat orang yang menemukannya tinggal. Saat dia kecil dia dirawat oleh keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu, sehingga Naruto sudah terbiasa bekerja paruh waktu. Pada saat dia kelas dua SMP kedua orang yang merawatnya meninggal karena kecelakaan, jadi sudah empat tahun dia menghidupi kehidupannya sendiri.
Saat ini Naruto sedang menyiapkan beberapa ramen pesanan pelanggan, hari ini memang banyak pelanggan yang datang kekedai ini. Mungkin karena masakan Naruto yang enak sehingga banyak pelanggan yang ingin merasakan ramen buatan Naruto.
"Pesanan untuk meja no 13 sudah siap" Pelayan yang bertugas untuk mengantarkan pesanan datang setelah mendengar teriakan dari Naruto
"Dua Miso Ramen untuk meja no 16"setelah mengambil ramen yang Naruto letakan, pelayan tersebut menyebutkan pesanan yang baru
"Baiklah" Denagn cekatan Naruto membuat ramen yang tadi dipesan. Tidak lama kemudian ramen yang dipesan jadi dan seperti biasa, pelayan akan datang mengambil ramen tersebut.
"Kerja bagus Naruto" mendengar suara dari belakangnya Naruto pun berbalik dan dia melihat seorang pria dewasa yang tersenyum pada dirinya. Pria tersebut adalah pemilik kedai ramen tempat Naruto bekerja, dia sangat bangga atas pekerjaan Naruto karena Naruto melakukan tugasnya dengan baik "Teruskan kerjaanmu!"
"Siap bos" jawab Naruto disertai dengan cengiran yang lebar.
.
.
Suara langkah kaki terdengar dijalan yang sudah sepi. Seorang pemuda yang memakai jaket berwarna hitam berjalan dengan santai ditengah malam yang sepi, dia adalah Naruto. Setelah selesai bekerja dia langsung pulang dan sekarang dia berjalan menuju apartement yang sudah lama dia tempati, dia mengambil kunci ketika dia berada didepan pintu apartementnya setelah memasukan kunci tersebut dan memutarnya dia kemudian masuk kedalam apartementnya.
Apartement yang dia tempati ini sangat sederhana, kamar dan dapur ditempatkan dalam satu ruangan, dan satu kamar mandi. Peralatannya pun juga sedikit, hanya ada lemari, meja belajar, dan meja makan yang tersusun rapi. Setelah dia menyalakan lampu, dia berjalan ketempat tidurnya dia kemudian meletakan kaca matanya dimeja belajar yang berada disebelah tempat tidurnya. Dia kemudian berjalan kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
Setelah membersihkan bedannya, Naruto keluar dari kamar mandi. Dia hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, rambut yang selalu dia sisir rapi kini terlihat berantakan tapi itu membuat Naruto menjadi tampan, badan yang atletis juga menambah nilai plus bagi Naruto.
Walaupun Naruto sudah tidak memiliki cakra lagi sehingga dia tidak bisa menggunakan ninjutsu, tapi dia selalu melatih taijutsu, kenjutsunya dam latihan fisik lainnya sehingga tubuhnya dapat terbentuk seperti sekarang ini. Setelah memakai pakaiannya dia kemudian tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah seharian bekerja.
.
.
.
"Silahkan masuk Naruto-kun" Naruto mengangguk sebelum melangkah masuk, dan langsung merasakan sesuatu yang aneh. Karena ketika dia melangkahkan kaki melewati pintu itu, semua pasang mata yang ada dalam ruangan langsung tertuju padanya dengan tatapan yang tak berkedip.
Waktu itu, Setelah waktu menunjukan waktunya pulang, Sona memanggilnya keruang OSIS, merasa tidak ada yang aneh, Naruto mengikuti perintah Sona
"P-permisi..." Naruto mengusap belakang kepalanya, merasa tidak nyaman karena sedang dipandangi dengan sebegitu tajamnya. "S-selamat siang..." rasa tak nyaman dalam hati Naruto makin bertambah ketika tidak ada jawaban.
Perhatian seisi ruang OSIS teralih ketika Sona bertepuk tangan satu kali untuk menarik perhatian. "Semuanya," dia memulai. "Tolong hentikan tingkah kalian. Kalian membuat Uzumaki-san tidak nyaman."
Sadar akan perbuatan mereka yang cenderung dianggap tidak sopan, bawahan sang ketua OSIS mengalihkan mata mereka, seraya gumaman-gumaman maaf terdengar di sana-sini. Anehnya, satu-satunya anggota lelaki di ruangan itu terus memandang Naruto, dan Remaja berambut pirang itu bisa merasakan aura kesal yang terpancar dari remaja berambut cokelat muda itu.
"Em," Naruto menggaruk pipinya sambil berusaha mengabaikan delikan cowok itu. "Jadi kenapa aku dipanggil ke sini, Souna-san?"
"Silahkan duduk dulu," Sona menjawab singkat sambil berjalan ke mejanya yang ada di depan jendela. Walaupun masih merasa bingung, Naruto mematuhi suruhan itu dalam diam, dia segera duduk pada kursi yang telah dipersiapkan di depan meja kerja Sona.
Sona menumpukkan tangannya di atas meja di atas satu sama lain lalu menatap Naruto lurus-lurus.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan Souna-san" Setelah merasa nyaman dengan kursi yang dia duduki, Naruto kembali mengajukan pertanyaan yang tadi sudah dia utarakan.
"Naruto…." Sona memulai pembicaraannya "Aku ingin kau menjadi bagian dari kami"
"Maksudmu.. " Naruto menegakan badan setelah mendengar perkataan Sona "…Menjadi anggota OSIS"
"Benar, tapi bukan hanya itu" Melihat pandangan bingung dari Naruto, Sona melanjutkan perkataannya "Aku ingin kau juga menjadi peerage-ku. "
"Apa… "Naruto semakin bingung dengan perkataan Sona, sehingga dia hanya menggaruk belakang kepalanya. "Maksudmu "
"Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Sona Sitri dan Aku adalah iblis. " Kemudian Sona menggerakan tangannya kesamping atau lebih tepatnya ketempat anggotanya berdiri. "Dan semua orang yang ada disini adalah anggota peerage-ku " Setelah itu terjadi keheningan, Sona menunggu reaksi dari Naruto
"Ha.. ha.. Bercandamu sangat lucu Souna-san "Keheningan terpecahkan ketika Naruto tertawa. "Ha_ " Tawanya terhenti saat dia melihat raut wajah Sona yang tidak berubah.
"Apa aku kelihatan bercanda?" Tubuh Naruto langsung menegang ketika dia yakin kalau sona sedang tidak bercanda. "Iblis mempunyai suatu sistem yang disebut Evil Pieces. Dengan Evil Pieces aku dapat merengkarnasikan seorang manusia menjadi iblis. "
Mendengar itu Naruto kemudian memejamkan matanya. Suasana diruang OSIS ini sedikit menegang saat Naruto tidak mengatakan apa-apa
"Melihat bagaimana anggota organisasi ini juga merupakan bagian Peerage-mu, " Setelah sekian lama diam akhirnya Naruto berbicara, walaupun dengan nada yang sedikit berubah dari sebelumnya. Sona dapat melihat pandangan Naruto menajam, walaupun pada saat ini Naruto memakai kaca mata "Apakah itu berarti kau ada di sekolah ini dengan tujuan untuk mencari siswa yang bisa kau jadikan budak? "
"Evil Pieces, tidak ditujukan untuk mencari budak," Sona menjawab dengan tenang "Biar kujelaskan. Beribu tahun silam, sebuah Perang Akbar antara iblis, malaikat, dan malaikat jatuh yang berlangsung di Akhirat membuat ketiga fraksi besar yang terlibat di dalamnya hampir saja punah sebelum mereka akhirnya setuju untuk melakukan gencatan senjata. Karena jumlah kaum Iblis jatuh drastis setelah berakhirnya perang, Ajuka Beelzebub, salah satu dari Yondai Mou (Four Great Satans), menciptakan sistem Evil Pieces yang memungkinkan para bangsawan dari kaum kami untuk membangkitkan kembali manusia sebagai Iblis untuk dijadikan pelayan. Daripada menambah jumlah pasukan Meikai (Underworld), sistem Evil Pieces lebih dimaksudkan untuk memastikan kelangsungan kaum Iblis sebagai spesies."
"Selain itu " Sona terus melanjutkan perkataannya sedangkan Naruto mendengarkannya dengan serius. "Setelah kau menjadi iblis, kau bisa meningkatkan statusmu. Dan saat kau sudah menjadi iblis kelas atas, kau bisa mendapatkan peerage-mu sandiri._ "
Sona terus memberi penjelasan pada Naruto, mulai dari tugas seorang iblis, dan apa yang bisa Naruto dapatkan setelah menjadi iblis. Mulai dari harta, kekuasaan, bahkan wanita.
"Lalu… " setelah penjelasan yang panjang dari Sona, Naruto mulai mengutarakan pertanyaan yang membuat Sona terkejut "Apa yang kau dapatkan ketika aku menjadi anggota peerage-mu"
Sona terdiam beberapa saat, tidak yakin bagaimana menjawab. Sebenarnya alasan Sona ingin menjadikan Naruto sebagai anggota peerage-nya karena dia menyukai Naruto, tapi dia tudak mungkin mengatakan itu.
"Kau sangat berbakat Naruto " setelah sekian lama diam, akhirnya Sona mengeluarkan suara. "Aku tidak mau menyia-nyiakan bakat yang kau miliki itu Naruto "
"Hanya itu " Naruto kemudian memejamkan matanya. Saat Naruto membuka matanya, dia berdiri "Maafkan aku. Tapi aku tidak bisa menjadi anggota peerage-mu. "
"Hei! Beraninya kau bicara seperti itu pada Kaichou " Setelah sekian lama berdiam diri, satu-satunya anggota pria di organisasi OSIS itu berdiri dengan ekspresi marah. "Memangnya kau siapa sampai berani menolak tawaran Kaichou Hah! Kau hanya seorang_"
"SAJI " ucapan saji dipotong oleh Sona "Cukup "
Saji mematuhi ucapan dari Sona tapi dia masih memandang Naruto dengan pandangan marah. Naruto yang dari tadi diam, kemudian berbalik menuju pintu keluar.
"Naruto-kun" Sebelum Naruto mencapai pintu keluar, dia berhenti ketika mendengar ucapan Sona "Apa keputasanmu sudah bulat."
Naruto kemudian kembali berjalan tanpa menjawab pertanyaan Sona.
"Hei! " teriakan dari Saji tidak didengarkan oleh Naruto. Naruto terus saja berjalan dan kemudian dia keluar dari ruang OSIS itu. "Dasar kau. "
.
Saat ini Naruto berada diatap sekolah, dia duduk tanpa mengeluarkan suara. Dia hanya duduk dan memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang membelai wajahnya dengan lembut. Dia masih memikirkan apa yang baru saja dia ketahui. Bahwa didunia ini tidak hanya ada manusia saja, tetapi juga ada makhluk yang lain, seperti iblis, malaikat, dan juga malaikat jatuh. Dan yang membuat Naruto tidak habis pikir adalah didunia ini juga ada perang. Naruto sudah pernah merasakan seperti apa dampak dari perang, dan dia tidak mau mengalaminya lagi 'apakah tidak ada yang namanya perdamaian didunia ini.'
Naruto terus berpikir sampai dia tidak menyadari bahwa sudah ada sesorang yang duduk disebelahnya
"Naruto-kun_" Naruto tersadar dari lamunannya saat orang yang berada disampingnya berbicara. "Apa yang sedang kau pikirkan"
"Entalah_Souna " Setelah tau siapa orang yang berada disebelahnya, Naruto mengatakan apa yang dia pikirkan "Aku hanya bingung "
"Apa ini_ " Sona menundukan kepalanya tidak berani menatap Naruto "Tentang masalah tadi? "
"Sebenarnya " Bukannya menjawab, Naruto malah bertanya balik "Kenapa kau menginginkan aku menjadi peerage-mu "
"Bukankah kau sudah tau alasanku " Sona kemudian memandang Naruto "Bakatmu banyak Naruto "
"Jadi. Hanya karna bakatku " Naruto menundukan kepalanya, semakin lama suaranya semakin kecil "Maafkan aku. Aku tidak bisa mengikuti keinginanmu"
"Sebenarnya kenapa kau tidak mau " Sona kembali berbicara kepada Naruto. Sebenarnya dia sedikit kesal menghadapi sikap Naruto "Kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan bila kau menjadi iblis. Harta ,kekuasaan, bahkan wanita bisa_"
"Tidak semua orang akan tergiur dengan itu Souna " Ucapan Sona terhenti ketika mendengar ucapan dan melihat raut wajah kesal dari Naruto. Dia kemudian menghela nafasnya "Termasuk aku " Sambung Naruto
"Sebenarnya apa yang kau inginkan Naruto? " Sona sudah tidak tahan lagi dengan sikap Naruto. Itu terbukti pada nada suara Sona yang sedikit meninggi "Kalau kau tidak tergiur dengan semua itu. Lalu apa yang kau inginkan? "
Mendengar itu Naruto terdiam untuk beberapa saat. Dia sebenarnya juga tidak tau apa yang di inginkan oleh hatinya. Dia sudah merelakan segala apa yang ada di Konoha dulu bahkan dia juga sudah merelakan adik dan perempuan yang paling dia sayangi. Dia sekarang menjalani kehidupannya karena dia sedang menunggu kematiannya sendiri, tidak ada tujuan, tidak ada keinginan yang dia miliki.
"Entahlah " Setelah sekian lama berdiam diri, Naruto akhirnya berbicara. Tapi dari nada suaranya yang mengecil, Sona tau bahwa saat ini Naruto sedang dalam keadaan yang tidak baik. "Aku juga tidak tau apa yang aku inginkan bahkan aku juga tidak tau apa tujuanku saat ini. "
"Semua orang pasti memiliki tujuan Naruto-kun " Naruto mengalihkan pandangannya kearah Sona. "Kau hanya tidak mau memikirkannya. Coba kau pikirkan lagi Naruto "
Naruto memandang kearah langit. Dia kemudian memejamkan matanya mengingat kembali kenanganya barsama orang yang dia sayangi.
"Cita-citaku adalah menjadi Hokage wanita pertama dan aku akan menciptakan kedamaian "
"Aku ingin dunia ini damai, dunia dimana orang dapat saling mengerti dan saling menghormati satu sama lain. "
"Aku akan menciptakan kedamaian Nii-san, meskipun itu sebuah kutukan, maka aku akan mematahkan kutukan tersebut walaupun harus mengorbankan nyawaku sendiri."
"Aku akan menciptakan kedamaian didunia ini. "
"menciptakan kedamaian"
Saat Naruto membuka matanya, dia tau satu hal sekarang. Sekarang dia memiliki tujuan, tujuan yang sudah lama dia lupakan, yaitu menciptakan kedamaian didunia ini.
"Kau benar Souna. " Naruto bicara dengan penuh keyakinan, itu dapat terlihat dari cahaya yang berada dimatanya "Sekarang aku memiliki tujuan. Dan untuk mencapainya, aku butuh bantuanmu "
"Itu artinya kau_ " Perkataan Sona terhenti ketika melihat senyum dari Naruto "Baiklah "
Sona kemudian menyuruh naruto berbaring setelah itu dia mengeluarkan bidak-bidak yang dia miliki. Hanya satu bidak pion yang bereaksi dengan Naruto, tapi Sona tidak ambil pusing dengan itu. Kemudian dia memulai proses reengkarnasi terhadap Naruto. Setelah proses tersebut, Naruto kehilangan kesadarannya karena efek perubahan dari manusia menjadi iblis. Sona kemudian mengangkat tubuh Naruto dan mengaktifkan sihirnya.
Naruto sekarang sedang berbaring ditempat tidurnya. Sona terus memandangi wajah Naruto, kemudian dia melepaskan kaca mata yang selalu menutupi wajah Naruto. Naruto kelihatan sangat tampan saat dia tidak memakai kaca matanya sampai Sona tidak dapat mengalihkan pandangannya terhadap Naruto.
Sona kemudian membelai wajah Naruto dengan lembut dan mencium keningnya sebelum dia pergi meninggalkannya "Selamat tidur Naruto "
.
.
Ketika Naruto membuka matanya, dia sudah tidak berada dikamarnya melainkan disebuah padang rumput yang sangat luas dan didepannya ada sebuah tebing yang disana mengalir sebuah air terjun. Dia tau tempat ini, tempat yang sudah lama ingin dia datangi, tempat dia berlatih ninjutsu, dan kenjutsu bersama teman yang selalu menemaninya.
"Akhirnya kau kemari" suara yang sudah dia rindukan sejak lama. Dari balik air terjun itu keluar sesuatu tang sangat besar membuat dia berlari mendatangi air terjun tersebut "Naruto"
"Ryuga "
.
.
.
Bersambung.
Ini fic saya yang kedua. Tolong berikan pendapat kalian tentang fanfic ini
Dan untuk update-nya saya rasa fic ini akan update satu minggu sakali sama halnya dengan fic saya yang satunya.
