CHAPTER 1

"Is it you?"

.

.

.

Cast: Byun Baekhyun (18) GS

Park Chanyeol (27)

Jung Jessica (44)

Oh Sehun (17)

Bae Irene (27)

Seo Ju Hyun & Lee Donghae (44)

Xi Luhan (20) GS

Kim Dasom (22)

.

.

.

Incheon International Airport. Bandara Internasional Incheon, Seoul, South Korea. Hft… aku bahkan tidak percaya ini. Aku sekarang berdiri disini. Lagi. Ya, lagi. Dan aku muak karena sekali lagi aku berdiri disini untuk yang kesekian kalinya mengabadikan moment mengharukan keluarga yang akan berpisah di bandara. Dan kalian harus mengetahuinya bahwa aku adalah penyanyi terkenal di dunia. Aku artis Hollywood, tetapi mengapa mereka melakukan ini kepadaku?

"1, 2, 3."

Ckrek!

Seorang wanita paruh baya berlari kecil kearah kamera. "Coba biar kulihat hasilnya." Kemudian ia melihat hasil foto yang baru saja diabadikan oleh seorang diva internasional yang sudah memenangkan 29 awards dari awal karirnya sebagai artis Hollywood aku. Dan sayangnya tak seorangpun di keluarga ini yang mengenaliku. Surprisingly. Aku bersyukur karena tidak ada yang mengenaliku, karena itu berarti penyamaranku berhasil. Tapi aku juga tidak menduga bahwa penyamaranku menggunakan baju pertugas keamanan akan berakhir dengan part-time-job yang seperti ini.

.

Byun Baekhyun a.k.a Bethany Bea a.k.a Bacon Lovers a.k.a Jessica's baby girl that really loves farting a.k.a zitao's partner in crime a. Intinya adalah, Baekhyun yang bernama barat Bethany, seorang diva Hollywood yang debut pada usia 12 tahun sebagai pemain tv series What's in Emma's House yang kemudian beranjak menjadi penyanyi saat usianya 14 tahun. Suaranya bagaikan kenangan bagi semua orang, tidak bisa hilang dari ingatan, karena Baekhyun memiliki cirri khasnya dalam bernyanyi. Dalam kurun waktu 5 tahun, Baekhyun sudah mengoleksi berbagai jenis penghargaannya sebagai entertainer. Tidak hanya bernyanyi. Pemain film, penulis, dan kegiatan sosial lainnya yang ia lakukan. Dan, siapa itu Jessica?

Jung Soyeon atau Jung Jessica. Wanita berdarah Korea-Amerika ini adalah guling berjalannya Baekhyun sejak kecil. Ia adalah kerabat dari ayahnya Baekhyun. Mereka berdua sudah akrab sejak Baekhyun masih kecil. Bahkan, Baekhyun lebih akrab dengan Jessica ketimbang kedua orangtuanya yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jessica adalah nick-namenya sebagai seorang designer. Ya, Jessica adalah designer terkenal yang sukses dan independen. Ia membawa Baekhyun pergi ke Amerika sejak Baekhyun berumur 6 tahun. Ketika itu, ayah Baekhyun memintanya untuk mengurus Baekhyun, melihat mereka berdua terlihat akrab dan ayah dan ibu Baekhyun sangat sibuk dengan urusannya masing-masing.

Zitao a.k.a Huang Zitao (or maybe Gucci Lovers), adalah pria berdarah Cina-Korea yang merupakan sepupu—partner in crime—Baekhyun sejak kecil. Dengan sifat mereka yang mirip, pasti orang-orang mengira mereka adalah saudara kembar. Namun sayang sekali, sedikit orang yang tau bahwa zitao adalah saudara Baekhyun dan Baekhyun adalah saudara Zitao. Karena mereka tinggal di Negara berbeda. Zitao yang menetap di Korea dan Baekhyun yang hijrah ke Amerika. Namun, Baekhyun dan Zitao selalu berkomunikasi, entah melalui SNS, atau Video Call.

.

Bruk!

Baekhyun menghempaskan wig pria yang barusan ia pakai sebagai alat penyamaran. Huh.. sungguh konyol. Ia merebahkan dirinya di jok penumpang dan menutup matanya. Entah, ia bahkan lebih lelah menyamar dibanding menjalani world tour-nya.

"Ke seven eleven dulu, ya." Wanita berumur pertengahan 40an yang duduk di sebelahnya menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh tanya. "Aku lapar. Ingin ramen instan."

"Tidak. Langsung ke rumah saja, Pak." Baekhyun yang mendengar penuturan Jessica hanya bisa berdecak sebal. Ugh, ia benar-benar ingin makan ramen instan sekarang.

"Imo~" Huft… merengek lagi. Rengekan Baekhyun adalah kelemahan Jessica sebenarnya. Bukannya karena ia tidak tega, tetapi Baekhyun tidak akan berhenti merengek jika tidak cepat-cepat dikabulkan. Jessica ingat saat Baekhyun duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar, ia merengek minta dibelikan mini skirt yang menurut Jessica sangat tidak pantas dikenakan oleh anak ingusan berumur 9 tahun. Pasalnya, mini skirt tersebut sangat ketat jika dipakai dan itu adalah keluaran brand pakaian untuk orang dewasa. Dan Baekhyun berakhir membolos 3 hari berturut-turut, Jessica mengetahuinya dari teman sekelas Baekhyun, Rachel.

"Baekhyun-ah, kita akan membelinya besok, okay? Sekarang kau dikejar-kejar waktu. Setelah menaruh barang-barangmu di rumah, kita akan langsung ke agency yang akan mengontrakmu." Jessica mengecek ulang jadwal Baekhyun yang ia catat di iPad miliknya. Jessica juga berperan sebagai manager Baekhyun, meskipun ia juga sibuk dengan profesinya sebagai designer, tetapi ia akan tetap memaksa menjadi manager Baekhyun dengan alasan agar Baekhyun tidak perlu merepotkan orang lain, lagipula Baekhyun hanya akan mendengarkan Jessica. Baekhyun memutar bola matanya malas. Ia menatap keluar jendela dengan tidak minat. Penyamarannya sebagai petugas keamanan sudah bertransformasi menjadi 'cute but psycho look' . Ia mengenakan halter hitam selutut yang ketat dengan gambar transformasi bulan dan sandal dengan model tali yang melilit hingga betisnya. Rambut brunette dengan ombre ungunya ia ikat rendah dan dengan manis melewati bahunya.

"'Bethany, I wonder how could you be a diva like this? You just piss of shit! You have trashy look and your style is copying Olivia Johsnon! DO U EVEN HAVE A MIRROR? GO TO HELL U SON OF A B-'"

"YA! APAKAH ITU SEHUN?!" Baekhyun yang awalnya membaca komentar pedas—sampai-sampai ia bisa buta jika membacanya lebih lanjut—terpotong oleh teriakan Jessica yang melihat sosok 'Sehun' di jalanan. Oh yaampun, Sehun tidak mungkin berkeliaran di jalan okay? Ia adalah anak anti sosial yang pemalu dan ceng—YAK! ITU BENAR-BENAR SEHUN. Baekhyun baru menyadari bahwa Jessica sudah tidak ada disampingnya—ia menghilang dan menghambur ke pelukan Sehun.

Huft… Baekhyun bahkan tidak berencana menemui Sehun secepat ini. Oh, ayolah, siapa yang mau bertemu dengan cinta pertamanya—cinta masa kecil, sih—padahal ia baru saja sampai di Seoul, dan demi tuhan Baekhyun ingin ramen instan sekarang juga.

"SEHUNIE!" begitulah kira-kira Jessica yang membabi buta berlari ke arah Sehun yang sedang bersama teman-teman wanitanya. Para wanita itu menyingkir dengan tatapan 'who's this hoe' dan kemudian berpamitan dengan Sehun dan meninggalkan mereka berdua. Jessica sudah bergelayut di pelukan Sehun sementara pandangan Sehun beralih ke wanita yang berjalan menuju ke arahnya. Sang diva yang merupakan cinta pertamanya—dan kakak tirinya yang demi bokong patrcik star ia terlihat sangat cantik. Tidak, tidak. Sempurna. Sehun tidak mengalihkan pandangannya ke Baekhyun yang kini sudah berada di depannya. Situasi menjadi canggung, gara-gara Sehun yang terpesona dengan kecantikan Baekhyun dan melamun seperti orang bodoh, Baekhyun yang merasa mata Sehun terus-terusan menatapnya membuatnya ingin mencongkelnya sekarang juga, dan Jessica yang dengan manjanya masih bergelayut di pelukan Sehun. Dan Petugas kebersihan yang mengabadikan foto mereka.

"Kau Bethany Bea, kan?!" kira-kira seperti burung elang pekikannya. Hampir-hampir mata Baekhyun yang sipit menjadi belo karena pekikan petugas kebersihan tersebut. Jessica spontan langsung melepas pelukan Sehun dan melihat kea rah petugas, sementara Sehun yang menghalangi petugas—dan orang-orang yang tiba-tiba bertambah banyak— tersebut memotret-motret Baekhyun dan menyuruh Baekhyun masuk ke dalam mobilnya.

Namun, memang dasar manusia lemot, Baekhyun masih saja diam di tempatnya dengan pandangan 'what? What?! Whaaaaaaaaaaaaaat?!' dan itu membuat Sehun menarik lengan Baekhyun dan Jessica ke dalam ferrarinya yang terparkir di pinggir jalan kemudian menancap gas dan berkendara dengan kecepatan penuh. Atap mobil sehun yang terbuka membuat rambut Baekhyun dan Jessica mengenai wajahnya dramatis.

"Whoa! Hahaha!"

Sehun juga ikut tertawa sambil melihat Jessica yang duduk di belakang melalui kaca spion. Sementara Baekhyun hanya memasang wajah datar.

"Sehun-ah, aku harus merekomendasikanmu sebagai pemain film action lain kali. Kejadian tadi sangat dramatis sampai-sampai aku mengingat persis wajah Baekhyun yang bodoh itu! Hahaha." Yang disebut mendelik tajam dan kembali menatap jalanan yang semenjak beberapa menit yang lalu menjadi kesukaannya. Sehun hanya tersenyum menatap Baekhyun yang dalam mode ngambeknya. Astaga sejak kapan ada perempuan yang sudah mengalami pubertas malah terlihat makin menggemaskan seperti ini. Dan kemudian Jessica tersadar bahwa van-nya masih terparkir di lampu merah tadi. Astaga ketampanan Sehun ternyata sampai melumpuhkan ingatannya—overwhelming.

"Yeoboseyo? Ah—ne. Kau bisa drop barang-barangku dan Baekhyun di rumah. Kami pergi sebentar."

Kemudian Jessica memutus sambungannya. "Ngomong-ngomong gadis-gadis tadi itu temanmu?" Jessica bukannya tidak tahu perubahan air muka Sehun dan juga Baekhyun saat ia membuka topik ini.

"Ah—iya mereka berdua teman sekolahku."

"Yang mana diantara mereka yang merupakan kekasihmu, hm?"

Sehun bertingkah makin gugup sementara Baekhyun berusaha mati-matian mengabaikan Jessica.

"Hahaha, mereka hanya—"

I STILL GET JEALOUS. CAUSE YOU'RE TOO SEXY, BEAUTIFUL AND EVERYBODY WANNA TASTE—

PIP

I'M HURTING BABY, I'M BROKING DOWN. I NEED YOUR LOVING LOVING, I NEED IT NOW—

PIP

WHY I GOT YOU ON MY—

PIP

Suara tawa Jessica menggelegar lagi dari arah belakang disusul tawa Sehun yang tertahan. Baekhyun melirik keduanya bergantian. Ugh aku lebih baik terdampar di dasar laut bersama jutaan pesut menari salsa dibanding terjebak di mobil ini dengan kedua idiot yang terus-terusan mengerjaiku.

"Kalian tidak ada acara 'kan hari ini?"

"Ya, kami harus ke agencyku dan kemudian membuat kartu tanda penduduk untukku dan mendaftarkan aku ke kuliah." Ya. Itu semburan Baekhyun barusan.

"Aku punya tiket gratis untuk masuk taman bermain." Sehun mengedikkan bahunya.

"Dan aku yakin itu hanya satu."

"Aku punya 20."

Baekhyun menatap Sehun, wajah Baekhyun berubah menjadi menyebalkan, dan dibalas oleh wajah Sehun yang kelewat datar.

"Aku menang undian. Sebenarnya itu milik eomma, tapi eomma tidak mau bermain di taman bermain."

Mendengar jawaban Sehun, perubahan ekspresi Baekhyun terlihat jelas. Ia jadi menyadari sesuatu yang sebenarnya sudah terpikirkan sejak ia memutuskan pindah kesini. Ya, pindah ke Korea berarti kembali kepada kenangan buruk 13 tahun lalu. Berarti Baekhyun harus punya pertahanan tangguh serta bermuka tebal. Tidak boleh menangis, tidak boleh lemah, tidak boleh terbawa suasana 13 tahun lalu.

Sehun tentu saja menyadari perubahan raut wajah Baekhyun. Ya. Tentu saja ia salah bicara. Ia baru ingat jika Baekhyun tidak memiliki hubungan baik dengan eommanya. Mari kita tengok di bangku belakang, Jessica sedang mengutak-atik hpnya yang berarti sedang mengecek jadwal milik sang diva.

"Baiklah Baek, hari ini kau bebas. Aku baru saja mengabari perusahaan agencymu bahwa hari ini kau kelelahan dan butuh istirahat, jadi mereka mengubah jadwal pertemuannya besok. Dan soal kartu kependudukan dan daftar kuliah kita bisa melakukannya besok, okay? Hari ini kita ke taman bermain!" Suara bersemangat Jessica tidak mengubah situasi yang canggung.

"Hey, mau makan dulu? Aku punya tempat yang bagus untuk dikunjungi."

.

.

.

BRAK!

Gebrakan ke-3 berasal dari ruangan CEO StarShine Ent. Hari yang cukup berat dilewati para pegawai karena mendengar amukan sang CEO untuk yang kesekian kali. Dan begitu juga dengan sang CEO. Hari yang cukup berat karena artis unggulannya, Kim Dasom terlibat konflik dengan lawan mainnya di sebuah serial drama, yang menurunkan rating drama tesebut dan mengacaukan album debut girlband kesayangannya. Baru 2 hari pemberitaan, sudah ada 2 brand yang dikontrak dengan Kim Dasom, mengajukan pemberhentian kontrak karena konflik ini cukup besar. Kim Dasom bertengkar—berkelahi—dengan artis yang tak kalah pamor darinya, Kim Yura.

"Ma-Maaf sajangnim, t-tapi Dasom-ssi belum bisa dihubungi. Ak-Aku—"

"Keluar!"

Pegawai perempuan itu membungkuk sopan dan keluar dengan seluruh badan bergetar dan air mata yang hampir menetes. Ckck.

Park Chanyeol. Begitulah nama yang tertera di papan jabatannya. 5 tahun sudah ia menduduki jabatannya sebagai CEO dan membawa kemajuan pesat artis-artisnya. Kasus ini yang paling parah. Kim Dasom dikontrak oleh 2 brand pakaian terkenal dan kedua-duanya pula yang menghentikan kontrak dengannya terkait dengan kasus ini. Bukan kasus biasa, kasus kekerasan. Bagaiamana bisa artis professional seperti Kim Dasom melakukan hal seperti ini? Kim Dasom termasuk artis dengan masa trainee lama, hingga 4 tahun. Dan kini ia melakukan hal memalukan seperti itu seenak jidat? Chanyeol tidak habis pikir dengan jalan pikiran Dasom.

Ia memejamkan matanya sembari memijit pelipisnya yang berdenyut hebat. Dan sekelebat pikiran membuat matanya terbuka hingga mencari-cari agendanya.

Benar. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya.

BRAK

Muncullah orang yang paling ditunggu-tunggu sedunia oleh Park Chanyeol, dan ia tidak sabar ingin melayangkan sepatu pantofel mahalnya ke wajah cantik KIM DASOM. Tapi sayangnya ia muncul dengan wajah yang sudah babak belur—sudah diperban—dan dengan itu Chanyeol mengurungkan niatnya.

"Oppa!"

Panggilan macam apa.

Aku ini CEO.

Aku bersusah payah menyandang gelar ini.

Jadi, panggil aku sajangnim.

BUKAN OPPA. AKU BUKAN PACARMU!

Chanyeol hanya berdehem. Kim Dasom mendekati meja Chanyeol dengan tatapan memelas.

"Oppa! Jangan berhentikan aku di serial drama itu, okay?"

Hhh… Ya, kecuali kau adalah simpanan sang sutradara, maka kau bisa melakukannya seenak jidatmu.

"Bagaimana kalau kita bicarakan kasusmu dulu? Setelah selesai, dan proses pengadilan kita akan berkompromi dengan pihak produser, okay?" Pengucapan Chanyeol sangat tenang, dengan senyuman tulus—pasrah—yang membuat Dasom luluh dengan ketampanannya.

Merajuk. Ngambek. Mengomel. Bawel. Berbicara tidak menggunakan otaknya.

Chanyeol sudah sangat hafal dengan kelakuan Dasom. "Baiklah baiklah, kau maunya seperti apa? Kita tidak bisa mengabaikan kasusmu okay? Tapi kita bisa meredakannya."

Dasom hanya memanyunkan bibirnya.

"Kau akan berdamai 'kan dengan Kim Yura?"

"SHIRO!" ia mendelik tajam kea rah Chanyeol.

"Satu-satunya jalan agar bisa meredakan kasusmu adalah dengan membuat pers-confrence , Dasom-ssi. Setelah media mulai melupakan kasusmu, baru kita bisa memulai pengadilan atau kalau kemungkinan baiknya adalah Kim Yura mau diajak berdamai jadi tidak ada meja hijau dan kita bisa melanjutkan dramamu."

Kim Dasom terang saja tidak akan mau berhenti dari serial drama itu. Semua pemain prianya sangat tampan dan juga, ada pria yang ia sukai, Hong Jong Hyun. Ya, yang menjadi suami virtual Kim Yura di We Got Married. Kalian pasti sudah bisa menebak 'kan apa yang menyulut perkelahian ini?

"Kau yang memulai semua ini, jadi kau juga yang harus menyelesaikannya. Tenang saja, kami membantumu, jadi kami mohon kerjasamamu juga." Chanyeol menepuk-nepuk pundak Dasom. Mereka berdua kini bersandar pada meja sang CEO. Kemudian Dasom mengangguk dan tersenyum. Ternyata wajahnya sudah basah sedari tadi. Ketika ia mendongakkan kepalanya, Chanyeol melihat jelas artis unggulannya ini tengah tersenyum dengan lelehan air mata dipipinya. Chanyeol bersyukur karena ia bisa menahan emosinya sedari tadi. Jika ia meledak-ledak seperti kepada pegawai sebelumnya, ia pastikan Dasom bisa 10x lebih meledak dan berakhir menangis di ruangannya.

Dasom setuju dengan tawaran Chanyeol, jadi ia meninggalkan kantor tersebut dan Chanyeol kembali mengutak-atik komputernya.

"Tolong undur pertemuanku dengan—"

"Apa?"

"Hm. Okay, kalau begitu."

Chanyeol menutup telepon dan focus kembali ke layarnya yang menampilkan profil sang diva.

.

.

.

Caramello strawberry cheese ice cream datang ke meja no. 4.

"Aku tidak percaya akan memperbolehkanmu makan ini, Baekhyun-ah."

Si empunya nama hanya tersenyum selebar hatinya yang juga sedang tersenyum kemudian menyantap ice cream yang dipesannya beberapa menit lalu. Mereka berada di café outdoor dengan pemandangan taman dan air terjun yang indah. Ini adalah tempat yang sering dikunjungi oleh Sehun dan Baekhyun saat mereka masih kecil.

"Baek, dulu kau pernah terjatuh disini saat main pedang-pedangan denganku. Kau ingat tidak?" Baekhyun yang sedang menikmati ice creamnya, tersedak—karena tertawa. Astaga tentu saja dia ingat, hidungnya sampai berdarah karena mengenai batu, sementara Sehun dengan bodoh—polos—nya histeris dan hampir menangis melihat Baekhyun yang berlumuran darah, sementara Baekhyun malah tertawa melihat muka Sehun yang demi tuhan terlihat sangat bodoh saat panik.

Baekhyun tertawa, dan Sehun terpana melihatnya.

Sedari tadi, Baekhyun hanya memasang wajah murung, bosan, kesal, dan datar. Tapi sekarang ia membuatnya tertawa, entah hatinya bergetar hebat saat melihat senyuman yang hilang 13 tahun lamanya. Tanpa keduanya sadari, Jessica dengan profesionalnya mengambil foto keduanya.

Ice cream Baekhyun sudah habis. Tapi Baekhyun ingin lagi, Jessica mendelik tajam ke arahnya dan disambut oleh bibir Baekhyun yang manyun 5 cm. "Sudah, tidak apa lah, imo. Pertemuan dengan agencynya kan masih besok. Masih sempat ngegym pagi-paginya, kan?" Sehun membela sang diva.

"Ya. Kalau saja si gendut ini mau bangun pagi dan repot-repot ngegym."

"Yak! aku tidak gendut!" Ya. Lagian mana mungkin perempuan dengan tinggi 167 cm dengan berat 40kg ini gendut? Hell. Malah lebih terkesan kelihatan kurang gizi.

.

.

.

Sehun, Baekhyun dan Jessica berjalan berdampingan menuju mobil. Mereka bersenda gurau seperti sedari tadi, kemudian handphone Jessica berdering. Ia mengisyaratkan Sehun dan Baekhyun untuk duluan ke mobil. Dan suasana canggung menyelimuti mereka. Candaan yang daritadi menghiasi mereka sudah hilang entah kemana, karena Jessicalah yang biasanya memulai candaan tersebut.

Baekhyun mengusap-ngusap lengannya yang tidak tertutup apapun. Ia kedinginan dan sialnya ia mengenakan pakaian yang terbuka. Sehun yang menyadari hal itu, langsung melepas sweaternya, menyisakan kaos putih polosnya—yang sialnya menurut Baekhyun sangat sexy—dan memakaikannya ke Baekhyun. Sweater abu-abu gelapnya menjuntai hampir sepanjang halter yang dikenakan Baekhyun, menambah kesan imut dan Baekhyun terlihat seperti anak kecil karena mengenakan pakaian kebesaran.

"Guys, kurasa ada masalah disini." Alis Baekhyun maupun Sehun bertautan.

"Koper Baekhyun tertinggal di bandara dan aku harus segera kesana mengambilnya."

"Tidak bisa supir saja yang mengambilnya? Kau kan ikut kita ke taman—"

"Harus aku atau kau sendiri yang mengambilnya, Baekhyun. Pihak bandara tidak akan mempercayai siapapun yang mengambilnya kecuali si pemilik dan yah, aku." Baekhyun menghela nafas.

"Kalian jalan-jalan berdua, okay? Aku akan ke bandara dan langsung drop koper Baekhyun di rumah. Selamat bersenang-senang!" Jessica menepuk bahu keduanya kemudian menghilang di dalam taksi.

Hening.

Hening.

Hening.

Jadi, mereka berdua pergi ke taman bermain berdua.

Doakan saja tidak ada yang memulai ciuman.

.

.

.

"Chanyeol-ah!" Chanyeol menoleh ke arah suara saat ia memasuki coffee shop. Ia menghampiri gadis yang memanggilnya tadi, Bae Irene.

"Sudah lama menunggu, hm?" Ucapnya yang disusul dengan ciuman di kening Irene. Irene memejamkan matanya dan menggeleng.

"Sudah pesan makan?" Irene menggeleng lagi dan kemudian menyodorkan buku menu ke Chanyeol.

Makan siang bersama kekasih di tengah siang yang terik dan juga otak yang minta diistirahatkan memang sangat nikmat. Chanyeol sangat menyayangi Irene, karena Irene adalah sosok yang paling bisa menenangkannya. Irene, gadis yang seusia dengannya berprofesi sebagai perancang busana. Gadis mandiri dengan segala talentnya, ia hidup sendiri di kota Seoul sejak menginjak Sekolah Menengah Pertama. Ia teman kuliah Chanyeol, meskipun berbeda jurusan, Chanyeol dan Irene sering bertemu karena berada di club yang sama, yaitu photography. Hubungannya dengan Irene sudah dibilang langgeng, karena hari ini adalah anniversary mereka yang ke-6 alias, mereka sudah 6 tahun berpacaran.

"Ta-da!" Irene menunjukkan 2 tiket taman bermain.

"Kita kesini ya hari ini?" Chanyeol tidak bisa tidak mengembangkan senyumannya dan mengangguk. Ia butuh liburan sebentar. Pekerjaan sungguh membuat otaknya lelah. Jadi ia memutuskan untuk mengindahkan ajakan sang kekasih.

Di mobil, Irene hanya diam, mendengarkan musik dan sesekali bernyanyi. Tangan kirinya ada di genggaman tangan kanan Chanyeol. Ketika lampu merah, mereka akan mengobrol. Hal-hal kecil yang mampu membuat Chanyeol tersenyum. Apapun asalkan berasal dari Irene. Chanyeol juga suka mencuri ciuman dari Irene dan berakhir dengan ciuman panas yang menggairahkan.

.

.

.

Baekhyun suka marry-go-round. Sehun suka rollercoaster.

Jelas sekali mereka tidak bisa naik berdua di setiap wahana, karena apa yang disukai Baekhyun tidak disukai Sehun dan begitupun sebaliknya. Tetapi, Sehun tetap rela menemani Baekhyun naik marry-go-round dan komedi putar. Saat Sehun minta ditemani naik rollercoaster, Baekhyun tidak mau dan Sehun pura-pura marah padanya, dan berakhir dengan Baekhyun yang menangis seusai naik rollercoaster.

Baekhyun makan ice cream straweberry lagi. Sehun yang membelikannya. Baekhyun senang karena bisa makan sepuasnya bersama Sehun dan membeli apapun bersama Sehun. Baekhyun membeli baseball cap hitam dengan gambar alien berwarna hijau ditengahnya, sementara Sehun membeli topi sihir mickey mouse yang berwarna merah. Baekhyun pikir, Sehun sudah banyak berubah sekarang, Sehun tidak lagi menjadi anak yang pendiam, penakut, pemalu, cengeng, dan anti sosial—setidaknya begitulah Sehun 13 tahun lalu. Sehun yang sekarang lebih banyak bergurau, membuka pembicaraan, ia malah terkesan seperti anak idiot yang tidak pernah berhenti tertawa. Namun Baekhyun senang dengan perubahan sang adik, karena ia tidak perlu khawatir lagi dan menjadi sosok yang terbuka.

"Aku tampan, ya?" Tiba-tiba suara Sehun membuyarkan lamunan Baekhyun. Sehun bukannya tidak sadar sedari tadi Baekhyun terus saja menatapnya, ia hanya ingin mengerjai Baekhyun. Baekhyun dan Sehun kini duduk di bangku panjang yang menghadap matahari terbenam.

Sunset in Seoul.

Baekhyun hanya berdehem dan beranjak meninggalkan Sehun yang masih memegangi perutnya karena tertawa. Baekhyun berjalan cepat sampai ia—

"Aw!" ice cream strawberry Baekhyun. Masih penuh. Cherry yang berada dipuncaknya. Yang sangat Baekhyun dambakan. Bahkan Baekhyun menanti-nanti hari dimana ia bisa membeli dan memakannya. Dan hari ini pun tiba. Dan ice creamnya tumpah.

—menabrak seseorang atau mungkin raksasa yang sedang dibawa majikannya ke taman bermain atau mungkin—

"Ice creamku!" Baekhyun salah konteks. Harusnya meminta maaf terlebih dulu baru menangisi ice creamnya. Tapi, just the way you are, Baekhyun.

Kedua orang yang ditabrak oleh Baekhyun tercengang. Terlebih lagi, dengan adegan Baekhyun yang berlutut mengambil sisa ice creamnya yang tumpah. Sementara baju sang pria yang ditabrak Baekhyun sudah berlumuran ice cream strawberry.

"Kau itu kenapa?! Harusnya meminta maaf jangan menangisi ice cream tidak berguna itu!"

Baekhyun mentap sang wanita yang baru saja memarahinya dan mengatai ice creamnya tidak berguna. Pandangan membunuh sang predator yang akan menikam mangsanya.

"YAK! KAU TAHU TIDAK AKU MENUNGGU WAKTU BERAPA LAMA UNTUK MEMAKAN ICE CREAM IN—mpphh"

Sang pahlawan kesiangan baru datang, Oh Sehun. Sehun membekap mulut Baekhyun dengan tangannya.

"Aku minta maaf atas perlakuan kakakku. Sekali lagi aku minta maaf, aku akan membelikanmu—"

"Oh? Jadi ini kakakmu! Kukira dia anak sekolah dasar yang tidak tau sopan santun!"

"Aku mohon dengan sangat, aku minta maaf kepada kalian. Kami akan lebih berhati-hati."

Sementara, pria yang ditabrak oleh Baekhyun hanya tercengang. Hanya menatap Baekhyun dan Sehun yang menjauh pergi.

.

.

.

"Kau tidak apa-apa? Astaga kemejamu sangat kotor." Irene membersihkan ice cream strawberry yang menempel di kemeja Chanyeol, sementara Chanyeol belum bisa mengedarkan pandangannya selain ke arah Baekhyun dan Sehun.

Itu benar-benar Bethany Bea?

.

.

.

TBC

Halo! Perkenalkan saya author baru disini!
Saya mohon kritik dan saran penulisan saya ya! Saya berharap juga bisa akrab sama para readers dan author disini. Panggil aja shime ya! (bacanya shime bukan shimi).
Untuk pertanyaan-pertanyaan bisa ditanyakan dikolom review atau kalau mau pm juga boleh

Have a great day!

27.03.2016